Anda di halaman 1dari 7

HUKUM SNELLIUS

HAND OUT

PEERTEACHING-PPG 2019
1. Proses Mata meliahat Benda
Proses mata melihat benda sudah mulai dijelaskan oleh beberapa ilmuwan pada
zaman dahulu kala.
Mulai pada abad ke-4 sebelumasehi, Plato dan Euclides berpendapat bahwa
benda dapat terlihat karena dari mata kita keluar sinar-sinar penglihat yang
berbentuk seperti kumis-kumis peraba. Teori ini dikenal dengan teori Sinar-Sinar
Penglihat.
Akan tetapi, seorang ilmuwan muslim bernama Al-Haitham berpendapat bahwa
benda dapat dilihat karena ada cahaya dari benda tersebut yang sampai kepada
mata dan membentuk bayangan pada retina. Jika benda yang kita lihat
merupakan sumber cahaya, seperti api, lampu pijar atau matahari, maka cahaya
tersebut berasal dari benda yang bersangkutan.
Namun, jika benda yang kita lihat bukan sumber cahaya seperti meja, kursi,
tembok dan lain-lain, maka cahaya yang sampai ke mata kita merupakan cahaya
pantul. Jadi menurut Al-Haytham, kita dapat melihat suatu benda dikarenakan
mata kita menangkap cahaya dari benda tersebut, baik cahaya dari dirinya sendiri
maupun cahaya pantulan.
2. KOMPONEN-KOMPONEN HUKUM PEMANTULAN CAHAYA SNELLIUS:
■ Garis normal (N) adalah garis yang tegak lurus dengan permukaan benda. Garis
normal merupakan garis khayal yang berfungsi mempermudah penggambaran
sinar datang dan sinar pantul.
■ Sinar datang (i) adalah sinar yang menuju permukaan benda.
■ Sinar pantul (r) adalah sinar yang dipantulkan (berasal dari benda).
■ Sudut datang (θ ) adalah sudut yang dibentuk oleh berkas cahaya datang (sinar
i

datang) dengan garis normal.


■ Sudut pantul (θ ) adalah sudut yang dibentuk oleh berkas cahaya pantul (sinar
r

pantul) dengan garis normal


3. HUKUM SNELLIUS
Peristiwa pemantulan cahaya pertama kali diselidiki oleh seorang Profesor
Matematika Universitas Leiden Belanda yang bernama Willebrord
Snellius(1581 – 1626). Snellius menggunakan sumber cahaya (sinar laser) serta
alat cakra optik yang terdiri dari busur lingkaran yang berskala sudut dan cermin
datar yang dapat diputar pada poros busur lingkaran tersebut.
Skema eksperimen Snellius diperlihatkan pada gambar di bawah ini:

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukannya, Snellius merumuskan


Hukum Pemantulan Cahya yang berbunyi sebagai berikut.
1) Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2) Sudut datang sama dengan sudut pantul. Secara matematis, persamaan sudut
datang dan sudut pantul dituliskan dalam bentuk rumus berikut.

θi = θr

3) Sinar datang tegak lurus cermin akan dipantulkan kembali.


Contoh Soal dan Pembahasan
Dua buah cermin disusun seperti pada gambar di bawah ini. Apabila sinar datang
pada cermin A memiliki sudut datang 40°, tentukanlah arah sinar pantul (sudut
pantul) oleh cermin B.

Jawab
Di titik A, i adalah sudut datang = 40°.
Berdasarkan Hukum Pemantulan, i = r maka r = 40°.
∠P = ∠BAO = ∠NAO − ∠r = 90° − 40° = 50°
Besar sudut r’ dapat dicari dari
⇔ ∠r’ + ∠P + ∠AOB = 180°
⇔ ∠r’ + 50° + 90° = 180°
⇔ ∠r’ + 140° = 180°
⇔ ∠r’ = 180° − 140°
⇔ ∠r’ = 40°
Besarnya sudut i1 dapat dicari dari
⇔ ∠r’ + ∠i1 = 90°
⇔ 40° + ∠i1 = 90°
⇔ ∠i1 = 90° − 40°
⇔ ∠i1 = 50°
∠i1 merupakan sudut datang terhadap cermin B.
Berdasarkan Hukum Pemantulan, di titik B berlaku:
∠i1 = ∠r1
∠r1 = 50°
Jadi, arah sinar pantul oleh cermin B membentuk sudut 50° terhadap garis
normal.

SOAL FORMATIF
1.Perhatikan susunan cermin datar berikut:

Tentukan besar sudut pantul pada cermin 2.


2. Seberkas sinar memasuki susunan dua buah cermin datar seperti terlihat pada gambar berikut:

Tentukan berapa kali sinar harus memantul agar keluar dari susunan cermin tersebut, gunakan tan 37° =
3/4
DAFTAR PUSTAKA

https://www.fisikabc.com/2017/09/hukum-snellius-pada-pemantulan-cahaya.html

https://www.edutafsi.com/2018/01/contoh-soal-hukum-snellius-tentang-pemantulan-cahaya.html

Anda mungkin juga menyukai