Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI

I. KONSEP DASAR TEORI

A. DEFINISI
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi
batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan
denyut jantung. Peningkatan resistensi dari pembuluh darah tepid an peningkatan
volume aliran darah ( Hani 2013 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar/sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih
besar dari 95 mmHg.

B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin, (2009 ; 485),
antara lain :
1. Kecepatan denyut jantung
2. Asupan tinggi garam
3. Vasokontriksi arterio dan arteri kecil
4. Stres berkepanjangan
5. Genetik
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu (Lany Gunawan, 2001) :
1. Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu disebabkan oleh penyakit lain hipertensi primer
terdapat lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah
menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi, faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin
(laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih
banyak dari kulit putih).
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr),
kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain
misalnya merokok, minum alkohol dan minum obat-obatan.

C. PATOFISIOLOGI
Menurut Smeltzer & Bare (2002:898) mengatakan bahwa mekanisme yang
mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darahterletak di pusat vasomotor
pada medulla oblongata di otak dimana darivasomotor ini mulai saraf simpatik
yang berlanjut ke bawah korda spinalisdan keluar dari kolomna medulla ke
ganglia simpatis di torax danabdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impulsyang bergerak ke bawah melalui system syaraf simpatis.
Pada titikganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang
merangsangserabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana
denganmelepaskannya nere frineprine mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan aliran
darah ke ginjal menjadi berkurang/menurun dan berakibat diproduksinya rennin,
rennin akan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudiandiubah
menjadi angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor yang kuatyang
merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenal dimana hormone aldosteron ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal danmenyebabkan
peningkatan volume cairan intra vaskuler yangmenyebabkan hipertensi.

D. MANIFESTASI KLINIS
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai
bertahun-tahun.Gejala, bila ada biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang di vaskularisasi oleh
pembuluh darah bersangkutan.
Penyakit arteri koroner adalah gejala yang paling menyertai
hipertensi.Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan beban kerja
ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang
meningkat.Apabila jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan beban kerja
maka terjadi gagal jantung kiri.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea
darah dan kreatinin).Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke
atau serangan iskemik trasien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara
pada sisi (hemiplegi) atau gangguan ketajaman penglihatan.Tetapi kadang
menimbulkan gejala seperti nyeri kepala, epistaksis, pusing, gemetar, sering
marah-marah. (Smeltzer : 2001)

E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi harus selalu digunakan pada pasien dengan
hipertensi tanpa kerusakan organ akhir, terutama pada orang yang
kegemukan (obese).Terapi non farmakologi mencakup penurunan berat
badan, pembatasan garam, latihan isotonok dan mengubah pola hidup
misalnya asupan lemak, menghentikan kebiasaan merokok, dan
mengurangi konsumsi alkohol sampai kurang dari 2 gelas per hari.
2. Terapi antihipertensi
Tujuan terapi antihipertensi adalah mencegah komplikasi hipertensi
dengan efek samping sekecil mungkin. Obat yang ideal adalah obat yang
tidak mengganggu gaya hidup tetapi dapat mempertahankan tekanan arteri
yang terkendali. Penurunan tekanan arteri jelas mengurangi risiko
morbiditas dan mortalitas akibat stroke, gagal jantung, meskipun terapi
terhadap hipertensi ringan dengan obat belum memperlihatkan banyak
harapan dalam mengurangi risiko penyakit koroner. Sebenarnya, obat-
obatan seperti diuretika tiaziddan penghambat adrenoreseptorbeta yang
tidak mempunyai aktifitas simptomimetik intrinsik biasanya meningkatan
rasio kolesterol total terhadap HDL dalam plasma dan trigliserida
dankarenanya dapat memperburuk faktor-faktor yang ikut
mengembangkan penyakit ateriosklerosis. (Stein, Jay : 1999).
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah hal yang paling penting dilakukan oleh perawat untuk
mengenal masalah pasien agar dapat menjadi pedoman dalam melakukan
tindakan keperawatan. Pada anamnesis kaji identitas pasien seperti: nama,
umur, jenis kelamin, agama, suku, pekerjaan, status perkawinan, Tanggal
MRS, pengkajian, penanggung jawab, regester, diagnosa masuk, dan alamat.
Pemeriksaan fisik dari atas sampai bawah.Tanyakan riwayat kesehatan pasien
seperti keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, riwayat social.
Panduan pengkajian pola Gordon :
1. Pola Manajemen Kesehatan Dan Persepsi Kesehatan
Kaji pasien mengenai : Arti sehat dan sakit bagi pasien, Pengetahuan
status kesehatan pasien saat ini, Perlindungan terhadap kesehatan :
program skrining, kunjungan ke pusat pelayanan ksehatan, diet, latihan
dan olahraga, manajemen stress, faktor ekonomi, Pemeriksaan diri sendiri
: payudara, riwayat medis keluarga, pengobatan yang sudah dilakukan,
Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan, Data pemeriksaan fisik yang
berkaitan.
2. Pola Metabolik-Nutrisi
Kaji pasien mengenai :Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan. Jenis dan
jumlah (makanan dan minuman). Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam
terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu makan. Kepuasan akan berat badan.
Persepsi akan kebutuhan metabolic. Faktor pencernaan : nafsu makan,
ketidaknyamanan, rasa dan bau, gigi, mukosa mulut, mual atau muntah,
pembatasan makanan, alergi makanan. Data pemeriksaan fisik yng
berkaitan (berat badan saat ini dan SMRS).
3. Pola Eliminasi
Kaji pasien mengenai :Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah
(cc), warna, bau, nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAK, adanya
perubahan lain. Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc),
warna, bau, nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAB, adanya
perubahan lain. Keyakinan budaya dan kesehatan. Kemampuan perawatan
diri : ke kamar mandi, kebersihan diri. Penggunaan bantuan untuk
ekskresi.Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen, genitalia,
rektum, prostat).
4. Pola Aktivitas-Latihan
Kaji pasien mengenai :Aktivitas kehidupan sehari-hari. Olahraga : tipe,
frekuensi, durasi dan intensitas. Aktivitas menyenangkan.Keyakinan
tenatng latihan dan olahraga.Kemampuan untuk merawat diri sendiri
(berpakaian, mandi, makan, kamar mandi).Mandiri, bergantung, atau perlu
bantuan. Penggunaan alat bantu (kruk, kaki tiga). Data pemeriksaan fisik
(pernapasa, kardiovaskular, muskuloskeletal, neurologi).
5. Pola Istirahat-Tidur
Kaji pasien mengenai : Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur,
jam tidur dan bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat
kesegaran setelah tidur). Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-
obatan, musik).Jadwal istirahat dan relaksasi.Gejala gangguan pola
tidur.Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll).Data
pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum, mengantuk).
6. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Kaji pasien mengenai : Gambaran tentang indra khusus (pnglihatan,
penciuman, pendengar, perasa, peraba). Penggunaan alat bantu indra.
Persepsi ketidaknyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara
komprehensif).Keyaknan budaya terhadap nyeri.Tingkat pengetahuan
klien terhadap nyeri dan pengetahuan untuk mengontrol dan mengatasi
nyeri.Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,
ketidaknyamanan).
7. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Kaji pasien mengenai : Keadaan sosial : peekrjaan, situasi keluarga,
kelompok social. Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri,
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Keadaan fisik, segala sesuatu yang
berkaiyan dengan tubuh (yg disukai dan tidak). Harga diri : perasaan
mengenai diri sendiri. Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan
peran).Riwayat berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi.Data
pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri, murung, gidak mau
berinteraksi).
8. Pola Hubungan – Peran
Kaji pasien mengenai : Gambaran tentang peran berkaitam dengan
keluarga, teman, kerja. Kepuasan/ketidakpuasaan menjalankan peran.Efek
terhadap status kesehatan.Pentingnya keluarga.Struktur dan dkungan
keluarga. Proses pengambilan keputusan keluarga. Pola membersarkan
anak. Hubungan dengan orang lain. Orang terdekat dengan klien.Data
pemeriksaan fisik yang berkaitan.
9. Pola Reproduksi – Seksualitas
Kaji pasien mengenai : Masalah atau perhatian seksual. Menstrusi, jumlah
anak, jumlah suami/istri.Gambaran perilaku seksual (perilaku sesksual
yang aman, pelukan, sentuhan dll).Pengetahuan yang berhubungan dengan
seksualitas dan reproduksi.Efek terhadap kesehatan.Riwayat yang
berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi.Data pemeriksaan
fisik yang berkaitan (KU, genetalia, payudara, rektum).
10. Pola Toleransi Terhadap Stress – Koping
Kaji pasien mengenai : Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini.
Tingkat stress yang dirasakan. Gambaran respons umum dan khusus
terhadap stress. Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan
keefektifannya. Strategi koping yang biasa digunakan.Pengetahuan dan
penggunaan teknik manajemen stress. Hubungan antara manajemen stress
dengan keluarga.
11. Pola Keyakinan – Nilai
Kaji pasien mengenai : Latar belakang budaya/etnik. Status ekonomi,
perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kelompok budaya/etnik.Tujuan
kehidupan bagi pasien.Pentingnya agama/spiritualitas.Dampak masalah
kesehatan terhadap spiritualitas.Keyakinan dalam budaya (mitos,
kepercayaan, laragan, adat) yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Keadaan umum pasien gagal jantung biasanya di dapatkan
kesadaran yang baik atau composmetis dan akan berubah
sesuai dengan tingkat gangguan yang melibatkan perfusi
sistem saraf pusat (Muttaqin, 2012).
b) Pemeriksaan fisik (B1-B6)
B1 (Breathing)
Pengkajian yang didapatkan dengan adanya tanda kongesti
vaskular pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea
nokturnal paroksimal, batuk dan edema pulmonal akut.
Crackles atau ronkhi basah halus secara umum terdengar
pada dasar posterior paru. Hal ini dikenalsebagai bukti
kegagalan ventrikel kiri (Muttaqin, 2012).
B2 (Blood)
Inspeksi
Pasien dapat mengeluh lemah, mudah lelah, dan apatis.
Gejala ini merupakan tanda dari penurunan curah jantung.
Selain itu sulit berkonsentrasi, defisit memori, dan
penurunan toleransi latihan juga merupakan tanda dari
penurunan cuah jantung. Pada inspeksi juga ditemukan
distensi vena jugularis akibat kegagalan ventrikel ventrikel
kanan dalam memompa darah. Dan tanda yang terakhir
adalah edema tungkai dan terlihat pitting edema
(Muttaqin, 2012).
Palpasi
Adanya perubahan nadi, dapat terjadi takikardi yang
mencerminkan respon terhadap perangsangan saraf
simpatis. Penurunan yang bermakna dari curah sekuncup
dan adanya vasokonstriksi perifer menyebabkan
bradikardi. Hipertensi sistolik dapat ditemukan pada gagal
jantung yang lebih berat. Selain itu pada gagal jantung kiri
dapat timbul pulsus alternans (perubahan kekuatan denyut
arteri) (Muttaqin, 2012).
Auskultasi
Tekanan darah biasanay menurun akibat penurunan isi
sekuncup. Tanda fisik yang berakitan dengan gagal
jantung kiri adalah adanya bunyi jantung ke 3 dan ke
empat (S3, S4) serta cracles pada paru-paru (Muttaqin,
2012).
Perkusi
Batas jantung ada pergeseran yang menandakan adanya
hipertrofi jantung atau kardiomegali (Muttaqin, 2012).
B3 (Brain)
Kesadaran composmetis, didapatkan sianosis perifer
apabila gangguan perfusi jaringan berat, wajah meringis,
menangis, merintih, dan mereganag (Muttaqin, 2012).
B4 (Bladder)
Adanya oliguria yang merupakan tanda syok kardiogenik
dan adanya edema ekstremitas merupakan tanda adanya
retensi cairan yang parah (Muttawin, 2012).
B5 (Bowel)
Pasien biasanyanmual dan muntah, anoreksia akibat
pembesaran vena dan statis vena di dalam rongga
abdomen, serta penurunan berat badan. Selain itu dapat
terjadi hepatomegali akibat pembesaran vena di hepar dan
pada akhirnya menyebabkan asites (Muttaqin, 2012).
B6 (Bone)
Pada pengkajian B6 di dapatkan kulit dingin dan mudah lelah (Muttaqin,
2012).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respons terhadap masalah actual dan
resiko tinggi.
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan volume sekuncup
b. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
c. Nyeri akut b.d peningkatan agen cedera biologis

C. PERENCANAAN
Rencana Perawatan Pada Hipertensi

1 Penurunan curah jantung NOC NIC

Definisi: Cardiac pump effectiveness Cardiac Care

Ketidakadekuatan darah yang dipompa Kriteria hasil: O: Monitor

oleh jantung untuk memenuhi 1. Tanda vital dalam status

kebutuhan metabolik tubuh rentang (Tekanan kardiovaskuler

Batasan karakteristik: darah, Nadi, N: Berikan dan

1. Perubahan Frekuensi/Irama Respirasi) aturlatihan dan

Jantung 2. Dapat mentoleransi istirahat untuk

2. Perubahan preload aktifitas, tidak ada menghindari

3. Perubahan afterload kelelahan kelelahan

4. Perubahan kontraktilitas 3. Tidak ada edema paru, E: Anjurkan

Faktor-faktoryangberhubungan: perifer, dan tidak ada untuk

1. Perubahan afterload asites menurunkan

2. Perubahan kontraktilitas 4. Tidak ada penurunan stress

3. Perubahan frekuensi jantung kesadaran K: kolaborasi


4. Perubahan preload dengan petugas

5. Perubahan irama kesehatan lain

6. Perubahan volume sekuncup

2 Intoleransi aktivitas NOC NIC

Definisi:Ketidakcukupan energi 1. Energy conservation Activity

psikologis atau fisiologis untuk 2. Activity tolerance Therapy

melanjutkan atau menyelesaikan 3. Self Care : ADLs O: Monitor

aktifitas kehidupan sehari-hari yang Kreteria hasil: respon fisik,

harus atau yang ingin dilakukan. 1. Tanda tanda vital emosi, social,

Batasan karakteristik: normal dan spiritual

1. Respon tekanan darah 2. Energy psikomotor N: Identifikasi

abnormal terhadap aktifitas. 3. Level kelemahan aktifitas yang

2. Respon frekuensi jantung mampu

abnormal terhadap aktifitas. dilakukan.

Faktor yang berhubungan: E: Anjurkan

1. Tirah baring atau imobilisasi pasien membuat

2. Kelemahan umum jadwal aktifitas

3. Ketidakseimbangan antara K: kolaborasi

suplei dan kebutuhan oksigen dengan tenaga

4. Imobilitas medis dalam

5. Gaya hidup monoton merencanakan

program terapi
yang tetap.

3 Nyeri NOC NIC

Definisi: 1. Pain level Pain

Pengalaman sensori dan emosional 2. Pain control Management

yang tidak menyenangkan yang 3. Comfort level O:Observasi

muncul akibat kerusakan jaringan yang Kreteria hasil: reaksi non verbal

aktual atau potensial 1. Mampu mengontrol dari

Batasan karakteristik: nyeri ketidaknyamanan

1. Perubahan selera makan 2. Melaporkan bahwa N: Kaji tipe dan

2. Perubahan tekanan darah nyeri berkurang sumber nyeri

3. Perubahan frekuensi jantung 3. Menyatakan rasa E: ajarkan pasien

4. Perubahan frekuensi penapasan nyaman setelah nyeri teknik non

Faktor yang berhubungan: berkurang farmakologi

Agen cedera (mis.biologis, zat kimia, K:Kolaborasikan

fisik, psikologis) dengan dokter

jika ada keluhan

dan tindakan

nyeri tidak

berhasil

D. IMPLEMENTASI
Dalam tahap ini akan dilaksanakan tindakan keperawatan yang disesuaikan
dengan intervensi (NIC).
E. EVALUASI
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang
rencana keperawatan. Tujuan evaluasi adalah menentukan kemampuan pasien
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, menilai efektivitas rencana
keperawatan atau strategi asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC . Yogyakarta : Med Action
Publishing.

Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6


volume 1. Jakarta ;EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • GBSS
    GBSS
    Dokumen12 halaman
    GBSS
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat
  • Epi Lepsi
    Epi Lepsi
    Dokumen14 halaman
    Epi Lepsi
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat
  • Epi Lepsi
    Epi Lepsi
    Dokumen14 halaman
    Epi Lepsi
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat
  • LP Gagal Nafas Pada Pasien Di ICU
    LP Gagal Nafas Pada Pasien Di ICU
    Dokumen19 halaman
    LP Gagal Nafas Pada Pasien Di ICU
    Juprianto12345
    Belum ada peringkat
  • Decompensasi Cardis
    Decompensasi Cardis
    Dokumen15 halaman
    Decompensasi Cardis
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen2 halaman
    Laporan
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan
    Format Laporan
    Dokumen2 halaman
    Format Laporan
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat
  • Artikal Fibrialis
    Artikal Fibrialis
    Dokumen12 halaman
    Artikal Fibrialis
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat
  • ADHF
    ADHF
    Dokumen16 halaman
    ADHF
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat
  • Decompensasi Cardis
    Decompensasi Cardis
    Dokumen15 halaman
    Decompensasi Cardis
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat
  • Sifa
    Sifa
    Dokumen3 halaman
    Sifa
    Risma Ariyani
    Belum ada peringkat