Anda di halaman 1dari 11

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK )

STIMULASI PERSEPSI : AKTIVITAS MENGGAMBAR PADA KLIEN


DENGAN RIWAYAT HALUSINASI

DI RUANG SADEWA RSUD BANYUMAS

Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH :

1. Isnain Adi Nasucha (P1337420217023)


2. Laras Widasari (P1337420217017)
3. Ayu Layla Sari (P1337420217020)
4. Ismi Nurhafifah (P1337420217105)
5. Mela Indriyani (P1337420217108)
6. Rizert Thomas (P1337420217111)
7. Rizqi Yuliantika Hidayati (P1337420217035)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

2019/2020
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI

I. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : aktivitas menggambar pada
klien dengan riwayat halusinasi

II. TUJUAN :
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) diharapkan klien dapat
meningkatkan kemampuan dalam mempersepsikan simulasi yang dilakukan
sehingga dapat mengontrol halusinasinya
B. Tujuan Khusus
1. Klien mampu mengekspresikan persepsinya
2. Klien mampu meningkatkan hubungan intrapersona
3. Klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah aktivitas
menggambar
4. Klien mampu untuk menggambar dan menceritakkan gambarnya
5. Klien mampu untuk bekerja sama dengan peserta lainnya

III. LANDASAN TEORI


A. Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi
yang dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan
sensasi berupa suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau
penghidupan tanpa stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011)
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa
stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan
relitas/kenyataan seperrti melihat bayangan atau suara-suara yang
sebenarnya tidak ada. Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari
panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan
terbangun yang disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional,
organic atau histerik. (Wijayaningsih, 2015)

2. Macam- Macam Halusinasi


a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara
orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-
kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai pada
percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami halusinasi.
Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa
klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat
membahayakan.
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometris,gambar kartun,bayangan yang rumit atau kompleks.
Bayangan bias menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
monster.
c. Penghidupan
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi
penghidupan sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
d. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
e. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang
jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
f. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makan atau pembentukan urine
g. Kinisthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

3. Tanda dan Gejala


Perilaku pasien yang berkaitan dengan halusinasi menurut
Prabowo (2014) yaitu sebagai berikut :
a. Bicara, senyum dan ketawa sendiri
b. Menggerakan bibir tanpa suara, penggerakan mata cepar, dan respon
verbal lambat
c. Menarik diri dari oranglain dan berusaha untuk menghindari diri dari
orang lain
d. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan tidak
nyata
e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah
f. Perhatian dengan lingkungan kurang atau hanya beberapa detik dan
berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya
g. Curiga, bermusuhan, dan menarik diri
h. Sulit berhubungan dengan orang lain
i. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marag
j. Tidak mampu mengikuti perintah
B. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagi terapi,
dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Kelliat, 2004).
Terapi aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang
mempunyai relasi hubungan satu sama lain, saling terkait dan
mengikuti norma yang sama. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok penderita bersarna-
sarna dengan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan
oleh seseorang terapis.

2. Jenis – Jenis TAK


Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa
yang paling banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut :
a. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudahsampai
pada tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan
sehatsecara fisik.
b. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan
sensori)
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat
mengontrol halusinasinya, klien paham yang telah dapat berorientasi
kepada realita dan sehat secara fisik).
d. TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah).
f. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah
dapat mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik
diri yang telah dapat berhubungan dengan orang lain secara
bertahap dan sehat secara fisik)

3. Metode
a. Kelompok didaktik
b. Kelompok social terapeutik
c. Kelompok insipirasi represif Psikodrama
d. Kelompok interaksi bebas

IV. KLIEN
A. Kriteria / karakteristik
1. Klien yang bersedia TAK
2. Klien dengan riwayat halusinasi
3. Klien yang sudah kooperatif
4. Klien dengan usia 20 tahun sampai dengan 35 tahun

B. Proses seleksi
Setelah melihat kriteria pasien dan berdasarkan pengamatan kajian
status klien, klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi
sehingga pada saat TAK klien dapat bekerja sama, mampu mengontrol
halusinasi dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. Peserta
terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah halusinasi
dengan rentang usia yang tidak terpaut jauh dan berjenis kelamin laki-laki
yang kami ikut sertakan mengikuti TAK.

C. Nama- nama Klien


Berikut ini nama pasien yang bersangkutan antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

V. PENGORGANISASIAN
A. JADWAL KEGIATAN
1. Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Juli 2019
2. Tempat : Ruang Sadewa
3. Lama kegiatan : 45 menit
4. Jam kegiatan : 10.00-10.45 WIB
5. Susunan Pelaksana
a. Leader :
Isnain Adi Nasucha
Tugas :
1) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
2) Merencanakan, megontrol, dan mengatur jalannya terapi aktivitas
kelompok
3) Menyampaikan materi sesuai rencana terapi aktivitas kelompok
b. Co. Leader :
Laras Widasari
Tugas :
1) Membantu leader
2) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
3) Mengingatkan durasi waktu kepada leader
c. Fasilitator :
- Ayu Layla Sari
- Ismi Nurhafifah
- Mela Indriyani
- Rizert Thomas
Tugas :
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi
3) Mengatur posisi kelompok dan lingkungan untuk pelaksanaan
kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan dan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan TAK
6) Memfasilitasi klien
d. Observer
Rizqi Yuliantika Hidayati
Tugas :
1) Mencatat serta mengamati respon pasien ( dicatat dengan format
yang tersedia )
2) Mengobservasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan

B. Alat dan Bahan


1. Buku gambar
2. Pensil
3. Penghapus
4. Pensil warna/krayon
5. Bola kecil
6. Speaker
7. Laptop

C. Metode
Demonstrasi kelompok
D. Setting Tempat

Lead

1 6

CO Lead
Fas Meja Fas

2 5

Fas Fas

3 4

Obs

E. Program Antisipasi
1. Bila pasien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok maka beri
motivasi oleh fasilitator
2. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama pasien,
tanyakan alasan pasien meninggalkan permainan, berikan motivasi
agar pasien kembali menikuti permainan
3. Bila ada pasien lain yang ingin mengikuti permainan, maka beri
penjelasan pada pasien tersebut bahwa permainan ini ditunjukan pada
pasien yang dipilih. Katakan pada pasien tersebut bahwa ada waktu
lain untuk mereka.

VI. PELAKSANAAN
A. Persiapan
1. Mengumpulkan semua klien yang terjadwal ikut terapi aktivitas
2. Membuat kontrak dengan klien.
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
4. Mempersiapkan terapis.

B. Fase Orientasi ( 15 Menit )


1. Salam terapeutik
a. Salam dari Leader “ Selamat Pagi “
b. Perkenalkan nama dan panggilan semua anggota terapis dan klien
dengan menggunakan game sebut anggota tubuh yang caranya
leader menyebutkan salah satu anggota tubuh maka klien harus
menyentuh anggota tubuh yang disebut. Pada saat menyebutkan
anggota tubuh tersebut leader memegang anggota tubuh yang tidak
disebutkan untuk mengecek kefokusan klien.
c. Menanyakan beberapa nama dan panggilan klien yang ikut
serta.
2. Evaluasi/Validasi
a. Menanyakan perasaan klien. “ bagaimana perasaannya hari ini?”
b. Menanyakan masalah yang dirasakan
3. Kontrak
a. Waktu 45 menit
b. Tempat : ruang sadewa
c. Topik : melakukan Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi :
mengekspresikan pikiran, mengontrol dan memilih aktivitas.
4. Tata Tertib
a. Tidak diperkenankan makan, minum, selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
b. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
c. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
d. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak
belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
5. Tujuan aktivitas :
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) diharapkan
klien dapat meningkatkan kemampuan dalam mempersepsikan
simulasi yang dilakukan sehingga dapat mengontrol halusinasinya

C. Fase Kerja ( 20 Menit )


1. Sesi 1: Menggambar
Pasien diminta untuk menggambar sesuai dengan harapan, cita
cita sesuai perasaannya. Selarna menggambar klien didampingi oleh
fasilitator. Waktu untuk menggambar adalah 5 menit.
2. Sesi II: Mengungkapkan gambar yang telah dibuat.
Musik dinyalakan kemudian bola tenis mulai diputar hingga
musik berhenti. pasien yang memegang bola diharuskan untuk
menceritakan isi dari gambar yang telah dibuatnya. Klien yang tidak
bercerita diharuskan untuk mendengarkan cerita dari klien lain
kemudian menceritakan kembali apa yang telah pasien ceritakan.
Kegiatan dilakukan berulang hingga seluruh pasien menceritakan isi
dari gambar yang dibuatnya.
3. Berikan pujian tepuk tangan pada klien.
D. Fase Terminasi ( 10 Menit )
1. Evaluasi
a. Leader mengeksplorasikan perasan klien setelah mengikuti terapi
aktivitas kelompok.
b. Leader memberikan umpan balik positif kepada klien.
c. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Tindak lanjut
a. Terapis menganjurkan klien untuk mengalihkan halusinasinya
dengan melakukan hal-hal positif.
b. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
3. Kontrak yang akan datang : -
VII. EVALUASI
A. Evaluasi proses

Nama Klien
No. Aspek yang dimulai
Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn.
1. Menjawab Salam
2. Mampu Berkenalan
3. Aktif Menggambar
4. Dapat Mematuhi Peraturan
5. Mau Melakukan Relaksasi

Jumlah

B. Evaluasi hasil

Nama klien
No Aspek yang dimulai
Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn. Tn.
Klien dapat
1. mengekspresikan
persepsinya
Klien dapat meningaktan
2.
hubungan intrapersona
Klien dapat
mengungkapkan
3.
perasaannya setelah
menggambar
Klien mampu untuk
4. menggambar dan
menceritakan gambarnya
Klien mampu untuk
5.
bekerja sama
Jumlah
DAFTAR PUSTAKA

Eko Prabowo. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Keliat, B.A. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta: EGC

Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas, Jakarta: EGC.

Wijayaningsih, K.S. 2015. Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan Jiwa


Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai