Linda Apriliani
1610716120003
1
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sistem informasi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia saat ini.
Teknologi yang semakin canggih membuat sistem informasi diperlukan untuk
berbagi informasi yang nantinya digunakan untuk berbagai kepentingan salah
satunya sistem informasi geografis (SIG). SIG merupakan suatu sistem yang
didalamnya mencakup informasi geografis untuk mengambarkan kondisi geografis
sesuai dengan kenyataan. Dengan bantuan sistem ini, kita mampu menggambarkan
kenampakan yang terlihat dilapangan agar dapat dituangkan kedalam bentuk 2
dimensi dalam hal ini berupa peta. Atau dengan kata lain SIG adalah kumpulan
yang terorganisasi dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi
dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan,
mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk
informasi yang bereferensi geografis.
Fungsi SIG dalam kehidupan kita sangat beragam dan dapat dirasakan untuk
berbagai bidang ilmu. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk pengelolaan
penggunaan lahan di bidang pertanian, kehutanan serta pembangunan pemukiman
penduduk dan fasilitasnya (transportasi). Peranan SIG dalam bidang kelautan juga
tak kalah pentingnya, yakni mampu memetakan ekosistem yang terdapat diperairan
maupun di pesisir, membuat peta sebaran daerah tangkapan ikan, serta mampu
membangun basis data untuk keperluan lainnya. Manfaat lainnya ialah untuk
pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Karakteristik dan potensi yang beragam dari wilayah pesisir, laut dan pulau-
pulau kecil umumnya menjadikan wilayah ini menjadi salah satu prioritas
pembangunan khususnya di bidang Kelautan dan Perikanan serta dapat dijadikan
sebagai orientasi kebijakan perencanaan pembangunan ke depan. Menurut UU RI
No. 27 tahun 2007 pasal 1 menyebutkan bahwa wilayah pesisir sendiri merupakan
daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan
darat dan laut sedangkan pulau-pulau kecil adalah pulau yang memiliki luas lebih
kecil atau sama dengan 2.000 km persegi beserta ekosistemnya. Peranan SIG
kelautan untuk pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil juga memiliki
pengaruh yang signifikan, pasalnya, dengan adanya SIG kondisi pesisir dan potensi
yang dimiliki sebuah pulau mampu terpetakan dengan baik sehingga dapat
digunakan untuk pengambilan kebijakan.
Pulau Karajaan merupakan pulau kecil dengan luas sekitar 2,5 km2,
berpenduduk 1660 jiwa yang secara administratif termasuk kedalam wilayah
kecamatan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan
Selatan. Wilayah ini memiliki keindahan alam yang indah dan sumberdaya alam
yang melimpah. Sumberdaya yang ada ini harus termanfaatkan dengan optimal agar
memberikan keuntungan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya sendiri. Namun sayangnya hingga saat ini, sebaran sumberdaya
yang ada di Pulau Karajaan belum terpetakan dengan baik serta minimnya data
tentang sumberdaya pulau membuat pengembangan belum dilakukan dengan baik
sehingga perlu adanya kajian lebih lanjut tentang besarnya potensi yang dimiliki
pulau ini. Data dan informasi potensi sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
2
3
1.3.Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktek terdiri dari ruang lingkup lokasi dan ruang lingkup
materi:
1.3.1. Ruang Lingkup Lokasi
Ruang lingkup lokasi pada penelitian ini adalah wilayah Pulau Karajaan,
Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Ruang lingkup darat meliputi sepanjang garis pantai pulau Karajaan sedangkan
ruang lingkup perairan sejauh 800 meter dari pesisir.
3
4
2.1.Pengertian SIG
Sistem Informasi Georafis atau Geographic Information System (GIS)
merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk
bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Sistem ini mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada
kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database,
seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang
unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG
dengan Sistem Informasi lainya yang membuatnya menjadi berguna berbagai
kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi
apa yang terjadi (Aini, STIMIK).
4
5
persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah “informasi
geografis” mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang
terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek
terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan
(atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan satu sistem yang banyak
dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Sistem ini telah berkembang menjadi satu
ilmu dan teknologi yang mapan sejalan dengan perkembangan bidang ilmu lain
khususnya teknologi informasi (Liu dan Mason, 2009).
Secara teknis SIG mengorganisasikan dan memanfaatkan data dari peta
digital yang tersimpan dalam basis data. Dalam SIG, dunia nyata dijabarkan dalam
data peta digital yang menggambarkan posisi dari ruang (space) dan klasifikasi,
atribut data, dan hubungan antar item data. Kerincian data dalam SIG ditentukan
oleh besarnya satuan pemetaan terkecil yang dihimpun dalam basis data. Dalam
bahasa pemetaan kerincian tergantung dari skala peta dan dasar acuan geografis
yang disebut sebagai peta dasar (Budiyanto, 2002).
5
6
6
7
layer tematik merupakan layer landuse, yang terbagi ke dalam layer mangrove,
tambak, perairan terbuka, tegalan, pemukiman, sawah dan pantai berpasir.
4. Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah
perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti
pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan
mengelola sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu
pekerjaannya sehari-hari.
5. Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap
permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek
realnya.Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG).
2.3. Manfaat dan Aplikasi SIG dalam Pemetaan Ruang Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
Manfaat SIG dalam pemetaan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
diantaranya :
a. Memetakan Daerah Tangkapan Ikan
Salah satu faktor penentu keberhasilan operasi penangkapan ikan adalah
tersedianya informasi daerah penangkapan ikan yang potensial (potential fishing
ground). Nelayan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari
gerombolan ikan sehingga trip operasi menjadi lebih lama dan biaya operasi
menjadi lebih mahal. Lokasi keberadaan ikan dapat diduga dari kondisi perairan
yang merupakan habitat suatu spesies ikan, yang biasanya digambarkan dengan
sebaran parameter oseanografi. Suhu permukaan laut merupakan salah satu
indikator untuk mengetahui keberadaan spesies ikan pelagis. Pada umumnya setiap
spesies ikan contohnya tongkol memiliki kisaran suhu optimum untuk
penyebarannya. Ikan memilih suhu tertentu untuk hidup sehingga akan
mempengaruhi penyebaran dan keberadaannya. Oleh karena itu suhu optimum
sangat disenangi ikan pada umumnya yang mungkin bervariasi sesuai dengan
perubahan temporal dan spasial perlu diketahui.
7
8
b. Pemetaan Ekosistem
Pesisir merupakan transisi antara ekosistem dan laut dengan ekosistem
kehidupan darat. Pengelolaan dan pemanfaatan daerah pesisir belum dilaksanakan
oleh pemerintah daerah secara optimal karena hal ini sangat berhubungan dengan
kewenangan yang dimilikinya. Sejalan dengan kewenangan daerah untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakatnya, maka daerah akan mengelola dan
memanfaatkan daerah pesisir secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat daerah. Saat ini, penerapan teknologi informasi semakin berkembang
pada segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satunya dimanfaatkan untuk
memberikan informasi dan pemetaan mengenai potensi daerah pesisir dalam bentuk
sistem informasi geografis. Penerapan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)
untuk pemetaan potensi daerah pesisir dapat membantu memetakan ekosistem
mangrove di suatu wilayah.
8
9
9
10
10
11
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan selama penelitian ini disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk pengolahan data
No. Bahan Kegunaan
Citra Satelit Sentenel 2A tahun Data dasar pemetaan sebaran ekosistem
1
2019 tahun 2018
2 Citra Drone Pembanding citra satelit
3 Hasil Analisis Data yang diolah menjadi peta
Reclass
(Mangrove dan Validasi Data
Non Mangrove) GCP
Sebaran
Mangrove
Gambar 7. Bagan Alir Pengolahan Citra Sebaran Mangrove
2. Pembuatan Peta Ekosistem Terumbu Karang
Tahapan pengolahan awal agar peta yang dihasilkan lebih baik adlah koreksi
radiometrik citra satelit (Image preprocessing) untuk memperbaiki data citra asli
(raw data) menjadi citra yang siap untuk diinterpretasi masking dan cropping serta
komposit warna. Setelah melakukan hal-hal tersebut maka akan dilakukan
klasifikasi unsupervised (tidak terbimbing) dengan cara mengoreksi dengan metode
Lyzenga dan mengkelaskan kembali substrat dasar yang berada di lokasi penelitian
11
12
dengan dibantu data GCP yang telah didapatkan untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 8 berikut:
Masking
Koreksi Komposit Warna Penajaman Citra
and
Radiometrik RGB 532 Metode PCA
Cropping
Validasi
Sebaran
DATA GCP Terumbu Karang
*Algoritma Lyzenga (if i3/i2 <= 1 then log(i1) + (1*log(i2)) else null)
Layouting
Gambar 9. Bagan Alir Pembuatan Basemap Peta (Penggunaan Lahan)
12
13
13
14
14
15
15
16
4.1.2. Suhu
16
17
4.1.3. Kecerahan
4.1.4. Kedalaman
Hasil pengukuran kedalaman di perairan Pulau Karajaan menunjukkan
perairan yang cukup dalam. Kedalaman di perairan ini memiliki interval 2-20 m.
Kedalaman yang variatif ini dikarenakan pada sisi utara Pulau Karajaan yang
langsung berhadapan dengan Selat Makassar yang memiliki kedalaman >20 m dan
17
18
18
19
4.1.5. pH
19
20
20
21
4.1.7. BOD5
21
22
4.1.8. DO
22
23
4.1.9 Nitrat
23
24
4.1.10. Fosfat
24
25
4.1.11. COD
25
26
4.1.14 Nitrit
26
27
27
28
4.1.16. TDS
Total zat padat terlarut (Total Dissolved Solids, sering disingkat dengan
TDS) adalah suatu ukuran kandungan kombinasi dari semua zat-zat anorganik dan
organik yang terdapat di dalam suatu perairan. Umumnya kadar TDS yang
terkandung dalam air antara 20-1000 mg/L. Sumber utama yang mempengaruhi
perairan adalah limpahan yang berasal dari rumah tangga masyarakat.
28
29
4.1.17. Amonia
29
30
4.2.2. Kelerengan
Berdasarkan hasil pengukuran kelerengan di Pulau Karajaan menggunakan
waterpass dan theodolite didapatkan kelerengan pantai dengan interval 2-11%
seperti yang terlihat pada Gambar 28.
30
31
4.2.3. Gelombang
Gelombang merupakan salah satu faktor utama dalam penentuan morfologi
dan komposisi pantai serta penentuan proses perencanaan dan desain pembangunan
pelabuhan, terusan (waterway), struktur pantai, alur pelayaran, proteksi pantai dan
kegiatan pantai lainnya. Di tempat-tempat tertentu terjadi konsentrasi energi
gelombang sehingga akan meningkatkan intensitas erosi atau abrasi pada tempat-
tempat tersebut.
31
32
32
33
Barat daya
33
34
Selatan
34
35
Tenggara
35
36
Timur
36
37
sehingga mudah terjadi perubahan garis pantai. Sebagian besar dari pulau ini
mengalami abrasi dikarenakan tipe pantainya merupakan pantai berpasir.
37
38
4.2.3. Arus
Gambar 31. Peta Sebaran Kecepatan dan Arah Arus Saat Surut
38
39
Gambar 31. Peta Sebaran Kecepatan dan Arah Arus Saat Surut
39
40
Gambar 32. Peta Sebaran Kecepatan dan Arah Arus Saat Pasang
40
41
Gambar 32. Peta Sebaran Kecepatan dan Arah Arus Saat Pasang
Berdasarkan peta sebaran kecepatan dan arah arus (Gambar 32) diketahui
bahwa hasil pengukuran arah arus di perairan Pulau Karajaan arah arus menuju arah
tenggara. Semakin dekat dengan daratan semakin kecil kecepatan arus, sedangkan
semakin jauh dari daratan semakin besar kecepatan arus. Hal ini akan
mempengaruhi kondisi pantai di daerah tersebut.
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian sebelumnya adalah
dapat menganalisis sekaligus menginterpretasi data dari citra satelit dengan
menggunakan aplikasi tertentu, mampu membuat data base berdasarkan GCP dan
data yang ada dilapangan. Data base tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat
peta tematik dan peta kesesuaian lahan di wilaya Pulau Karajaan yang sesuai
dengan kaidah kartografi. Selain itu, data base juga dapat digunakan untuk
kepentingan lainnya yang bertujuan untuk memberikan informasi geografis
mengenai potensi yang ada di Pulau Karajaan.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian selanjutnya ialah pengambilan
sampel dilapangan lebih banyak dan waktu penelitian lebih lama sehingga akan
banya data lapangan yang terkumpul dan membuat penelitian lebih akurat.
52
53
DAFTAR PUSTAKA
Hasbi, R. (2007). Analisis polutan logam tembaga (Cu) dan timbal (Pb) dalam
sedimen laut pelabuhan Pantoloan berdasarkan kedalamannya (skripsi).
UNTAD Press, Palu.
Liu, J.G., Mason, P.J., 2009. Essential image processing and GIS for remote
sensing, John Willey & Sons, Hoboken, USA.
Nugraha, A. L., Firdaus, H. S., & Sukmono, A. (2018). Analisis Kesesuaian Lahan
Tambak Terhadap Produktivitas Budidaya Udang Menggunakan Sig (Studi
Kasus: Kabupaten Kendal) (Doctoral Dissertation, Universitas
Diponegoro).
Susiati, H., Arman, A., & Yarianto. (2009). Kandungan logam berat (Co,Cr, Cs,
As, Sc, dan Fe) dalam sedimen di kawasan pesisir I semenanjung Muria.
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 11(1).
53
54
54
55
Kedalaman (m)
Suhu Kecerahan
x y Map pH
(°C) (m)
Batu Duga Sounder
116.211
1 -4.08125 28 2 2 8.22 2
116.211
4 -4.07853 28 - 11 8 6
116.214
3 -4.07917 28 - 13 8 5
116.213
4 -4.08239 28 0.5 0.6 8.9 0.5
116.217
2 -4.08175 28 - 13.2 7.11 5
116.218
5 -4.08408 28 - 12.5 8.02 5
116.22 -4.08875 28 - 12.4 7.89 5
116.220
1 -4.09147 28 - 10.9 8.2 5
116.199
3 -4.09155 28.1 1.2 1.1 8.37 1.2
116.193
2 -4.09341 29.8 1.2 1.3 9.14 1.2
116.193
5 -4.09588 29.1 1.3 1.3 9.19 1.3
116.200
1 -4.09308 29.1 1 0.8 9.3 1
116.200
8 -4.09445 29.1 1 0.8 9.24 1
116.201
5 -4.0958 29.1 1 0.9 9.24 1
116.198 -4.09831 29.1 10.2 10.1 8.65 3
116.195
7 -4.10039 29 9.9 9.7 9.15 3
116.198
1 -4.10062 29 11.6 11.2 9.06 3
116.197
3 -4.10232 29.1 10.5 10.4 9.98 3.3
116.199 -4.1005 29.2 2.2 2.1 9.21 2.2
116.200
5 -4.09935 29 5.7 5.5 9.09 4
116.202
6 -4.10148 29 18 17.9 8.77 3.8
116.201 -4.10671 29.1 18.7 18.6 8.99 4.3
116.203 -4.10784 29 10.6 10.5 9.04 4.7
116.204
4 -4.10275 29 3.7 3.6 8.76 3.5
55
56
Kedalaman (m)
Suhu Kecerahan
x y Map pH
(°C) (m)
Batu Duga Sounder
116.206
7 -4.1025 29 16.1 16 9.12 4
116.21 -4.10803 29.1 17.2 17.1 9.13 4
116.212
4 -4.10708 29 2 2 9.01 2
116.208
8 -4.10266 29 10.1 10 8.85 4
116.213
2 -4.10241 29 10.3 10.2 8.94 4
116.214
9 -4.10116 29.1 15.5 15.4 9.04 4
116.216 -4.10413 29.2 15.3 15.2 9.02 4
116.217
8 -4.10257 29.1 11.3 11.2 9.02 4
116.216
2 -4.1009 29.1 11.2 11.1 8.09 4
116.217
8 -4.09854 29.2 16.7 16.6 8.96 4.7
Arus
DO Salinitas
x y Waktu Arah Kecepatan
(mg/l) (ppm)
(s) (°) (m/s)
116.199
8 -4.08975 7.2 34 28 152 0.179
116.195
8 -4.08975 7.1 34 41 112 0.122
116.192
9 -4.08961 6.4 31 69 109 0.072
116.192
9 -4.08664 6.9 31 101 112 0.050
116.196
5 -4.08706 7 34 90 243 0.056
116.199
7 -4.08786 7.4 33 20 210 0.250
116.2 -4.08711 6.8 34 90 59 0.056
116.197
5 -4.08478 7.6 31 36 52 0.139
116.194
7 -4.08247 7.2 34 20 113 0.250
116.196
9 -4.08069 7.1 31 26 219 0.192
116.198
4 -4.08314 6.9 34 78 322 0.064
116.2 -4.08586 7 32 80 12 0.063
56
57
Arus
DO Salinitas
x y Waktu Arah Kecepatan
(mg/l) (ppm)
(s) (°) (m/s)
116.199
8 -4.08539 7.2 32 90 340 0.056
116.200
1 -4.08275 7.3 33 10 260 0.500
116.200
4 -4.079 7 31 23 180 0.217
116.202
9 -4.07836 7.2 34 85 260 0.059
116.203
1 -4.08217 7.4 34 70 292 0.071
116.205
4 -4.08261 7.2 34 60 278 0.083
116.205
5 -4.07775 7 31 41 140 0.122
116.208
3 -4.07739 7 33 82.53 139 0.061
116.208
3 -4.08083 7 33 51 139 0.098
116.208
3 -4.08456 7.5 34 90 131 0.056
116.211
1 -4.08125 7.3 31 15 122 0.333
116.211
4 -4.07853 6.5 33 45 151 0.111
116.214
3 -4.07917 7 30 10 160 0.500
116.213
4 -4.08239 7.8 34 54 189 0.093
116.217
2 -4.08175 7.3 34 37 161 0.135
116.218
5 -4.08408 7.8 30 30 191 0.167
116.22 -4.08875 7.9 31 39 129 0.128
116.220
1 -4.09147 8.6 30 35 158 0.143
116.199
3 -4.09155 6.5 30 97 119 0.052
116.193
2 -4.09341 8 31 25 104 0.200
116.193
5 -4.09588 8.3 30 13.76 354 0.363
116.200
1 -4.09308 7.4 30 15.13 310 0.330
57
58
Arus
DO Salinitas
x y Waktu Arah Kecepatan
(mg/l) (ppm)
(s) (°) (m/s)
116.200
8 -4.09445 6.2 31 9.65 330 0.518
116.201
5 -4.0958 7.1 31 17.7 323 0.282
116.198 -4.09831 7 32 49.19 134 0.102
116.195
7 -4.10039 6.3 32 36.48 202 0.137
116.198
1 -4.10062 6.8 31 130 130 0.038
116.197
3 -4.10232 6.2 31 70 218 0.071
116.199 -4.1005 6.1 31 46.27 326 0.108
116.200
5 -4.09935 6.6 31 64 314 0.078
116.202
6 -4.10148 7.8 31 105 98 0.048
116.201 -4.10671 6.3 31 110 148 0.045
116.203 -4.10784 7.3 31 76 280 0.066
116.204
4 -4.10275 7.7 31 72 70 0.069
116.206
7 -4.1025 8.2 32 30 216 0.167
116.21 -4.10803 8.3 30 33 216 0.152
116.212
4 -4.10708 7 32 21 160 0.238
116.208
8 -4.10266 7.5 32 40 232 0.125
116.213
2 -4.10241 6.9 31 21.34 44 0.234
116.214
9 -4.10116 7.9 33 26.43 316 0.189
116.216 -4.10413 7.7 32 26.14 224 0.191
116.217
8 -4.10257 6.9 31 23.12 124 0.216
116.216
2 -4.1009 7.7 31 20 180 0.250
116.217
8 -4.09854 8.2 32 18 288 0.278
58
59
Salinitas DO Suhu
x y pH
(ppm) (mg/l) (°C)
30 8.96 5.2 30.2
30 9.01 7.9 30.5
116.1993 -4.089
31 9.04 8 30.4
31 9.03 7 30.3
116.1995 -4.08854
30 9.06 8 30.2
30 9.06 8 30.2
116.1995 -4.08551
31 9.05 6.7 30.2
31 9.06 8 30.2
116.1997 -4.0883
30 9.06 8.1 29.8
30 8.97 8.1 29.9
116.2014 -4.0865
32 9.09 8.2 29.8
30 9.11 8.3 29.7
116.2026 -4.0905
30 9.13 8.3 29.6
30 9.09 8.3 29.3
116.2026 -4.0951
31 9.16 8.3 29.4
30 9.16 8.3 29.6
116.2022 -4.08622
31 9.17 8.3 29.5
59
60
Suhu
X Y DO (mg/l) Salinitas (ppm) pH (°C)
116.2118 -4.08847 7.7 31 9.12 26
116.212 -4.08842 7.6 33 9.21 26
116.2119 -4.08882 7.7 33 9.22 26
116.212 -4.08883 7.5 33 9.16 26
116.2119 -4.08957 7.6 33 9.11 26
116.2121 -4.08958 7.6 32 9.19 26
60
61
Salinitas DO
x y (ppm) pH (mg/l) Suhu (°C)
116.2025 4.0925 31 9.17 8.0 28.5
116.2025 4.0925 31 8.88 6.7 28.2
116.2019 4.0925 31 8.25 7.5 28.3
116.2019 4.092222 31 9.13 8.4 28.4
116.2017 4.092222 31 9.12 8.3 28.5
116.2019 4.092222 31 9.12 8.4 28.5
116.2014 4.091944 31 8.8 8.2 29.3
116.2014 4.091944 32 9.10 8.6 29.4
116.2011 4.091944 32 8.83 8.4 29.3
116.2011 4.091944 32 8.83 8.4 29.4
116.2008 4.091667 32 8.73 8.3 29.5
116.2008 4.091667 32 8.26 8.0 29.5
61
62
X Y D50 Tekstur
116.1929 -4.08961 547,1 Pasir Berkerikil
116.1975 -4.08478 515,9 Pasir Berkerikil Halus
116.2203 -4.09904 589 Pasir Berkerikil
116.1993 -4.09155 527,8 Pasir Berkerikil
116.2067 -4.1025 643 Kerikil Berpasir
116.2132 -4.10241 607,8 Pasir Berkerikil
116.198 -4.09831 592,9 Pasir Berkerikil Halus
116.201 -4.10671 591,7 Pasir Berkerikil
62
63
63