Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
Koperasi mengandung makna “kerja sama”. Koperasi (cooperative) bersumber
dari kata co-operation yang artinya “kerja sama”. Ada juga yang mengartikan
koperasi dalam makna lain.koperasi berkenan dengan manusia sebagai individu dan
dengan kehidupannya dalam masyarakat.1 Koperasi merupakan badan hukum yang
dimiliki dan dijalankan oleh anggotanya untuk memenuhi kebutuhan di bidang
ekonomi, social dan budaya. Dijalankan dengan asas kekeluragaan. Artinya, koperasi
tidak bertujuan untuk menguntungkan satu orang saja, tetap mencapai keuntungan
bersama. Hal ini membedakan kopersai dengan badan usaha lainnya. Berikut adalah
beberapa hal yang berkaitan dengan pendirian dan pengorganisasian dalam koperasi.
A. Kelembagaan
Koperasi sebagai sebuah organisasi diartikan sebagai suatu system social
ekonomi atau social teknik, yang terbuka dan berorientasi pada tujuan.
Memperhatikan criteria dan pengertian organisasi koperasi sebagai berikut:
1. Anggota koperasi sebagai individu yang bertindak sebagai pemilik dan konsumen
akhir.
2. Anggota koperasi sebagai pengusaha perorangan maupun kelompok yang
memanfaatkan koperasi sebagai pemasok (supplier).
3. Koperasi sebagai badan usaha yang melayani annggota koperasi dan masyarakat.

Struktur Organisasi Koperasi di Indonesia sebagai berikut:

1. Rapat Anggota
Secara hukum anggota koperasi adalah pemilik dari koperasi dan
usahanya, dan anggotalah yng mempunyai wewenang mengendalikan koperasi
bukan pengurus dan manajer.2 Suatu wadah dari para anggota koperasi yang
diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentingan
organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil suatu keputusan
dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir.
Pelaksanaan Rapat Anggota ini biasanya diatur dalam anggaran dasar
koperasi, baik mengenai waktu pelaksanaanya maupun menyangkut jumlah
anggota minimal yang hadir. Rapat Anggota merupakan suatu lembaga structural

1
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi teori dan praktik, Erlangga:Jakarta,14
2
Drs. Hendrojogi, M.Sc, Koperasi :Asas-asas, Teori, dan Praktik, PT RajaGrafindo Perasa:Jakarta,145
organisasi koperasi. Keputusan yang memiliki kekuatan hukum, karena
merupakan hasil dari suara terbanyak pemilik koperasi.
a. Tugas dan peran Rapat Anggota3
1) Mengesahkan/menetapkan penyusunan dan perubahan
anggaran dasar/anggaran ruah tangga, sesuai dengan keputusan
– keputusan rapat.
2) Memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus
dan pengawas.
3) Memberikan persetujuan atas perubahan dalam masalah
struktur permodalan organisasi dan arag kegiatan –kegiatan
usahanya.
4) Mensyaratkan agar pengurus, manajer, dan karyawan
memahami ketentuan dalam anggaran dasar.
5) Menetapkan pembagian sisa hasil usaha.
6) Menetapkan penggabungan, pemecahan, dan pembubaran
organisasi.
7) Memberikan penilaian terhdap pertanggungjawabann pengurus:
menerima atau menolak.
2. Pengurus
Perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota, yang
bertugas mengelola organsasi dan usaha. Idelannya, pengurus koperasi sebagai
perwakilan anggota diharapakan mempunyai kemampuan manajerial, teknis, dan
berjiwa wirakoperasi, sehingga pengelolaan koperasi mencermikan suatu cirri
yang dilandasi dengan prinsip – prinsip koperasi. Posisi yang menentukan maju
mundurnya sebuah koperasi wewenang pengurus ditetapkan dalam undang –
undang, AD/ART, dan peraturan lainnya yang berlaku dan diputuskan oleh Rapat
Anggota.
1. Tugas dan wewenag penurus koperasi.
a. Mengelola koperasi dan usahanya,
b. Mengajukan rancangan rencana kerjaj serta anggran pendapatan dan
belanja koperasi,
c. Menyelenggarakan Rapat Anggota,

3
Ibid,147
d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas,
e. Menyeleggarakan pembukuan keuangan dan invebtaris secara tertib, dan
f. Memelihara buku daftar anggota dan pengurus,
g. Mewakili koperasi di dalam dan luar pengadilan,
h. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar, dan
i. Melakukan tindakan dan uapaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
koperasi sesuai dengan tanggungjawabnya keputusan Rapat Anggaran.
3. Pengawas
Perangkat organisasi yang dipiliih dari anggota dan diberi mandate untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.
Suatu lembaga atau badan structural oragnisaasi koperasi, sebagai yang telah
ditetapkan oleh AD/ART koperasi, keputusan penurus, serta peraturan lainya yang
berlaku didalam koperasi. Dalam UU No 25 Tahun 1992 pasal 39 ayat 1,
pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan koperasi.
Sedangkan ayat 2 menyatakan pengawas berweang unttuk meneliti segala
catatan yang ada pada koperasi, dan mendapatkan segala keterangan yang
diperlukan. Dalam praktiknya fungsi pengawasan yang dilakukan oleh pengawas
koperasi dapat dikatakan kurang efektif, khususnya bagi koperasi-koperasi
pendesaan seperti KUD. Hal tersebut dapat terjadi karena pengurus dipilih lebih
dahulu daripada pengawas. SDM yang lebih baik akan terpilih sebagai pengurus,
dan baru kemudian sisanya jabatan pengawas.
4. Pengelola
Mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk
mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan professional. Karena itu,
kedudukan pengelola dalah sebagaii pegawai atau karyawan yang diberikan kuasa
dan wewenang oleh pengurus. Sehingga, terdapat kontrak kerja atau perjanjian.
Jumlah pengelola tergantung seberapa besar usaha yang dikelola.

Pengurus

Manajer
(pengelola)

Manajer A Manajer B Manajer C


B. Keanggotaan
Ketentuan mengenai keanggotaan sebagai berikut;4
1. Dalam keanggotaan yang merupakan pemilik dan pengguna jasa koperasi, diatur
persyaratan keanggotanya, hak dan kewajiban, tanggungan, dan sanksi bagi
anggota yang melakukan pelanggaran;
2. Anggota koperasi harus memenuhi persyaratan sekurang-kurannya;
a. Warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum;
b. Memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan berpotensi untuk kut
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan usaha koperasi;
c. Membayar lunas simpanan pokok;
d. Menyetujui isi AD/ART dan sanggup melaksanakan dan menaati seluruh
ketentuan yang tealah ditetapkan oleh koperasi;
3. Koperasi dapat juga memiliki anggota luar biasa yang persyaratan hak dan
kewajibannya antara lain:
a. Tidak memiliki hak suara dalam Rapat Anggota, tetapi dapat mengajukan
usul, saran, atau pendapat;
b. Tidak memiliki hak pilih dan dipilih menjadi Pengurus atau Pengawas;
c. Membayar lunas simpanan pokok dan simpanan wajib;
d. Dapat memperoleh pelayanan dari koperasi;
4. Koperasi dapat menerima calon anggota dengan persyaratan hak dan kewajiban
anatara lain sebagai berikut.
a. Warga Negara Indonesia;
b. Mampu melakukan tindakan hukum;
c. Mempunyai kepentingan ekonomi yang terkait dengan usaha koperasi;
d. Telah membayar sebagian dari jumlah nilai simpanan pokok serta bersedia
melunasinya dalam jangka waktu tertentu yang nilainya ditentukan dalam
Rapat Pengurus;
e. Tidak memiliki hak suara serta hak pilih dan dipilih menjadi Pengurus atau
Pengawas dan tidak memperoleh pembagian Sisa Hasil Usaha;
f. Dapat memberikan saran dan pendapat.
5. Keanggotaan koperasi dicatat dalam Buku Daftar Anggota dan diberikan Kartu
Tanda Anggota.

4
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktek 58
6. Dalam pengaturan mengenai kewajiban anggota, dapat ditentukan antara ain
kewajiban untuk:
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi serta
keputusan yang tekah disepakati dalam Rapat Anggaran;
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi;
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan dalam pelaksanaan organisasi
dan usaha koperasi berdasarkan asas kekeluargaan;
d. Menanggung kerugian sebatas simpanan pokok, simpanan wajib, dan modal
penyertaan yang dimilikinya.
7. Dalam pengaturan mengenai hak anggota, dapat ditentukan antara lain hak untuk:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan menggunakan hak suara dalam Rapat
Anggaran;
b. Memilih dan atau dipilih menjadi Anggota Pengurus atau Pengawas;
c. Meminta diadakan Rapat Anggota;
d. Mengemukkan pendapat atau saran kepada Pengurus di luar Rapat Anggota,
baik diminta mauountidak diminta;
e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang proposional
anatarsesama anggota;
f. Memperoleh pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai jasa yang diberikan
terhadap koperasinya;
g. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi.
8. Pengaturan tentang berakhirnya keanggotaan dapat ditetapkan berdasarkan alasan:
a. Meninggal dunia; dan
b. Berhenti atas permintaan sendiri; atau
c. Diberhentikan oleh Pengurus, karena:
1) Melanggar ketentuan atau menyimpang dari ketentuan;
2) Tidak memenuhi kewajiban;
3) Melanggar peraturan perundang-undangan dan keputusan Raoat
Anggota;
4) Melakukan tindakan pidana atau mencemarkan nama baik koperasi;
9. Anggota yang berhenti berdasarkan alasan tersebut, dicoret dari buku Daftar
Anggota dan keanggotannya dihapus sejak tanggal pencoretan tersebut;
10. Anggota yang berhenti wajib segera menyelesaikan hutang piutangnya dan tidak
dibenarkan hadir atau memberikan suara dalam Rapat Anggota;
11. Berkaitan dengan pemberhentian anggota dapat pula diatur mengenai
pemberhentian sementara dan hak untuk membela diri di hadapan Rapat Anggota.
C. Permodalan Koperasi
Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi koperasi.
Modal Usaha terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Adapun pengertian kedua
istilah ini adalah sebagai berikut.
1. Modal investasi merupakan sejumlah uang yang ditanam atau dipergunakan untuk
pengadaan saran aoperasional suatu perusahaan yang bersifat tidak mudah
diuangkan (unliquid) seperti tanah, mesin, bagunan, peralatan kantor, dan lain-
lain.
2. Modal kerja merupakan sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar
perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek
perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan
lain-lain. Ditinjau dari sudut neraca, modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi
kewajiban lancar. Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dalam jangka
paling lama setahun dapat dicirkan menjadi uang kas, seperti deposito jangka
pendek, piutang-piutang dagag, persediaan barang dan uang kas.

Para pengelola usaha pada umumnya menaruh perhatian khusus pada


penanganan modal kerja ini. Dilihat dari sifatnya, modal kerja akan berputar terus-
menerus di dalam perusahaan. Pengeluran – pengeluaran yang dipergunkaan untuk
pembelian baan baku, bayaran gaji karyawan, dan lainnya akan kembali lagi menjadi
uang kas melalui hasil penjualan dan selanjutnya dipergunakan lagi untuk biaya
operasional.5

Kerangka teori permodalan menyarankan untuk melayani anggota sebagai


pemakai jasa koperasi, maka sumber modalnya (idealnya) diperoleh dari modal
sendiri. Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia adalah
UU No. 25/1992 pasal 41, bab VII tentang Perkoperasian. Disebutkan bahwa modal
koperasi terdiri dari:

1. Modal sendiri
a. Simpanan pokok anggota,yaitu sejuah uang yang sama banyaknya, yang wajib
dibayarkan oleh maing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk

5
Ibid,83
menjadi anggota. Simpanan pokok ini bersifat permanen. Artinya, tidak akan
diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
b. Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
jumahnya, yang wajb dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada periode
tertentu. Simpanan wajib ini tidak penyisian sisa hasil usaha dan dicadangkan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
c. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
d. Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang
disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban untuk
mengembalikannya.
e. Simpanan sukarela, sejumlah dana yang jumlah tidak ditentukan.
2. Modal pinjaman.
a. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota atau calon anggota koperasi yang
bersangkutan
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya
dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama anatara
koperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank dan lembaga
keungan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan undang-
undang yang berlaku.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainya, yaitu dana yang diperoleh dari
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan kententuan
perundang-undangan yang berlaku
e. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang
dilakukan tanpa melalui penwaran secara umum.

Modal sendiri :

 Simpanan pokok Modal


 Simpanan wajib kerja
 Dana cadagan
Modal  Donasi
koperasi SHU
Modal luar :

 Anggota
Investasi
 Koperasi
 Bank
 LK non bank
 Penerbitan
obligasi
 Sumber lain

Disisi lain kebutuhan modal koperasi dapat dipenuhi dengan pendekatan


model badan usaha nonkoperasi (swasta atau pesero) yaitu berdasarkan saham
kepemilikan akhir-akhir ini koperasi Indonesia, khususnya koperasi sekunder, telah
banyak melakukan model perseroan terbatas tersenut seperti Indun Koperasi Unit
Desa(INKUD), Bank Umum Koperasi (BUKOPIN), dan lainnya. Apabila koperasi
ingn mengembangkan usahanya dalam pasar global dimana terdapat risiko bisnis yang
cukup tinggi, maka koperasi tidak cukup lagi mengandalkan hanya simpanan anggota
karena itu koperasi harus memerlukan akses permodalan dari luar.6
D. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau
penerimaan total (total renue (TR)) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cash
(TC)) dalam satu tahun buku. Dari aspek legaistik, pengertian SHU menurut UU
No.25/1992, tentang Peroperasian, Bab IX, pasal 45 sebagai berikut:7
1. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya, termasuk pajak
dalam buku yang bersangkutan.
2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa
usaha yang diakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta
digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi,
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.

6
Ibid,86
7
Ibid,88
Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya
untuk keperluan lain, ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART
Koperasi. Dalam hal ini, jasa usaha mencakup transaksi usaha dan partisipasi modal.
Maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung
besarnya partsipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan
koperasi. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya,
maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal ini berbeda dengan perusahaan
swasta, dimana dividen yang diperoleh pemilik saham adalah proposional, sesuai
dengan besarnya modal yang dimiliki.

SHU Total koperasi adalah sisa usaha yang terdapat pada neraca atau laporan
laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax). Informasi ini diperoleh dari neraca
atau laporan laba-rugi koperasi. Omzet atau volume usaha merupakan total nilai
penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau
tahun buku yang bersangkutan. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
adalah SHU yag diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal
anggota. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang
diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota.8

UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dala penjelasannya


mengatakan bahwa “pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata
berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota teradapkoperasi. Ketentuan ini merupakan
perwujudan kekeluargaan dan keadilan”. SHU yang diiterima oleh anggota
bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:

1. SHU atas jasa modal, pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota
sebagai pemilik atauoun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap
diterima dari koperasiya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada
tahun buku yang bersangkutan.
2. SHU atas jasa usaha, jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain
pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan.
a. Prinsip – prinsip Pembagian SHU Koperasi
1) SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.

8
Ibid,89
Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang
bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dar hasil
transaksi dengan anggota, melainkan dijadikan sebagai cadangan koperasi.
Dalam kasus koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari nonanggota
cukup besar, maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk dibagi secara
merata sepanjang tidak membebani llikuiditas koperasi.
2) SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan
anggota sendiri.
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif
dari modal yang diinvestasikannya dan hasil transaksi yang diakukanya
dengan koperasi. Oleh sasab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa
modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. Dari SHU bagian
anggota,harus ditetapkan berapa presentase untuk jasa modal, misalkan 30%
dan sisanya sebesar 70% berarti untuk jasa transaksi usaha. Apabila total
modal sendiri koperasi sebagian besar bersumber dari simpanan – simpanan
anggota (bukan dari donasi ataupun dana candangan), maka disarankan agar
proforsinya terhadap pembagian SHU bagian anggota diperbesar, tetapi tidak
akan melebihi dari 50%.
3) Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi
kepada anggota harus diumumkan secara transfaran, sehingga setiap anggota
dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya
kepada koperasinya.
4) SHU anggota dibayar secara tunai.
SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan
demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat
kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

Anda mungkin juga menyukai