Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI KESEHATAN

‘TUGAS AKHIR’

DISUSUN OLEH

SASKIA PUTRI ANANDA 1711213016

DosenPengampu Mata Kuliah Ekonomi Kesehatan :

dr. Adila Kasni Astiena, MARS

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin makalah ini tidak dapat saya selesaikan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi
Kesehatan dr. Adila Kasni Astiena, MARS., yang telah membimbing saya dalam belajar
dan juga pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi perbaikan
makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa selalu meridhoi segala usaha kita.

Padang, April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
1.1 Pasar Monopolistik........................................................................................................... 4

1.1.1 Pengertian Pasar Monopolistik ................................................................................. 4


1.1.2 Ciri-ciri Pasar Monopolistik ..................................................................................... 4
1.1.3 Tujuan Pasar Beriklan ............................................................................................... 4
1.2 Pasar Monopoli dan Oligopoli ......................................................................................... 4

1.2.1 Pasar Monopoli ......................................................................................................... 4


1.2.2 Pasar Oligopoli.......................................................................................................... 5
1.3 Ciri Industri Kesehatan..................................................................................................... 5

1.4 Konsep Uang .................................................................................................................... 8

1.4.1 Definisi Uang ............................................................................................................ 8


1.4.2 Fungsi Uang .............................................................................................................. 8
a. Fungsi asli ........................................................................................................................ 8

1.4.3 Standar Uang ............................................................................................................. 9


1.5 Dampak Ekonomi Akibat Sakit........................................................................................ 9

1.6 Public Good .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12


1.1 Pasar Monopolistik
1.1.1 Pengertian Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik yaitu bentuk pasar antara persaingan sempurna dengan monopoli.

1.1.2 Ciri-ciri Pasar Monopolistik

Ciri-ciri pasar monopolistik :


- Terdapat banyak penjual
- Barang yang dijual sama tetapi dengan corak yamg berbeda
- Penjual memiliki sedikit kekuasaan untuk mempengaruhi harga
- Masuk ke dalam imdustri/pasar lebih relatif mudah
- Persaingan promosi mellalui iklan sangat aktif

1.1.3 Tujuan Pasar Beriklan

Tujuan pasar beiklan:

- Memberikan penerangan pada konsumen tentang brang yang diproduksinya


- Menerangkan bahwayang dihasilkan merupakan barang yang sangat bagus
- Memelihara hubungan dengan konsumen

Kelebihan iklan:

- Membantu konsumen untuk menentukan pilihan yang lebih baik


- Menggalakan kegiatan memperbaiki mutu barang
- Membantu membiayai perushaan terkait dunia iklan
- Memelihara hubungan baik dengan konsumen

Kelemahan iklan

- Promosi melalui iklan adlah suatu penghamburan biaya


- Tidak selalu memberikan informasi yang benar
- Iklan bukan suatu cara efektif menambah jumlah pekerjaan dalam perkonomian
- Iklan dapat menjadi penghambat supplier untuk masuk ke dalam pasar

1.2 Pasar Monopoli dan Oligopoli


1.2.1 Pasar Monopoli

Pasar adalah lembaga utama untuk memecahkan masalah ekonomi. Pasar meruapakan
tempat interaksi antara permintaan (konsumen) dan penawaran (produsen). Dimana pada
interaksi ini akan menemukan titik equilibrium atau titik keseimbangan penawaran atau
permintaan atau harga pasar.

4
Pasar monopoli yaitu jenis pasar dimana hanya terdapat 1 supplier saja dan supplier ini
menghasilkan barang yang tidak secara dekat mempunyai pengganti (subtitusi)

a. Ciri-Ciri Pasar Monopoli


Ciri-ciri pasar monopoli yaitu:
- Merupakan industri satu firm/supplier
- Tidak mempunyai substitusi yang yang mirip
- Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke pasar
- Dapat menentukan harga
- Promosi-promosi kurang diperlukan

b. Faktor penyebab monopoli


- Perusahaan monopoli mempunyai satu sumber daya tertentu yang unik
- Biaya produksi lebih efisien bila dikelola oleh satu perusahaan
- Kebijakan atau keputusan pemerintah yang memberikan hak monopoli kepada
perusahaan tertentu atau hak paten

1.2.2 Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah jenis pasar dimna sekelompok perusahaan besar yang menguasai
produk yang sejenis.
Ciri-ciri pasar oligopoli
- Barang sama
- Mutual interdependency
- Jumlah penjual sedikit
- Harga jarang berubah

1.3 Ciri Industri Kesehatan

a. Consumer Ignorance

Pasien sangat tergantung kepada penyedia (provider)pelayanan kesehatan. Hal


ini dikarenakan consumer tidak tahu banyak tentang informasi pelayanan kesehatan seperti
jenis penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis pengobatan yang
dibutuhkannya. Dalam hal ini Provider (Dokter) yang menentukan jenis dan volume
pelayanan kesehatan yang perlu dikonsumsi oleh consumer.

b. Supply Induced Demand

5
Supplier (faskes/ dokter) dapat menumbuhkan demand pasien terhadap layanan
yang diberikan.Jika supplier juga menjadi advisormaka akan menimbulkan conflict of
interest. Hal ini berkaitan dengan ciri khusus diatas yaitu asimetri informasi, ketidaktahuan
informasi pada pasien membuat pemberi layanan dapat menumbuhkan demand (keinginan)
klien untuk membeli jasa tersebut. Karena itu, tidak disarankan pemilik/owner/manajemen
ikut serta menjadi advisor/dokter pemberi layanan karena pihak tersebut dapat menawarkan
layanan yang sebenarnya tidak diperlukan oleh klien. Contoh : Penggunaan MRI
tercanggih yang baru saja dibeli RS disarankan oleh dokter kepada pasien dengan keluhan
ringan.

c. Non Profit Motive

Secara ideal memperoleh keuntungan yang maksimal (profit


maximization) bukanlah tujuan utama dalam pelayanan kesehatan.
Pendapat yang dianut adalah “Orang tidak layak memeperoleh keuntungan dari
penyakit orang lain”. Pendapat ini diambil dari buku Health Economics karya Sorkin, Alan
tahun 1977 namun saat ini cirri khusus ini sudah menjadi tidak relevan dikarenakan banyak
institusi kesehatan telah mencantumkan profit sebagai salah satu visi usahanya.

d. Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan investasi

Dalam jangka pendek, upaya kesehatan terlihat sebagai sektor yang


sangat konsumtif, tidak memberikan return on investmentsecara jelas. Oleh sebab itu
sering sekali sektor kesehatan ada pada urutan
bawah dalam skala prioritas pembangunan terutama kalau titik
berat pembangunan adalah pembangunan ekonomi. Akan tetapi
orientasi pembangunan pada akhirnya adalah pembangunan
manusia, maka pembangunan sektor kesehatan sesungguhnya adalah suatu investasi
paling tidak untuk jangka panjang.

e. Pelayanan Kesehatan, Riset dan Pendidikan

Salah satu penyebab sukarnya menentukan harga dari aktifitas pelayanan jasa di
institusi pelayanan kesehatan adalah produk yang dihasilkan didapat dari pendidikan yang
terus menerus diperbaharui serta riset teknologi yang terus dilakukan.

RS harus senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi


SDM baik tenaga medis, paramedis, maupun non medis. Riset dan pendidikan
berkesinambungan adalah hal yang mutlak dilakukan oleh seluruh tenaga, hal ini

6
dituangkan pula pada elemen - elemen Akreditasi RS baik oleh KARS (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit) maupun JCI (Joint Commission International) yang mempengaruhi penilaian
RS.

f. Restriksi Berkompetisi
Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini menyebabkan mekanisme
pasar dalam pelayanan kaesehatan tidak bisa sempurna seperti
mekanisme pasar untuk komodity lain. Dalam mekanisme pasar, wujud kompetisi
adalah kegiatan pemasaran (promosi, iklan dan sebagainya).
Sedangkan dalam sektor kesehatan tidak pernah
terdengar adanya promosi discount atau bonus atau banting harga
dalam pelayanan kesehatan. Walaupun dalam prakteknya hal itu sering juga terjadi
dalam pelayanan kesehatan.
Banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ini, walaupun dalam
banyak hal kerangka ilmu (body of knowledge)nya masih
relatif kecil dibandingkan dengan subdisiplin ekonomi yang lain. Seperti ciri pada
nomor 5 tentang Non Profit Motif, ciri ini juga mulai tidak relevan. Pada praktiknya sudah
banyak RS yang menjual teknologi kedokteran yang update sebagai salah satu cara
meningkatkan pelayanan. Sebagai contoh : Pemeriksaan kehamilan menggunakan USG 4
dimensi telah menjadi tren sehingga orangtua dapat melihat photo anak meski tanpa
indikasi. Hal ini mengakibatkan banyak RS Ibu Anak/Bersalin melakukan investasi
teknologi USG 4 dimensi.
g. Efek Eksternalitas

Terdapat efek eksternal dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Efek eksternal


adalah dampak positif atau negatif yang dialami orang lain
sebagai akibat perbuatan seseorang. Misalnya imunisasi dari
penyakit menular akan memberikan manfaat kepada masyarakat banyak.
Oleh karena itu imunisasi tersebut dikatakan mempunyai social marginal benefityang
jauh lebih besar dari private marginal
benefit bagi individu tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus dapat menjamin
bahwa program imunisasi harus benar-benar dapat terlaksana. Contoh simple lainnya
adalah seseorang mengalami sakit mata. Lingkungan sosialnya akan sangat terganggu dan
khawatir tertular daripada si penderita itu sendiri. Efek eksternalitasnya menjadi sangat
tinggi.

7
1.4 Konsep Uang
1.4.1 Definisi Uang
Pengertian uang dibagi menjadi dua,yaitu:
 Dalam ekonomi tradisional, pengertian uang didefinisikan sebagai alat tukar. Tidak hanya
uang seperti sekarang ini, benda lain seperti emas, perak, bahkan garam pun bisa
dijadikan uang barang. Syaratnya ialah benda itu diterima secara umum oleh seluruh
masyarakat setempat.
 Ilmu ekonomi modern mendefinisikan pengertian uang lebih luas lagi.Bukan hanya
sebagai alat pembayaran jual beli barang, jasa, dan kekayaan lain, melainkan juga
pembayaran utang.Beberapa ahli menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran.

1.4.2 Fungsi Uang

a. Fungsi asli
 Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Dengan menggunakan uang sebagai alat tukar.
Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran
uang.
 Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat
digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat
penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar
pertukaran.
 Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang.
Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas
barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk
digunakan membeli barang dan jasa pada masa mendatang.

b. Fungsi Turunan

8
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi
turunan. Fungsi turunan itu antara lain:
 Uang sebagai alat pembayaran yang sah
 Uang sebagai alat pembayaran utang
 Uang sebagai alat penimbun kekayaan
 Uang sebagai alat pemindah kekayaan
 Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
1.4.3 Standar Uang

1. Standar Emas
– Nilai uang ditentukan sbg unit emas
– Pemerintah membeli dan menjual emas dg harga resmi
– Emas boleh diimpor atau diekspor tanpa batas
Jadi : uang tdk bisa dikendalikan oleh pemerintah, meskipun harga emas resmi dari
pemerintah

2. Incovertible Paper Standar


– Unit moneter tidak dikaitkan pada unit emas
– Pemerintah mengendalikan penjualan emas
– Impor dan ekspor emas dibatasi, harus ada izin dari pemerintah
– Pemerintah mengendalikan peredaran uang
– Banyak negara sekarang mgunakan standar ini

3. Gold Bullion Standar


– Nilai uang dikaitkan dengan nilai unit emas
– Pemerintah memonopoli perdagangan emas
– Ekspor emas sangat dibatasi

1.5 Dampak Ekonomi Akibat Sakit

1. Aspek Ekonomi
a. Berapa besar masalah tsb dlm perspektif epidemiologi
b. Berapa besar kerugian yg diakibatkannya
c. Adakah intervensi yg cost effective (pengobatan & program)
d. Apa manfaat ekonomi dari investasi tsb.
e. Investasi yg diperlukan
Jawaban dari pertanyaan tsb menentukan peringkat prioritas masalah kesehatan

2. Besaran Masalah Kesehatan

9
a. Jumlah penderita TBC terus meningkat
Kasus baru
Kasus lama
b. Kematian akibat TBC : lebih besar dari kematian akibat KLL, pd wanita
kematian akibat TB > kematian akibat kehamilan, melahirkan & nifas
c. 75 % penderita adalah usia produktif
d. Setiap penderita kehilangan waktu produktif 3-4 bln/tahun
e. Sebagian besar penderita adalah penduduk miskin

3. Kerugian Ekonomi
Kerugian ekonomi akibat sakit terdapat 4 hal :
 Health Consumtion Effect
 Social Interaction & Leisure Effect
 Short Term Production Effect
 1. Non market production effect
 2. Market production effect : biaya pengobatan, berkurangnya supply
tenaga kerja
 Long Term Production Effect
 Health Consumtion Effect
Rasa sakit, sedih, termasuk rasa sedih bagi keluarga ketika meninggal dunia
Tidak dapat dihitung dlm nilai uang, hanya dapat diraba rasakan
 Social Interaction & Leisure Effect
Terganggunya kemampuan penderita utk interaksi sosial & menikmati waktu
senggang
Sulit dihitung dlm nilai moneter
 Short Term Production Effect
 1. Non market production effect : berkurangnya kegiatan mengurus
RT
 2. Market production effect : biaya pengobatan, berkurangnya supply
tenaga kerja, dapat berupa:
Kehilangan hari kerja secara temporer
Kehilangan hari kerja secara permanen (meninggal)
Menurunnya produktivitas karena sakit
 Long Term Production Effect
 Akibat penyakit dalam perkembangan kecerdasan & kemampuan
inovatif penduduk serta dampak demografis terhadap konsumsi serta
supply tenaga kerja
 Dampak ekonomi : perlu kalkulasi yang cukup rumit karena dampak
kerugian jangka panjang

10
1.6 Public Good
Pelayanan kesehatan merupakan public good, artinya merupakan alat pemuas
kebutuhan manusia yang pada umumnya penyediaannya dilakukan oleh pemerintah
dengan pertimbangan bahwa barang dan jasa tersebut dibutuhkan oleh orang banyak.
Misalnya: PUSKESMAS, jembatan, jalan raya, WC umum dan sebagainya.

Pelayanan kesehatan merupakan produk dalam bentuk jasa artinya :Pelayanan


kesehatan merupakan setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu
pihak lain, dan pada dasarnya bersifat intangiable (tidak berwujud) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Karateristik dari public good adalah sebagai berikut:

 Dapat digunakan, dikonsumsi, atau dinikmati oleh orang-orang yang walaupun juml
ahnya semakin meningkat, kepuasan masing-masing orang tidak akan berkurang.
 Tersedia untuk setiap orang tanpa dibatasi oleh aturan pembayaran.
 Tidak mungkin disembunyikan dari mereka yang tidak mau membayar
untuk menikmatinya

11
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikro ekonomi. Cetakan ke-15, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta

Rahardja P, Manurung M, Pengantar Ilmu Ekonomi (edisi tiga). Jakarta: Lembaga Penerbit
FEUI, 2008.

Lukman. 2007. “Pengantar Teori Mikro Ekonomi”. Jakarta: UIN Jakarta Press
Asfia, Murni. Ekonomika Makro. 2006. Bandung : Refika Aditama.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. 2014. Jakarta : Raja Grafindo Pers.

Slamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima. LP-FEUI

Anda mungkin juga menyukai