Ini berbeda dengan klaim Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut jika
berdasarkan data kemiskinan di Indonesia telah turun dalam lima tahun terakhir.
"Mengenai BPS enggak ada yang salah, karena BPS itu metodologinya menghitung
angka kemiskinan dari 2.100 kalori. Nah sekarang mungkin pak Prabowo atau
misalnya orang lain bukan pak Prabowo menghitung angka kemiskinan
berdasarkan standar ILO," ujar dia di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Enny kembali menegaskan, ucapan Prabowo serta data keluaran BPS itu bukanlah
suatu perbedaan, melainkan hanya sebuah perbedaan sudut pandang saja.
Namun, dia pun mengimbau BPS agar dapat menyampaikan metodologi yang
dipakai untuk menghitung angka kemiskinan. Sebab, setiap lembaga punya tiga
rumusan untuk menganalisis kasus tersebut.
"Sebenarnya BPS juga ada tiga pembanding, yakni angka kemiskinan mutlak, ada
indeks keparahan, ada indeks kedalaman. Itu sebenernya bisa diperbandingkan.
Nah mungkin juga metodologinya itu yang penting dibuka kepada pemerintah,
bahwa ini loh hanya pakai 2.100 kalori. Yang penting di situnya, jadi enggak hanya
main sekedar klaim mengklaim," tandasnya.
Kemiskinan Masih Bakal Menggerogoti Ekonomi Indonesia
Kemiskinan masih akan akrab dengan ekonomi Indonesia, meski pemerintah
mengklaim tingkat kemiskinan saat ini sudah dibawah 10% atau dibawah
kemiskinan kronis.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko
Listiyanto, menilai kemiskinan akan menjadi tantangan di tahun 2019 dan tahun
mendatang. Pendorongnya adalah pergerakan harga bahan pokok yang cenderung
meninggi, terutama beras sebagai makanan pokok rakyat Indonesia.
Eko memperkirakan tingkat kemiskinan di Indonesia pada 2019 ini akan mencapai
level 8,5% hingga 9%.
“Kenaikan harga bahan pokok sangat signifikan memengaruhi angka kemiskinan.
Di pedesaan, beras berkontribusi 25% dan di perkotaan sebesar 19%,” ujar Eko
kepada SINDOnews di Jakarta.
Sementara itu, untuk tahun 2020 mendatang, pertumbuhan di sektor pertanian
diprediksi hanya 3,9%, relatif sama dengan tahun 2018 kemarin.
"Hal ini menggambarkan kesejahteraan petani belum bergerak signifikan. Mungkin
sedikit akan terbantu oleh dana desa," jelasnya.
ARTIKEL : KESEHATAN
Komitmen Pemuda untuk Pembangunan Kesehatan Indonesia
Kementerian Kesehatan RI dan Word Health Organization (WHO) memberikan
ruang bagi anak muda dalam menunjukkan peran sentral mereka sebagai penggerak
pembangunan, khususnya di bidang kesehatan saat pelaksanaan Youth Town Hall
tingkat nasional, Maret lalu.
Kegiatan Nasional Youth Town Hall menjadi forum diskusi bagi pemuda, tokoh
inspiratif, dan pemangku kepentingan menyuarakan permasalahan isu kesehatan
serta berbagi pengalaman dan solusi untuk menjawab tantangan tersebut.
Youth Town Hall menjadi titik balik bagi pemuda dan pemangku kebijakan untuk
mengkaji ulang pelibatan pemuda secara lebih strategis. Pembangunan kesehatan
yang strategis dan inklusif menjadi visi yang perlu diwujudkan dalam memastikan
generasi muda yang berkualitas menuju tahun emas 2030.
Sebagai bentuk komitmen untuk mendukung kontribusi pemuda dalam pencapaian
Sustainable Development Goals, khususnya di pencapaian tujuan No.3 yang
berfokus di bidang kesehatan, Center for Indonesia’s Strategic Development
Initiatives (CISDI) menginisiasi sebuah diskusi yang melibatkan pemuda
perwakilan peserta Nasional Youth Town Hall.
Menlu Retno: Bangsa Tidak Sehat adalah Bangsa yang Lemah
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa kesehatan merupakan
aspek penting yang menentukan kekuatan suatu bangsa.
“Kalau sebuah bangsa tidak sehat maka bangsa tersebut akan lemah,” kata dalam
Youth Town Hall, Kamis (21/3/2019) di Balai Sarbini, Jakarta seperti dikutip rilis
yang diterima Health-Liputan6.com.
Retno pun mengingatkan anak-anak muda untuk memiliki kesehatan yang optimal
agar bisa mendapatkan bonus demografi yang akan terjadi pada 2020-2030 di
Indonesia. Dengan kesehatan yang optimal, pemuda bisa lebih produktif dan bisa
melakukan banyak hal.
Tak cuma kesehatan saat ini, nanti saat sudah menjadi orangtua juga perlu
memperhatikan asupan makanan. Jangan sampai perempuan mengalami
kekurangan gizi karena nanti akan hamil. Menurut banyak studi, ibu dengan
cakupan gizi optimal akan melahirkan anak yang sehat.
Gejala Tipes yang Perlu Dikenali, Waspadai Agar Tak Membahayakan
Nyawa
Kamu pasti sudah tidak asing dengan penyakit tipes. Kasus penyakit tipes memang
sering ditemui di tengah masyarakat Indonesia. Penyakit tipes ini merupakan
penyakit yang unik karena penyebaran bakteri tipes ini bisa ditularkan dari
seseorang yang justru tidak sakit tipes.
Penyebaran dan perkembangan penyakit tipes biasanya kerap ditemui di negara-
negara berkembang. Negara berkembang sebagian besar memiliki proses sanitasi
yang masih kurang dan berjalan tidak baik. Jika dibandingkan di negara maju,
penyakit tipes ditemukan kasus dengan angka yang kecil.
Penyakit tipes yang menyerang anak-anak maupun orang dewasa biasanya tidak
didukungnya sanitasi di daerah tersebut atau kebiasaan dari orang itu sendiri. Bisa
juga akibat orang yang menderita tipes belum mendapatkan imunisasi sehingga
rentan akan penyakit akibat kekebalan tubuhnya tidak kuat.
Lingkungan, Faktor yang Paling Menentukan Kesehatan Masyarakat
Liputan6.com, Jakarta Derajat kesehatan masyarakat sesungguhnya bukan hanya
soal pelayanan kesehatan, tetapi juga faktor lingkungan. Bahkan, hal itu memiliki
pengaruh hingga 40 persen.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dalam
Rapat Kerja Nasional Indonesia Bersih yang di Gedung Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan pada Kamis (21/2/2019). Adapun, acara tersebut digelar oleh
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian LHK.
Nila mengungkapkan mengenai Teori H.L. Blum dalam kesempatan tersebut.
Seperti dikutip dari rilis di sehatnegeriku.kemkes.go.id pada Jumat (22/2/2019),
derajat kesehatan ditentukan oleh 40 persen faktor lingkungan, 30 persen faktor
perilaku, 20 persen pelayanan kesehatan, dan 10 persen genetika atau keturunan.
Sehingga, demi mencapai kesehatan yang baik, menjaga kebersihan lingkungan dan
sanitasi adalah faktor penentu tertinggi demi meningkatkan kesehatan masyarakat.
Masalahnya, yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini faktor pelayanan
kesehatan dianggap yang paling menentukan.
"Kalau betul-betul memperhatikan lingkungan, faktor pelayanan kesehatan hanya
20 persen," kata Nila.
Gejala Virus Zika, Cara Penularan dan Pencegahan yang Perlu Diwaspadai
Ibu Hamil
Liputan6.com, Jakarta Pada 2016 yang lalu informasi mengenai virus Zika yang
'mengamuk' di Amerika Tengah dan Selatan menjadi topik hangat akibat
keberadaan virus tersebut.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, virus Zika ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes. Nyamuk jenis Aedes Aegypti untuk daerah tropis, Aedes
africanus di Afrika, dan juga Aedes albopictus pada beberapa daerah lain. Meskipun
saat ini virus Zika sudah jarang terdengar namun tidak ada salahnya untuk
mengetahui gejala virus Zika, cara penularan dan pencegahan.
Pasalnya, para ilmuwan melaporkan bahwa dari 70 anak-anak dengan microcephaly
Zika bisa menimbulkan gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kerusakan
telinga bagian dalam atau kerusakan saraf yang menghubungkan telinga ke otak.
Selain itu, pada beberapa kasus Zika dilaporkan terjadi komplikasi autoimun.
Gejala penyakit ini menyebabkan kesakitan tingkat sedang yang berlangsung 2-7
hari.
Bagi siapapun yang tinggal atau mengunjungi area yang diketahui ada virus Zika
memiliki risiko terinfeksi. Namun tidak semua orang yang terinfeksi virus Zika
menunjukkan gejala. Hanya satu di antara lima orang yang menunjukkan gejala.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui gejala virus Zika, cara
penularan dan pencegahan, sebagai langkah antisipasi. Anda pun juga bisa
mengedukasi kepada kerabat mengenai gejala virus Zika cara penularan dan
pencegahan tersebut. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber gejala
virus Zika, cara penularan dan pencegahan, Minggu (17/3/2019).
Jumlah Anak Rabun Jauh di Indonesia Meningkat Drastis pada 2050
Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 500 juta anak usia sekolah di dunia akan
mengalami rabun jauh atau miopi di 2050. Sebuah data terbaru yang dikumpulkan
oleh Clearly yang dipresentasikan dalam konferensi di London mengungkapkan hal
ini.
Mengutip Pharmacy Business pada Selasa (11/6/2019), peningkatan rabun jauh
atau mata minus di 2050 hampir 200 juta dari saat ini.
Masalah pada mata ini diperkirakan akan meningkat pesat pada anak-anak di dua
negara: Tiongkok (65,7 persen) dan India (22,3 persen).
Selain dua negara tersebut, mereka yang menghadapi masalah peningkatan angka
rabun jauh pada anak usia sekolah di 2050 adalah: Amerika Serikat (27,6 persen),
Meksiko (18,6 persen), Indonesia (17,2 persen), Nigeria (16,4 persen), Pakistan
(12,3 persen), Bangladesh (9,3 persen), Brasil (8,5 persen), dan Jepang (8,0 persen).
IPB: Cacar Monyet Belum Pernah Dilaporkan Terjadi di Indonesia
Monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan virus
monkeypox. Virus ini masuk genus Orthopoxvirus, famili Orthopoxviridae.
Penyakit ini seperti smallpox pada manusia, disebabkan variola atau smallpox virus
yang berkerabat dekat dengan monkeypox tetapi bersumber pada hewan.
"Hewan yang peka terhadap monkeypox virus di antaranya monyet, kera, rodensia,
dan mamalia kecil. Sumber virus di hewan bisa berasal dari lesio kulit, urin, feses,
eksudat dari mulut, hidung, dan konjungtiva, serta semua jaringan hewan
terinfeksi," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (FKH
IPB), Prof Dr drh Srihadi Agungpriyono ketika dihubungi, Kamis (16/5/2019).
Lebih lanjut dia menyampaikan, penularan dari hewan ke hewan melalui kontak
langsung dengan sumber virus misalnya gigitan, cakar, dan endusan. Penularan
diduga terjadi juga melalui aerosol atau kontak dekat.
Penularan dari hewan ke manusia bisa melalui kontak langsung dengan lesio (kulit),
darah, dan cairan (eksudat) hewan terinfeksi, gigitan dan cakaran, melalui aerosol
saat kontak dekat dengan hewan terinfeksi, serta konsumsi daging hewan liar yang
dikenal 'bush meat'. Kasus 'bush meat' merupakan kasus pada manusia di Afrika.
"Penyakit monkeypox belum pernah dilaporkan terjadi di Indonesia baik pada
hewan maupun manusia, sehingga penyakit ini dalam istilah kesehatan hewan
dikategorikan eksotik," katanya.
Dari aspek kesehatan hewan, maka otoritas veteriner perlu membuat kebijakan
tentang tindakan-tindakan preventif terkait masuknya hewan-hewan, terutama
rodensia dan ‘exotic pet’ dari negara endemik monkeypox.
Mengingat ini penyakit zoonotik, maka perlu ada koordinasi antara bidang
kesehatan, kesehatan hewan, satwa liar, dan instansi terkait, untuk segera membuat
serta mengambil langkah-langkah tindakan preventif termasuk kesiapsiagaan
darurat atau emergency preparedness terkait masuknya virus Monkeypox,"
paparnya.
Selain itu, ia menambahkan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) terhadap
masyarakat harus segera disusun dalam rangka meredam keresahan dan
kekhawatiran masyarakat. "Kita sepakat agar masyarakat tidak perlu khawatir
berlebihan dan tetap memperhatikan imbauan dan saran yang disampaikan oleh
pemerintah melalui instansi terkait,
Butuh Peran Aktif Masyarakat untuk Cegah Penyakit DBD
JAKARTA - Wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) bisa segera
ditanggulangi dan dicegah, jika ada peran aktif dari masyarakat untuk menjaga
kebersihan lingkungannya.
Hal ini pun sudah diaplikasikan oleh sejumlah pengurus lingkungan di Kelurahan
Pasar Minggu, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan melakukan
penyemprotan atau fogging.
Kegiatan ini dimotori oleh komunitas masyarakat yang tergabung dalam Alumni
SMA dan Perguruan Tinggi. "Kami sebagai warga tentunya sangat senang dan
mengapresiasi kegiatan fogging yang bermanfaat untuk penanggulangan dan
pencegahan wabah DBD," kata M Raffiudin, Ketua Pelaksana, di sela-sela kegiatan
Rabu (20/3/2019).
Dia menjelaskan, pihaknya tidak mempermasalahkan jika kegiatan fogging yang
dilakukan gabungan alumni SMA 60, SMA 28, SMA 97, SMA 55, SMA 13, PSKD,
SMP 19 dan ITB, dibarengi dengan sosialisasi kampanye untuk Paslon 01, Joko
Widodo (Jokowi)-KH Maruf Amin.
"Warga tidak ada masalah. Karena kegiatan ini melalui prosedur yang baik. Mereka
sudah memberi tahu Panwas dan Polsek Pasarminggu," ucapnya.
Hal senada dikatakan Nasir, Anggota Panwas dari Kecamatan Pasarminggu. Ia
mengaku senang ada pemberitahuan kegiatan fogging yang diisi dengan kampanye.
"Ini menunjukkan adanya kesadaran yang tinggi dari para relawan ataupun timses
paslon dalam hal kampanye untuk terhindar dari berbagai pelanggaran pemilu, "
ujarnya.
Sekadar diketahui, para alumni SMA dan perguruan tinggi ini, selain melakukan
fogging juga mensosialisasikan Paslon 01 Pilpres 2019 secara simpatik dengan
membagikan kaos, kalender dan pin.
Pemerintah Dinilai Tak Boleh Korbankan Kualitas Layanan Kesehatan
JAKARTA - Kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat diminta tidak boleh
dikorbankan oleh ketidakmampuan pemerintah menyiapkan anggaran untuk Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Hal tersebut dikatakan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid, dalam diskusi Rabu Biru bertajuk
'Memerdekakan Sektor Kesehatan, Sejahterakan Ekonomi Rakyat' di Media Center
Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu
(13/3/2019).
Gamal memandang, posisi BPJS Kesehatan serba salah. Di lain sisi, BPJS
Kesehatan tidak memiliki anggaran, namun kebutuhan yang harus ditanggung
begitu besar. Sehingga kata dia, pemerintah atau negara harus hadir.
Sehingga, menurut dia, negara ini butuh pemimpin yang menjadikan kesehatan
sebagai prioritas pembangunan. Dia berpendapat, presiden tidak boleh lepas tangan
dari masalah defisit BPJS Kesehatan.
"Kalau kita lihat Undang-undang dijelaskan di Pasal 7 Ayat 1 itu tertulis BPJS
Kesehatan bertanggung jawab kepada Presiden, bahkan premi dan lain sebagainya
dikeluarkan oleh Perpres," ungkapnya.
Obat Kanker Usus Tak Lagi Ditanggung BPJS, Ini Respons Dewan
JAKARTA - Keputusan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor HK.01.07/
Menkes/707/2018 tentang Formulairum Nasional tertanggal 19 Desember 2018
terkait obat kanker usus yang tak lagi ditanggung BPJS menuai tanggapan dari
Okky Asokawati, Anggota Komisi IX DPR 2014-2018.
Menkes memutuskan dua jenis obat kanker yakni obat yang menghambat
pertumbuhan kanker (bevasizumab) tidak masuk dalam daftar obat yang
ditanggung BPJS. Kemudian obat untuk pengobatan kanker usus besar/kolorektal
(cetuximab) yang hanya masuk dalam peresapan maksimal enam siklus atau hingga
terjadi efek samping yang tidak ditoleransi mana yang terjadi lebih dahulu.
Keputusan ini efektif per 1 Maret 2019 mendatang. (Baca Juga: Ketahui Gejala
Awal Kanker Usus)
Keputusan Menkes ini berbasis hasil rekomendasi tim penilai yang berbasis pada
efektifitas harga (cost effectivness) dengan membandingkan antara obat mahal dan
obat generik yang sebenarnya memiliki manfaat yang sama.
Mestinya pemerintah memberi penjelasan secara komprehensif atas kebijakan
tersebut. Saya melihat, Kemenkes kerap menyampaikan informasi yang sepotong-
potong dan tidak komprehensif di publik. Akibatnya, persepsi negatif muncul dari
informasi kebijakan yang tidak utuh tersebut,” kata Okky Asokawati dalam
keterangan tertulisnya, Minggu (24/2/2019).
Terkait keputusan itu, Okky menilai ada kebiasaan yang kerap dikesampingkan
oleh Kemenkes saat membuat kebijakan baru yakni mengenyampingkan uji publik
serta pelibatan berbagai stakeholder. Ketiadaan uji publik dan kurangnya partisipasi
publik dalam perumusan suatu kebijakan memunculkan protes dari publik.
ARTIKEL : KEHUTANAN
Menteri LHK Berharap Hutan Bisa Sejahterakan Rakyat Indonesia
JAKARTA - Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah kemerdekaan Indonesia,
pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
memberikan pengakuan resmi tentang masyarakat hukum adat dan hutan adat
sebagai mandat UUD 1945 Pasal 18B.
Pengakuan terhadap masyarakat hukum adat dan hutan adat tersebut ditindaklanjuti
oleh Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar dengan
meluncurkan Peta Hutan Adat dan Wilayah Indikatif Hutan Adat Fase I di Jakarta,
Senin (27/5/2019).
Penetapan ini untuk menjamin usulan-usulan di daerah yang telah memiliki subjek
dan objek masyarakat hukum adat.
"Alhamdulillah, menindaklanjuti arahan Bapak Presiden Joko Widodo, telah
ditetapkan Peta Hutan Adat dan Wilayah Indikatif Hutan Adat Fase I. Semua ini
dilakukan tidak lain untuk peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Siti.
Siti menegaskan, peluncuran Peta Hutan Adat Ini bentuk nyata kehadiran Negara
sejak Indonesia merdeka, yang secara resmi mengakui masyarakat hukum adat dan
hutan adat sebagai pengejawantahan UUD 1945 Pasal 18B.
Luas Peta Hutan Adat dan Wilayah Indikatif Hutan Adat Fase I sesuai Permen LHK
tentang Hutan Adat dan Hutan Hak yang ditetapkan pada 29 April 2019 mencapai
471.981 hektare (ha) yang berasal dari hutan negara seluas 384.896 ha, Areal
Penggunaan Lain (APL) seluas 68.935 ha dan Hutan Adat seluas 19.150 ha.
Peta wilayah indikatif Hutan Adat, menurut Siti, perlu dicatat sehingga tidak bisa
dipakai atau diminta lagi untuk atau oleh siapapun. Karena jika dalam tiga bulan
sudah bisa memenuhi persyaratan perundangan maka statusnya bisa menjadi
definitif.
Hutan adat merupakan salah satu bentuk dari Perhutanan Sosial, yang sampai saat
ini secara keseluruhan telah dilakukan penetapan seluas lebih kurang 3.073.675,98
Ha.
Lebih lanjut dikemukakan Siti Nurbaya, penetapan hutan adat ini menegaskan
secara nyata pengakuan secara resmi oleh begara yang harus diwujudkan alam kerja
birokratis.
KLHK Ungkap 18 Perusahaan Ilegal Terlibat Penyelundupan Kayu
JAKARTA - Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK), Rasio Ridho Sani bersama staf dan jajarannya menyambangi
Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk berdiskusi.
Salah satu yang dibahas dalam pertemuan tersebut soal adanya dugaan keterlibatan
18 perusahaan dalam penyelundupan kayu ilegal yang ditemukan KLHK dalam
satu bulan terakhir.
"Kami dalam satu bulan ini sudah melakukan tindakan hukum berkaitan dengan
kayu ilegal yang ada di Papua. Dimana kami melakukan penindakan terhadap 384
kontainer kayu dalam 1 bulan terakhir ini Desember sampai dengan Januari," ujar
Rasio di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Rasio mengaku didukung lembaga antirasuah untuk memuntaskan kasus tersebut.
Karena menurutnya, nilai kerugian penyelundupan kayu ilegal itu mencapai Rp105
miliar.
"Ini proses terus berlangsung. KPK mensupervisi kami, termasuk hari ini kami
diskusi dengan KPK dalam rangka penegakan hukum terhadap kayu-kayu ilegal
asal Papua," jelasnya.
Rasio mengungkapkan 384 kontainer berisikan kayu ilegal asal Papua ditindak
KLHK di Pelabuhan Makassar dan Surabaya. Dirinya berharap kasus ini bisa
dituntaskan bersama-sama dengan tim KPK.
"Tim kami sedang berkerja di sana kami juga siapkan penyidik ada 70 penyidik
yang dapat supervisi dari KPK. Dan kami bertemu dengan pimpinan Pak Saut,"
tutupnya.
LIPI Dorong Pengelolaan SDA Berkelanjutan
PALEMBANG - Kolaborasi pemerintah, pelaku usaha, masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya sangat krusial dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA).
Ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2030
(SDG’s)
“Peran setiap pemangku kepentingan sangat krusial sehingga perlu untuk terus
diperkuat,” kata Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Bambang Subiyanto saat membuka "The 2018 International Conference on
Biosphere Reserve: Engaging Stakeholders towards Community Empowerment di
Palembang, Sumatera Selatan. Senin (23/7/2018).
Konferensi internasional ini merupakan side-event dari sidang ke 30 “International
Coordinating Council of The Man and The Biosphere (ICC MAB) UNESCO, 23-
28 Juli 2018. Hadir dalam kesempatan ini lebih dari 300 partisipan dari lebih 50
negara anggota MAB UNESCO.
Bambang secara khusus menyoroti peran sektor swasta. Menurut dia peran pelaku
usaha di Indonesia dan juga di banyak negara lain perlu ditingkatkan untuk
mengimplementasikan hasil penelitian dalam mendukung industrilisasi. Hal ini
akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
LIPI sebagai focal point program manusia dan biosfer UNESCO di Indonesia
bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan
Pemerintah Daerah akan terus mempromosikan cagar biosfer untuk mendorong
pengelolaan SDA berkelanjutan.
Sejak tahun 1977 hingga saat ini, Indonesia telah memiliki 11 cagar biosfer.
Indonesia sudah mengajukan tiga lokasi lagi kepada UNESCO untuk mendapat
pengakuan sebagai cagar biosfer yaitu Berbak-Sembilang, Betung Kerihun-Danau
Sentarum, dan Gunung Rinjani-Lombok.
Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Wiratno menyatakan ada perubahan arah kebijakan dimana
masyarakat sekarang dijadikan subyek dalam pegelolaan dan konservasi SDA.
KTT Hutan Hujan Asia Pasifik Bahas Mangrove dan Blue Carbon
JAKARTA - KTT Hutan Hujan tingkat Asia Pasifik atau atau Asia-Pacific
Rainforest Summit (APRS) III yang diselenggarakan selama tiga hari, 23-25 April
2018 di Yogyakarta telah merekomendasikan sejumlah sektor. Salah satunya soal
mangrove dan hutan sosial.
Dalam urusan mangrove dan blue carbon, panel diskusi menyimpulkan bahwa
mangrove dan blue carbon merupakan calon potensial untuk dimasukkan dalam
NDC Indonesia sebagai sarana untuk mitigasi perubahan iklim. Selain itu, dari dua
hal tersebut juga merupakan kandidat yang baik sebagai insentif keuangan untuk
mencegah deforestasi di bawah mekanisme pembayaran untuk Payment for
Ecosystem Services (PES).
Untuk menerapkan blue carbon, harus dimasukkan ke dalam sistem perencanaan
tata ruang pesisir dan mekanisme viabilitas ekonomi masyarakat lokal. Pencegahan
kehilangan bersih hutan mangrove yang merupakan manfaat utama bagi karbon
biru, akan bergantung pada peningkatan pengelolaan akuakultur serta mengurangi
dan menghentikan tekanan terhadap ekosistem bakau.
Seperti kita ketahui, KTT Hutan Hujan tingkat Asia Pasifik atau Asia-Pacific
Rainforest Summit (APRS) III yang diselenggarakan selama tiga hari, 23-25 April
2018 di Yogyakarta. APRS III yang mengangkat tema ‘Protecting Forests and
People, Supporting Economic Growth’ ditutup Rabu (25/4) dilanjutkan dengan
studi lapangan ke Taman Nasional Gunung Merapi dan ke Perhutanan Sosial
tanaman dan penyulingan kayu putih di Wanagama Gunung Kidul.
Sedangkan untuk masalah Perhutanan Sosial (PS)/Hutan Adat (HA), didapati
kesimpulan bahwa Pergeseran paradigma PS/HA dari masyarakat hanya ke masalah
yang lebih luas yang terkait dengan lembaga keuangan dan pasar.
Di tingkat dasar, beberapa contoh menunjukkan bahwa PS/HA juga bisa menjadi
jawaban untuk masalah kepemilikan lahan. Meskipun beberapa pertanyaan masih
ada, seperti bagaimana PS dapat mengembangkan kasus bisnis, cara inovatif harus
dipertimbangkan dan dibina model bisnis inklusif untuk memastikan keadilan,
proporsi keuntungan yang adil (pembagian manfaat). Penting untuk
mempertimbangkan dampak sosial dan konservasi.
Menteri Siti Klaim Tata Kelola Lahan Gambut Indonesia Sudah Baik
YOGYAKARTA - Memiliki lahan gambut yang begitu luas, Indonesia sangat
rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Dalam tiga tahun terakhir,
pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan berbagai langkah
koreksi dan terbukti mampu membawa Indonesia pertama kalinya keluar dari
bencana Karhutla yang biasanya rutin terjadi.
Pengalaman tata kelola gambut Indonesia ini menjadi salah satu bahasan dalam
pertemuan bilateral antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya
dengan Menteri Lingkungan dan Energi Australia Josh Frydenberg, rangkaian
Konferensi Tingkat Tinggi Hutan Hujan Asia Pasifik (Asia Pacific Rainforest
Summit KTT APRS) ke-3, di Yogyakarta, Senin (23/4/2018). KTT ini akan
berlangsung hingga Rabu (25/4) besok.
Menteri Siti mengatakan, Indonesia telah banyak belajar dari pengelolaan gambut
di masa lalu. Melalui berbagai pengalaman, penelitian dan pengembangan serta
pengaturan kelembagaan, kini tata kelola gambut Indonesia menjadi lebih terarah.
Indonesia kini fokus dalam konservasi dan pengelolaan berkelanjutan lahan
gambut," ujarnya.
China, lanjut Armida, sudah membuka pasar 53 jenis produk ramah lingkungan
yang memiliki total perdagangan mencapai 186 miliar dollar AS. "Indonesia dapat
memanfaatkan peluang ini karena potensi bambu dalam negeri sangat besar,"
ujarnya.
Bambu merupakan komoditas yang dapat diolah menjadi berbagai produk seperti
furnitur dan kerajinan. Keleluasaan pemanfaatan bambu memudahkan masyarakat
mengolahnya menjadi berbagai macam produk sesuai skala usaha.
Komoditas Unggulan