Anda di halaman 1dari 6

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAFE TEPIAN SUNGAI KAPUAS

DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE BIOSAND


FILTER DAN ADSOBRSI
Iga Ayunda), Arifin1), Hendri Sutrisno1)
1)
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email : igayunda@gmail.com

ABSTRAK

Berkembangnya usaha kuliner menyebabkan terjadinya pencemaran yang dihasilkan dari kegiatan pada
usaha tersebut seperti pencucian bahan makanan dan peralatan masak yang dapat mempengaruhi perairan.
Kegiatan usaha kuliner hampir sama dengan kegiatan domestik sehingga baku mutu yang digunakan
Permenlhk RI NOMOR: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang baku mutu air limbah domestik. Pada
penelitian ini parameter yang diukur yaitu BOD, COD, TSS dan pH. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efisiensi pengolahan limbah cair kafe menggunakan metode BSF (Biosand Filter) dan Adsorbsi
Karbon Aktif dalam menurunkan parameter BOD, COD dan TSS serta mengetahui variasi ketinggian media
yang paling baik. Pengolahan dengan reaktor BSF terlebih dahulu menumbuhkan biofilm pada media lekat
selama 14 hari. Media lekat yang digunakan adalah pasir dan kerikil. Variabel dalam penelitian ini adalah
variasi ketinggian media yakni pada BSF 1 pasir halus setinggi 16.5cm, pasir kasar setinggi 3.7cm, kerikil
setinggi 5.5cm dan BSF 2 pasir halus setinggi 11.1cm, pasir kasar 7.4cm dan kerikil 7.4cm serta ketinggian
karbon aktif pada reaktor Adsorbsi sebesar 10cm. Berdasarkan hasil penelitian pengolahan limbah cair kafe
Tepian Sungai Kapuas dengan reaktor Biosand Filter dan Adsorbsi karbon aktif mampu menurunkan
parameter BOD, COD dan TSS. Efisiensi penurunan terbaik pada variasi ketinggian media BSF 2 mampu
menurunkan parameter BOD dari 5.390 mg/L mejadi 901.22 mg/L dengan efisiensi 86 %, untuk parameter
COD dari konsentrasi awal 10.781 mg/L menjadi 1.941 mg/L dan efisiensi 82% dan penurunan parameter
TSS dari konsentrasi awal 204 mg/L menjadi 37 mg/L dan efisiensi 81.47%. Perlakuan pengolahan dengan
ketinggian media pada BSF 2 lebih baik menurunkan parameter BOD, COD dan TSS.

Kata Kunci ; BOD, BSF, COD, Limbah Cair Domestik, Karbon Aktif, TSS.

ABSTRACT

The development of culinary business causes pollution resulting from activities in these businesses such as
washing the ingredients and cooking utensils that can affect the water. Because the Culinary business
activities are similar to domestic activities, Permenlhk RI NOMOR: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 that
concern about the quality standards of domestic wastewater can be used as the quality standard. In this
research, the measured parameters were BOD, COD, TSS and pH. The purpose of this research was to
determine the efficiency of restaurant wastewater treatment using the BSF (Biosand Filter) reactor and
Adsorption with Active Carbon in reducing BOD, COD and TSS parameters and knowing the best media
height variations. Processing with the BSF reactor first grows biofilms on media for 14 days. The media used
are sand and gravel. The variables in this research were media height variations is on BSF 1 filtration sand as
high as 16.5cm, concrete sand as high as 3.7cm, gravel 5.5cm high and BSF 2 filtration sand as high as
11.1cm, concrete sand 7.4cm and gravel 7.4cm and the height of activated carbon in the Adsorption reactor
is 10cm. Based on the results of the research on cafe wastewater treatment in the Kapuas River with
Biosand Filter reactors and activated carbon adsorption, it can reduce the parameters of BOD, COD and TSS.
The best total efficiency reduction in the height variation of BSF 2 can reduced BOD parameters from 5.390
mg/L to 901.22 mg/L with an efficiency of 86 %, for COD parameters it can reduced from 10.781 mg/L to
1.941 with an efficiency of 82% and a decrease in TSS parameters from 204 to 37 mg/L with an efficiency of
81.47%. The treatment with the media height in BSF 2 is better to reduce the parameters of BOD, COD and
TSS.
Keywords ; Activated Carbon, BOD, BSF, COD, TSS, Wastewater Domestic

1
1. PENDAHULUAN
Industri rumah makan merupakan salah satu Limbah (IPAL). Limbah cair dari tempat makan
dari beberapa sektor industri pangan yang cukup ini hanya dibuang langsung begitu saja ke sungai
potensial untuk dikembangkan karena tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu.
meningkatnya populasi manusia. Semakin banyak Limbah rumah makan jika hanya dibiarkan
industri rumah makan, maka limbah yang atau dibuang saja dan tidak diolah kembali akan
dihasilkan akan semakin meningkat jumlahnya, menyebabkan pembusukkan dan mencemari
terutama limbah organik. Apabila tidak diambil lingkungan. Tentu saja hal ini dapat meresahkan
tindakan untuk mengolah limbah tersebut, maka masyarakat yang tinggal di sekitar kafe tersebut,
masalah yang akan ditimbulkan akan semakin karena berdasarkan survey di lokasi masih banyak
besar, yaitu menimbulkan pencemaran masyarakat sekitar yang menggunakan sumber air
lingkungan dan mengganggu kesehatan Kapuas yang dekat dengan kafe tersebut untuk
masyarakat. mandi,mencuci dll
Pertambahan jumlah rumah makan yang Pengolahan limbah cair sisa makanan dapat
sangat signifikan di kota Pontianak khususnya dilakukan dengan pengolahan limbah cair secara
kafe-kafe yang setiap waktunya semakin fisik. Biosand filter (BSF) merupakan metode
meningkat sehingga peluang pencemaran pengolahan limbah dengan cara melewati pasir
lingkungan oleh limbah rumah makan ini semakin dalam filter. Bahan pencemar ini akan
besar, hal ini dikarenakan limbah rumah makan bertumbukan dan tersaring ke dalam partikel-
ini menghasilkan limbah yang cukup banyak. partikel pasir. Bakteri dan zat padat yang terapung
Rumah makan yang ada di Kota Pontianak ini mulai meningkat dalam kepadatan yang tinggi di
umumnya berada di daerah tepian sungai, lapisan pasir paling atas menuju biofilm (Ngai
pemukiman atau tempat-tempat strategis yang dan Walewijk, 2003)
belum memiliki Instalansi Pengolahan Air

2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada bulan Maret–Mei sebesar 40liter, kemudian Reaktor Biosand Filter
2019 di Workshop Teknik Lingkungan Fakultas berbahan dasar plastik yang digunakan adalah
Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, berbentuk tabung dengan ukuran diameter 30cm
dilakukan pembuatan alat dan pengoperasian alat dan tingginya 37cm berkapasitas volume sebesar
pengolah limbah cair kafe. Pengambilan sampel 10.5 liter. Lalu pada tahap terakhir yaitu
air limbah di lakukan secara Grab Sample Adsobrsi, bak yang digunakan adalah berbahan
(sesaat) berdasarkan SNI 6989.59:2008 di salah dasar plastik adalah berbentuk tabung dengan
kafe Tepian Sungai Kapuas di Jalan Imam Bonjol ukuran diameter 22.5 cm. Masing-masing bak
Kota Pontianak Kalimantan Barat. terdiri dari 3 tahap pengolahan yang berbeda yaitu
bak pertama sebagai bak penampung limbah
untuk mengalirkan limbah ke bak bak selanjutnya
dengan volume limbah sebesar 64 liter, kemudian
tahap kedua yaitu pada outlet unit Biosand Filter
dengan menggunakan media pasir dan kerikil.
Pada rektor Biosand Filter dibuat 2 variasi media
yaitu pada BSF 1 pasir halus setinggi 16.5cm,
pasir kasar setinggi 3.7cm dan kerikil setinggi
5.5cm. Sedangkan pada BSF 2 pasir halus
setinggi 11cm, pasir kasar setinggi 7.4cm dan
keriki setinggi 7.4cm. Pada reaktor BSF ini
limbah diolah selama 8 jam, waktu tersebut
Gambar 1. Limbah Cair Kafe merupakan waktu tinggal selama 8 jam proses.
Selanjutnya pada tahap terakhir adalah pada bak
Pengolahan limbah akan dibuat sesuai adsorbsi dengan menggunakan karbon aktif
dengan perencanaan. Pada penelitian ini total bak untuk menyisihkan senyawa organik yang terlarut
yang digunakan dalam 3 kali perlakuan adalah di dalam limbah tersebut. Tinggi karbon aktif
sebanyak 13 buah yang terdiri dari 1 bak yang digunakan pada bak ini masing-masing
berbahan kaca sebagai bak penampung limbah adalah sebesar 10cm. Pada proses adsorbsi ini
awal, 6 bak berbahan dasar plastik sebagai reaktor limbah yang diolah selama 2 jam.
Biosand Filter serta 6 bak berbahan dasar plastik 3. HASIL DAN ANALISIS
sebagai bak Adsorbsi karbon aktif. Bak a. Karakteristik Awal Limbah Air Cair Kafe
penampung limbah awal ini berbentuk kubus Untuk mengetahui karakteristik limbah kafe
berbahan dasar kaca dengan dimensi diperlukan uji sampel awal guna mengetahui
40cmx40cmx40cm dan berkapasitas volume konsentrasi parameter limbah cair kafe yang telah

2
di keluarkan sudah tercemar atau melebihi batas
baku mutu yang telah di tentukan pemerintah. Berdasarkan rata-rata hasil uji pengolahan
Parameter yang diujikan di bandingkan dengan limbah menggunakan metode BSF, maka
standar baku mutu menurut Permenlhk RI diketahui bahwa parameter BOD terjadi efisiensi
NOMOR:P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 penurunan sebesar 66.14%(BSF1) dan
Tentang baku mutu air limbah domestik. 68.49%(BSF2). Penurunan nilai BOD terjadi
Tabel 1. Hasil Uji Karakteristik Awal karena mikroorganisme yang terdapat di lapisan
Limbah Cair Kafe biofilm mampu mendegradasi bahan organik
secara biologi dan kimia menjadi bahan yang
No Parameter Hasil Baku Mutu lebih sederhana (Avlenda, 2009). Kemampuan
Analisis mikroorganisme beradaptasi dan menyisihkan
1 BOD 5.390mg/l 30mg/l BOD juga didukung oleh jumlah substrat, nutrisi,
2 COD 10.781mg/l 100mg/l dan oksigen yang masuk sehingga cukup untuk
3 TSS 204mg/l 30mg/l makanan dan energi yang dibutuhkan oleh
4 pH 3.94mg/l 6-9 mikroorganisme (Stoodley, 2002).
Parameter COD terjadi penurunan
Berdasarkan hasil uji sampel awal didapatkan efisiensi sebesar 59.83%(BSF1) dan
bahwa parameter BOD,COD,TSS dan pH pada 65.10%(BSF2). Hal tersebut sejalan dengan
limbah cair kafe melebihi batas baku mutu yang penelitian Sri dan Mersi (2015) yang
telah ditentukan dan perlu dilakukan pengolahan membuktikan penyisihan COD optimum sebesar
sebelum di buang ke badan air. Secara fisik 53.67% serta penelitian Anggi (2015) yang dapat
limbah cair kafe berwarna coklat gelap dan membutktikan penyisihan COD optiumum
terlihat keruh, serta memiliki bau yang tidak sebesar 67.54% pada pengolahan Biosand Filter.
sedap. Penurunan COD disebabkan karena pada
b. Efisiensi Penurunan Parameter pada pengolahan Biosand Filter ini dilakukan seeding
Pengolahan Biosand Filter selama 14 hari. Proses seeding ini akan
Pengolahan dengan Biosand Filter dilakukan menghasilkan lendir yang melekat di dalam media
di Workshop Teknik Lingkungan Universitas reaktor Biosand Filter. Lendir tersebut merupakan
Tanjungpura dilakukan secara triplo yang beragam mikroorganisme yang akan menjadikan
kemudian dilakukan uji di Laboratorium Kualitas bahan pencemar sebagai makanannya.
dan Kesehatan Lahan Fakultas Pertanian Parameter TSS terjadi penurunan efisiensi
Universitas Tanjungpura. Hasil rata-rata uji sebesar 69%(BSF1) dan 74.21%(BSF2).
pengolahan limbah cair kafe dapat dilihat pada Penurunan konsentrasi TSS disebabkan oleh
Tabel 2 melekatnya padatan tersuspensi pada permukaan
No Param Awal BSF 1 BSF 2 Baku biofilm menjadi terurai dan terlarut dalam air.
eter Mutu
Penurunan konsentrasi TSS juga dikarenakan
1 pH 3.94 6.38 6.39 6-9 pada komponen biosand filter yaitu pasir halus,
2 BOD 5.390m 1.770m 1.698m 30mg/l kasar dan kerikil bersifat sebagai sedimentasi,
g/l g/l g/l sehingga filtrat yang keluar lebih jernih. Semakin
Efisiensi Penurunan(%) 66.14% 68.49% banyak partikel dengan luas permukaan yang
besar dalam biosand filter maka semakin banyak
3 COD 10.781 4.330m 3.762m 100mg/ zat-zat organik yang terperangkap dalam pori-pori
mg/l g/l g/l l adsorben, sehingga kadar TSS nya menurun.
Efisiensi Penurunan(%) 59.83% 65.10% Penurunan konsentrasi TSS pada air limbah
terjadi akibat adanya proses fisik yaitu berupa
4 TSS 204mg/l 63.2mg 52.6mg 30mg/l pengendapan pada media pasir.
/l /l Parameter pH juga mengalami peningkatan
Efisiensi Penurunan(%) 69% 74.21% menjado 6.38(BSF1) dan 6.39(BSF2).
Peningkatan pH menunjukkan bahwa
mikroorganisme dapat berkembang dengan baik
saat proses pengolahan. Nilai pH akan semakin
meningkat apabila telah terjadi aktivitas di dalam
limbah, semakin lama waktu pertumbahan
mikroorganisme, maka akan semakin banyak pula
bakteri yang dihasilkan di dalam reaktor
c. Efisiensi Penurunan Parameter dengan
Pengolahan Adsorbsi Karbon Aktif
Pengolahan Adsorbsi merupakan
pengolahan lanjutan setelah limbah diolah dalam
reaktor BSF selama 8 jam. Pada pengolahan

3
Adsorbsi dilakukan selama 2 jam dengan penurunan konsentrasi TSS. Karbon aktif
ketinggian karbon aktif sebesar 10cm. Hasil rata- merupakan sebuah material atau bahan yang
rata uji pengolahan limbah cair kafe dapat dilihat memiliki pori-pori sangat banyak dan luas. Pori-
pada Tabel 3 pori ini berfungsi untuk menyerap setiap
kontaminan yang melaluinya. Artinya, jika air
No Parame Awal Akhir Baku
disaring dengan karbon aktif, maka kontaminan
ter BSF 1 BSF 2 KA 1 KA 2 Mutu dalam air dapat masuk dalam pori-pori sehingga
1. pH 6.38 6.39 6.61 6.64 6-9 kontaminan tersebut dapat melekat dan terjebak di
2 BOD 1.770 1.698 920.08 734.08 30mg/l dalamnya.
Parameter pH juga mengalami peningkatan
mg/l mg/l mg/l mg/l
menjadi 6.61(BSF1) dan 6.64(BSF2).
Efisiensi Penurunan(%) 48% 56% Peningkatan pH menunjukkan bahwa
3. COD 4.330 3.762 2.160m 1.950m 100mg/ mikroorganisme dapat berkembang dengan baik
mg/l mg/l g/l g/l l saat proses pengolahan. Nilai pH akan semakin
Efisiensi Penurunan(%) 50% 48%
meningkat apabila telah terjadi aktivitas di dalam
limbah, semakin lama waktu pertumbahan
4 TSS 63.2m 52.6m 43.4mg 37.8mg 30mg/l
mikroorganisme, maka akan semakin banyak pula
g/l g/l /l /l bakteri yang dihasilkan di dalam reaktor.
Efisiensi Penurunan(%) 31% 28% d. Total Efisiensi Penurunan Parameter dengan
Pengolahan Biosand Filter dan Adsorbsi
Berdasarkan rata-rata hasil uji pengolahan
Karbon Aktif
limbah menggunakan metode Adsorbsi, maka
Efisiensi total pengolahan merupakan
diketahui bahwa parameter BOD terjadi efisiensi
penggabungan dari metode Biosand Filter
penurunan sebesar 48%(KA1) dan 56%(KA2).
dan Adsorbsi. Hasil rata-rata uji pengolahan
Hasil ini sejalan dengan penelitian Ronny dan
limbah cair kafe dapat dilihat pada Tabel 4
Dedy (2018) yang menyatakan bahwa media No Param Awal BSF BSF Baku
Karbon Aktif mampu menurunkan kadar BOD eter 1+KA1 2+KA2 Mutu
sebesar 39.97%. Hal ini dapat menunjukkan
bahwa karbon aktif merupakan adsorben yang 1 pH 3.94 6.61 6.64 6-9
sangat baik yang dapat menyerap gas atau zat lain 2 BOD 5.390m 920.08 734.08 30mg/l
g/l mg/l mg/l
dalam larutan dan udara karena mempunyai
permukaan yang luas dan berongga dengan Efisiensi Penurunan(%) 83% 86%
struktur yang berlapis sehingga dapat
menyisihkan konsentrasi BOD dengan cukup 3 COD 10.781 2.160m 1.950m 100mg/
mg/l g/l g/l l
baik. Karbon aktif juga mempunyai kemampuan
sebagai adsorben yang dapat mengadsorbsi Efisiensi Penurunan(%) 80% 82%
senyawa kimia tertentu dalam limbah cair
terutama senyawa organik sehingga beban BOD 4 TSS 204mg/l 43.4mg 37.8mg 30mg/l
/l /l
menjadi berkurang, dan juga dapat
menghilangkan bau tak sedap, rasa, warna serta Efisiensi Penurunan(%) 78.72% 81.47%
senyawa organik. Berdasarkan rata-rata hasil uji pengolahan
Parameter COD terjadi efisiensi penurunan limbah menggunakan metode Adsorbsi, maka
sebesar 59%(KA1) dan 48%(KA2). Hasil ini diketahui bahwa parameter BOD terjadi efisiensi
sejalan dengan penelitian Ronny dan Dedy (2018) penurunan sebesar 83% (BSFKA1) dan 86%
yang menyatakan bahwa media Karbon Aktif (BSF2+KA2). Hasil pengujian kadar (BOD) pada
mampu menurunkan kadar COD sebesar limbah cair kafe setelah melalui reaktor Biosand
41.19%.Hal ini membuktikan bahwa Karbon aktif Filter dan reaktor Adsorbsi Karbon Aktif terlihat
mampu mengadsorbsi pencemar organik dalam adanya penurunan konsentrasi BOD yang cukup
limbah cair melalui lubang-lubang porous di jauh meningkat. Dapat dilihat dari nilai efisiensi
permukaan karbon aktif. Karbon aktif mempunyai BSF 1 dan BSF 2 tanpa dilanjutkan dengan
kemampuan ganda seperti melakukan proses metode adsorbsi Karbon Aktif yaitu sebesar
filtrasi, adsorpsi dan menukar ion secara 66.14% dan 68.49%, sedangkan setelah
bersamaan sehingga mampu menguraikan dan dilanjutkan dengan metode Adsorbsi Karbon
menurunkan bahan organik di dalam limbah cair Aktif nilai efisiensi BOD meningkat menjadi 83%
serta mampu menurunkan kadar COD limbah dan 86%. Hal ini dapat menunjukkan bahwa
cair. pengolahan limbah dengan metode Biosand Filter
Parameter TSS terjadi efisiensi penurunan akan menghasilkan penurunan konsentrasi BOD
sebesar 31%(KA1) dan 28%(KA2). Hal ini yang jauh lebih baik apabila dilanjutkan lagi
menunjukkan bahwa karbon aktif sebagai dengan melewati reaktor Adsorbsi Karbon Aktif.
adsorbsi mampu berperan penting dalam proses Adanya penurunan konsentrasi BOD yang lebih
pengolahan limbah sehingga mampu melakukan tinggi juga membuktikan bahwa karbon aktif

4
sebagai adsorben dalam proses adsorbsi mampu Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
berperan penting dalam proses pengolahan limbah maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
sehingga mampu melakukan penurunan berikut:
konsentrasi BOD. 1. Efisiensi pengolahan Biosand Filter yang
Parameter COD terjadi efisiensi penurunan dihasilkan untuk BOD sebesar 66.14% dan
sebesar 80% (BSF1+KA1) dan 82% 68.49% (BSF1 dan BSF2), untuk COD
(BSF2+KA2). Hasil ini sejalan dengan penelitian sebesar 59.83% dan 65.10% (BSF1 dan
Anggi (2013) yang menyatakan bahwa BSF2), untuk TSS sebesar 69% dan 74.21%
pengolahan limbah dengan menggunakan metode (BSF1 dan BSF2).
Biosand Filter dan dilanjutkan dengan metode
2. Efisiensi pengolahan Adsorbsi Karbon Aktif
Adsorbsi karbon aktif mampu menurunkan kadar
yang dihasilkan untuk BOD sebesar 48% dan
COD sebesar 80-85%. Hasil pengujian kadar
(COD) pada limbah cair kafe setelah melalui 56% (KA1 dan KA2), untuk COD sebesar
metode Biosand Filter kemudian dilanjutkan 50% dan 48% (KA1 dan KA2) dan untuk TSS
dengan metode Adsorbsi Karbon Aktif terlihat sebesar 31% dan 28% (KA1 dan KA2).
adanya penurunan konsentrasi COD yang cukup 3. Total Efisiensi pengolahan Biosand Filter dan
jauh meningkat. Dapat dilihat dari nilai efisiensi Adsorbsi Karbon Aktif yang dihasilkan untuk
BSF 1 dan BSF 2 tanpa dilanjutkan dengan BOD sebesar 83% dan 86% (BSF1+KA1 dan
metode adsorbsi Karbon Aktif yaitu sebesar BSF2+KA2), untuk COD sebesar 80% dan
59.83% dan 65.10%, sedangkan setelah 82% (BSF1+KA1 dan BSF2+KA2) dan untuk
dilanjutkan dengan metode Adsorbsi Karbon TSS sebesar 78.72% dan 81.47% (BSF1+KA1
Aktif nilai efisiensi COD meningkat menjadi 80% dan BSF2+KA2).
dan 82%. Hal ini dapat menunjukkan bahwa
5. UCAPAN TERIMA KASIH
pengolahan limbah dengan metode Biosand Filter Terima kasih kepada dosen pembimbing
akan menghasilkan penurunan konsentrasi COD skripsi, Bapak Arifin dan Bapak Hendri Sutrisno,
yang jauh lebih baik apabila dilanjutkan lagi dosen penguji skripsi, Ibu Isna Apriani dan Ibu
dengan melewati reaktor Adsorbsi Karbon Aktif. Laili Fitria, serta semua pihak yang terlibat dan
Parameter TSS terjadi efisiensi penurunan membantu penulis selama proses pengerjaan
sebesar 78.72% (BSF1+KA1) dan 81.47% penelitian yang tidak dapat diucapkan satu
(BSF2+KA2). Hasil ini sejalan dengan penelitian persatu.
Bahari (2011) yang menyatakan bahwa
pengolahan limbah dengan menggunakan metode
DAFTAR PUSTAKA
Biosand Filter dan Adsorbsi karbon aktif mampu Avlenda, E. 2009. Penggunaan tanaman
menurunkan kadar TSS sebesar 81.3%. Hasil Kangkung dan Genjer Dalam Pengolahan
pengujian kadar (TSS) pada limbah cair kafe Limbah Cair Kelapa Sawit. Bandung:
setelah melalui metode Biosand Filter kemudian Tesis Pasca Sarjana Biologi Institut
dilanjutkan dengan metode Adsorbsi Karbon Teknologi Bandung.
Aktif terlihat adanya penurunan konsentrasi TSS Ngai, T. dan Walewijk, T. 2003. The Arsenic
yang cukup jauh meningkat. Dapat dilihat dari Biosand Filter (ABF) Desaign of An
nilai efisiensi BSF 1 dan BSF 2 tanpa dilanjutkan Appropriate Household Drinking Water
dengan metode adrobsi Karbon Aktif yaitu Filter For Rural Nepal. Nepal.
sebesar 69% dan 74.21%, sedangkan setelah Stoodley P, Sauer K, Davies DG, Costerton JW.
dilanjutkan dengan metode Adsorbsi Karbon 2002. Biofilms as complex differentiated
Aktif nilai efisiensi TSS meningkat menjadi communities. Center for Biofilm
78.72% dan 81.47. Engineering, Montana State University,
Parameter pH juga mengalami peningkatan Bozeman : USA
dari 3.94 menjadi 6.61(BSF1+KA1) dan 6.64 .
(BSF2+KA2).
4. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai