EDUKASI
DI
KRATON YOGYAKARTA
KEGIATAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Bagus Ferdiansyah
Fanni Agista
Jatinangor,oktober 2018
Mengetahui/Mengesahkan:
KEPALA SEKOLAH
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya maka
kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL). Manfaat dan
tujuan dari peyusunan laporan PPL ini diharapkan bisa bermanfaat untuk menambah
wawasan. Shalawat serta salam mari kita curah limpahkan pada junjunan kita Nabi
Muhammad SAW, para keluarganya, sahabatnya dan sampai kita selaku umatnya.
PPL ini bertujuan untuk membantu siswa memaksimalkan potensi mereka. Dalam
laporan ini kami menyajikan data-data yang berkaitan dengan kegiatan Praktik Pengenalan
Lapangan (PPL) edukasi yang kami laksanakan di Keraton Yogyakarta. Kami menyadari
bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan untuk itu sangat diharapkan
masukan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Selama pelaksanaan PPL sampai dengan selesai ini, kami banyak menerima bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan
ucapan terima kasih banyak kepada :
1.Bapak Drs. Yoyo Sunaryo,M.Pd selaku kepala sekolah SMK Bhakti Sejahtera
Jatinangor
2.Ibu Cahyani Sella Nurpadilah S,Farm.Apt Selaku Kepala Program Kegiatan PPL
3.Ibu Siti Ela Halimah S.Pd selaku Pembimbing kegiatan Edukasi
4.Seluruh Guru dan Staf SMK BSJ jatinangor yang telah membimbing dan rekan-
rekan seperjuangan yang telah mendukung demi menyelesaikan laporan ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan Kunjungan Edukasi………………………….1
B. Maksud dan Tujuan Kegiatan Edukasi………………………………....1
C. Manfaat Kegiatan Kunjungan Edukasi…………………………………2
D. Tempat Kegiatan Kunjungan Edukasi………………………………….2
E. Waktu Kegiatan Kunjungan Edukasi…………………………………...2
BAB 5 PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………13
B. Saran …………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
Kami memperoleh pengetahuan dari kraton yogyakarta yang dimana disana adalah
tempat sultan sultan dan adat istiadat di kratos tersebut mempelajari beberapa peninggalan
peninggalan yang ada disana.
D. Tempat Kegiatan Kunjungan Edukasi
Kraton Yogyakarta
Jln.Rotowijayan 1,55133,Indonesia
A.Pengertian Umum
Keraton adalah tempat memerintah atau tempat tinggalnya seorang raja dan ratu.
Keraton adalah sebuah istana yang memiliki arti keagamaan, filsafat, dan kulturil (
kebudayaan ).
Kraton Yogyakarta ini memiliki baanyak arti. Arsitektur bangunan nya, letak
bangsal - bangsal nya, ukiran - ukiran nya, hiasan nya, sampai pada warna gedung-gedung
nya pun mempunyai arti. Semua yang terdapat disini seakan - akan memberi nasihat
kepada kita untuk cinta dan menyerahkan diri kita kepada tuhan yang Maha Esa, berlaku
sederhana dan tekun, berhati - hati dalam tingkah laku kita sehari-hari dan lain-lain.
Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah arsitek dari bangunan Keraton ini. Kompleks
Kraton terletak di tengah - tengah ,daerah Kraton membentang antara sungai code dan
sungai winanga, dari utara ke selatan, dari tugu sampai krapyak. Nama kampung -
kampung jelas memberi bukti kepada kita, bahwa ada hubungan nya antara penduduk
kampung itu dengan tugasnya di Kraton pada waktu dahulu, misalnya : gandekan : tempat
tinggal gandek-gandek (koerier) dari Sri sultan, wirobrajan tempat tinggal prajurit - prajurit
wirobraja, pasindenan tempat tinggal pesinden - pesinden (penyanyi - penyanyi) Kraton.
Daerah Kraton terletak di hutan garjitawati, dekat desa bringin dan desa pacetokan.
Karena daerah ini di anggap kurang memadai untuk membangun sebuah Kraton dengan
benteng nya, maka aliran sungai code di belokan sedikit ke timur dan aliran sungai
winanga sedikit ke barat.
B. Tugas dan Fungsi Kraton
FUNGSI KRATON
A. Pada masa sebelum kemerdekaan republik indonesia.
Sebagai tempat tinggal raja-raja dan keluarganya
Sebagai pusat pemerintahan
Sebagai pusat kebudayaan dan pengembangannya
B. Pada masa kemerdekaan rapublik imdonesia
Sebagai objek wisata dan pengembangan ilmu pengetahuan
Sebagai museum perjuangan bangsa
Visi:
Menjadi pusat yang peduli dan secara proaktif berperan dalam penyelamatan
dunia dari kerusakan, mendukung Visi keraton Yogyakarta Hamemayu Hayuning
Bawono.
Misi:
Mengembangkan berbagai konsep dan teknologi yang mendukung
pembangunan berkelanjutan, serta mengimplementasikannya dengan berbasis
komunitas.
BAB III
Keraton Yogyakarta sempat mengalami gempa hingga dua kali pada tahun 1876
dan tahun 2006 yang sempat melumpuhkan Kota Yogya. Pada awalnya, lokasi Kraton
saat ini adalah daerah rawa yang bernama Umbul Pacethokan, kemudian dibangun
menjadi sebuah pesanggrahan Ayodya. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat
peristirahatan raja dan keluarganya.
SARANA
Salah satu sarana di kraton yogyakarta adalah tempat beristirahatnya
pengunjung yang disediakan banyak kursi untuk menonton pertunjukan musik
gamelan, juga tersedia tourguide untuk para wisatawan.
PRASARANA
Gerbang kraton yogyakarta salah satu bangsal untuk menyimpan gamelan di
kraton yogyakarta.
Halaman 3 yaitu halaman srimanganti ada bangsal - bangsal trajumas untuk
main musik.
Arga Hanijingko Rabolo yaitu lambang kebaikan yang menjaga pintu gerbang
Dono Pratoko.
C. Program Unggulan
Program unggulan yang di sebut adalah menjadi tempat edukasi atau wisata lokal
maupun internasional.
D.Struktur Organisasi
1" Ingkang Sinuhun : saat ini dijabat oleh Sri Sultan HB X"
2 Sri Palimbangan : siapa saja yang diminta oleh sultan untuk memberikan saran dan
pertimbangan dari berbagai masalah yang berkaitan dengan keadaan keraton.
3. Pandhite Aji : siapapun yang diminta oleh sultan untuk memberikan usul, saran dan
pertimbangan berdasarkan kajian yang berkaitan dengan masalah agama, adat, seni,
budaya, ekonomi, politik, hukum dan sosial. biasanya para ahli berasal dari luar kraton.
8. Golongan : Kumpulkan para abdi dalem yang mempunyai pekerjaan atau tanggung
jawab yang sama. Penggolongan ini bermaksud untuk menjalankan pekerjaan yang teknis
operasional sifatnya.
Semua abdi dalem mengenakan pakaian yang sama dan menjalankan tugas tanpa
mengenakan alas kaki.
E. Award/penghargaan
F. Status
Kebiasaan umum (adat istiadat), kepercayaan, seni, pandangan hidup, pendidikan dan
sebagainya saling tumpah tindih, bercampur dan hanya membentuk suatu gradasi yang
kabur sebagai contoh seni arsitektur bangunan kraton tidak lepas dari konsep " Raja Bung
Binathara" (raja yang agung yang dihormati bagaikan dewa) yang merupakan pandangan
hidup masyarakat yang juga menjadi bagian dari sistem kepercayaan (penghormatan
kepada dewa / tuhan).
G. Sumber Daya
Yang menjaga tempat edukasi extour guide Abdi dalem bertugas sebagai pelaksanaan
operasional pada setiap organisasi di kraton, abdi dalem juga merupakan "abdi karya" andi
budaya adalah orang bisa dan mampu memberi suri tauladan bagi masyarakat luas. Abdi
dalem harus bisa menjadi contoh kehidupan di masyarakat, bertindak berdasarkan unggah-
unggah dan paham akan krama. Oleh karena itu, senyum yang selalu merekah, ramah dan
sopan santun yang tinggi merupakan hal yang selalu ditujukan oleh para abdi dalem kraton
yogyakarta.
Ciri khas abdi dalem kraton yogyakarta terletak pada pakaian-pakaian atau busana
khas abdi dalem disebut pranakan. Pranakan berasal dari kata 'diper-anak-kan' artinya
menjadi abdi dalem akan di anggap seolah-olah satu saudara yang dilahirkan oleh seorang
ibu. Semua abdi dalem pakaiannya sama dan menjalankan tugas tanpa mengenakan alas
kaki. Oleh karena itu, abdi dalem wanita tidak boleh memakai perhiasan. Semua ini
bertujuan untuk meniadakan perbedaan antara simiskin dan sikaya, sehingga semua andi
dalem setara kedudukannya. Disamping itu, di dalam kraton, abdi dalem dipanggil dengan
sebutan "kanca" yang berarti teman atau saudara.
Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton beserta desain dasar lanskap
kota tua Yogyakarta diselesaikan tahun 1755-1756. Bentuk istana yang tampak sekarang
sebagian besar merupakan hasil pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan
Hamengku Buwono VIII (bertahta tahun 1921-1939).
Tata ruang
Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di utara
sampai di Plengkung Nirboyo di selatan. Sekarang, bagian - bagian utama dari keraton
Yogyakarta adalah Gapura Gladag-Pangurakan, Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan
Utara) dan Masjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan), Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti
Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler, Kompleks Sri Manganti, Kompleks
Kedhaton, Kompleks Kamagangan, Kompleks Kamandhungan Kidul, Kompleks Siti
Hinggil Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil) dan Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan)
dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gading.
Gladhag-Pangurakan
Untuk masuk ke dalam kompleks Keraton Yogyakarta dari arah utara ada Gapura
Gladhag dan Gapura Pang uraian yang terletak persis beberapa meter di sebelah
selatannya. Kedua gerbang ini tampak seperti pertahanan yang berlapis. Pada zamannya
konon Pangurakan merupakan tempat penyerahan suatu daftar jaga atau tempat pengusiran
dari kota bagi mereka yang mendapat hukuman pengasingan/pembuangan.
di tengah-tengahnya terdapat sepasang pohon beringin yang diberi pagar yang disebut
dengan Waringin Sengkeran/Ringin Kurung (beringin yang dipagari). Kedua pohon ini
diberi nama Kyai Dewadaru dan Kyai Janadaru. Pada zaman dahulu alun alun lor ini
digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara dan upacara seperti upacara garebeg dan
lain sebagainya. Tetapi sekatang tempat ini sering di gunakan acara yang melibatkan
masyarakat seperti konser musik, kampanye dan sebagainya.
Kompleks Pagelaran
Kamandhungan Lor
Di selatan Siti Hinggil terdapat lorong yang membujur ke arah timur-barat. Dinding
selatan lorong merupakan dinding Cepuri dan terdapat sebuah gerbang besar, Regol
Brojonolo, sebagai penghubung Siti Hinggil dengan Kamandhungan. Di sebelah timur dan
barat sisi selatan gerbang terdapat pos penjagaan. Gerbang ini hanya dibuka pada saat
acara resmi kerajaan, untuk masuk ke komplek ini melalui pintu Gapura keben disisi Timur
dan barat. Komplek ini sering di sebut keben karena di halamannya di tanami banyak
pohon keben.
Sri Manganti
Kedhaton
Bagian pertama adalah Pelataran Kedhaton dan merupakan bagian Sultan. Bagian
selanjutnya adalah Keputren yang merupakan bagian istri (para istri) dan para puteri
Sultan.
Pada hari jum'at tepatnya pada tanggal 19 oktober 2018 pada pukul 09:30 kami tiba
di keraton. Lalu kami di beri tahu jika ingin memotret harus ijin dulu akhirnya kami bayar
Rp. 1000 dan di beri kartu hijau untuk memotret bangunan- bangunan atau benda benda
penting yang ada disana , kami di bimbing oleh bimbingan yang ada di keraton lalu kami
mengelilingi tempat tempat dan diberi penjelasan atas tempat tersebut.
D. PENYELESAIAN MASALAH
Dapat memperluas informasi dari buku yang dapat dibeli di keraton .Juga Dapat
memperluas informasi lain dan mengembangkan informasi yang kita dapat melalui
Internet.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan yang telah disusun bahwa Kraton
Yogyakarta adalah tempat bersemangat ratu-ratu pada zaman pemerintahan Sri Sultan
Hamengkubuwono ke 1. Selain itu keraton juga sebagai tempat pusat pemerintahan dan
pusat kebudayaan. Dimasa sekarang keraton digunakan sebagai objek wisata dan museum
perjuangan bangsa.
B. SARAN
Saran yang dapat kita berikan sebaiknya untuk yang bertugas menjelaskan mengenai
pebgenalan keraton lebih diperlambat intonasinya supaya lebih dimengerti dan mudah
dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
http://pengabdian.ugm.ac.id/rce/visi-misi-dan-tujuan/
http://historyfileon.blogspot.com/2011/04/arti-dan-fungsi-kraton.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keraton_Ngayogyakarta_Hadiningrat
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.2 Piagam penetapan dan amanat seripaduka ingkang sinuwun kandjeng sultan