Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober – Desember 2015

UPAYA PEMBINAAN MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN BRIKET


ARANG CANGKANG SAWIT SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR
DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

Haryanto, Abu Bakar, Lince Muis


Staf Pengajar FKIP Universitas Jambi

Abstrak
Sungai Bahar adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia. Secara
ekonomi kecamatan Sungai Bahar mempunyai nilai strategis karena merupakan suplayer
komoditi kelapa sawit. Di Sungai Bahar yang dikenal dengan perkebunan kelapa sawit
menghasilkan minyak sawit. Kebun dan pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah padat dan
cair dalam jumlah besar yang belum dimanfaatkan secara optimal. Serat dan sebagian
cangkang sawit biasanya terpakai untuk bahan bakar boiler yang pemanfaatannya masih
sangat rendah nilainya. Cangkang sawit yang belum dimanfaatkan ini akan diupayakan untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Oleh karena itu diperlukan bentuk olahan berupa briket
dari cangkang sawit. Briket arang adalah yang diperoleh dengan membakar biomassa kering
dengan sedikit udara (karbonasi). Pemanfaatan limbah agroindustri sebagai bahan baku briket
dinilai strategis untuk mengantikan BBM yang saat ini melambung tinggi seperti minyak
tanah yang sehari-hari digunakan oleh masyarakat ekonomi lemah. Briket yang di hasilkan
dari arang cangkang kelapa sawit ini lebih ramah lingkungan karena tidak mengasilkan emisi
gas beracun seperti NOx dan SOx. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui cara pembuatan
Briket dari cangkang Sawit yang berasal dari limbah sawit Sungai Bahar Muaro Jambi dan
mengetahui pemanfaatan briket cangkang sawit yang diperoleh untuk bahan bakar alternatif.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimental.Dari hasil analisa diketahui
bahwa secara umum pembuatan briket cangkang kelapa sawit tanpa pengarangan memiliki
empat tahap yaitu pencampuran, pemanasan dengan uap air, pencetakan dan pengeringan.
Kata kunci: Cangkang sawit, briket arang, bahan bakar

PENDAHULUAN berbatasan dengan Kabupaten Tanjung


Sungai Bahar adalah sebuah Jabung Barat.
kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi, Secara geografis wilayah
Jambi, Indonesia. Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Sungai Bahar tidak begitu sulit
merupakan salah satu Kabupaten dijangkau, sehingga aktivitas ekonomi dan
pemekaran dari Kabupaten Batanghari pertanian berkembang cukup pesat
berdasarkan Undang-undang nomor 54 sehingga turut mempengaruhi kehidupan
Tahun 1999, dengan luas wilayah 5.246 sosial masyarakat. Secara ekonomi
km². Kabupaten Muaro Jambi beribu kota kecamatan Sungai Bahar mempunyai nilai
di Sangeti. strategis karena merupakan suplayer
Secara administratif terdiri dari 8 komoditi kelapa sawit. Di Sungai Bahar
Kecamatan, 129 Desa/Kelurahan, dengan yang dikenal dengan perkebunan kelapa
jumlah penduduk 294,408 jiwa dengan sawit menghasilkan minyak sawit.
tingkat pertumbuhan 2,56 persen per tahun. Kebun dan pabrik kelapa sawit
Secara geografis terletak antara 1°15 -2°20 menghasilkan limbah padat dan cair dalam
LS dan antara 103°10 -104°20 BT. jumlah besar yang belum dimanfaatkan
Kabupaten Muaro Jambi ini sebelah utara secara optimal. Serat dan sebagian
berbatasan dengan Kabupaten Tanjung cangkang sawit biasanya terpakai untuk
Jabung Timur, sebelah timur berbatasan bahan bakar boiler di pabrik, sedangkan
dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang
sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi jumlahnya sekitar 23% dari tandan buah
Sumatera Selatan dan sebelah Barat segar yang diolah, biasanya hanya
Upaya Pembinaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Briket Arang Cangkang Sawit Sebagai Alternatif Bahan
Bakar Di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi 30
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober – Desember 2015

dimanfaatkan sebagai mulsa atau kompos kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan
untuk tanaman kelapa sawit (Goenadi et al., cangkang sawit di berbagai industri
1998). Pemanfaatan dengan cara tersebut pengolahan minyak CPO belum begitu
hanya menghasilkan nilai tambah yang maksimal. Ditinjau dari karakteristik bahan
terendah di dalam rangkaian proses baku, jika dibandingkan dengan tempurung
pemanfaatannya. kelapa biasa, tempurung kelapa sawit
memiliki banyak kemiripan. Perbedaan
Cangkang sawit yang belum yang mencolok yaitu pada kadar abu (ash
dimanfaatkan ini akan diupayakan untuk content) yang biasanya mempengaruhi
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. kualitas produk yang dihasilkan oleh
Pembakaran cangkang sawit secara tempurung kelapa dan cangkang kelapa
langsung tentunya tidak efektif. Selain sawit.
menimbulkan polusi udara pembakaran Cangkang kelapa sawit merupakan
juga tidak sempurna. Masih banyak salah satu limbah industri sawit yang cukup
kelemahan lain diantaranya sulitnya banyak, serta sampai saat ini belum
penyimpanan bahan yang dimaksud. Oleh dimanfaatkan secara optimal. Limbah
karena itu diperlukan bentuk olahan berupa tersebut tidak mempunyai nilai ekonomis
briket dari cangkang sawit. yang tinggi namun bila dibiarkan
Briket arang adalah yang diperoleh berserakan akan menyebabkan lingkungan
dengan membakar biomassa kering dengan menjadi rusak. Pemafaatan cangkang
sedikit udara (karbonasi). Biomassa adalah kelapa sawit sebagai sumber energi berupa
bahan organik yang berasal dari jasad briket arang dapat memberikan keuntungan
hidup baik tumbuhan maupun hewan yang secara finansial, juga akan membantu
biasanya tidak dimanfaatkan dengan baik didalam pelestarian lingkungan. Selain itu
dan dianggap sebagai sampah dan sering pada cangkang kelapa sawit juga baik
dimusnakan dengan cara dibakar, perlu digunakan sebagai arang karena termasuk
diketahui sumber energi biomassa bahan berlignoselulosa yang berkadar
mempunyai keuntungan antara lain : karbon tinggi dan mempunyai berat jenis
1. Energi dapat di manfaatkan secara yang lebih tinggi daripada kayu yang
terus menerus karena sifatnya yang mencapai 1,4 g/ml. Potensi energi yang
renewable resource. dapat dihasilkan dari produk samping sawit
2. Sumber energi ini relative tidak dapat dilihat dari nilai energi panas
mengandung sulfur, sehingga tidak (calorific value). Nilai energi panas
menyebabkan polusi udara (calorific value) tertinggi pada cangkang
sebagaimana yang terjadi pada bahan sawit yaitu sebesar 20.093 kJ/Kg.
bakar fosil Pemanfaatan limbah agroindustri
3. Pemanfaatan energi biomassa juga sebagai bahan baku briket dinilai strategis
meningkatkan efisiensi pemanfaatan untuk mengantikan BBM yang saat ini
limbah pertanian, peternakan dan melambung tinggi seperti minyak tanah
perkebunan. yang sehari-hari digunakan oleh
Selama ini kendala yang dialami pada masyarakat ekonomi lemah. Briket yang di
pembuatan briket dari biomassa yaitu pada hasilkan dari arang cangkang kelapa sawit
ketersediaan bahan baku yang relative kecil ini lebih ramah lingkungan karena tidak
sehingga dibutuhkan sumber biomassa mengasilkan emisi gas beracun seperti NOx
yang melimpah dan dapat diproduksi secara dan SOx.
terus menerus. Ditinjau dari karakteristik bahan
Produk samping dari pengolahan baku, jika dibandingkan dengan tempurung
kelapa sawit adalah cangkang sawit yang kelapa biasa, tempurung kelapa sawit
asalnya dari tempurung kelapa sawit. memiliki banyak kemiripan. Perbedaan
Cangkang sawit merupakan bagian paling yang mencolok yaitu pada kadar abu (ash
keras pada komponen yang terdapat pada content) yang biasanya mempengaruhi
Upaya Pembinaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Briket Arang Cangkang Sawit Sebagai Alternatif Bahan
Bakar Di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi 31
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober – Desember 2015

kualitas produk yang dihasilkan oleh 7. Larutkan kanji tersebut diaduk dan
tempurung kelapa dan cangkang kelapa dipanaskan diatas hot plate sambil
sawit. Kadar abu (ash content) pada ditambah air sampai terbentuk gel.
tempurung kelapa sekitar 2,2 %, sedangkan 8. Arang yang dihasilkan kemudian
pada cangkang sawit sekitar 3%. cangkang digiling dan diayak untuk
sawit lebih baik dilakukan proses mendapatkan arang dengan ukuran
pengarangan pada tungku horizontal. 100 mesh
Kelebihan briket cangkang sawit ini adalah 9. Arang yang berukuran 100 mesh
menghasilkan api yang lebih biru dicampur dengan perekat sampai
dibandingkan kompor briket dari bahan benar-benar merata
lain. 10. Campuran arang dan perekat
dimasukan kedalam alat pencetak
Tujuan penelitian ini adalah briket dan dicetak dengan hidrolik
membina masyarakat Sungai Bahar Muaro press 5 ton ditahan selama 5 menit
Jambi dalam membuat Briket dari 11. Lalu briket di jemur dibawah sinar
cangkang Sawit dan pemanfaatan briket matahari selama 3 hari atau oven
cangkang sawit yang diperoleh untuk bahan dengan suhu 1050C selama 5 jam.
bakar alternatif
Pada umumnya, limbah cair
METODE PELAKSANAAN yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit
Pendekatan penelitian yang tersebut dibuang ke perairan. Adapun untuk
digunakan dalam penelitian ini merupakan limbah padat, secara sederhana dibuang ke
penelitian kuantitatif eksperimental yang lahan kosong, dikubur, atau dibakar di
bertujuan untuk memberikan cara alternatif dalam incinerator. Namun, dengan
bahan bakar pengganti dari sawit yang berkembangnya kesadaran manusia
disebut briket, dimana bahan utama adalah terhadap lingkungan hidup dan kualitas
cangkang kelapa sawit, bahan pembatu 5% sumber daya alam, cara pembuangan
sekam padi sebagai pemicu pembakaran limbah tadi tidak diperkenan lagi. Apalagi
serta 10% tepung kanji sebagai perekat. jika limbah yang dihasilkan dapat
Proses produksi pembuatan briket merusak lingkungan hidup dan
cangkang sawit sebagai berikut: menghasilkan polusi. Pabrik kelapa sawit
1. Cangkang kelapa sawit, dibersihkan dituntut untuk menghasilkan limbah yang
dahulu kemudian direndam dengan 'berkualitas' (Tobing et al. 2003).
larutan NaOH, dengan lama Untuk menghasilkan limbah yang
perendaman 1 jam. berkualitas tentu memerlukan
2. Setelah perendaman cangkang kelapa biayapengolahan. Dengan proses
sawit selanjutnya ditiriskan dan pengawasan yang baik, biaya
dikeringkan. pengolahan limbah tersebut haruslah dapat
3. Cangkang sawit dimasukkan ke dalam ditekan seminimal mungkin. Namun, akan
kaleng pembakaran yang tahan panas lebih baik jika pengolahan limbah dapat
dan tutup rapat. memberikan keuntungan terhadap
4. Lalu panaskan selama ± 4 jam sampai perusahaan.
cangkang kelapa sawit menjadi arang Sebagai upaya meminimalkan
dan tidak menghasilkan asap lagi limbah yang berdampak negatif dan
5. Setelah proses pengarangan selesai, mampu menyumbangkan laba bagi
kegiatan tersebut dihentikan dan perusahaan, adalah meningkatkan nilai
biarkan arang sampai menjadi dingin guna dari limbah tersebut, salah satunya
6. Kemudian sediakan tepung kanji dan pengolahan cangkang sawit menjadi arang
ditambahkan air briket. Keunggulan kompor arang briket
cangkang sawit adalah apinya berwarna

Upaya Pembinaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Briket Arang Cangkang Sawit Sebagai Alternatif Bahan
Bakar Di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi 32
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober – Desember 2015

biru dan tidak mengeluarkan asap serta paling terakhir setelah briket jadi, yaitu
ramah lingkungan pengujian. Pengujiannya meliputi:
1. Pengujian kadar air.
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Pengujian kadar volatile.
Pembuatan Briket Dari Cangkang Sawit 3. Pengujian kadar abu.
Setelah direndam dengan larutan 4. Pengujian kadar karbon terikat.
NaOH, dengan lama perendaman 1 jam, 5. Pengujian Nilai Kalor
selanjutnya ditiriskan dan dikeringkan. Tujuan dari pengujian-pengujian
Fungsi perendaman dengan larutan NaOH ini adalah untuk menguji tahanan mekanik
adalah agar cangkang sawit menjadi lebih dan menguji kualitas dari bahan. Dapat
lunak dibentuk. Kemudian Proses yang disimpulkan, semakin tinggi kadar karbon
paling penting yaitu, penjemuran bahan terikat, maka semakin baik kalor yang
baku atau dengan cara panaskan selama ± 4 dihasilkan. Sementara itu,jika semakin
jam sampai cangkang kelapa sawit menjadi kecil kadar air dan kadar volatile yang
arang dan tidak menghasilkan asap lagi. terkandung pada briket,maka semakin baik
Bahan yang ingin kita jadikan briket pula nilai kalor yang dihasilkan.
harus dikeringkan terlebih dahulu untuk
mengurangi kadar air. Proses kedua yaitu Pemanfaatan Briket Cangkang Sawit
pirolisis, pirolisis adalah dekomposisi Cara memanfaatkan dan menggunakan
kimia bahan organik melalui proses briket cangkang sawit adalah sebagai
pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau berikut:
reagen lainnya, di mana material mentah a. Peralatan dan bahan-bahan yg
akan mengalami pemecahan struktur kimia diperlukan:
menjadi fase gas. 1. Kompor briket
Setelah benar-benar bahan yang 2. Briket Cangkang Sawit
akan dijadikan briket kering proses 3. Fire starter, karton bekas atau koran
selanjutnya yaitu penghancuran dan bekas
pengayakan dengan ukuran 100 mesh. 4. Alat-alat tambahan (pencapit, kipas)
Selanjutnya adalah proses proses
perekatan.Pencampuran perekat pada briket b. Proses Penyalaan dari atas:
bisa menggunakan bahan perekat yaitu 1. Siapkan kompor briket
kanji. Terlebih dahulu kanji dicampur 2. Masukkan briket ke dalam kompor
dengan air, diaduk, lalu dipanaskan. Jika sesuai kapasitas kompor atau sesuai
sudah tercampur sempurna, baru jadilah kebutuhan
perekat yang digunakan untuk briket 3. Basahi sedikit bagian atas tumpukan
tersebut. briket dengan minyak tanah (atau bisa
Pencampuran perekat pada briket juga dengan merendam beberapa butir
yaitu hanya 10%,jadi misal arang 1 ke dalam minyak tanah)
kg,maka perekatnya 0,1 kg. Langkah 4. Sulut bagian atas dengan
berikutnya adalah pencetakan. Pencetakan menggunakan karton/koran, biarkan
biasanya dilakukan didalam wadah menyala dan merambat kebawah
tabung,lalu di pres atau di tekan dengan 5. Gunakan kipas untuk mempercepat
daya tekan yang paling baik 200 kg/cm2 penyalaan
atau dicetak dengan hidrolik press5 ton 6. Gunakan pengatur udara / lubang angin
ditahan selama 5 menit. dibagian bawah kompor untuk
Langkah selanjutnya yaitu mengatur panas kompor
pengeringan. Pengeringan pada umumnya
menggunakan sinar matahari. Untuk c. Proses penyalaan dari bawah:
penyimpanan, produk briket kemas dalam 1. Siapkan kompor
bungkusan plastic minyak dengan kisaran 5
briket perbungkusnya. Langkah yang
Upaya Pembinaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Briket Arang Cangkang Sawit Sebagai Alternatif Bahan
Bakar Di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi 33
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober – Desember 2015

2. Masukan beberapa butir briket yang 5. Tidak mengeluarkan suara bising dan
telah dibasahi atau direndam minyak tidak berjelaga
tanah 6. Rasa/aroma masakan tetap asli
3. Tambahkan briket silinder / briket
bantal diatasnya DAFTAR PUSTAKA
4. Sulut api dari lubang angin dengan Abdullah, K. (2004). Biomass Energy
menggunakan karton / Koran Potentials and Utilization in
5. Biarkan beberapa saat sampai briket Indonesia. Laboratory of Energy and
terbakar Agricultural Electrification,
6. Gunakan lubang angin untuk mengatur Department of Agricultural
panas kompor Engineering, IPB and Indonesian
Renewable Energy Society (IRES).
Apabila penggunaan setiap hari, Institute Pertanian Bogor, Indonesia.
setelah selesai memasak, sisakan sedikit Cipta Tani Lestari (CTL) (2004).
lubang kecil agar pada saat kompor ingin Teknologi Reaktor Biogas Plastik.
digunakan kembali, tinggal membuka Energi Alternatif Pedesaan yang
lubang angin dan kompor siap digunakan Ekonomis. CTL Pusat Inkubator
kembali. Hal yang penting adalah Pada Bisnis ITB.
beberapa menit awal penyalaan, biasa Direktorat Jendral Bina Produksi
masih berasap dan mengeluarkan emisi, Perkebunan (2005). Pokok-Pokok
disarankan untuk tinggalkan kompor Rencana Makro Pengembangan
selama kurang lebih 10 menit untuk Agribisnis Komoditi Perkebunan
menghindari emisi tersebut. Setelah terjadi 2005-2009. Direktorat Jendral Bina
pembakaran sempurna, emisi ini bisa Produksi Perkebunan.
dikatakan sudah tidak terdeteksi. Kemudian Goenadi, D.H, Y. Away, Sukin, Y., Yusuf,
Letakkan kompor di tempat yg agak tinggi H. H., Gunawan & Aritonang, P.
dan banyak ventilasi udara. (1998). Pilot-Scale Compossing of
Oil Palm Using ligno-cellulosic
d. Cara memadamkan kompor: Decompossing Bioactivator. 1998
1. Dapat dilakukan dengan langsung International Oil Palm Conference.
menutup lubang angin / pengatur udara Nusa Dua Bali, September 23-25,
dan bagian atas kompor 1998.
2. Ambil batu dengan pencapit, lalu Lacrosse, L. (2004). Clean and Efficient
dibenamkan ke pasir atau biarkan saja Biomass Cogeneration Technology in
menyala sampai habis / mati sendiri ASEAN, COGEN 3 Seminar on
“Business Prospects In Southeast
E. Mengganti briket pada saat Asia For European Cogeneration
penggunaan: Equipment”, 23 November 2004,
1. Angkat briket yg masih membara Krakow, Poland.
2. Buang briket yg telah habis terbakar Loebis, B. & Tobing, P.L. (1989). Potensi
3. Masukkan beberapa butir briket baru / pemanfaatan limbah kelapa sawit.
briket silinder Buletin Perkebunan. 20: 49-56.
4. Lalu masukkan kembali briket yg Ma, A.N., Choo, Y.M. & Cheah, K.Y.
masih membara sesuai urutannya (2003). Development of Renewable
Energy in Malaysia. Malaysian Palm
Manfaat menggunakan kompor briket Oil Board (MPOB).
cangkang sawit adalah: Menon, N. R, Rahman, Z. A & Bakar, N.
1. Lebih hemat A. (2003). Empty Fruit Bunches
2. Panas yg tinggi, stabil dan tahan lama Evaluation: Mulch in Plantation vs.
3. Tidak berbau dan berasap Fuel for Electricity Generation. Oil
4. Tidak beresiko meledak / kebakaran Palm Industry Economic Journal,
Upaya Pembinaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Briket Arang Cangkang Sawit Sebagai Alternatif Bahan
Bakar Di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi 34
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober – Desember 2015

Vol. 3, No. 2, p. 15-20. Malaysian Palm Oil Indonesian CPO industty’, Oil Palm
Board. Industry Economic Journal, 4(2), 1-
Mitsubishi Securities (2004). 13, Malaysian Palm Oil Board.
Bumibiopower Methane Extraction Yeoh, B.G. (2004). Energy Recovery from
and Power Generation Project. Waste-water treatment: A Case Study
Mitsubishi Securities, Clean Energy in the Biometharation as Oil Palm Oil
Finance Committee. Mill Eflluent. Brunei Darussalam
Seran, J.B.1990.,” Bioarang untuk Cogeneration Week. 23-24
memasak”, Edisi II, Liberti., November 2004. The Centrepoint
Yogyakarta Hotel, Bandar Seri Begawan.
Susila, W. R. (2004). ‘Impacts of CPO-
export tax on several aspects of

Upaya Pembinaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Briket Arang Cangkang Sawit Sebagai Alternatif Bahan
Bakar Di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi 35
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober – Desember 2015

Upaya Pembinaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Briket Arang Cangkang Sawit Sebagai Alternatif Bahan
Bakar Di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi 36

Anda mungkin juga menyukai