Penatalaksaan Terapi Cairan Pada Bayi
Penatalaksaan Terapi Cairan Pada Bayi
PENDAHULUAN
Penatalaksanaan cairan merupakan elemen penting pada penatalaksanaan pasien bedah anak.
Bayi dan anak-anak sangat sensitive meskipun terhadap dehidrasi ringan sekalipun dan
penggunaan protocol terapi cairan pada anak tidak bisa merubah keadaan fisiologis perioperatif
secara cepat.
FISIOLOGI GINJAL
Komposisi cairan tubuh
Konten total cairan tubuh pada bayi baru lahir aterm adalah 75%-80%. Total cairan tubuh akan
menurun 4%-5% dalam seminggu pertama kehidupan, hal ini direfleksikan sebagai hilangnya
berat badan. Sampai umur 1 tahun cairan tubuh total akan menurun dengan lambat untuk
mencapai kadar dewasa sebesar 60%. Konten cairan ekstrasel menurun sejajar dengan cairan
tubuh total dari 45% saat aterm menjadi 20%-25% level dewasa pada saat anak umur 1 tahun.
Untuk neonatus prematur cairan tubuh total dan cairan ekstra sel meningkat dengan menurunnya
usia gestasi; contohnya : cairan ekstrasel neonatus prematur pada 28 -32 minggu usia gestasi
adalah 52% dari berat badannya. Pada umur 1 minggu kehidupan, proporsi cairan ekstra sel
menurun 12%,
Perubahan kompartemen cairan tubuh berlangsung tampaknya sejak intra uterin, tetapi akan
terputus bila janin dilahirkan prematur, pangurangan volume cairan ekstrasel ini sangat penting
untuk transisi normal dari kehidupan janin ke kehidupan postnatal.
Bayi preterm dengan ekses asupan cairan, meningkatkan insidens patent ductus arteriosus,
kegagalan jantung kiri, distres nafas, necrotizing enterocolitis.
Derajat dehidrasi :
Tipe dehidrasi :
Tipe deficit cairan bisa diperkirakan dari riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, nilai elektrolit,
dan tonusitas serum.
1.Dehidrasi Isotonus (osmolaritas serum 270-300 mOsm/L, konsentrasi Na serum 130-150
mEq/L)
2.Dehidrasi Hipotonus (osmolaritas serum < 270 mOsm/L, konsentrasi Na serum < 130 mEq/L)
3.Dehidrasi Hipertonus (osmolaritas serum > 130 mOsm/L, konsentrasi Na serum >150 mEq/L)
Pasien dengan dehidrasi hipertonik memerlukan perhatian khusus, karena komplikasinya ;
diantara nya : edema serebral bisa terjadi selama re-hidrasi
Pemulihan fungsi kardiovaskuler, fungsi SSP, dan perfusi ginjal merupakan perhatian utama
pada perbaikan deficit cairan. Terapi awal dengan cairan isotonus untuk menambah volume.
Memperbaiki seluruh deficit cairan mungkin memerlukan waktu. Pada praktisnya, kehilangan
kalium tidak bisa segera dipuilihkan secara cepat. Setelah anak mengeluarkan kencing, berikan
sejumlah kecil kalium (<40 mEq/L) kedalam cairannya. Minitor adekwat secara terus menerus
harus dikerjakan pada terapi deficit cairan dengan menilai kondisi klinis, produksi urine dan
berat jenis urine.
FRIEDMAN (2005) : Pada dehidrasi sedang yang tidak bisa direhidrasi secara oral, maka cairan
ekstrasel dipulihkan dengan pemberian RL dengan dosis 40 ml/kg dalam 1-2 jam, rehidrasi oral
diberikan setelah rehidrasi intra vena selesai. Pada dehidrasi berat; cairan ekstra sel dipulihkan
dengan cairan intra vena; RL, NS, atau keduanya dengan kecepatan 40 ml/kg dalam 1-2 jam.
Bila turgor belum pulih, kesadaran belum pulih, atau nadi masih belum teraba pulih sampai ahir
cairan diberikan, maka berikan cairan tambahan dengan dosis20-40 ml/ kg harus diberikan > 1-2
jam
Cairan untuk terapi maintenance (rumatan) digunakan untuk mengganti cairan yang hilang dari 2
proses :
1.Kehilangan cairan akibat evaporasi : kehilangan air bebas melalui kulit dan pernafasan (uap)
berupa insensible water loss ± 30%-35% dari volume total cairan rumatan, jadi sekitar sepertiga
dari cairan rumatan yang diberikan tergantung kelembaban udara dan temperature lingkungan.
Pasien dengan hipertermia atau takhipnea IWL lebih besar
2.Kehilangan urine : dalam keadaan euvolemic, kehilangan urine adalah 280-300 mOsm/kg dari
air dengan berat jenis urine antara 1.008 – 1.015. dalam keadaan tertentu (Diabetes insipidus,
prematuritas) kehilangan cairan dari urin yang terdilusi menjadi lebih banyak, jadi volume yang
diberikan pun harus dinaikan. Dalam keadaan lain misalnya; secresi ADH yang eksesif, stress
fisiologis pasien mungkin tidak mampu menurunkan osmolalitas urine sampai mencapai 300
mOsm/kg air dan volume cairan rumatan harus diturunkan. Dalam kondisi dibawah euvolemic,
kehilangan cairan melalui urine 2/3 dari volume total cairan rumatan.
Kebutuhan cairan untuk rumatan dapat diperkirakan dengan menggunakan formula yang sudah
sering digunakan (lihat table). Selama pemberian terapi rumatan, kondisi pasien harus sering di
“assess”. Bila estimasinya benar maka kadar elektrolitnya stabil dan secara klinis selalu dalam
keadaan euvolemic. Bila kadar elektrolitnya tidak normal atau terdapat tanda-tanda klinis dsari
hipervolemia atau hipovolemia,m maka harus dilakukan “re-assess” dari sejumlah komponen
dari terapi rumatan pasien.
Panduan cairan untuk terapi rumatan untuk bayi normal aterm dan anak-anak:
Bayi baru lahir :
Hari – 1 : infuse D10 dengan rate 50-60 ml/kg/24 jam
Hari – 2 : infuse D10 dengan 0.2% NaCl, infused rate 100 ml/kg/24 jam
Setelah hari ke-7 : D5%dengan 0.45% NaCl , atau D10 dengan 0.45% NaCl, infused rate 100 ml-
150 ml/kg/24 jam
Pemberian cairan pada anak
BB 0-10 kg : 100 ml/kg/24jam
BB 10-20 kg : 1000 ml/ 24jam + 50 ml/kg/24jam atau 40ml/jam + 2 ml/kg/24jam
BB > 20 kg : 1500 ml/.24jam + 25ml/kg/24jam atau 60ml/jam + 1 ml/kg/24jam
Terapi replacement cairan
Terapi cairan pengganti dirancang untuk mengganti kehilangan abnormal cairan dan elektrolit
yang sedang berlangsung. Oleh karena konstituen dari kehilangan cairan-elektrolit tersebut
secara substansial berbeda dari komposisi cairan rumatan, maka bila hanya meningkatkan
volume cairan rumatan saja akan sangat berbahaya. Secara umum para peneliti mengganti
sejumlah besar volume cairan untuk mengganti cairan yang keluar dari stoma atau kehilangan
cairan oleh sebab lain dengan cairan fisilogis secara equivalent.
Table - 2 : komposisi elektrolit tipikal daridari cairan tubuh untuk anak dengan kelainan
kehilangan cairan dan elektrolit dan dari cairan IV yang sering digunakan
Body or IV fluid Electrolytes (mEq/L) Electrolytes (mEq/L) Electrolytes (mEq/L) Electrolytes
(mEq/L)
Na⁺ K⁺ Cl⁻ HCO3⁻
Gastric 70 5-15 120 0
Pancreas 140 5 50-100 100
Bile 130 5 100 40
Ileostomy 130 15-20 120 25-30
Diare 50 35 40 50
Gastroskisis
Penatalaksanaan cairan pada pasien gastroskisis akan sangat kompleks dan sulit, perhatian harus
tertuju pada kecepatan pertukarankebutuhan pada neonates. Setelah lahir IWL akan meningkat
akibat adanya paparan usus. Masalah major yang dihadapi adalah adanya : hipotermia,
hipovolemia, sepsis yang perlu dilakukan pencegahan lanjut. Untuk mengurangi kehilangan suhu
tubuh dan cairan, bayi dimasukan ke dalam kantong plastic.kebutuhan cairan pada bayi dengan
gastroskisis bisa sampai 2,5 kali kebutuhan pada bayi aterm normal pada 24 jam pertama
kelahiran. Secara umum semakin banyak usus yang terpapar maka kebutuhan cairan akan
semakin banyak.
Resusitasi awal dimulai dengan bolus NaCl 0,9% atau RL 10-20 ml/kg yang ditambahkan pada
cairan rumatan. Tambahan cairan isotonic diberikan sampai dieresis stabil. Secara umum volume
yang diberikan antara 120-175 ml/kg/24 jam cairan D5- 0.45% NaCl dengan penambahan
Kalium 10 mEq/500 cc cairan (kolf). Keseimbangan asam-basa harus dimonitor secara ketat
karena sering terjadi asidosis metabolic akibat buruknya perfusi oleh hipovolemia. P;asang pipa
lambung untuk mencegah distensi abdomen untuk mencegah bayi menelan udara dan aspirasi isi
saluran cerna karena pasien dengan gastroskisis akan mengalami ileus berkepanjangan. Berikan
antibiotic spektruk luas (ampisilin dan gentamisin) dan dirawat dalam incubator dengan suhu
netral.