Anda di halaman 1dari 25

2008

Teknik Informatika Billingual


Fakultas Ilmu Komputer
University Sriwijaya
2007-2008

Muhar Syarif
5906 1002 006

[ Implementasi IPTables sebagai filtering Firewall ]


IMPLEMETASI IPTABLES SEBAGAI FILTRING FIREWALL

Abstrak

Tujuan Pembuatan Jurnal ini adalah untuk mengetahui pengertian, karakteristik, dan
implementasi IPtables sebagai firewall. Dan sebagai Tugas Akhir pada mata kuliah Kemanan
Jaringan Komputer.

Hasil dari pembuatan jurnal menunjukkan bahwa IPTables memilki banyak sekali
keunggulan dalam implementasinya diantaranya: IPTables memiliki kemampuan untuk
melakukan Connection Tracking Capability yaitu kemampuan untuk inspeksi paket serta bekerja
sama dengan ICMP dan UDP sebagaimana koneksi TCP, Menyederhanakan perilaku paket-paket
dalam negosiasi built in chain, dan lain-lainnya. Tapi Yang terpenting adalah Implementasi
IPTables sebagai firewall sangat murah dan memiliki tingkat kemanan yang baik.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keamanan jaringan, PC, server-server, dan perangkat komputer Anda yang lainnya
memang merupakan faktor yang cukup penting untuk diperhatikan saat ini. Jika beberapa
dekade yang lalu keamanan jaringan masih ditempatkan pada urutan prioritas yang rendah,
namun akhir-akhir ini perilaku tersebut harus segera diubah. Pasalnya, kejahatan dengan
menggunakan bantuan komputer, media komunikasi, dan perangkat elektronik lainnya
meningkat sangat tajam belakangan. Hal ini sangat kontras dengan perkembangan kebutuhan
perangkat komputer untuk kehidupan sehari-hari yang juga semakin meninggi. Tidak hanya di
dalam kegiatan bisnis saja, kehidupan rumah tangga pun sudah sangat relevan jika dilengkapi
dengan sebuah komputer. Maka dari itulah, mengapa keamanan jaringan komputer dan PC
menjadi begitu penting untuk diperhatikan saat ini.

Apalagi jika kebutuhannya sudah berhubungan dengan kegiatan bisnis, dan kegiatan
bisnis tersebut banyak berhubungan dengan server yang dapat diakses dari mana saja atau
dengan koneksi Internet yang aktif 24x7. Tentu keamanan komunikasi data harus menjadi
prioritas nomor satu. Mengapa demikian, karena semua fasilitas tersebut bisa juga diartikan
sebagai titik celah baru menuju ke jaringan pribadi anda. Anda tidak bisa membiarkan begitu
saja perangkat komputer anda tanpa perlindungan dalam dunia Internet yang sebenarnya. Jika
anda biarkan, tentu segala macam jenis pengganggu akan bercokol di komputer Anda. Mulai
dari virus sampai hacker yang menanam backdoor akan menggunakan komputer Anda sebagai
alat bersenang-senang.

Sangat penting memang untuk rajin melakukan patch dan update terhadap software-
software bug yang anda gunakan di komputer anda. Karena hal ini cukup menolong untuk
sedikit menyulitkan para hacker dan pengganggu lain untuk bisa bersenang-senang dengan
komputer anda. Namun rasanya, patch yang up-to-date saja belum cukup untuk melindungi
resource anda yang berharga di dalam komputer. Maka dari itu, rasanya cukup penting untuk
anda bisa membatasi apa dan siapa saja yang boleh masuk dan keluar dari dan ke perangkat
komputer Anda. Semua proses ini bisa Anda lakukan dengan mengandalkan sebuah sistem
pengaman khusus yang biasanya disebut dengan istilah firewall atau IP filter.

Tujuan

Adapun Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Pembaca mengetahui alasan penulis mebuat IPTables sebagai solusi dalam implementasi Firewall
untuk kemanan Jaringan komputer.
2. Pembaca mengetahui Karakteristik IPTables.
3. Pembaca mengetahui Syntax pada IPTables dalam implementasinya.
4. Pembaca memiliki pandangan kedepan mengenai pengamanan jaringan komputer.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode literature, yaitu dengan literature dari
materi – materi yang ada pada buku dan internet.

BAB II
LANDASAN TEORI

Mungkin banyak orang khususnya yang berkecimpungdi dunia ilmu komputer yang
sudah akrab dengan istilah ini. Namun pada saat ini saya coba memberi penjelasan singkat
mengenai firewall. Firewall atau dalam arti harafiahnya adalah tembok api merupakan sebuah
sistem yang memiliki tugas utama menjaga keamanan dari jaringan komputer dan semua
perangkat yang ada di dalamnya.

Firewall adalah sebuah sistem pengaman, jadi firewall bisa berupa apapun baik hardware
maupun software. Firewall dapat digunakan untuk memfilter paket-paket dari luar dan dalam
jaringan di mana ia berada. Jika pada kondisi normal semua orang dari luar jaringan anda dapat
bermain-main ke komputer anda, dengan firewall semua itu dapat diatasi dengan mudah.

Firewall merupakan perangkat jaringan yang berada di dalam kategori perangkat Layer 3
(Network layer) dan Layer 4 (Transport layer) dari protocol 7 OSI layer. Seperti diketahui, layer 3
adalah layer yang mengurus masalah pengalamatan IP, dan layer 4 adalah menangani
permasalahan port-port komunikasi (TCP/UDP). Pada kebanyakan firewall, filtering belum bisa
dilakukan pada level data link layer atau layer 2 pada 7 OSI layer. Jadi dengan demikian, sistem
pengalamatan MAC dan frame-frame data belum bisa difilter. Maka dari itu, kebanyakan firewall
pada umumnya melakukan filtering dan pembatasan berdasarkan pada alamat IP dan nomor
port komunikasi yang ingin dituju atau diterimanya.

Firewall yang sederhana biasanya tidak memiliki kemampuan melakukan filterin terhadap paket
berdasarkan isi dari paket tersebut. Sebagai contoh, firewall tidak memiliki kemampuan
melakukan filtering terhadap e-mail bervirus yang Anda download atau terhadap halaman web
yang tidak pantas untuk dibuka. Yang bisa dilakukan firewall adalah melakukan blokir terhadap
alamat IP dari mail server yang mengirimkan virus atau alamat halaman web yang dilarang
untuk dibuka. Dengan kata lain, firewall merupakan sistem pertahanan yang paling depan untuk
jaringan Anda.
Tetapi, apakah hanya sampai di situ saja fungsi dari perangkat firewall? Ternyata banyak firewall
yang memiliki kelebihan lain selain daripada filtering IP address saja. Dengan kemampuannya
membaca dan menganalisis paket-paket data yang masuk pada level IP, maka firewall pada
umumnya memiliki kemampuan melakukan translasi IP address. Translasi di sini maksudnya
adalah proses mengubah sebuah alamat IP dari sebuah alamat yang dikenal oleh jaringan diluar
jaringan pribadi Anda, menjadi alamat yang hanya dapat dikenal dan dicapai dari jaringan lokal
saja. Kemampuan ini kemudian menjadi sebuah fasilitas standar dari setiap firewall yang ada di
dunia ini. Fasilitas ini sering kita kenal dengan istilah Network Address Translation (NAT).

Gambar 1. Firewall

How to make Firewall ?

Firewall bisa Anda dapatkan dengan berbagai cara. Jika tidak ingin repot-repot membuat
dari nol, Anda harus mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membeli perangkat keras
firewall yang sudah jadi dan tinggal Anda pasang saja di jaringan. Tetapi perlu diingat, tidak
semua perangkat keras firewall dapat bekerja hebat dalam melakukan IP filtering. Jadi akan
percuma saja uang yang anda keluarkan jika anda membeli firewall yang tidak andal.

Jika anda mau sedikit repot, namun hasilnya mungkin akan memuaskan anda, buat saja sendiri
perangkat firewall anda. Yang anda perlukan hanyalah sebuah PC dengan processor dan
memory yang lumayan besar dan sebuah aplikasi firewall yang canggih dan lengkap yang dapat
memenuhi semua kebutuhan Anda.

Aplikasi firewall yang lengkap dan canggih pada umumnya juga mengharuskan Anda
mengeluarkan kocek yang tidak sedikit. Seperti misalnya Checkpoint yang sudah sangat terkenal
dalam aplikasi firewall, untuk memilikinya anda harus merogoh kocek yang lumayan banyak
pula.

Namun jika anda pecinta produk-produk open source dan sudah sangat familiar dengan
lingkungan open source seperti misalnya operating system Linux, ada satu aplikasi firewall yang
sangat hebat. Aplikasi ini tidak hanya canggih dan banyak fasilitasnya, namun aplikasi ini juga
tidak akan membuat kantong Anda dirogoh dalam-dalam. Bahkan Anda bisa mendapatkannya
gratis karena aplikasi ini pada umumnya merupakan bawaan default setiap distro Linux. Aplikasi
dan system firewall di sistem open source tersebut dikenal dengan nama IPTables.

Dengan menggunakan IPTables, Anda dapat membuat firewall yang cukup canggih dengan
program open source yang bisa dengan mudah Anda dapatkan di Internet. Memang perlu
diakui, firewall dengan menggunakan IPTables cukup sulit bagi pemula baik di bidang
networking maupun pemula di bidang operating system Linux. Namun jika Anda pelajari lebih
lanjut, sebenarnya firewall ini memiliki banyak sekali fitur dan kelebihan yang luar biasa.

Why IPTABLES ?

IPTables merupakan sebuah fasilitas tambahan yang tersedia pada setiap perangkat
komputer yang diinstali dengan sistem operasi Linux dan resmi diluncurkan untuk massal pada
LINUX 2.4 kernel pada January 2001 (www.netfilter.org). Anda harus mengaktifkannya terlebih
dahulu fitur ini pada saat melakukan kompilasi kernel untuk dapat menggunakannya. IPTables
merupakan fasilitas tambahan yang memiliki tugas untuk menjaga keamanan perangkat
komputer anda dalam jaringan. Atau dengan kata lain, IPTables merupakan sebuah firewall atau
program IP filter build-in yang disediakan oleh kernel Linux untuk tetap menjaga agar perangkat
anda aman dalam berkomunikasi.
Mengapa Linux bersusah payah menyediakan fasilitas ini untuk Anda? Karena dari dulu Linux
memang terkenal sebagai operating system yang unggul dalam segi keamanannya. Mulai dari
kernel Linux versi 2.0, Linux sudah memberikan fasilitas penjaga keamanan berupa fasilitas
bernama ipfwdm. Kemudian pada kernal 2.2, fasilitas bernama ipchain diimplementasikan di
dalamnya dan menawarkan perkembangan yang sangat signifikan dalam menjaga keamanan.

Sejak kernel Linux memasuki versi 2.4, sistem firewall yang baru diterapkan di dalamnya. Semua
jenis firewall open source yang ada seperti ipfwadm dan ipchains dapat berjalan di atasnya.
Tidak ketinggalan juga, IPTables yang jauh lebih baru dan canggih dibandingkan keduanya juga
bisa berjalan di atasnya. Maka itu, IPTables sangatlah perlu untuk dipelajari untuk Anda yang
sedang mempelajari operating system Linux atau bahkan yang sudah menggunakannya. Karena
jika menguasai IPTables, mengamankan jaringan Anda atau jaringan pribadi orang lain menjadi
lebih hebat.

Fitur yang dimiliki IPTables:

1. Connection Tracking Capability yaitu kemampuan unutk inspeksi paket serta bekerja
dengan icmp dan udp sebagaimana koneksi TCP.
2. Menyederhanakan perilaku paket-paket dalam melakukan negosiasi built in chain
(input,output, dan forward).

3. Rate-Limited connection dan logging capability. Kita dapat membatasi usaha-usaha


koneksi sebagai tindakan preventif serangan Syn flooding denial of services(DOS).

4. Kemampuan untuk memfilter flag-flag dan opsi tcp dan address-address MAC.

BAB III
PEMBAHASAN

IPTABLES

Iptables mengizinkan user untuk mengontrol sepenuhnya jaringan melalui paket IP


dengan system LINUX yang diimplementasikan pada kernel Linux. Sebuah kebijakan atau Policy
dapat dibuat dengan iptables sebagai polisi lalulintas jaringan. Sebuah policy pada iptables
dibuat berdasarkan sekumpulan peraturan yang diberikan pada kernel untuk mengatur setiap
paket yang datang. Pada iptable ada istilah yang disebut dengan Ipchain yang merupakan daftar
aturan bawaan dalam Iptables. Ketiga chain tersebut adalah INPUT, OUTPUT dan FORWARD.

Gambar 2.Diagram Perjalanan Paket data pada IPTables

Pada diagram tersebut, persegipanjang yaitu filter INPUT, filter OUTPUT, dan filter FORWARD
menggambarkan ketiga rantai atau chain. Pada saat sebuah paket sampai pada salah satu
persegipanjang diantara IPchains, maka disitulah terjadi proses penyaringan. Rantai akan
memutuskan nasib paket tersebut. Apabila keputusannnya adalah DROP, maka paket tersebut
akan di-drop. Tetapi jika rantai memutuskan untuk ACCEPT, maka paket akan dilewatkan melalui
diagram tersebut.

Sebuah rantai adalah aturan-aturan yang telah ditentukan. Setiap aturan menyatakan “jika
paket memiliki informasi awal (header) seperti ini, maka inilah yang harus dilakukan terhadap
paket”. Jika aturan tersebut tidak sesuai dengan paket, maka aturan berikutnya akan
memproses paket tersebut. Apabila sampai aturan terakhir yang ada, paket tersebut belum
memenuhi salah satu aturan, maka kernel akan melihat kebijakan bawaan (default) untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan kepada paket tersebut. Ada dua kebijakan bawaan yaitu
default DROP dan default ACCEPT.

Jalannya sebuah paket melalui diagram tersebut bisa dicontohkan sebagai berikut:

Perjalanan paket yang diforward ke host yang lain

1. Paket berada pada jaringan fisik.


2. Paket masuk ke interface jaringan.

3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada table Mangle. Chain ini berfungsi untuk me-
mangle (menghaluskan) paket, seperti merubah TOS, TTL dan lain-lain.

4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel NAT. Chain ini fungsi utamanya untuk
melakukan DNAT (Destination Network Address Translation).

5. Paket mengalami keputusan routing, apakah akan diproses oleh host lokal atau
diteruskan ke host lain.

6. Paket masuk ke chain FORWARD pada tabel filter. Disinlah proses pemfilteran yang
utama terjadi.

7. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT. Chain ini berfungsi utamanya untuk
melakukan SNAT (Source Network Address Translation).

8. Paket keluar menuju interface jaringan.

9. Paket kembali berada pada jaringan fisik.

Perjalanan paket yang ditujukan bagi host lokal


1. Paket berada dalam jaringan fisik.
2. Paket masuk ke interface jaringan.

3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel mangle.

4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel NAT.

5. Paket mengalami keputusan routing.

6. Paket masuk ke chain INPUT pada tabel filter untuk mengalami proses penyaringan.

7. Paket akan diterima oleh aplikasi lokal.

Perjalanan paket yang berasal dari host lokal

1. Aplikasi lokal menghasilkan paket data yang akan dikirimkan melalui jaringan.
2. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel mangle.

3. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel NAT.

4. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel filter.

5. Paket mengalami keputusan routing, seperti ke mana paket harus pergi dan melalui
interface mana.

6. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT.

7. Paket masuk ke interface jaringan

8. Paket berada pada jaringan fisik.

Instalasi IPTables
Untuk Melakukan instalasi IPTABLES di computer Linux, kita akan memerlukan kernel
versi 2.4.x atau diatasnya. Distribusi Linux belakangan ini sudah menggunakan kernel 2.4.x
(bahkan 2.6.x) sudah mendukung paket filter untuk firewall. Maka dari itu kita tidak perlu repot
melakukan kompilasi kernel agar IPTables bekerja dengan baik di computer linux .

Kernel Sendiri terdiri dari dua macam, modularized kernel dan monolithic kernel. Saat
linux pertama kali diinstal, model kernel yang dimilikinya adalah modularized, jadi kita bisa
mengelurakan modu-modul yang kita butuhkan tanpa harus melakukan kompilasi kernel.Bila
kita tetap ingin melakukan kompilasi kernel untuk mengoptimasi server linux kita maka
IPTABLES membutuhkan beberapa opsi dalam kernel yang harus dipilih dan ini dapat anda
dapatkan di buku tutorial IPtabales dan internet karena pada jurnal ini tidak saya lampirkan.

Syntax Pada IPTables

1. Table

IPTables memiliki 3 buah tabel, yaitu NAT, MANGLE dan FILTER. Penggunannya disesuaikan
dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Fungsi dari masing-masing tabel tersebut sebagai
berikut :

1. NAT : Secara umum digunakan untuk melakukan Network Address Translation. NAT
adalah penggantian field alamat asal atau alamat tujuan dari sebuah paket.
2. MANGLE : Digunakan untuk melakukan penghalusan (mangle) paket, seperti TTL, TOS
dan MARK.

3. FILTER : Secara umum, inilah pemfilteran paket yang sesungguhnya.. Di sini bisa dintukan
apakah paket akan di-DROP, LOG, ACCEPT atau REJECT

2. Command
Command pada baris perintah IPTables akan memberitahu apa yang harus dilakukan terhadap lanjutan
sintaks perintah. Umumnya dilakukan penambahan atau penghapusan sesuatu dari tabel atau yang lain.

Command Keterangan
-A Perintah ini menambahkan aturan pada akhir chain.

–append Aturan akan ditambahkan di akhir baris pada chain


yang bersangkutan, sehingga akan dieksekusi terakhir
-D Perintah ini menghapus suatu aturan pada chain.

–delete Dilakukan dengan cara menyebutkan secara lengkap


perintah yang ingin dihapus atau dengan menyebutkan
nomor baris dimana perintah akan dihapus.
-R Penggunaannya sama seperti –delete, tetapi command

–replace ini menggantinya dengan entry yang baru.


-I Memasukkan aturan pada suatu baris di chain. Aturan

–insert akan dimasukkan pada baris yang disebutkan, dan


aturan awal yang menempati baris tersebut akan
digeser ke bawah. Demikian pula baris-baris
selanjutnya.
-L Perintah ini menampilkan semua aturan pada sebuah

–list tabel. Apabila tabel tidak disebutkan, maka seluruh


aturan pada semua tabel akan ditampilkan, walaupun
tidak ada aturan sama sekali pada sebuah tabel.
Command ini bisa dikombinasikan dengan option –v
(verbose), -n (numeric) dan –x (exact).
-F Perintah ini mengosongkan aturan pada sebuah chain.

–flush Apabila chain tidak disebutkan, maka semua chain akan


di-flush.
-N Perintah tersebut akan membuat chain baru.

–new-chain
-X Perintah ini akan menghapus chain yang disebutkan.

–delete-chain Agar perintah di atas berhasil, tidak boleh ada aturan


lain yang mengacu kepada chain tersebut.
-P Perintah ini membuat kebijakan default pada sebuah

–policy chain. Sehingga jika ada sebuah paket yang tidak


memenuhi aturan pada baris-baris yang telah
didefinisikan, maka paket akan diperlakukan sesuai
dengan kebijakan default ini.
-E Perintah ini akan merubah nama suatu chain.

–rename-chain

3. Option

Option digunakan dikombinasikan dengan command tertentu yang akan menghasilkan suatu variasi
perintah.

Option Command Keterangan


Pemakai
-v –list Memberikan output yang lebih detail,

–verbose utamanya digunakan dengan –list. Jika


–append
digunakan dengan
–list, akan menampilkam K (x1.000),
–insert
M (1.000.000) dan G (1.000.000.000).
–delete

–replace
-x –list Memberikan output yang lebih tepat.

–exact
-n –list Memberikan output yang berbentuk

–numeric angka. Alamat IP dan nomor port akan


ditampilkan dalam bentuk angka dan
bukan hostname ataupun nama
aplikasi/servis.
–line-number –list Akan menampilkan nomor dari daftar
aturan. Hal ni akan mempermudah bagi
kita untuk melakukan modifikasi aturan,
jika kita mau meyisipkan atau menghapus
aturan dengan nomor tertentu.
–modprobe All Memerintahkan IPTables untuk
memanggil modul tertentu. Bisa
digunakan bersamaan dengan semua
command.

4. Generic Matches

Generic Matches artinya pendefinisian kriteria yang berlaku secara umum. Dengan kata lain, sintaks
generic matches akan sama untuk semua protokol. Setelah protokol didefinisikan, maka baru
didefinisikan aturan yang lebih spesifik yang dimiliki oleh protokol tersebut. Hal ini dilakukan karena
tiap-tiap protokol memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga memerlukan perlakuan khusus.

Match Keterangan
-p Digunakan untuk mengecek tipe protokol tertentu.

–protocol Contoh protokol yang umum adalah TCP, UDP, ICMP


dan ALL. Daftar protokol bisa dilihat pada
/etc/protocols.

Tanda inversi juga bisa diberlakukan di sini, misal kita


menghendaki semua protokol kecuali icmp, maka kita
bisa menuliskan –protokol ! icmp yang berarti semua
kecuali icmp.
-s Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan paket
berdasarkan alamat IP asal. Alamat di sini bisa
–src
berberntuk alamat tunggal seperti 192.168.1.1, atau
–source
suatu alamat network menggunakan netmask misal
192.168.1.0/255.255.255.0, atau bisa juga ditulis
192.168.1.0/24 yang artinya semua alamat
192.168.1.x. Kita juga bisa menggunakan inversi.
-d Digunakan untuk mecocokkan paket berdasarkan
alamat tujuan. Penggunaannya sama dengan match –
src
–dst

–destination
-i Match ini berguna untuk mencocokkan paket

–in-interface berdasarkan interface di mana paket datang. Match


ini hanya berlaku pada chain INPUT, FORWARD dan
PREROUTING
-o Berfungsi untuk mencocokkan paket berdasarkan

–out-interface interface di mana paket keluar. Penggunannya sama


dengan
–in-interface. Berlaku untuk chain OUTPUT, FORWARD
dan POSTROUTING

5. Implicit Matches

Implicit Matches adalah match yang spesifik untuk tipe protokol tertentu. Implicit Match
merupakan sekumpulan rule yang akan diload setelah tipe protokol disebutkan. Ada 3 Implicit
Match berlaku untuk tiga jenis protokol, yaitu TCP matches, UDP matches dan ICMP matches.

a. TCP matches

Match Keterangan
–sport Match ini berguna untuk mecocokkan paket

–source-port berdasarkan port asal. Dalam hal ini kia bisa


mendefinisikan nomor port atau nama service-nya.
Daftar nama service dan nomor port yang bersesuaian
dapat dilihat di /etc/services.

–sport juga bisa dituliskan untuk range port tertentu.


Misalkan kita ingin mendefinisikan range antara port 22
sampai dengan 80, maka kita bisa menuliskan –sport
22:80.

Jika bagian salah satu bagian pada range tersebut kita


hilangkan maka hal itu bisa kita artikan dari port 0, jika
bagian kiri yang kita hilangkan, atau 65535 jika bagian
kanan yang kita hilangkan. Contohnya –sport :80
artinya paket dengan port asal nol sampai dengan 80,
atau –sport 1024: artinya paket dengan port asal 1024
sampai dengan 65535.Match ini juga mengenal inversi.
–dport Penggunaan match ini sama dengan match –source-

–destination- port.
port
–tcp-flags Digunakan untuk mencocokkan paket berdasarkan TCP
flags yang ada pada paket tersebut. Pertama,
pengecekan akan mengambil daftar flag yang akan
diperbandingkan, dan kedua, akan memeriksa paket
yang di-set 1, atau on.

Pada kedua list, masing-masing entry-nya harus


dipisahkan oleh koma dan tidak boleh ada spasi antar
entry, kecuali spasi antar kedua list. Match ini
mengenali SYN,ACK,FIN,RST,URG, PSH. Selain itu kita
juga menuliskan ALL dan NONE. Match ini juga bisa
menggunakan inversi.
–syn Match ini akan memeriksa apakah flag SYN di-set dan
ACK dan FIN tidak di-set. Perintah ini sama artinya jika
kita menggunakan match –tcp-flags SYN,ACK,FIN SYN

Paket dengan match di atas digunakan untuk


melakukan request koneksi TCP yang baru terhadap
server

b. UDP Matches

Karena bahwa protokol UDP bersifat connectionless, maka tidak ada flags yang
mendeskripsikan status paket untuk untuk membuka atau menutup koneksi. Paket UDP juga
tidak memerlukan acknowledgement. Sehingga Implicit Match untuk protokol UDP lebih sedikit
daripada TCP
Ada dua macam match untuk UDP:

–sport atau –source-port

–dport atau –destination-port

c. ICMP Matches

Paket ICMP digunakan untuk mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi-kondisi jaringan
yang lain. Hanya ada satu implicit match untuk tipe protokol ICMP, yaitu : –icmp-type

6. Explicit Matches

a. MAC Address

Match jenis ini berguna untuk melakukan pencocokan paket berdasarkan MAC source address.
Perlu diingat bahwa MAC hanya berfungsi untuk jaringan yang menggunakan teknologi
ethernet.

iptables –A INPUT –m mac –mac-source 00:00:00:00:00:01

b. Multiport Matches

Ekstensi Multiport Matches digunakan untuk mendefinisikan port atau port range lebih dari
satu, yang berfungsi jika ingin didefinisikan aturan yang sama untuk beberapa port. Tapi hal
yang perlu diingat bahwa kita tidak bisa menggunakan port matching standard dan multiport
matching dalam waktu yang bersamaan.
iptables –A INPUT –p tcp –m multiport –source-port 22,53,80,110

c. Owner Matches

Penggunaan match ini untuk mencocokkan paket berdasarkan pembuat atau pemilik/owner
paket tersebut. Match ini bekerja dalam chain OUTPUT, akan tetapi penggunaan match ini tidak
terlalu luas, sebab ada beberapa proses tidak memiliki owner (??).

iptables –A OUTPUT –m owner –uid-owner 500

Kita juga bisa memfilter berdasarkan group ID dengan sintaks –gid-owner. Salah satu
penggunannya adalah bisa mencegah user selain yang dikehendaki untuk mengakses internet
misalnya.

d. State Matches

Match ini mendefinisikan state apa saja yang cocok. Ada 4 state yang berlaku, yaitu NEW,
ESTABLISHED, RELATED dan INVALID. NEW digunakan untuk paket yang akan memulai koneksi
baru. ESTABLISHED digunakan jika koneksi telah tersambung dan paket-paketnya merupakan
bagian dari koneki tersebut. RELATED digunakan untuk paket-paket yang bukan bagian dari
koneksi tetapi masih berhubungan dengan koneksi tersebut, contohnya adalah FTP data transfer
yang menyertai sebuah koneksi TCP atau UDP. INVALID adalah paket yang tidak bisa
diidentifikasi, bukan merupakan bagian dari koneksi yang ada.

iptables –A INPUT –m state –state RELATED,ESTABLISHED

7. Target/Jump

Target atau jump adalah perlakuan yang diberikan terhadap paket-paket yang memenuhi
kriteria atau match. Jump memerlukan sebuah chain yang lain dalam tabel yang sama. Chain
tersebut nantinya akan dimasuki oleh paket yang memenuhi kriteria. Analoginya ialah chain
baru nanti berlaku sebagai prosedur/fungsi dari program utama. Sebagai contoh dibuat sebuah
chain yang bernama tcp_packets. Setelah ditambahkan aturan-aturan ke dalam chain tersebut,
kemudian chain tersebut akan direferensi dari chain input.

iptables –A INPUT –p tcp –j tcp_packets

Target Keterangan
-j ACCEPT Ketika paket cocok dengan daftar match dan target ini

–jump ACCEPT diberlakukan, maka paket tidak akan melalui baris-baris


aturan yang lain dalam chain tersebut atau chain yang
lain yang mereferensi chain tersebut. Akan tetapi paket
masih akan memasuki chain-chain pada tabel yang lain
seperti biasa.
-j DROP Target ini men-drop paket dan menolak untuk

–jump DROP memproses lebih jauh. Dalam beberapa kasus mungkin


hal ini kurang baik, karena akan meninggalkan dead
socket antara client dan server.

Paket yang menerima target DROP benar-benar mati


dan target tidak akan mengirim informasi tambahan
dalam bentuk apapun kepada client atau server.
-j RETURN Target ini akan membuat paket berhenti melintasi

–jump RETURN aturan-aturan pada chain dimana paket tersebut


menemui target RETURN. Jika chain merupakan
subchain dari chain yang lain, maka paket akan kembali
ke superset chain di atasnya dan masuk ke baris aturan
berikutnya. Apabila chain adalah chain utama misalnya
INPUT, maka paket akan dikembalikan kepada kebijakan
default dari chain tersebut.
-j MIRROR Apabila kompuuter A menjalankan target seperti
contoh di atas, kemudian komputer B melakukan
koneksi http ke komputer A, maka yang akan muncul
pada browser adalah website komputer B itu sendiri.
Karena fungsi utama target ini adalah membalik source
address dan destination address.

Target ini bekerja pada chain INPUT, FORWARD dan


PREROUTING atau chain buatan yang dipanggil melalui
chain tersebut.

Beberapa target yang lain biasanya memerlukan parameter tambahan:

a. LOG Target

Ada beberapa option yang bisa digunakan bersamaan dengan target ini. Yang pertama
adalah yang digunakan untuk menentukan tingkat log. Tingkatan log yang bisa digunakan adalah
debug, info, notice, warning, err, crit, alert dan emerg.Yang kedua adalah -j LOG –log-prefix yang
digunakan untuk memberikan string yang tertulis pada awalan log, sehingga memudahkan
pembacaan log tersebut.

iptables –A FORWARD –p tcp –j LOG –log-level debug

iptables –A INPUT –p tcp –j LOG –log-prefix “INPUT Packets”

b. REJECT Target

Secara umum, REJECT bekerja seperti DROP, yaitu memblok paket dan menolak untuk
memproses lebih lanjut paket tersebut. Tetapi, REJECT akan mengirimkan error message ke host
pengirim paket tersebut. REJECT bekerja pada chain INPUT, OUTPUT dan FORWARD atau pada
chain tambahan yang dipanggil dari ketiga chain tersebut.

iptables –A FORWARD –p tcp –dport 22 –j REJECT –reject-with icmp-host-unreachable


Ada beberapa tipe pesan yang bisa dikirimkan yaitu icmp-net-unreachable, icmp-host-
unreachable, icmp-port-unreachable, icmp-proto-unrachable, icmp-net-prohibited dan icmp-
host-prohibited.

c. SNAT Target

Target ini berguna untuk melakukan perubahan alamat asal dari paket (Source Network
Address Translation). Target ini berlaku untuk tabel nat pada chain POSTROUTING, dan hanya di
sinilah SNAT bisa dilakukan. Jika paket pertama dari sebuah koneksi mengalami SNAT, maka
paket-paket berikutnya dalam koneksi tersebut juga akan mengalami hal yang sama.

iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j SNAT –to-source 194.236.50.155-


194.236.50.160:1024-32000

d. DNAT Target

Berkebalikan dengan SNAT, DNAT digunakan untuk melakukan translasi field alamat
tujuan (Destination Network Address Translation) pada header dari paket-paket yang memenuhi
kriteria match. DNAT hanya bekerja untuk tabel nat pada chain PREROUTING dan OUTPUT atau
chain buatan yang dipanggil oleh kedua chain tersebut.

iptables –t nat –A PREROUTING –p tcp –d 15.45.23.67 –dport 80 –j DNAT –to-destination


192.168.0.2

e. MASQUERADE Target

Secara umum, target MASQUERADE bekerja dengan cara yang hampir sama seperti
target SNAT, tetapi target ini tidak memerlukan option –to-source. MASQUERADE memang
didesain untuk bekerja pada komputer dengan koneksi yang tidak tetap seperti dial-up atau
DHCP yang akan memberi pada kita nomor IP yang berubah-ubah.
Seperti halnya pada SNAT, target ini hanya bekerja untuk tabel nat pada chain POSTROUTING.

iptables –t nat –A POSTROUTING –o ppp0 –j MASQUERADE

f. REDIRECT Target

Target REDIRECT digunakan untuk mengalihkan jurusan (redirect) paket ke mesin itu
sendiri. Target ini umumnya digunakan untuk mengarahkan paket yang menuju suatu port
tertentu untuk memasuki suatu aplikasi proxy, lebih jauh lagi hal ini sangat berguna untuk
membangun sebuah sistem jaringan yang menggunakan transparent proxy. Contohnya kita ingin
mengalihkan semua koneksi yang menuju port http untuk memasuki aplikasi http proxy
misalnya squid. Target ini hanya bekerja untuk tabel nat pada chain PREROUTING dan OUTPUT
atau pada chain buatan yang dipanggil dari kedua chain tersebut.

BAB IV

KESIMPULAN
Pada akhir bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dari apa yang telah dibahas
sebelumnya. Penulis memberikan solusi IPTables sebagai Firewall karena memiliki beberapa
keunggulan:

1. Implementasinya yang murah karena telah terdapat pada Linux System Version 2.4

Dan gratis.

2. Connection Tracking Capability yaitu kemampuan unutk inspeksi paket serta bekerja
dengan icmp dan udp sebagaimana koneksi TCP.
3. Menyederhanakan perilaku paket-paket dalam melakukan negosiasi built in chain
(input,output, dan forward).

4. Rate-Limited connection dan logging capability. Kita dapat membatasi usaha-usaha


koneksi sebagai tindakan preventif serangan Syn flooding denial of services(DOS).

5. Kemampuan untuk memfilter flag-flag dan opsi tcp dan address-address MAC.

DAFTAR PUSTAKA
1. Michael Rash, Linux Firewalls. William Pollock Publishing, 2007
2. Deris Stiawan, Sistem Keamanan Komputer. Elex media Komputindo, 2005
3. Janner Simarmata, Pengamanan istem Keamanan Komputer. Penerbit ANDI , 2006
4. Rakhmat Farunuddin, Membangun Firewall dengan IPTables di Linux. Elex Media Komputindo,
2005
5. http://www.netfilter.org
6. http://garfield-cisco.blogspot.com/2007/08/dasar-iptables.html
7. http://www.pcmedia.co.id

Anda mungkin juga menyukai