Anda di halaman 1dari 21

FORDIS M2 KB3

DYNA PURNAMA ALAM (19020618410259)


SOAL NOMOR 1
1. Eksperimen momen inersia yang sesuai pada benda tak beraturan sebagai berikut:
Pertanyaan Pengantar

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Apa itu pusat gravitasi?


1. Menentukan pusat gravitasi
a. Potong karton secara tidak beraturan, lalu tempelkan karton ke
salah satu ujung statif dan pasang tali beserta pemberat seperti
gampang disamping. Untuk menentukan pusat gravitasi putar
karton agar berputar samapai berhenti. Menandai posisi tali
sepanjang karton. ( Menandai titik bagian bawah posisi tali
sepanjang karton dengan cara menggunakan penggaris dan balpoin
untuk menandainya). Ulangi sampai tiga kali percobaan dengan
tepi karton yang berbeda-beda ke satu ujung statifnya.
b. Apa yang kalian amati?

(kata kunci: Pusat gravitasi)

1
c. Tempatkan pensilmu di titik pusat gravitasi. Coba buat posisi karton seimbang dengan
melibatkan titik hasil perpotongan. Dapatkah kamu melakukannya? ......... Sekarang tusuk
pensil di titik tersebut (pusat gravitasi) dan putar kartonnya. Katon seharusnya mudah untuk
berputar. Apakah hal ini memberi tahu kita distribusi berat dari karton sekitar pusat
gravitasi?

d. Dengan titik pusat gravitasi di kartonmu dan menyimpannya tepat di posisi ujung meja
dengan cara mendorong secara perlahan-lahan. Apa yang terjadi pada pusat gravitasi setiap
yang kamu lakukan?

2
2. Menentukan pusat gravitasi objek dalam keadaan setimbang
Ada sebuah objek menyerupai menara pisa yang kelihatannya tidak
setimbang namun sebenarnya setimbang. Mari bereksperiment dengan
2” × 8” karton model menara pisa, tentukan pusat gravitasi.
Gantungkan tali dan pemberat disalah satu titik karton menara pisa.
Sandarkan buku depan karton menara pisa yang diibaratkan dinding.
Pertama simpan buku sesuai posisi seperti digambar yang kedua ubah
posisi buku yang berbeda. Apa kesimpulan yang kamu dapatkan?

3. Aplikasi:
a. Potong karton seperti gambar disamping.
Tentukan pusat gravitasi kemudian buat benda
tersebut berdiri tegak. Kenapa tidak bisa berdiri
tegak?

b. Gunakan pengetahuanmu, dapatkah kamu menentukan


bagaimana caranya untuk mendapatkan sudut antara
jalan dan menara pisa?

3
c. Kesetimbangan bola
Lihatlah gambar disamping. Kenapa bola
ditepi meja tidak setimbang?

Buatlah analisis percobaan yang telah kamu lakukan!

Buatlah kesimpulan percobaan yang telah kamu lakukan!

4
AYUNAN FISIS
Tanggal Percobaan :
Nama :
Kelas :
Sistematika : Judul, Tujuan, Landasan Teori, Alat dan Bahan, Langkah-Langkah Percobaan, Data
Pengamatan, Analisis Data, Daftar Pustaka.

1. TUJUAN PERCOBAAN
a. Memahami proses ayunan fisis.
b. Menentukan percepatan gravitasi dengan menggunakan ayunan fisis.
c. Menentukan grafik hubungan antara momen inersia dengan periode.

2. LANDASAN TEORI
Sembarang benda tegar yang digunakan sehingga benda dapat berayun dalam bidang
vertical terhdap sumbu yang melalui benda tersebut dinamakan bandul fisis. Bandul fisis
merupakan perluasan dari bandul sederhana yang hanya terdiri dari tali tak bermassa yang
digantumgi sebuah partikel tunggal. Pada kenyataannya semua benda yang berayun adalah
bandul fisis.

x1
xpm
x2

Gambar 1. Penentuan Pusat Massa

Koordinat titik berat

x0 
w xn n
y0 
w y
n n

w n
w n

5
Mengingat gaya berat w = mg sedangkan nilai g tergantung pada posisi tempat
benda dalam medan gravitasi, mka sebenarnya titik berat benda tidak sama dengan pusat
massa. Akan tetapi, hampir semua persoalan mekanika hanya menyangkut benda –
benda berukuran kecil dibandingkan dengan jarak yang dapat memberikan perubahan
nilai g yang signifikan. Maka nilai g dapat dianggap seragam atau sama pada seluruh
bagian benda. Oleh karena itu, titik berat atau titik pusat massa dapat dianggap sebagai
satu titik yang sama. Dengan demikian, koordinat titik pusat massa ( xp m, yp m) dapat kita
turunkan dari koordinat titik berat benda sebagai berikut:

m1 gx1  m2 gx 2  m3 gx3  ...  mngxn


xpm  x 0 
m1 g  m2 g  m3 g  ...  mng
(m1 x1  m 2 x 2  m3 x 3  ...  mnxn ) g

(m1  m 2  m3  ...  mn ) g

m1 x1  m 2 x 2  m3 x 3  ...  mnxn

m1  m 2  m3  ...  mn


m x n n

m n

Dengan cara yang sama diperoleh:

m1 y1  m 2 y 2  m3 y 3  ...  mnyn
ypm  y 0 
m1  m 2  m3  ...  mn


m y n n

m n

Mengingat pada alat percobaan yang akan digunakan untuk menentukan pusat
massa ayunan fisis terdiri dari dua massa benda yaitu massa silinder keeping logam dan
massa batang maka persamaannya akan menjadi:

x1m1  x 2 m 2
xp m 
m1  m 2

Dengan m1 : massa batang

m2 : massa silinder keeping logam

6
ypm : 0, dikarenakan benda simetris dan sumbu simetrinya melewati
titik y = 0 atau sumbu x.

Kita pilih sebagai bandul fisis adalah benda pipih dengan bentuk tak beraturan dipasak
pada sumbu tanpa gesekan yang melalui P. Benda dalam posisi seimbang jika dalam keadaan
pusat massa benda C terletak vertikal di bawah P. Jarak dari pasak ke pusat massa adalah d.
Momen kelembaman benda terhadap sumbu yang melalui pasak adalah I. Massa benda adalah
M. Jika benda disimpangkan dari posisi

seimbangnya sebesar sudut Ө yang disebabkan oleh komponen tangensial gaya garvitasi
adalah
τ = - Mgd sin Ө (1.30)

P Gambar 1.7. Bandul fisis yang berupa benda pipih dengan

ө
pusat massa C, dipasak di P dan disimpangkan dengan
d sudut ϴ dari posisi seimbangnya. Torka pemulih
c disebabkan oleh berat Mg.
ө Jika simpangan kecil, maka berlaku pendekatan yang
sangat baik sin Ө ≅ Ө, sehingga untuk amplitudo kecil,
Mg τ = - Mgd Ө

atau

τ = -ĸӨ

dengan

ĸ= Mgd

Tetapi

𝑑²Ө
τ = Iα = I 𝑑𝑡²

Sehingga

d²Ө 𝜏 ĸ
dt²
=𝐼=-𝐼Ө

Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan amplitude kecil adalah
7
𝐼 𝐼
T = 2π√ĸ = 2π √𝑀𝑔𝑑

(Fenomena Gelombang, hal 15)

Menentukan percepatan gravitasi dengan ayunan fisis

Benda tegar bermassa M berbentuk sembarang

O digantung pada poros tetap di titik O yang berjarak

L Ө L dari pusat massa (pm), diberi simpangan kecil


dengan sudut simpangan Ө terhadap garis vertical,
Pm kemudian dilepas sehingga berayun dengan
periode T.

Mg

Gambar Penentuan Percepatan Gravitasi

Untuk sudut simpangan kecil, gerak ayunan fisis dapat dianggap gerak harmonis anguler, dengan
persamaan simpangan sudutnya :

Ө = Өm cos ωt (M-2.3)

Dengan Өm : simpangan sudut maksimum.

MMomen gaya pemulihnya terhadap poros O adalah :

τ = -MgL sin Ө (M-2.4)

Untuk sudut Ө kecil, maka sin Ө Ө (dengan Ө dalam radian)

Menurut hukum II Newton untuk gerak rotasi :

𝑑²Ө
τ=Iα=I 𝑑𝑡²
Ө = -I ω2Ө (M-2.5)

dengan I : momen ineria, α: percepatan sudut, dan Ө: posisi sudut .

Dari persamaan (M-2.4) dan (M-2.5) akan diperoleh:

Menurut teorema sumbu sejajar, momen inersia I besarnya :

I = Ipm + ML2
8
Dengan Ipm : momen inersia terhadap sumbu putar melalui pusat massa, dan L: jarak antara sumbu
putar terhadap pusat massa.

Dengan demikian persamaan (M-2.6) menjadi :

𝐼𝑝𝑚+𝑀𝐿²
T = 2π √
𝑀𝑔𝐿

Jika T1 adalah periode ayunan dengan jarak antara O terhadap Pm adalah L1 dan T2 adalah periode
ayunan dengan O terhadapPm adalah L2, maka percepatan gravitasi dapat ditentukan dengan
mengeliminasi Ipm dari T1 dan T2, dan hasilnya adalah sebagai berikut :

(𝐿2 2 −𝐿1 2 )
g = 4π² (𝐿 2 2
2 𝑇2 )−(𝐿1 𝑇1 )

(Panduan Praktikum Fisika Dasar 1,hal 24-26)

3. ALAT DAN BAHAN


1. Ayunan fisis yang terdiri dari batang logam berlubang-lubang dengan dua keeping
logam berbentuk silinder yang dapat disekerupkan ke batang logam.
2. Benda tegar
3. Benda tak beraturan
4. Mistar
5. Poros penggantung
6. Stopwatch
7. Neraca

4. LANGKAH KERJA
1. Memasang bandul (keping silinder) pada batang homogen.
2. Menentukan letak pusat massa ayunan fisis.
3. Menggantungkan benda benda homogen pada salah satu porosnya.
4. Mengukur panjang dari poros ke pusat massa (L).
5. Memberi simpangan kecil kemudian dilepaskan hingga berayun.
6. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 10 kali ayunan.
7. Mengulangi langkah 3-6 untuk poros-poros yang lain.
8. Mengulangi langkah 1-7 di atas untuk benda tak beraturan.

9
5. DATA PENGAMATAN
1. Menggunakan Batang Homogen
Diketahui :
mbatang : 1335 gr
msilinder : 3337 gr
x1 : 58.5 cm
x2 : 84.3 cm

𝑥1 . 𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 + 𝑥2 . 𝑚𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑥𝑝𝑚 =
𝑚1 + 𝑚2
35940.6
𝑥𝑝𝑚 = = 76.92 𝑐𝑚
4672
𝑥𝑝𝑚 = 0.7692 𝑚
No L (m) N (kali) t(s) T(s) T2 (s2)
1 0.735 17.28 1.728 2.986
2 0.64 16.20 1.620 2.624
3 0.545 15.34 1.534 2.353
10
4 0.466 14.62 1.462 2.137
5 0.395 13.90 1.390 1.932
6 0.34 13.36 1.336 1.784

2. Menggunakan benda tak beraturan


Massa benda = 110.8 gram
No L (m) N (kali) t(s) T(s) T2 (s2)
1 0.123 9.82 0.982 0.962
2 0.127 9.76 0.976 0.953
3 0.178 9.90 0.990 0.980
10
4 0.187 10.35 1.035 1.071
5 0.195 10.48 1.048 0.011
6 0.212 10.30 1.030 0.011

10
6. ANALISIS DATA
1. Menentukan percepatan gravitasi
Menggunakan ralat grafik :
(𝐿2 2 −𝐿1 2 )
𝑔 = 4𝜋 2 (𝐿 2 −𝐿 𝑇 2
2 𝑇2 1 1

𝑔 (𝐿2 𝑇22 − 𝐿1 𝑇12 ) = 4𝜋 2 (𝐿22 − 𝐿21 )


Dengan (𝐿2 2 − 𝐿1 2 ) sebagai sumbu-x pada grafik dan (𝐿2 𝑇2 2 − 𝐿1 𝑇1 2 ) sebagai
sumbu-y pada grafik.

No Poros (𝐿22 − 𝐿21 ) (𝐿2 𝑇22 − 𝐿1 𝑇12 )


1 1 dan 2
0.04 0.16
2 1 dan 3
0.10 0.39
3 1 dan 4
0.18 0.68
4 1 dan 5
0.29 1.07
5 1 dan 6
0.42 1.59
6 2 dan 3
0.06 0.23
7 2 dan 4
0.14 0.52
8 2 dan 5
0.25 0.92
9 2 dan 6
0.38 1.43
10 3 dan 4
0.08 0.29
11 3 dan 5
0.19 0.68
12 3 dan 6
0.32 1.20
13 4 dan 5
0.11 0.40
14 4 dan 6
0.24 0.91
15 5 dan 6
0.13 0.52
Tabel perhitungan (𝐿22 − 𝐿21 ) dan (𝐿2 𝑇22 − 𝐿1 𝑇12 )

Mencari nilai tan αo, α1,α2


 Menggunakan pasangan data ke 11 dan 13
(𝐿2 𝑇2 2 − 𝐿1 𝑇1 2 )
𝑡𝑎𝑛 𝛼0 =
(𝐿2 2 − 𝐿1 2 )
0,68 − 0,40
𝑡𝑎𝑛 𝛼0 =
0,18 − 0,11
0,28
𝑡𝑎𝑛 𝛼0 =
0,07
𝑡𝑎𝑛 𝛼0 = 4

11
 Menggunakan pasangan data ke 3 dan 13
(𝐿2 𝑇2 2 − 𝐿1 𝑇1 2 )
𝑡𝑎𝑛 𝛼1 =
(𝐿2 2 − 𝐿1 2 )
0,69 − 0,40
𝑡𝑎𝑛 𝛼1 =
0,18 − 0,11
0,29
𝑡𝑎𝑛 𝛼1 =
0,07
𝑡𝑎𝑛 𝛼1 = 4,14

 Menggunakan pasangan data ke 12 dan 13


(𝐿2 𝑇2 2 − 𝐿1 𝑇1 2 )
𝑡𝑎𝑛 𝛼2 =
(𝐿2 2 − 𝐿1 2 )
1,20 − 0,40
𝑡𝑎𝑛 𝛼2 =
0,32 − 0,11
0,80
𝑡𝑎𝑛 𝛼2 =
0,21
𝑡𝑎𝑛 𝛼2 = 3,81

Menghitung nilai g0,g1,g2


4𝜋 2
 𝑔0 = tan 𝛼 𝑚⁄𝑠 2
0
2
4𝜋 𝑚
𝑔0 = ⁄𝑠 2
4
𝑔0 = 9,87 𝑚⁄𝑠 2
4𝜋 2
 𝑔1 = 𝑡𝑎𝑛 𝛼 𝑚⁄𝑠 2
1
2
4𝜋 𝑚
𝑔1 = ⁄
4,14 𝑠 2
𝑔1 = 9,54 𝑚⁄𝑠 2
4𝜋 2
 𝑔2 = tan 𝛼 𝑚⁄𝑠 2
2
4𝜋 2 𝑚
𝑔2 = ⁄
3,81 𝑠 2
𝑔2 = 10,36 𝑚⁄𝑠 2

12
Menghitung nilai ∆𝐠
|g −g |+|g −g |
∆g = 0 1 2 0 2 m⁄s2
0,33+0,49 m
∆g = ⁄s 2
2
0,82
∆g = 2 m⁄s2
∆g = 0,41 m⁄s2

Menghitung nilai ∆𝒕𝒂𝒏


 ∆ tan 𝛼1 = |tan 𝛼0 − tan 𝛼1 |
∆ tan 𝛼1 = |4 − 4,14|
∆ tan 𝛼1 = 0,14
 ∆ tan 𝛼2 = |tan 𝛼0 − tan 𝛼2 |
∆ tan 𝛼2 = |4 − 3,81|
∆ tan 𝛼2 = 0,19

∆ tan 𝛼1 +∆ tan 𝛼2
 ∆ tan 𝛼0 = 2
0,14 + 0,19
∆ tan 𝛼0 =
2
0,33
∆ tan 𝛼0 =
2
∆ tan 𝛼0 = 0,17

Menghitung Kesalahan Relatif dan ketelitian


∆𝑡𝑎𝑛𝛼0
 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑥 100%
𝑡𝑎𝑛𝛼0

0.17
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑥 100%
4
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 0.0425 𝑥 100%
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 4.25 %

 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓

𝐾𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 4.25%


𝐾𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 95.75 %

Menghitung kesesatan dan ketepatan


 Kesesatan :
|𝑔𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 − 𝑔𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 |
𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛 = x 100 %
𝑔𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

13
|9,87 − 9,8|
𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛 = x 100 %
9,8
0,07
𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛 = x 100 %
9,8
𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛 = 0,71 %

 Ketepatan :
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 100 % − 0,71 %
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 99,29 %

2. Grafik hubungan momen inersia dengan periode


Dari percobaan diperoleh nilai percepatan gravitasi sebesar 𝑔 = (9,87 ± 0,41) 𝑚⁄𝑠 2
sehingga nilai momen inersia dapat ditentukan dari persamaan

MgLT2
I=
4π2

Massa bendatak beraturan = 110.8 gram

a. Percobaan 1
MgLT 2
I=
4π2

0,1108 x 9,87 x 0,123 x 0,96 kg


I= ⁄ 2
4π2 m
kg
I = 3,27 x 10−3 ⁄m2
b. Percobaan 2
MgLT 2
I=
4π2
0,1108 x 9,87 x 0,127 x 0,95 kg
I= ⁄ 2
4π2 m
kg
I = 3,34 x 10−3 ⁄m2
c. Percobaan 3
MgLT 2
I=
4π2

0,1108 x 9,87 x 0,178 x 0,98 kg


I= ⁄ 2
4π2 m
kg
I = 4,83 x 10−3 ⁄m2

14
d. Percobaan 4
MgLT 2
I=
4π2

0,1108 x 9,87 x 0,187 x 1,07 kg


I= ⁄ 2
4π2 m
kg
I = 5,54 x 10−3 ⁄m2

e. Percobaan 5
MgLT 2
I=
4π2

0,1108 x 9,87 x 0,195 x 1,10 kg


I= ⁄ 2
4π2 m
kg
I = 5,94 x 10−3 ⁄m2
f. Percobaan 6
MgLT 2
I=
4π2

0,1108 x 9,87 x 0,212 x 1,06 kg


I= ⁄ 2
4π2 m
kg
I = 6,22 x 10−3 ⁄m2

Grafik Hubungan Momen Inersia


dengan Periode
1.06
1.05
1.04
1.03
Periode

1.02
1.01
1
0.99
0.98
0.97
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007
Momen Inersia

15
7. PEMBAHASAN
Pada percobaan ayunan fisis kami menggunakan 2 buah benda, yaitu
mengggunakan benda homogen dan benda yang tak beraturan dalam hal ini benda
tak

beraturan menggunakan bahan kertas karton. Sebelum kami melakukan percobaan


kami menentukan pusat massa untuk benda homogen terlebih dahulu yaitu dengan
persamaan
𝑥1 𝑚1 + 𝑥2 𝑚2
𝑥𝑝𝑚 =
𝑚1 + 𝑚2

Sedangkan untuk benda tak beraturan kami menentukan pusat massa dengan mencari titik
perpotongan antar poros. Pada percobaan ini kami menggunakan variasi panjang poros ke
titik pusat massa (L).
1. Menentukan Percepatan gravitasi
Untuk menentukan besarnya percepatan grafitasi dengan menggunakan ayunan fisis,
kami menggunakan benda homogen. Benda homogen yang digunakan mempunyai
massa seberat 4672 gr, terdiri dari batang lurus dan batang silinder. Pada percobaan
untuk menentukan percepatan gravitasi ini kamu gunakan variasi panjang L sebanyak
6 kali. Untuk menentukan besarnya percepatan grafitasi kami menggunakan persamaan
(𝐿2 2 − 𝐿1 2 )
𝑔 = 4𝜋 2
(𝐿2 𝑇2 2 − 𝐿1 𝑇1 2
Dari data percobaan yang kami dapatkan, kami analisis menggunakan ralat grafik maka
menghasilkan percepatan grafitsi sebesar 𝑔 = (9,87 ± 0,41) 𝑚⁄𝑠 2 dengan kesalahan

relatef sebesar 4.25 % dan ketelitian mencapai 95.75 % .


2. Menentukan grafik hubungan antara momen inersia dengan periode.
Pada percobaan untuk menentukan grafik hubungan antara momen inersia dengan
periode kami menggunakan benda yang tak beraturan. Sama seperti pada menentukan
percepatan grafitasi, kami menggunakan variasi panjang L yang dilakukan sebanyak 6
kali. Untuk menentukan besarnya momen inersia kami menggunakan persamaan
MgLT 2
I=
4π2
Kemudian kami analisis dan bentuk grafik antara besarnya momen inersia dengan
periode ternyata dapat disimpulkan bahwa semakin besar periode maka momen inersia
juga akan semakin besar. Jadi dalam hal ini dapat dikatakan periode sebanding dengan
momen inersia.
16
8. SIMPULAN
1. Percepatan grafitasi bumi dapat dihitung dengan persamaan

2
(𝐿2 2 − 𝐿1 2 )
𝑔 = 4𝜋
(𝐿2 𝑇2 2 − 𝐿1 𝑇1 2
Bedasarkan percobaan ayunan fisis dengan benda homogen diperoleh besarnya
percepatan gravitasi adalah 𝑔 = (9,87 ± 0,41) 𝑚⁄𝑠 2 dengan kesalahan relatef sebesar

4.25 % dan ketelitian mencapai 95.75 % .


2. Mencari nilai momen inersia pada batang tak beraturan dapat dihitung dengan
persamaan
MgLT 2
I=
4π2
3. Semakin besar periode maka momen inersia juga akan semakin besar atau periode
berbanding lurus dengan momen inersia.

9. DAFTAR PUSTAKA
Khanafiyah Siti dan Ellianawati.2013.Fenomena Gelombang.Semarang:H2O Publishing.
Tim Dosen Fisika Dasar 1.2012.Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar 1.
Semarang:UNNES.

17
SOAL NOMOR 2
2. Pertunjukan sirkus seringkali terdapat peragaan kesetimbangan, salah satunya berjalan di
atas seutas tali yang cukup panjang sambil membawa tongkat panjang yang dipegang oleh
kedua tangannya secara mendatar. Namun dengan keadaan seperti itu pemain sirkus tetap
menjaga kesetimbangannya dan tidak terjatuh. Konsep fisika yang mendasari peragaan
para pemain sirkus tersebut akan dibahas berikut ini:
Kesetimbangan
Kesetimbangan pada benda terjadi apabila gaya dan torsi pada benda nol, maka
benda tidak akan mengalami perubahan gerak maupun rotasi. Benda yang bergerak dengan
kecepatan konstan memiliki momentum linier konstan. Artinya tidak ada gaya total yang
bekerja pada benda itu atau total gaya bernilai nol. Apabila benda bergerak dengan
kecepatan sudut konstan maka momentum sudut benda kontsn, kita bisa segera
berpendapat torsi total pada benda itu adalah nol. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑ 𝐅 = 𝟎 (Resultan gaya sama dengan nol)
∑ 𝛕 = 𝟎 (Resultan torsi sama dengan nol)
Torsi/Momen Gaya (𝛕)
Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau
torsi. Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi)
adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda
sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi. Besarnya momen gaya (torsi)
tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya.
Jika ingin membuat sebuah benda berotasi, maka harus memberikan momen gaya pada
benda tersebut. Torsi merupakan besaran vektor. Torsi adalah hasil perkalian silang
antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan :

𝝉=𝑭𝒙𝒓

Dimana 𝜏 = Torsi (Momen Gaya) dengan satuan Nm

F = Gaya yang bekerja dengan satuan N

r = Jarak dengan satuan m

Namun ketika gaya yang di berikan pada benda dengan arah miring atau
membentuk sudut, seperti gambar berikut

18
Maka persamaannya akan berubah menjadi :

⃗ 𝐬𝐢𝐧 𝜽
⃗ = 𝒓𝑭
𝝉

Momen Inersia (I)


Momen Inersia adalah ukuran kelembaman (resistansi) sebuah partikel terhadap
perubahan kedudukan atau posisi dalam gerak rotasi. Atau bisa di definisikan sebagai
hasil kali partikel massa dengan kuadrat jarak tegak lurus partikel dari titik poros. Secara
matematis dapat tulis :
𝑰 = 𝒎 . 𝒓𝟐
Dimana I= Momen Inersia (kg/𝑚2 )
𝑚 = Massa Benda (kg)
𝑟 2 = Jarak (m)

Besaran momen inersia dari beberapa benda :

Benda Poros Gambar Momen inersia

Batangsilinder Poros melalui pusat

Batang silinder poros melalui ujung

Silinder
Melalui sumbu
berongga

19
Silinder pejal Melalui sumbu

Silinder pejal Melintang sumbu

Bolapejal Melaluidiameter

Melalui salahsatu garis


Bola pejal
singgung

Bola berongga Melalui diameter

20
Pada kasus pemain sirkus seperti gambar dibawah dapat berjalan diatas tali dan
membawa tongkat jelas karena resultan torsi sama dengan nol. Posisi poros tongkat
pemain sirkus melalui pusat agar torsi disebelah kanan dan kiri sama besar dan beda
arah yang menghasilkan resultan torsinya sama dengan nol. Sedangkan kita ketahui
pemain sirkus tersebut harus menggunakan tongkat yang panjang, ini kaitannya
dengan konsep momen inersia. Kita ketahui momen inersia dipengaruhi oleh masa
dan kuadrat jaraknya. Semakin panjang suatu tongkat maka momen inersianya
semakin besar/tingkat kelembaman mempertahankan suatu bendanya besar.
Sehingga dengan tongkat yang sangat panjang mempermudah untuk
menyeimbangkan postur tubuhnya tanpa harus bergerak berlebihan pada postur
tubuhnya sendiri cukup mengubah-ubah tongkat secara perlahan.

21

Anda mungkin juga menyukai