Anda di halaman 1dari 3

Memberikan injeksi merupaka prosedur invasif yang harus dilakukandengan menggunakan teknik steril.

Setelah jarum menembus kulit, muncul resiko infeksi. Perawat memberi obat secara parenteralmelalui
rute SC, IM, ID, dan IV. Setiap tipe injeksi membutuhkan keterampilan yang tertentu untuk menjamin
obat mencapai lokasi yang tepat. Efek obat yang diberikan secara parenteral dapat berkembangdengan
cepat, bergantung pada kecepatan absorbsi obat. Perawat mengobservasi respons klien
denganketat.Setiap rute injeksi unik berdasarkan tipe jaringan yang akan diinjeksi obat. Karakteristik
jaringanmempengaruhi absorbsi obat dan awitan kerja obat. Sebelum menyuntikkan sebuah obat,
perawat harusmengetahui volume obat yang diberikan, karaktersitik dan viskositas obat, dan lokasi
struktur anatomitubuh yang berada di bawah tempat injeksi.Konsekuensi yang serius dapat terjadi, jika
injeksi tidak diberikan secara tepat. Kegagalan dalammemilih tempat unjeksi yang tepat, sehubungan
dengan penanda anatomis tubuh, dapat menyebabkantimbulnya kerusakan saraf atau tulang selama
insersi jarum. Apabila perawat gagal mengaspirasi spuitsebelum menginjeksi sebiah obat, obat dapat
tanpa sengaja langsung di injkesi ke dalam arteri

subkutan (hypodermal).Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak merangsang
dan melarut baik dalam air atau minyak. Efeknya tidak secepat injeksi intramuscular atau intravena.
Mudah dilakukansendiri, misalnya insulin pada penyakit gula.Tempat yang paling tepat untuk melakukan
injeksi subkutan meliputi area vaskular di sekitar bagian luar lengan atas, abdomen dari batas bawah
kosta sampai krista iliaka, dan bagian anterior paha.Tempat yang paling sering direkomendasikan untuk
injeksi heparin ialah abdomen. Tempat yang lainmeliputi daerah scapula di punggung atas dan daerah
ventral atas atau gloteus dorsal. Tempat yang dipilihini harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, dan otot atau saraf besar

Obat yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air (0,5 sampai 1ml).
Jaringan SC sensitif terhadap larutan yang mengiritasi dan obat dalam volume besar. Kumpulan
obatdalam jaringan dapat menimbulkan abses steril yang tak tampak seperti gumpalan yang mengeras
dannyeri di bawah kulit. b.

Intrakutan (=di dalam kulit)Perawat biasanya memberi injeksi intrakutan untuk uji kulit. Karena keras,
obat intradermaldisuntikkan ke dalam dermis. Karena suplai darah lebih sedikit, absorbsi lambat.Pada uji
kulit, perawat harus mampu melihat tempat injeksi dengan tepat supaya dapat melihat perubahan
warna dan integritas kulit. Daerahnya harus bersih dari luka dan relatif tidak berbulu. Lokasiyang ideal
adalah lengan bawah dalam dan punggung bagian atas.
Intramuskuler (i.m),Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena
pembuluh darahlebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat
memasuki otot yangdalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke
pembuluh darah. Denganinjeksi di dalam otot yang terlarut berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Guna
memperlambatreabsorbsi dengan maksud memperpanjag kerja obat, seringkali digunakan larutan atau
suspensi dalamminyak, umpamanya suspensi penisilin dan hormone kelamin. Tempat injeksi umumnya
dipilih pada otot pantat yang tidak banyak memiliki pembuluh dan saraf.Tempat injeksi yang baik untuk
IM adalah otot Vastus Lateralis, otot Ventrogluteal, ototDorsogluteus, otot Deltoid. d.

Intravena (i.v),Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu
waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya
hanya singkat.Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek
yang sangatcepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya
zat-zat koloid darah denganreaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan ke
dalam sirkulasi, misalnyatekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila
injeksi dilakukan terlalucepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh
karena itu, setiap injeksii.v sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik

e.

Intra arteri.Injeksi ke pembuluh nadi adakalanya dilakukan untuk “membanjiri” suatu organ, misalnya
hati,dengan obat yang sangat cepat diinaktifkan atau terikat pada jaringan, misalnya obat kanker
nitrogenmustard. f.

Intralumbal (antara ruas tulang belakang pinggang), intraperitoneal (ke dalam ruang selaput
perut),intrapleural, intracardial, intra-articular (ke celah-celah sendi) adalah beberapa cara injeksi
lainnyauntuk memasukkan obat langsung ke tempat yang diinginkan.

1.7

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan injeksi

Pemberian obat secara injeksi dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka kita harusmemperhatikan
beberapa hal berikut ini :a)
Jenis spuit dan jarum yang digunakan b)

Jenis dan dosis obat yang diinjeksikanc)

Tempat injeksid)

Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksie)

Kondisi/penyakit klien

Anda mungkin juga menyukai