NOMOR: B /02/RSUSH/VI/2019
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN BEDAH
DI RUMAH SAKIT UMUM SINAR HUSNI HELVETIA
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kebijkan Direk:tur Rumah Sakit Umum Sinar Husni Helvetia
KESATU
tentang kebijakan Pelayanan Bedah di Rumah Sakit Umum Sinar
Husni Helvetia
Ditetapkan : Helvetia
Tanggal : Juni 2019
Tembusan:
1. Kepala Yayasan
2. Semua Unit Terkait
3. Arsip
Lampiran I :Kebijakan Direktur Rurnah Sakit Umum Sinar Husni Helvetia
Nomor : B /02/RSUSH/VI/2019
Tanggal
: Juni 2019
A. KEBIJAKAN UMUM
l. Pelayanan operasi di kamar bedah ini didukung oleh kelompok dokter spesialis yang
melakukan tindakan operasi atau tindakan invasif; dan juga oleh kelompok perawat
khusus yang telah mendapat pendidikan/pelatihan perawatan kamar bedah dan atau
perawat yang telah berpengalaman di kamar bedah lebih dari 1 tahun
2. Pelayanan bedah dilakukan oleh dokter spesialis bedah dari semua disiplin ilmu
yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Semua perawat kamar bedah hams memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Penyediaan tenaga di kamar bedah mengacu pada pola ketenagaan
5. Semua pelayanan hams selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien dan
setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi dan menghormati hak-hak pasien
6. Pelayanan bedah dilaksanakan dalam 24 jam
B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan informasi dan edukasi
mengenai prosedur yang akan dijalani, komplikasi yang mungkin terjadi serta respon
terhadap komplikasi tersebut, prosedur pre operasi dan post operasi, selanjutnya
pasien/keluarga menandatangani surat pemyataan telah mengerti akan semua
penjelasan yang telah diberikan serta menandatangani surat persetujuan tindakan
medis (Informed Consent)
2. Pemberian edukasi diberikan oleh dokter penanggung jawab pembedahan
didampingi perawat atau oleh dokter umum yang ditunjuk dan berkompeten
didampingi perawat atau oleh perawat senior yang ditunjuk dan berkompeten
didampingi perawat lain
3. Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi selalu dijalankan.
4. Setiap petugas yang ikut dalam tim operasi (dokter spesialis/dokter
umum/perawat assisten, perawat instrumen, perawat on loop) mampu mengenal
anatomi tubuh manusia, menguasai tehnik operasi yang akan dilakukan, mengenal
instrumen yang digunakan dalam pembedahan tersebut, serta respon terhadap
komplikasi yang mungkin timbul
5. Setiap pasien sewaktu dikamar operasi sebelum dilakukan anestesi dilakukan
identifikasi meliputi
a. Nama pasien, umur dan diagnosa
b. Jenis anestesi dan Jenis operasi
c. Lokasi yang akan dioperasi
d. Informed consent
6. Bila terjadi kecelakaan/kegagalan dari tindak operasi yang dimaksud, hal
tersebut dilaporkan kepada tim pasien safety untuk tindak lanjut
7. Status fisiologis pasien secara terus menerus dimonitor oleh tim anestesi selama
pembedahan berlangsung, apabila pasien dioperasi dengan anestesi umum atau
regional. Bila pasien dilakukan operasi dengan anestesi lokal maka pemantauan status
fisiologis pasien dilakukan oleh dokter bedah yang bertanggung jawab. Semua
temuan ditulis dan dimasukkan dalam status rekam medis pasien
8. Penghitungan instrumen dan kasa dilakukan sebelum operasi dan sesudah operasi
sebelum penutupan peritoneum, bila terdapat ketidaksesuaian, maka dilakukan
penghitungan dan pencarian sebelum luka operasi ditutup
9. Laporan operasi harus ditulis oleh dokter operator secara lengkap yang meliputi:
a. Diagnosa pre operasi dan paska operasi
b. Nama operator, assisten dan instrument
c. Nama prosedur dan tehnik pembedahan dari awal insisi sampai dengan jahit
luka insisi
d. Spesimen bedah untuk pemeriksaan jika ada
e. Catatan komplikasi spesifik dan perdarahan
f. Tanggal, waktu dan tanda tangan dokter operator yang bertanggung jawab
Semua laporan didokumentasikan di dalam status pasien
10. Informasi penjadwalan pasien (baik elektif maupun darurat) didapat dari unit rawat
inap, UGD, poliklinik spesialis Rumah Sakit Umum Sinar Husni Helvetia
11. Bila terjadi penemuan diagnosa baru pada pasien selama operasi berlangsung dan
membutuhkan konsul sito di meja operasi dengan dokter spesialis lain, dokter
operator dapat menginformasikan kepada katim perawat atau perawat on loop untuk
memanggil dokter konsultan yang dimaksud, dan selanjutnya bila keadaan telah
memungkinkan, surat konsul dapat dituliskan kemudian dan di dokumentasikan di
dalam status rekam medik
Ditetapkan : Helvetia
Tanggal : Juni 2019
Tembusan:
1. Kepala Yayasan
2. Semua Unit Terkait
3. Arsip