Anda di halaman 1dari 16

F.

31GANGGUAN BIPOLAR

Nomor Dokumen: No Revisi: Halaman:


RSUD Arjawinangun
Jl. By Pass Palimanan Jakarta Km 2 No 1
Arjawinangun – Kabupaten Cirebon 45162
Tlp: 0231 358335 Fax: 0231 359090
Ditetapkan oleh:
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
Tanggal Terbit : Direktur RSUD Arjawin
(PPK)

1. PENGERTIAN
Gangguan bipolar merupakan Menurut PPDGJ III, gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan su
ditandai oleh adanya episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan ti
terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (ma
dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Etiologi:

1. Faktor biologi
Hingga saat ini neurotransmitter monoamine seperti norepinefrin, dopamine, serotonin, dan histamin
dan masih diteliti hingga saat ini. Sebagai biogenik amin norepinefrin dan serotonin adalah neurotra
berpengaruh dalam patofisiologi gangguan mood ini.1,3,4
1.1.Norepinefrin
Teori ini merujuk pada penurunan regulasi dan penurunan sensitivitas dari reseptor β adrenergik
ini dibuktikan oleh respon pada penggunaan anti depresan yang cukup baik sehingga mendu
langsung dari system noradrenergik pada depresi. Bukti lainnya melibatkan reseptor β2 presinaps
aktivasi pada reseptor ini menghasilkan penurunan dari pelepasan norepinefrin. Reseptor β2 juga
serotoninergic dan berperan dalam regulasi pelepasan serotonin. 3
1.2.Serotonin
Teori ini didukung oleh respon pengobatan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) dalam
Rendahnya kadar serotonin dapat menjadi factor resipitat depresi, beberapa pasien dengan d
memiliki konsentrasi serotonin yang rendah dalam cairan cerebropinalnya dan memiliki kada
uptake serotonin pada platelet. 3

1
1.3.Dopamine
Selain dari norepinefrin dan serotonin, dopamine juga diduga memiliki peran. Data memperkira
dopamine dapat mengurangi depresi dan meningkat pada mania. Dua teori mengenai dopamin
bahwa jalur mesolimbic dopamine tidak berfungsi terjadi pada depresi dan dopamine resept
keadaan depresi. 3
1.4.Kelainan di otak juga dianggap dapat menjadi penyebab penyakit ini. Terdapat perbedaan ga
kelompok sehat dengan penderita bipolar. Melalui pencitraan magnetic resonance imaging (
emission tomography (PET), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang berk
prefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry 2003 pun mene
kecil pada amygdale dan hippocampus. Korteks prefrontal, amygdale, dan hippocampus merupa
yang terlibat dalam respon emosi (mood dan afek). Penelitian lain menunjukkan ekspresi ol
berkurang pada otak penderita bipolar. Seperti diketahui, oligodendrosit menghasilkan me
membungkus akson sehingga mampu mempercepat hantaran konduksi antar saraf. Bila ju
berkurang, maka dapat dipastikan komunikasi antar saraf tidak berjalan lancar.3
2. Faktor genetik
2.1. Studi pada keluarga. Data dari studi ini mengatakan 1 orang tua dengan gangguan mood, ana
risiko antara 10-25% untuk menderita gangguan mood. Jika kedua orang tuanya menderita ga
kemungkinannya menjadi 2 kali lipat. Risiko ini meningkat jika ada anggota keluarga dari 1 g
daripada kerabat jauh. Satu riwayat keluarga gangguan bipolar dapat meningkatkan risiko un
secara umum, dan lebih spesifik pada kemungkianan munculnya bipolar.1,3
2.2. Studi pada anak kembar. Studi ini menunjukan bahwa gen hanya menjelaskan 50-70% etiologi d
Studi ini menunjukan rentang gangguan mood pada monozigot sekitar 70-90% dibandingkan de
sekitar 16-35%.1,3,4
3. Faktor psikososial
3.1.Stress dari lingkungan dan peristiwa dalam hidup seseorang. Penelitian telah membuktikan
memegang peranan penting dalam Gangguan perkembangan bipolar. Faktor lingkungan yang s
kehidupan psikososial dari pasien dapat menyebabkan stress yang dipicu oleh faktor lingku
menyertai episode pertama dari Gangguan bipolar dapat menyebabkan perubahan biologik otak
Perubahan bertahan lama tersebut dapat menyebabkan perubahan keadaan fungsional berbagai
sistem pemberian signal intraneuronal. Perubahan mungkin termasuk hilangnya neuron dan pen
kontak sinaptik. Hasil akhir perubahan tersebut adalah menyebabkan seseorang berada pada res
untuk menderita Gangguan mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya stressor eksternal.3
4. Faktor kepribadian

2
Tidak ada bukti yang mengindikasikan bahwa gangguan kepribadian tertentu berhubungan den
gangguan bipolar I, walaupun pasien dengan gangguan distimik dan siklotimik berisiko untuk
menjadi depresi mayor atau gangguan bipolar I. Kejadian tiba-tiba yang memicu stress yang k
dari onset episode depresi.

2. Epidemiologi
Saat ini prevalensi gangguan bipolar dalam populasi cukup tinggi, mencapai 1,3-3%. Bahkan prevalensi un
bipolar mencapai 2,6-6,5%. Tujuh dari sepuluh pasien pada awalnya misdiagnosis. Prevalensi antara laki
sama besarnya terutama pada gangguan bipolar I, sedangkan pada gangguan bipolar II, prevalensi pada pe
Depresi atau distimia yang terjadi pertama kali pada prapubertas memiliki risiko untuk menjadi gangguan
KLASIFIKASI
Gangguan mood bipolar I
 Gangguan mood bipolar I, episode manic tunggal
 Gangguan mood bipolar I, episode manik sekarang ini
 Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini
 Gangguan mood bipolar I, episode hipomanik saat ini
 Gangguan mood bipolar I, episode depresi saat ini
 Gangguan mood bipolar I, Episode Yang tidak dapat diklasifikasikan saat ini

Ganggguan Mood Bipolar II


Gangguan Siklotimia

F31 Gangguan Afek bipolar


F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Klinik Hipomanik
F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya

F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT

3
2. ANAMNESIS
Anamnesis medik dilakukan dengan teknik wawancara psikiatrik. Wawancara ini disesuaikan dengan k
pasien dan lingkungan. Jika pasien kooperatif wawancara dilakukan dengan pasien sendiri (autoanam
pengantar/keluarga pasien yang terpercaya (allo/heteroanamnesis). Lama wawancara awal bervariasi antar
tergantung dengan kondisi pasien dan pengantarnya. Wawancara dapat diulang sesuai kebutuhan dan p
pasien.
Untuk mendiagnosis gangguan bipolar episode manik dengan anamnesis yang terdiri dari al
keluarga, saudara, atau teman pasien yang paham kondisi pasien, selain itu autoanamnesis atau anamn
sendiri. Pemeriksaan lain seperti fisik diagnostik, status mentalis, laboratorium, dan radiologi bila diperluka
1. Anamnesis (Alloanamnesis)
a. Riwayat Gangguan Sekarang
Gejala-gejala dari tahap gangguan bipolar episode mania adalah sebagai berikut (Tomb, 20
1. Gembira berlebihan
2. Mudah tersinggung sehingga mudah marah
3. Merasa dirinya sangat penting
4. Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain
5. Penuh ide dan semangat baru
6. Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
7. Seperti mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengar
8. Nafsu seksual meningkat
9. Menyusun rencana yang tidak masuk akal
10. Sangat aktif dan bergerak sangat cepat
11. Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan
12. Menghamburkan uang
13. Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan
14. Merasa sangat mengenal orang lain
15. Mudah melempar kritik terhadap orang lain
16. Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari
17. Sulit tidur
18. Merasa sangat bersemangat, seakan-akan 1 hari tidak cukup 24 jam
b. Riwayat Gangguan Dahulu
Riwayat stress, riwayat melahirkan, riwayat epilepsi, riwayat trauma pasca operasi,
obat antidepresan, alkohol, antikonvulsan, bronkodilator, cimetidin, dekongestan, disu

4
steroid, isoniazid, prokainamid. Selain itu, seorang penderita bipolar disorder ( gang
gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat mas
menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Memiliki keluarga dengan riwayat yang sama. Gen bawaan adalah faktor umu
disorder. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipol
resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengi
maka 50%-75%. anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Kembar identik da
bipolar disorder memiliki resiko tertinggi kemungkinan berkembangnya penyakit ini d
kembar identik. Penelitian mengenai pengaruh faktor genetis pada bipolar disorder perna
melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15%
yang mengalami gangguan bipolar disorder pernah mengalami satu episode gangguan moo
d. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyak
hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam
hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. S
pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan.
gangguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung m
drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan ting
yang dicintai, dipecat.

3. PEMERIKSAAN MENTAL & FISIK


a. Deskriksi Umum atau kesan umum
1. Penampilan : umumnya pasien dalam episode manik penampilannya rapi, menggun
berwarna cerah, terkadang tidak tampak sakit jiwa.
2. Tatapan mata: bias berbinar atau hidup, dan sering mengarah pada orang yang menga
pemeriksa.
b. Sikap : pasien episode manik biasanya kooperatif atau mau bekerja sama dengan pemeriksa, te
c. Tingkah laku : biasanya hiperaktif (aktivitas motorik meningkat), bersemangat, dan terkadang
d. Orientasi
1) Waktu : bisa baik, bisa buruk
2) Orang : bias baik, bisa buruk
3) Tempat: bias baik, bisa buruk

5
4) Situasi : bisa baik, bisa buruk
e. Kesadaran :compos mentis
f. Proses pikiran
1) Bentuk pikir : bisa realistis atau nonrealistik, pada hipomanik, manik tanpa psikosis um
sesuai kenyataan. Sedangkan pada manik dengan gejala psikosis bentuk pikirnya nonre
dengan psikosis mempunyai waham dan atau halusinasi.
2) Isi pikir: terdapat waham atau tidak. Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan k
kali perhatiannya mudah dialihkan
3) Progresi pikir: flight of idea atau penuturan pikiran dan pembicaraan yang meloncat-lo
intonasi bicara keras dan cepat alurnya banyak bicara tidak dapat disela, sirkumta
memutar-mutar.
g. Roman muka: biasanya banyak mimik
h. Afek: terkadang afek inappropriate atau afek tidak sesuai , selain itu pasien manik biasanya eufo
Mereka memiliki toleransi frustasi yang rendah, yang dapat menyebabkan perasaan kemarah
Secara emosional adalah labil, beralih dari tertawa menjadi lekas marah .
i. Gangguan Persepsi : jika nonpsikosis tidak ada halusinasi, tetapi jika psikosis ada halusinasi.
j. Hubungan jiwa: jika non psikosis hubungan jiwa bias masih baik, tetapi jika psikosis umum
cenderung buruk.
k. Perhatian : bias mudah ditarik atau sukar ditarik, dan mudah dicantum atau sukar dicantum.
l. Insight/ tilikan berbeda-beda setiap pasien:
Jenis - jenis tilikan:
1) Tilikan derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya
2) Tilikan derajat 2: ambivalensi terhadap penyakitnya
3) Tilikan derajat 3: menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya
4) Tilikan derajat 4: menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namum tidak memahami
5) Tilikan derajat 5: menyadari penyakitnya dan faktor - faktor yang berhubungan dengan
tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
6) Tilikan derajat 6 (sehat): menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motiv
perbaikan

Terdapat dua pola gejala dasar pada Gangguan bipolar yaitu, episode depresi dan episode mania.2-4
Episode manik/mania

6
Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood yang elasi, ekspansif,
memiliki, secara menetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu
- Grandiositas atau percaya diri berlebihan
- Berkurangnya kebutuhan tidur
- Cepat dan banyaknya pembicaraan
- Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
- Perhatian mudah teralih
- Peningkatan sosial dan hiperaktivitas psikomotor
- Meningkatnya aktivitas bertujuan (social, seksual, pekerjaan dan sekolah)
- Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang matang)
Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengam penderitaan, gambaran psikotik, hospitalisasi untuk m
orang lain, serta adanya Gangguan fungsi sosial dan pekerjaan. Pasien hipomania kadang sulit didiagn
pasien hipomania justru memiliki tingkat kreativitas dan produktivitas yang tinggi. Pasien hipomania tidak
psikotik (halusinasi, waham atau perilaku atau pembicaraan aneh) dan tidak memerlukan hospitalisasi.4,5
Hipomania
Hipomania ialah derajat yang lebih ringan daripada mania, yang kelainan suasana perasaan (mood) da
menetap dan menonjol sehingga tidak dapat dimasukkan dalam siklotimia, namun tidak disertai halusinas
ada ialah peningkatan ringan dari suasana perasaan (mood) yang menetap (sekurang-kurangnya selama be
turut), peningkatan enersi dan aktivitas, dan biasanya perasaan sejahtera yang mencolok dan efisiensi baik f
Sering ada peningkatan kemampuan untuk bergaul, bercakap, keakraban yang berlebihan, peningkatan
pengurangan kebutuhan tidur; namun tidak sampai menjurus kepada kekacauan berat dalam pekerjaan
masyarakat. Lebih sering ini bersifat pergaulan social euforik, meskipun kadang-kadang lekas marah, so
yang tidak sopan dan mengesalkan (bualan dan lawakan murah yang berlebihan).
Konsentrasi dan perhatiannya dapat mengalami hendaya, sehingga kurang bisa duduk dengan tenang
bersantai dan menikmati hiburan; tetapi ini tidak dapat mencegah timbulnya minat dalam usaha dan akti
agak suka menghamburkan uang.4,5

Episode Depresi
Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum di bawah ini : ringan, sedang, dan ber
menderita suasana perasaan (mood) yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya
meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Biasanya ada rasa lelah yang nyata sesud
Gejala lazim lainnya adalah :
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang;

7
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
c. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada episode tipe ringan sekali pun
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
f. Tidur terganggu;
g. Nafsu makan berkurang.4.5
Episode Campuran
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi yang terjadi secara bersama
tereksitasi (lebih sering mood disforik), iritabel, marah, serangan panic, pembicaraan cepat, agitasi, mena
insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar dan kadang-kadang bingung. Kadang-
berat sehingga memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai gam
mengganggu fungsi personal, social dan pekerjaan.4,5

Siklus Cepat
Siklus cepat yaitu bila terjadi paling sedikit empat episode – depresi, hipomania, atau mania – dalam s
dengan siklus cepat jarang mengalami bebas gejala dan biasanya terdapat hendaya berat dalam hubunga
pekerjaan.4,5

Siklus Ultra Cepat


Mania, hipomania, dan episode depresi bergantian dengan sangat cepat dalam beberapa hari. Gejala dan
bila dibandingkan dengan siklotimia dan sangat sulit diatasi.4,5

Sindrom Psikotik
Pada kasus berat, pasien mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik yang paling sering yaitu :4,5

-
Halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)
-
Waham
Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania sedangkan waham nihilistic terjadi p
Ada kalanya simtom psikotik tidak serasi dengan mood. Pasien dengan gangguan bipolar sering didiagnosis
Ciri psikotik biasanya merupakan tanda prognosis yang buruk bagi pasien dengan Gangguan bipolar. Fak
dihubungkan dengan prognosis yang buruk seperti: durasi episode yang lama, disosiasi temporal antara
gejala psikotik, dan riwayat penyesuaian social pramorbid yang buruk. Adanya ciri-ciri psikotik yang memi
yang penting, pasien dengan symptom psikotik hampir selalu memerlukan obat anti psikotik di samping an
mania atau mungkin memerlukan terapi antikonvulsif untuk mendapatkan perbaikan klinis.4,5

8
4. DIAGNOSIS
Keterampilan wawancara dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis. Informasi dari keluarga sangat d
ditegakkan berdasarkan kriteria yang terdapat dalam DSM-IV atau ICD-10. Salah satu instrumen yang da
mengidentifikasi symptom Gangguan bipolar adalah The Structured clinical Interview for DSM-IV (SCID
Examination (PSE) dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi simptom sesuai dengan ICD-10.4,6

F31 Gangguan Afek bipolar


 Gangguan ini bersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek
aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan
(mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi da
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik bia
tiba-tiba dan berlangsug antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsu
rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua
seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lainnya (adanya
untuk penegakan diagnosis).7
 Termasuk: gangguan atau psikosis manik-depresif.
Tidak termasuk: Gangguan bipolar, episode manik tunggal (F30).
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Klinik Hipomanik
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (F30); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik , depresif, atau campur
F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik (F30.1); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau campura
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik (F30.2); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campura
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan (F32.0) atau pun sed
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lam
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik

9
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lam
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikot
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran dimasa lam
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran
 Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan depresif yang tercam
dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresif yang sama-sama mencolok selama masa t
penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu); dan
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lam
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi
 Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini, tetap
sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan
kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran).7
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya

F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT


Gangguan Bipolar pada Anak-anak
Kebanyakan kasus gangguan bipolar didiagnosis pada usia dewasa, tetapi penelitian membuktikan b
yang didiagnosa dengan depresi sebenarnya menderita gangguan bipolar. Anak-anak dengan gangguan bip
diberikan “label” tertentu yang dapat membuat mereka terhindar dari pergaulannya. Anak-anak tersebut
menderita gangguan kecemasan dan juga Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD).7
Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 b
cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi satu tahun kecu
lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma
stress tidak esensial untuk penegakan diagnosis)
Episode manik terdiri dari :
a. Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik (F31.0)
Pedoman diagnostik gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik (F31.0)
Untuk menegakkan diagnostik pasti:
1) Episode yang sekarang harus memenuhi kiteria hipomania (F30.0)
2) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, deprsif, atau
lampau.

10
Pedoman diagnostik hipomania (F 30.0)).
1) Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F 30.1) afek yang meninggi atau berubah
aktivitas, menetap selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut, pada suatu d
yang bertahan melebihi apa yang digambarkan bagi siklotima (F34.0) dan tidak disertai hal
2) Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang sesuai dengan diagno
tetapi bila kekacauan itu berat atau mnyeluruh maka diagnosis mania harus ditegakkan.
b. Gangguan afektif bipolar, episode kini tanpa gejala psikotik (F31.1)
Pedoman diagnostik gangguan bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik menurut PPD
1. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik (F30.1)
2. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, ata
lampau).
Pedoman diagnostik F30.1 mania tanpa gejala psikotik:
1. Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya satu minggu, dan cukup berat sampai m
atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yan biasa dilakukan.
2. Perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berl
kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran dan terlalu o
c. Gangguan afektif bipolar, episode kini dengan gejala psikotik (F31.2)
Pedoman diagnostik gangguan bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik menurut PP
1. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik (F30.2
2. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, ata
lampau).
Pedoman diagnostik F30.2 mania dengan gejala psikotik :
1. Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1 (mania tanpa psikot
2. Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham
dan kecurigaan menjadi waham kejar, waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek t

5. DIAGNOSIS BANDING
Gangguan bipolar 1
Ketika pasien dengan gangguaan bipolar 1 memiliki episode depresif, diagnosis bandingnya sama d
dipertimbangkan untuk diagnosis gangguan depresif berat. Meskipun demikian, ketika seorang pasien a
diagnosis bandingnya mencakup gangguan bipolar 1, gangguan bipolar II, gangguan siklotimik, ga
disebabkan keadaan medis umum, gangguan mood yang diinduksi zat. Untuk gejala manik, gnagguan ke
histrionic, dan antisosial, memerlukan pertimbangan khusus.

11
Skizofrenia, terdapat kesulitan klinis dalam membedakan episode manik dengan skizofrenia. Wala
banding mungkin dapat ditegakkan dengan sedikit pedoman klinis. Keriangan, elaso, dan mood yang dapat
pada episode manik dibandingkan skizofrenia. Kombinasi mood manik, bicara cepat, dan bertekanan serta
berat ke diagnosa episode manik. Awitan pada episode manik sering cepat dan disrasakan sebagai perub
paseien sebelumnya. Setengah dari pasien dengan gangguan bipolar 1 memiliki riwayat keluarga dengan g
katatonik mungkin merupakan fase depresif gangguan bipolar 1. Ketika mengevaluasi pasien dengan ka
teliti mencari riwayat episode manik atau depresif dan mencari riwayat gangguan mood didalam keluarga.
Keadaan medis, berlawanan dengan gejala depresif, yang ada pada hampir semua gangguan ps
lebih khas, walaupun gejala tersebut dapat ditimbukan oleh kisaran luas keadaan medik dan neurologis s
depresan juga dapat dikaitkan dengan cetusan mania pada sejumlah pasien.

Gangguan bipolar II
Diagnosis banding pasien yang sedang dievaluasi untuk gangguan mood harus mencakup gangguan m
psikotikm serta gangguan ambang. Pembedaan antara gangguan depresif berat dengan gangguan bipolar
gangguan bipolar II bertumpu pada evaluasi klinis episode lir-mania. Klinisi tidak boleh keliru antara eutimia
kronis dengan episode hipomanik atau manik. Pasien dengan gangguan kepribadian ambang sering mengaal
yang berat, serupa dengan pasien gangguan bipolar II, karena episode multiple gejala gangguan mood yang

6. PENATALAKSANAAN TERAPI

Keberhasilan dalam pengendalian dan pencegahan kambuhnya gangguan bipolar didasari oleh pe
mood jangka panjang serta pencegahan
berlanjutnya episode mania dan depresi
Mood stabilizer
Pilihan pertama yang digunakan dalam mengobati gangguan bipolar ialah mood stabilizer sepert
karbamazepin dan lamotrigin. Secara umum penggunaan litium dalam fase pemeliharaan lebih unggul dib
dan lamotrigin.
Antipsikotik
Semua antipsikotik atipikal memiliki beberapa efikasi untuk gangguan bipolar karena adan
Antipsikotik yang digunakan diantaranya risperidone, olanzapine, quetiapine, ziprasidone, aripipraz
asenapine. Monoterapi olanzapine efektif dan relatif aman dalam mengobati pasien yang tidak merespo
terhadap litium, asam valproatee dan/atau karbamazepin, serta dua atau lebih antipsikotik.
Antidepresan

12
Penggunaan antidepresan sebagai monoterapi berkaitan dengan peningkatan resiko episode mania
Namun, tidak terdapat adanya resiko episode mania pada pasien yang menggunakan antidepresan bersa
stabilizer. Antidepresan trisiklik seperti imipramine dan despiramine memiliki tingkat respon setara at
komparatornya seperti fluoxetine, paroxetine dan bupropion. Namun, terapi dengan antidepresan trisikl
peningkatan perubahan episode mood menjadi mania atau hipomania.

13
Psikoterapi
Sedikit data yang menguatkan keunggulan salah satu pendekatan psikoterapi dibandingk
terapi gangguan mood masa anak-anak dan remaja. Tetapi, terapi keluarga adalah diperlukan untuk m
tentang gangguan mood serius yang dapat terjadi pada anak-anak saat terjadinya stress keluarga yan
psikoterapetik bagi anak terdepresi adalah pendekatan kognitif dan pendekatan yang lebih terarah d
dibandingkan yang biasanya digunakan pada orang dewasa. Karena fungsi psikososial anak yang terde
terganggu untuk periode yang lama, walaupun setelah episode depresif telah menghilang, intervensi ketera
panjang adalah diperlukan. Pada beberapa program terapi, modeling dan permainan peran dapat mem
keterampilan memecahkan masalah yang baik. Psikoterapi adalah pilihan utama dalam pengobatan depres
Beberapa jenis psikoterapi yaitu :7,13
- Cognitive behavioral therapy (CBT) membantu penderita gangguan bipolar untuk mengubah po
negative.

14
- Family-focused therapy melibatkan anggota keluarga. Terapi ini juga memfokuskan pada komuni
masalah.
- Interpersonal and social rhythm therapy membantu penderita gangguan bipolar meningkatkan hub
orang lain dan mengatur aktivitas harian mereka.
- Psychoeducation mengajarkan pada penderita gangguan bipolar mengenai penyakit yang mereka d
penatalaksanaannya. Terapi ini membantu penderita mengenali gejala awal dari episode baik ma
sehingga mereka bisa mendapatkan terapi sedini mungkin.3

Pendidikan dan Pencegahan


Pencegahan primer dapat dilakukan apabila diketahui bahwa dalam keluarga terdapat yang m
ini, maka diharapkan pasien dan atau keluarganya melakukan antisipasi.Pencegahan sekunder yaitu b
gangguan ini, diharapkan tetap berkonsultasi dengan dokter yang merawat, mengikuti anjuran unruk mengk
anjuran.3,13,14

7. EDUKASI

a. Pentingnya kontrol dan minum obat teratur jangka panjang untuk pencegahan kekambuhan
b. Pentingnya identifikasi dan melaporkan efek samping obat jangka pendek dan panjang
c. Pentingnya melibatkan keluarga dan lingkungan sebagai support system dan melawan stigm

8. PROGNOSIS

a. Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam


b. Quo Ad Functionam: dubia ad bonam
c. Quo Ad Sanationam: Dubia ad malam

9. KEPUSTAKAAN

1. NIMH. Bipolar disorder [Internet]. 2010. Diunduh dari: http://www.nimh.nih.gov/health/


disorder/complete-index.shtml

2. Margaret Chan. Psychosis and Bipolar disorder, bab II and III in mhGAP Intervention Guide for
and substance use disorders in non-specialized health settings. Version 1.0. Switzerland: World H
2008. p 18-30.
3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan dan sadock Buku ajar psikiatri klinis. Edisi 2. Jakarta: Penerit Buk
85.

15
4. Rusdi M. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokte
Atmajaya; 2001.
5. Roxanne DE. Bipolar disorder (mania) [Internet]. 2011 http://www.medicinenet.com/bipolar_diso

6. Kegawatdaruratan bipolar. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/77881152/Afektif-Bipolar; 4


7. Bipolar disorder. National Institute of Mental Health. http://www.nimh.nih.gov/health/
disorder/complete-index.shtml. Accessed Nov. 2, 2011.
8. Bipolar disorders. The Merck Manuals: The Merck Manual for Healthc
http://www.merckmanuals.com/professional/psychiatric_disorders/mood_disorders/bipolar_disord
Accessed Nov. 2, 2011.
9. Mood disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-IV-TR. 4th
American Psychiatric Association; 2000. http://www.psychiatryonline.com. Accessed Nov. 3, 201

16

Anda mungkin juga menyukai