Kausalitas
Kausalitas
TINJAUAN PUSTAKA
Sir Austin Bradford Hill pada tahun 1965 menerbitkan 9 faktor yang dapat
digunakan untuk mengkaji kausalitas penyakit dan KLB penyakit. Berikut
sepuluh konsep kausalitas penyakit yang sudah dikembangkan dan
diperbaharui.
1. Konsistensi
Jika variabel,faktor/peristiwa yang sama muncul dan muncul lagi dalam
keadaan yang berbeda dan memiliki hubungan yang berulang yang sama
dengan penyakit.
Contoh : pada penyakit Kuru di Papua Nugini dimana penduduk asli tanpa
memandang pria, wanita atau usianya yang selalu memakan otak kerabatnya
yang sudah meninggal akan memperlihatkan gejala penyakit Kuru.
2. Kekuatan
Jika hubungan menunjukkan faktor tertentu menyebabkan beberapa penyakit
atau KLB penyakit lebih mungkin terjadi akibat keberadaan satu faktor
dibandingkan keberadaan faktor atau peristiwa lain dan penyakit itu terjadi
dalam tahap yang lebih parah/dalam jumlah yang lebih besar. (hasil
pengamatan dr.john snow dalam epidemi kolera tahun 1854 memperlihatkan
bahwa semakin banyak bakteri kolera yang ada, semakin parah penyakit yang
diderita atau semakin besar kemungkinan terkena penyakit.
3. Spesifitas
Jika hubungan sebab akibat dari suatu KLB berhubungan secara khusus
dengan satu atau dua penyakit yang saling berkaitan. Hubungan sebab akibat
itu memang memiliki kemampuan untuk mengahasilkan hubungan negatif
sejati, yang dalam sebuah KLB, pengkajian sebab akibat difokuskan pada
mereka yang tidak terjangkit penyakit. Kelompok masyarakat dalam populasi
selama KLB berlangsung tampaknya termasuk dalam mereka yang tidak
terkena penyakit dan dikategorikan sebagai populasi yang tidak terkena
penyakit.
Dalam sebuah studi tentang kanker paru, hampir semua bukan perokok
ditetapkan tidak mengidap kanker paru.
4. Hubungan Waktu
Jika hubungan sebab akibat suatu kejadian atau pajanan secara logis terjadi
sebelum penyakit atau kondisi berkembang, faktor waktu dipertimbangkan.
Contoh : gigitan nyamuk terjadi sebelumnya dan mengakibatkan malaria.
5. Koherensi
Contoh : koherensi dalam istilah yang ada pada awalnya dipakai untuk
menunjukkan hubungan dan bagaimana hubungan itu seharusnya sejalan
dengan riwayat alamiah penyakit dan fakta yang diketahui tentang penyakit
misalnya makan daging ayam mentah yang secara alamiah sering terjadi
kontaminasi bakteri salmonella menyebabkan keracunan makanan
salmonellosis.
6. Sensivitas
Jika terjadi KLB, apakah analisis sebab akibat mengandung kebenaran dan
apakah pengkajian memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dengan
benar bahwa mereka yang sakit karena penyakit pada kenyataannya memang
sakit akibat penyebab yang dicurigai. Contoh : kelompok buruh menjalani
screening kanker paru. Sejumlah 50% kasus mengidap kanker paru dan
disimpulkan bahwa kanker paru berhubungan dengan merokok. Investigasi
selanjutnya mengungkap bahwa 80% pekerja yang mengidap kanker paru
bekerja dalam sebuah gedung yang terisolasi oleh asbestos selama 3 tahun.
Setelah menjalani pemeriksaan asbestosis, dipastikan bahwa kanker paru
berhubungan dengan pajanan asbestos.
7. Biologis/Medis
Jika hubungan didasarkan pada virilitas patogen atau faktor risiko dan pada
kemampuannya untuk menyebabkan penyakit atau suatu kondisi (hubungan
respon dosis) serta tingkat kerentanan pejamu, hubungannya adalah kausal
(orang yang tidak divaksinasi dipajankan pada poliovirus dan kemudian akan
memperlihatkan gejala awal penyakit).
8. Plausabilitas (Kelogisan)
Hubungan harus dibuktikan sebagai hubungan kausal dan didasarkan pada
ilmu pengetahuan biologis, kedokteran, epidemiologi dan pengetahuan
ilmiah.analisis logis yang didasarkan pada pengetahuan yang baru jangan
sampai mencampuri atau membatasi kesimpulan kausal yang jelas dan masuk
akal. Contoh : konsumsi air yang mengandung bibit penyakit kolera akan
menyebabkan munculnya penyakit kolera.
9. Eksperimen dan Penelitian
Pengetahuan dan kesimpulan tentang hubungan sebab akibat yang didasarkan
pada penelitian dan eksperimen menambah bukti pendukung subtansial dan
bobot sifat kausal dari hubungan tersebut. Contoh : demonstrasi ekperimental
yang memperlihatkan bahwa cacar dapat dicegah melalui imunisasi.
10. Faktor Analogi
Jika hubungan yang sama ternyata bersifat kausal dan memperlihatkan
hubungan sebab akibat, transfer pengetahuan harus berguna dan secara
analogis hubungan tersebut dapat dievaluasi sebagai hubungan kausal.
Contoh : pengamatan historis bahwa vaksinasi dengan cowpox dapat
mencegah smallpox.
2.2. UNSUR PENYEBAB PENYAKIT
Pada umumnya, kejadian penyakit disebabkan oleh berbagai unsur yang secara
bersama-sama mendorong terjadinya penyakit. Namun demikian, secara dasar unsur
penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua bagian utama yakni:
Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal terjadinya penyakit, dengan ketentuan
bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya.
Pada penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur
penyebab kausal ini dapat dibagi dalam 5 kelompok utama.
5. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang bertalian dengan kejadian
penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab
ini belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit,
bahkan sekelompok ahli lebih menitikberatkan kejadian penyakit pada
unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-hati terhadap
faktor kehidupan sosial yang bersifat nonkausal serta lebih menampakkan
diri dalam hubungannya dengan proses kejadian penyakit maupun
gangguan kejiwaan.
a. Dilihat dari kemestian adanya: ada sebab yang mesti (necessary cause)
dan sebab yang menjadikan (sufficient cause).
Sebab yang mestinya (necessary cause) adalah suatu keadaan bila tidak
ada maka akibatnya pun tidak ada.tetapi dengan adanya akibat sebab itu tidak
harus terjadi. contoh: api menyebabkan adanya kebakaran rumah.tanpa adanya
api kebakaran rumah tidak harus terjadi.
b. Dilihat dari jaraknya dengan akibat: ada sebab yang langsung (dekat)
ada sebab yang jauh.
Ada sebab yang satu menimbulkan akibat yang satu juga seperti: terlau
tegang mengakibatkan pingsan, tekanan darah tinggi menyebabkan penyakit
struk.dan sebagainya. Ada juga sebab yang satu menyebabkan akibat yang
banyak,contoh: kemiskinan bisa menyebabkan kelaparan, kekafiran,
pencurian, kebodohan, pelacuran, dan sebagainya. Ada juga sebab yang
banyak menyebabkan akibat yang satu, contoh: keracunan, tertembak,
penyakit livers, sars. kesemuanya ini menyebabkan akibat yang satu yaitu
kematian.
Macam-macam kausalitas :
1) produksi,
2) Necessary causa,
4) kausa probabilistic,
5) counter factual
1. Produksi
Sesuatu yang menciptakan atau menghasilkan akibat. Kausa
dipandang sesuatu yang memproduksi hasil..
4. Kausal probabilistic
Merupakan factor yang meningkatkan probabilitas terjadinya
akibat. Menurut definisi probabilistic kejadian suatu penyakit
pada seseorang dapat disebabkan karena kemungkinan
(peluang). Definisi probalistik kausasi lebih inklusif dari pada
definisi kausa komponen mencukupi sebab mampu
menjelasakan konsep kausa yang diperlukan dan mencukupi.
5. Kontra factual
Setiap orang berbeda antara satu dan laiinya dalam banyak hal.
Skuen waktu memainkan peranan yang penting untuk
terjadinya perubahan.