Tim (bagian keandalan dan perawatan) menggunakan FMEA untuk mengevaluasi proses dari
kemungkinan kegagalan dan untuk pencegahan dengan memperbaiki proses secara proaktif,
daripada tindakan terhadap kerugian setelah terjadi peristiwa kegagalan.
FMEA juga digunakan untuk menilai dampak dari perubahan yang diajukan (proposed
change) terhadap proses yang sudah ada
o Background
Mode Kegagalan dan Analisis Efek (FMEA) telah digunakan dalam banyak bidang
terutama untuk menilai risiko kegagalan dan bahaya dalam proses dan untuk
mengidentifikasi sebagian besar bagian-bagian penting untuk perbaikan proses.
o General Instructions
Step One: Select a process to evaluate with FMEA
Penggunaan FMEA sangat baik untuk proses yang tidak terlalu komplek (tidak
banyak sub-proses), jadi pilihlah sub proses yang menjadi perhatian.
Pastikan untuk merekrut anggota tim, yaitu orang-orang yang terlibat pada proses
tersebut (langsung/tidak langsung, keterlibatan penuh atau parsial).
Step Three: Have the team meet together to list all of the steps in the
process
Tim perlu membuat pertemuan untuk mendaftarkan semua kemungkinan kegagalan
dari proses yang diidentifikasi.
Buatlah flowchart untuk mengurutkan problem
Pastikan dan diskusikan dengan anggota tim apakah semua masalah telah
diidentifikasi dengan benar
Step Four: Have the team list failure modes and causes
Daftarkan semua kemungkinan mode kegagalan (apakah ringan, sedang atau besar)
Kemudian dari setiap mode kegagalan, identifikasi semua kemungkinan
penyebabnya
Step Five: For each failure mode, have the team assign a numeric value
(known as the Risk Priority Number, or RPN) for likelihood of
occurrence, likelihood of detection, and severity
Untuk setiap mode kegagalan, tim harus memberikan nilai numeric (disebut dengan
RPN, Risk priority number) untuk kemungkinan (likelihood) kejadian, kemungkinan
deteksi dan besarnya kerugian/keparahan).
Menetapkan RPN membantu para Tim untuk focus pada prioritas dan penentuan
peluang perbaikan.
Untuk setiap mode kegagalan yang telah diidentifikasi, para Tim harus menjawab
beberapa pertanyaan dan memberikan nilai (score) kemungkinan terjadi,
kemungkinan deteksi dan besarnya kerugian/keparahan.
o Nilai Severity
Ranking Criterion of Severity
1 Negligible or no effect
2 Operator will experience minor negative impact on the process
3 Boiler operable and safe but performance degraded
Performance can be severly degraded and maintenance will be
4
needed with next few months
Boiler inoperable, immediate shutdown is needed and major
5
financial support
o Nilai Occurance
Criterion of Occurrence
Possible number of failures within hours of Possible rate of
Ranking
operation occurrence
Failure occurs every 8
1 1 in 70000
years
Failure occurs every 4
2 1 in 35000
years
Failure occurs every 2
3 1 in 17500
years
4 1 in 8500 Failure occurs every year
Failure occurs every 6
5 1 in 4000
months
o Nilai Detection
Ranking Criterion of Detection
1 Desing controls almost certain to detect a potential cause and
5
subsequent failure mode
High chance that desing controls will detect a potential cause and
2
susequent failure mode
A. Penentuan RPN pada Waterwall (diambil satu contoh untuk kegagalan potensial
bocor/pecah)
Pipa Waterwall berfungsi menaikkan temperatur air pengumpan (Feed Water) dalam
rentang 307.9 - 450°C dengan memanfaatkan panas ruang bakar (Furnace). Kegagalan pipa
waterwall dapat menyebabkan penurunan laju kuantitas produksi uap ketel dan dapat menyebabkan
penurunan supplai uap ke steam drum atau pengehentian produksi uap. Tabel 4.1 menyajikan
mode-mode kegagalan potensial dan bobot nilai RPN dari masing-masing mode kegagalan
potensial pipa Waterwall. Perhitungan dan pembobotan nilai RPN akan dideskripsikan
sebagai berikut:
1. Mode kegagalan potensial bocor/pecah pada Waterwall
Mode kegagalan potensial bocor/pecah pada Waterwall merupakan cara
terjadinya kegagalan pada Waterwall yang disebabkan oleh bocor atau pecahnya pipa
Waterwall. Penyebab dari bocor/pecahnya pipa Waterwall sendiri diidentifikasi ke dalam
beberapa penyebab seperti pertumbuhan retak, erosi, korosi, fatik, kelebihan panas dan
kelebihan tekanan. Dampak potensial pecahnya pipa Waterwall yang dipengaruhi dari
tingkat parah atau tidaknya suatu kebocoran antara lain dapat membahayakan operator,
menyebabkan boiler berhenti bekerja dan merusak mesin atau peralatan lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka kegagalan potensial bocor/pecahnya pada pipa
Waterwall di bobot nilai:
a. Severity adalah 5 karena akibat dari kegagalan potensial tersebut maka unit boiler
harus dihentikan dan penghentian proses produksi.
b. Occurrence adalah 3 karena berdasarkan data yang tersedia dari pertengahan tahun
2013 sampai dengan awal tahun 2015 menunjukkan kegagalan kebocoran telah terjadi
setelah setahun beroperasi (setelah periode pengujian
6
B. Analisa RPN
7