1
c. Tempatkan pensilmu di titik pusat gravitasi. Coba buat posisi karton seimbang dengan
melibatkan titik hasil perpotongan. Dapatkah kamu melakukannya? ......... Sekarang tusuk
pensil di titik tersebut (pusat gravitasi) dan putar kartonnya. Katon seharusnya mudah untuk
berputar. Apakah hal ini memberi tahu kita distribusi berat dari karton sekitar pusat
gravitasi?
d. Dengan titik pusat gravitasi di kartonmu dan menyimpannya tepat di posisi ujung meja
dengan cara mendorong secara perlahan-lahan. Apa yang terjadi pada pusat gravitasi setiap
yang kamu lakukan?
2
2. Menentukan pusat gravitasi objek dalam keadaan setimbang
Ada sebuah objek menyerupai menara pisa yang kelihatannya tidak
setimbang namun sebenarnya setimbang. Mari bereksperiment dengan
2” × 8” karton model menara pisa, tentukan pusat gravitasi.
Gantungkan tali dan pemberat disalah satu titik karton menara pisa.
Sandarkan buku depan karton menara pisa yang diibaratkan dinding.
Pertama simpan buku sesuai posisi seperti digambar yang kedua ubah
posisi buku yang berbeda. Apa kesimpulan yang kamu dapatkan?
3. Aplikasi:
a. Potong karton seperti gambar disamping.
Tentukan pusat gravitasi kemudian buat benda
tersebut berdiri tegak. Kenapa tidak bisa berdiri
tegak?
3
c. Kesetimbangan bola
Lihatlah gambar disamping. Kenapa bola
ditepi meja tidak setimbang?
4
AYUNAN FISIS
Tanggal Percobaan :
Nama :
Kelas :
Sistematika : Judul, Tujuan, Landasan Teori, Alat dan Bahan, Langkah-Langkah Percobaan, Data
Pengamatan, Analisis Data, Daftar Pustaka.
1. TUJUAN PERCOBAAN
a. Memahami proses ayunan fisis.
b. Menentukan percepatan gravitasi dengan menggunakan ayunan fisis.
c. Menentukan grafik hubungan antara momen inersia dengan periode.
2. LANDASAN TEORI
Sembarang benda tegar yang digunakan sehingga benda dapat berayun dalam bidang
vertical terhdap sumbu yang melalui benda tersebut dinamakan bandul fisis. Bandul fisis
merupakan perluasan dari bandul sederhana yang hanya terdiri dari tali tak bermassa yang
digantumgi sebuah partikel tunggal. Pada kenyataannya semua benda yang berayun adalah
bandul fisis.
x1
xpm
x2
x0
w xn n
y0
w y
n n
w n
w n
5
Mengingat gaya berat w = mg sedangkan nilai g tergantung pada posisi tempat
benda dalam medan gravitasi, mka sebenarnya titik berat benda tidak sama dengan pusat
massa. Akan tetapi, hampir semua persoalan mekanika hanya menyangkut benda –
benda berukuran kecil dibandingkan dengan jarak yang dapat memberikan perubahan
nilai g yang signifikan. Maka nilai g dapat dianggap seragam atau sama pada seluruh
bagian benda. Oleh karena itu, titik berat atau titik pusat massa dapat dianggap sebagai
satu titik yang sama. Dengan demikian, koordinat titik pusat massa ( xp m, yp m) dapat kita
turunkan dari koordinat titik berat benda sebagai berikut:
m1 x1 m 2 x 2 m3 x 3 ... mnxn
m1 m 2 m3 ... mn
m x n n
m n
m1 y1 m 2 y 2 m3 y 3 ... mnyn
ypm y 0
m1 m 2 m3 ... mn
m y n n
m n
Mengingat pada alat percobaan yang akan digunakan untuk menentukan pusat
massa ayunan fisis terdiri dari dua massa benda yaitu massa silinder keeping logam dan
massa batang maka persamaannya akan menjadi:
x1m1 x 2 m 2
xp m
m1 m 2
6
ypm : 0, dikarenakan benda simetris dan sumbu simetrinya melewati
titik y = 0 atau sumbu x.
Kita pilih sebagai bandul fisis adalah benda pipih dengan bentuk tak beraturan dipasak
pada sumbu tanpa gesekan yang melalui P. Benda dalam posisi seimbang jika dalam keadaan
pusat massa benda C terletak vertikal di bawah P. Jarak dari pasak ke pusat massa adalah d.
Momen kelembaman benda terhadap sumbu yang melalui pasak adalah I. Massa benda adalah
M. Jika benda disimpangkan dari posisi
seimbangnya sebesar sudut Ө yang disebabkan oleh komponen tangensial gaya garvitasi
adalah
τ = - Mgd sin Ө (1.30)
ө
pusat massa C, dipasak di P dan disimpangkan dengan
d sudut ϴ dari posisi seimbangnya. Torka pemulih
c disebabkan oleh berat Mg.
ө Jika simpangan kecil, maka berlaku pendekatan yang
sangat baik sin Ө ≅ Ө, sehingga untuk amplitudo kecil,
Mg τ = - Mgd Ө
atau
τ = -ĸӨ
dengan
ĸ= Mgd
Tetapi
𝑑²Ө
τ = Iα = I 𝑑𝑡²
Sehingga
d²Ө 𝜏 ĸ
dt²
=𝐼=-𝐼Ө
Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan amplitude kecil adalah
7
𝐼 𝐼
T = 2π√ĸ = 2π √𝑀𝑔𝑑
Mg
Untuk sudut simpangan kecil, gerak ayunan fisis dapat dianggap gerak harmonis anguler, dengan
persamaan simpangan sudutnya :
Ө = Өm cos ωt (M-2.3)
𝑑²Ө
τ=Iα=I 𝑑𝑡²
Ө = -I ω2Ө (M-2.5)
I = Ipm + ML2
8
Dengan Ipm : momen inersia terhadap sumbu putar melalui pusat massa, dan L: jarak antara sumbu
putar terhadap pusat massa.
𝐼𝑝𝑚+𝑀𝐿²
T = 2π √
𝑀𝑔𝐿
Jika T1 adalah periode ayunan dengan jarak antara O terhadap Pm adalah L1 dan T2 adalah periode
ayunan dengan O terhadapPm adalah L2, maka percepatan gravitasi dapat ditentukan dengan
mengeliminasi Ipm dari T1 dan T2, dan hasilnya adalah sebagai berikut :
(𝐿2 2 −𝐿1 2 )
g = 4π² (𝐿 2 2
2 𝑇2 )−(𝐿1 𝑇1 )
4. LANGKAH KERJA
1. Memasang bandul (keping silinder) pada batang homogen.
2. Menentukan letak pusat massa ayunan fisis.
3. Menggantungkan benda benda homogen pada salah satu porosnya.
4. Mengukur panjang dari poros ke pusat massa (L).
5. Memberi simpangan kecil kemudian dilepaskan hingga berayun.
6. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 10 kali ayunan.
7. Mengulangi langkah 3-6 untuk poros-poros yang lain.
8. Mengulangi langkah 1-7 di atas untuk benda tak beraturan.
9
5. DATA PENGAMATAN
1. Menggunakan Batang Homogen
Diketahui :
mbatang : 1335 gr
msilinder : 3337 gr
x1 : 58.5 cm
x2 : 84.3 cm
𝑥1 . 𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 + 𝑥2 . 𝑚𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑥𝑝𝑚 =
𝑚1 + 𝑚2
35940.6
𝑥𝑝𝑚 = = 76.92 𝑐𝑚
4672
𝑥𝑝𝑚 = 0.7692 𝑚
No L (m) N (kali) t(s) T(s) T2 (s2)
1 0.735 17.28 1.728 2.986
2 0.64 16.20 1.620 2.624
3 0.545 15.34 1.534 2.353
10
4 0.466 14.62 1.462 2.137
5 0.395 13.90 1.390 1.932
6 0.34 13.36 1.336 1.784
10
6. ANALISIS DATA
1. Menentukan percepatan gravitasi
Menggunakan ralat grafik :
(𝐿2 2 −𝐿1 2 )
𝑔 = 4𝜋 2 (𝐿 2 −𝐿 𝑇 2
2 𝑇2 1 1
11
Menggunakan pasangan data ke 3 dan 13
(𝐿2 𝑇2 2 − 𝐿1 𝑇1 2 )
𝑡𝑎𝑛 𝛼1 =
(𝐿2 2 − 𝐿1 2 )
0,69 − 0,40
𝑡𝑎𝑛 𝛼1 =
0,18 − 0,11
0,29
𝑡𝑎𝑛 𝛼1 =
0,07
𝑡𝑎𝑛 𝛼1 = 4,14
12
Menghitung nilai ∆𝐠
|g −g |+|g −g |
∆g = 0 1 2 0 2 m⁄s2
0,33+0,49 m
∆g = ⁄s 2
2
0,82
∆g = 2 m⁄s2
∆g = 0,41 m⁄s2
∆ tan 𝛼1 +∆ tan 𝛼2
∆ tan 𝛼0 = 2
0,14 + 0,19
∆ tan 𝛼0 =
2
0,33
∆ tan 𝛼0 =
2
∆ tan 𝛼0 = 0,17
0.17
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑥 100%
4
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 0.0425 𝑥 100%
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 4.25 %
13
|9,87 − 9,8|
𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛 = x 100 %
9,8
0,07
𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛 = x 100 %
9,8
𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛 = 0,71 %
Ketepatan :
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 100 % − 0,71 %
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 99,29 %
MgLT2
I=
4π2
a. Percobaan 1
MgLT 2
I=
4π2
14
d. Percobaan 4
MgLT 2
I=
4π2
e. Percobaan 5
MgLT 2
I=
4π2
1.02
1.01
1
0.99
0.98
0.97
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007
Momen Inersia
15
7. PEMBAHASAN
Pada percobaan ayunan fisis kami menggunakan 2 buah benda, yaitu
mengggunakan benda homogen dan benda yang tak beraturan dalam hal ini benda
tak
Sedangkan untuk benda tak beraturan kami menentukan pusat massa dengan mencari titik
perpotongan antar poros. Pada percobaan ini kami menggunakan variasi panjang poros ke
titik pusat massa (L).
1. Menentukan Percepatan gravitasi
Untuk menentukan besarnya percepatan grafitasi dengan menggunakan ayunan fisis,
kami menggunakan benda homogen. Benda homogen yang digunakan mempunyai
massa seberat 4672 gr, terdiri dari batang lurus dan batang silinder. Pada percobaan
untuk menentukan percepatan gravitasi ini kamu gunakan variasi panjang L sebanyak
6 kali. Untuk menentukan besarnya percepatan grafitasi kami menggunakan persamaan
(𝐿2 2 − 𝐿1 2 )
𝑔 = 4𝜋 2
(𝐿2 𝑇2 2 − 𝐿1 𝑇1 2
Dari data percobaan yang kami dapatkan, kami analisis menggunakan ralat grafik maka
menghasilkan percepatan grafitsi sebesar 𝑔 = (9,87 ± 0,41) 𝑚⁄𝑠 2 dengan kesalahan
2
(𝐿2 2 − 𝐿1 2 )
𝑔 = 4𝜋
(𝐿2 𝑇2 2 − 𝐿1 𝑇1 2
Bedasarkan percobaan ayunan fisis dengan benda homogen diperoleh besarnya
percepatan gravitasi adalah 𝑔 = (9,87 ± 0,41) 𝑚⁄𝑠 2 dengan kesalahan relatef sebesar
9. DAFTAR PUSTAKA
Khanafiyah Siti dan Ellianawati.2013.Fenomena Gelombang.Semarang:H2O Publishing.
Tim Dosen Fisika Dasar 1.2012.Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar 1.
Semarang:UNNES.
17
SOAL NOMOR 2
2. Pertunjukan sirkus seringkali terdapat peragaan kesetimbangan, salah satunya berjalan di
atas seutas tali yang cukup panjang sambil membawa tongkat panjang yang dipegang oleh
kedua tangannya secara mendatar. Namun dengan keadaan seperti itu pemain sirkus tetap
menjaga kesetimbangannya dan tidak terjatuh. Konsep fisika yang mendasari peragaan
para pemain sirkus tersebut akan dibahas berikut ini:
Kesetimbangan
Kesetimbangan pada benda terjadi apabila gaya dan torsi pada benda nol, maka
benda tidak akan mengalami perubahan gerak maupun rotasi. Benda yang bergerak dengan
kecepatan konstan memiliki momentum linier konstan. Artinya tidak ada gaya total yang
bekerja pada benda itu atau total gaya bernilai nol. Apabila benda bergerak dengan
kecepatan sudut konstan maka momentum sudut benda kontsn, kita bisa segera
berpendapat torsi total pada benda itu adalah nol. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑ 𝐅 = 𝟎 (Resultan gaya sama dengan nol)
∑ 𝛕 = 𝟎 (Resultan torsi sama dengan nol)
Torsi/Momen Gaya (𝛕)
Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau
torsi. Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi)
adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda
sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi. Besarnya momen gaya (torsi)
tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya.
Jika ingin membuat sebuah benda berotasi, maka harus memberikan momen gaya pada
benda tersebut. Torsi merupakan besaran vektor. Torsi adalah hasil perkalian silang
antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan :
𝝉=𝑭𝒙𝒓
Namun ketika gaya yang di berikan pada benda dengan arah miring atau
membentuk sudut, seperti gambar berikut
18
Maka persamaannya akan berubah menjadi :
⃗ 𝐬𝐢𝐧 𝜽
⃗ = 𝒓𝑭
𝝉
Silinder
Melalui sumbu
berongga
19
Silinder pejal Melalui sumbu
Bolapejal Melaluidiameter
20
Pada kasus pemain sirkus seperti gambar dibawah dapat berjalan diatas tali dan
membawa tongkat jelas karena resultan torsi sama dengan nol. Posisi poros tongkat
pemain sirkus melalui pusat agar torsi disebelah kanan dan kiri sama besar dan beda
arah yang menghasilkan resultan torsinya sama dengan nol. Sedangkan kita ketahui
pemain sirkus tersebut harus menggunakan tongkat yang panjang, ini kaitannya
dengan konsep momen inersia. Kita ketahui momen inersia dipengaruhi oleh masa
dan kuadrat jaraknya. Semakin panjang suatu tongkat maka momen inersianya
semakin besar/tingkat kelembaman mempertahankan suatu bendanya besar.
Sehingga dengan tongkat yang sangat panjang mempermudah untuk
menyeimbangkan postur tubuhnya tanpa harus bergerak berlebihan pada postur
tubuhnya sendiri cukup mengubah-ubah tongkat secara perlahan.
21