BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidik dan peserta didik merupakan pembicaraan yang tiada pernah ada
karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan mendesak yang tidak bisa
tidak harus dipenuhi oleh setiap individu, juga karena ia merupakan sarana
pembentukan jati diri dan karakter.1 Kebutuhan akan pendidikan yang bermutu
bersaing sehingga perlu adanya skill untuk menjawab tantangan tersebut. Inilah
1
Tim Direktorat Pendidikan Madrasah, Wawasan Pendidikan Karaketr dalam Islam,
Direktorat Pendidikan Madrasah Kementrian Agama, 2010, hlm. 9
2
No. 8 Tahun 2012.2 Deskripsi kualifikasi pada setiap jenjang KKNI ini secara
dapat dihasilkan oleh suatu pendidikan baik formal maupun non formal serta
pembelajaran (learning out comes) yang berdaya saing ini, kurang ditunjang oleh
kemapanan moral dan nilai (value). Padahal inti dari pendidikan adalah proses
dirinci dalam tiga domain yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.3 Dengan
demikian tujuan belajar bukan hanya mengisi memori dan akal dengan
merupakan piranti bagi transmisi nilai budaya dan pembangunan suatu bangsa,
bukan hanya sekedar transformasi ilmu.4 Hal ini dapat kita lihat dalam lintasan
2
Amril M. Keberadaan PTKIN di Era Globalisasi (Sebuah Telaah UU No. 12 tahun
2012 dan Kurikulum KKNI dalam Bingkai Paradigma Intergrasi Agama dan Ilmu, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, hlm. 10
3
Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam; Paradigma Baru Pendidikan
Hadhari Berbasis Intergratif-Interkonektif, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), cet. ke II, hlm, 76
4
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995),
hlm. 109
3
sejarah, tinggi atau tidaknya peradaban suatu bangsa, sangat ditentukan oleh
berdampak pada kontiunitas dan eksistensi suatu komunitas sosial. Oleh karena
itu menata sistem pendidikan yang aplicable merupakan syarat utama bagi sebuah
makna pembangunan.5
keberadaan para pendidik, sebab merekalah yang banyak berperan dalam proses
yang sangat tinggi terhadap guru atau pendidik. Begitu tingginya penghargaan itu
Rasul, dalam beberapa riwayat hadits mereka mendapat julukan warâtsatu al-
realisasi ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, pengetahuan itu
5
Samsul Nizar, Hakekat Manusia dalam Perspektif Pendidikan Islam, (Pekanbaru:
SUSKA Press, 2009), hlm. iii
6
Sulaiman bin al Asy'ats Al Sijistani, Sunan Abi Daud, nomor hadits 3157. Lihat juga
Muhammad bin 'Isa bin Saurah bin Musa Al Tirmdzi, Sunan Al Tirmidzi, nomor hadits 2606.
Lihat juga Muhammad bin Yazid bin Mâjah Al Qazwînî, Sunan Ibni Majah, nomor hadits 219 (Al
Maktabah Al Syamilah versi 2)
4
terbayangkan adanya belajar dan mengajar tanpa adanya guru atau pendidik.
ditambah lagi di pundak pada pendidiklah tertumpu misi besar agama Islam
sebagai rahmatan lil ‘alamîn, maka para pendidik dituntut untuk mampu
dasar dari pendidikan Islam yang menurut Zakiyah Drajat adalah untuk
pendidikan Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani
ditampilkan melalui unjuk kerja yang diharapkan dapat dicapai seseorang setelah
7
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 25
8
Naquib Al Attas, Aims and Objective os Islamic Education, (Jeddah: King Abdul Aziz
University, 1979), hlm. ix
9
Yusuf Al Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al Banna, terj, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1998), hlm. 39
10
Jamil Suprihatiningrum, Guru professional, (Yogyakarta: Arus Media, 2013), hlm. 56.
5
tugasnya.11
Tugas dan peran pendidik yang begitu besar menjadikan seorang pendidik
2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa “Guru wajib memiliki
juga disebutkan Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kompetensi professional.12
11
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.54.
12
Undang-Undang Guru dan Dosen, hlm . 7.
13
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), hlm.33.
6
menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
kultural, emosional dan intelektual. Kedua, menguasai teori belajar dan prinsip-
peserta didik. Kedelapan, meyeleggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
kualitas pembelajaran.
dalam menentukan kualitas out put yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Untuk itu kajian mengenai kompetensi pedagogik menjadi penting untuk terus
dilakukan oleh para ulama yang ditandai dengan karya-karya mereka dalam
bidang pendidikan, salah satunya adalah seorang tokoh yang masyhur di Indonesia
14
Achmad Habibullah, Kompetensi Pedagogik Guru, Jurnal Edukasi, vol. 10 No.3,
September-Desember 2012 hlm. 364
7
yang terkenal degan keilmuan yang luas dalam bidang keagamaan. Selain itu ia
juga dikenal sebagai tokoh yang konsen pada dunia pendidikan terutama
pesantren. Kiprah dan jasa yang besar bagi negeri ini terutama dimasa-masa
Sebagai seorang ulama, KH. Hasyim Asy’ari adalah termasuk salah satu
Adab Al ‘Alim wa Al Muta’allim yang ditulis dalam bahasa Arab. Sebagai risalah
meskipun dalam kitabnya tersebut KH. Hasyim Asy’ari lebih cenderung berkutat
pada adab dan etika serta relasi antara pendidik dan peserta didik, namun lebih
luas lagi, juga mencakup berbagai hal terkait dengan pendidik dan kompetensi
15
Agus Sunyoto, KH. Hasyim Asy’ari Ulama Pemikir dan Pejuang, dalam Tim Museum
Kebangkitan Nasional, KH. Hasyim Asy’ari; Pengabdian Seorang Kiyai Untuk Negeri, Museum
Kebangkitan Nasional Direktorat Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia hlm. 37
16
Ahmad Zubaidi, Kontribusi Hadhratusyaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam Menegakkan
NKRI, dalam, Ibid, hlm. 112
8
Pendidikan Modern.
B. Penegasan Istilah
Agar penelitian ini mendapatkan hasil dan kesimpulan yang sesuai dengan
mengenai judul penelitian ini, maka perlu kiranya ada penegasan istilah-istilah
1. Kompetensi
17
Hartono Margono, KH. Hasyim Asy’ari dan Nahdhatul Ulama; Perkembangan Awal dan
Kontemporer, Jurnal Media Akademika, vol. 26, No. 3 Juli 2011, hlm. 338
18
Walan Yudhiani, Kajian Studi Kultural dan Pedagogik dalam Pendidikan Indonesia, Jurnal
Tarbiyah, vol. 21 No. 2, Juli-Desember 2014, hlm. 434
9
cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
pekerjaan tertentu.
2. Pedagogik
anak didik, pendidik dan sebagainya. Oleh sebab itu pedagogik dipandang
sebagai suatu proses atau aktifitas yang bertujuan agar tingkah laku manusia
mengalami perubahan.
3. Relevansi
5. Modern
19
Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia,(Jakarta: DEPDIKNAS, 2008), hlm. 743
20
Fachruddin Saudagar, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Gaung Persada, Jakarta
2011), Cet.III, hlm, 29
21
Edi Suardi, Pedagogik, (Bandung: Angkasa OFFSET, 1979), hlm.113
22
Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, hlm. 1190
10
mutakhir, sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman.23
penelitian ini adalah kemampuan mendidik yang baik menurut pandangan KH.
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
23
Ibid, hlm. 965
11
2. Batasan Masalah
pembatasan masalah agar kajian dalam penelitian ini dapat terarah dengan
batasan masalah yang tegas. Adapun kajian penelitian ini dibatasi pada
masalah-masalah berikut:
pendidikan modern.
3. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini menjadi jelas dan sesuai dengan latar belakang yang
1. Tujuan Penelitian
12
sebagai berikut:
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan muncul dari kajian dalam penelitian ini
E. Sistematika Penulisan
Agar penelitian ini dapat dilakukan secara teratur dan runtut, maka
dalam penelitian ini penulis membagi kedalam beberapa bab yang saling
berkaitan. Selanjutnya bab-bab tersebut akan dibagi lagi ke dalam beberapa sub ba
13
yang lebih kecil. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
istilah, permasalahan yang terdiri dari identifikasi masalah, batasan masalah dan
umum pendidik yang meliputi: pengertian pendidik dan term-term pendidik dalam
Bab III yaitu metode penelitian yang berisi jenis penelitian, sumber data