Di susun oleh:
Rianto Trisaputro
( 010217A027 )
2017
Tindakan Aseptik Dalam Keperawatan
B. Penyebab Permasalahan
1. Jarang / tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
dengan teknik cuci tangan yang efektif sesuai prosedur cuci tangan menurut
WHO (2007) yaitu sebagai berikut ;
a. Basahi tangan dengan air
b. Tuangkan sabu 3-5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan.
c. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
d. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
e. Gosok kedua telapak tangan dan sela – sela jari
f. Jari – jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
g. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
h. Gosok dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dan sebaliknya
i. Bilas ke dua tangan dengan air
j. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk sekali pakai atau tisu sampai
benar benar kering
k. Gunakan handuk atau tisu untuk menutuk keran air
2. Tidak tersedianya tempat cuci tangan / keterbatasan air untuk mencuci tangan
3. Lupa mengganti Handscoon saat melakukan tindakan keperawatan antara pasien
satu dengan pasien lainnya
4. Tidak menggunakan alat pelindung diri saat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien
5. Kurangnya kesadaran dari tenaga keperawatan tentang tindakan aseptik karena
menganggap hal tersebut adalah hal yang sepele
6. Kurangnya pengalaman atau keterampilan sebagai seorang perawat profesional
7. Padatnya kesibukan perawat sehingga tidak sempat dalam melakukan tindakan
aseptik seperti mencuci tangan dll
C. Dampak Permasalahan
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang diakibatkan adanya interaksi antara
pasien dengan petugas medis, pasien satu dengan pasien lainnya, atau pasien
dengan orang yang menjenguk. Infeksi nosokomial bisa menyebar melalui udara
saat berbicara, batuk, atau bersin. Penularan akan dengan cepat terjadi jika
terjadi interaksi dalam jarak antara 60 cm sampai 1 meter, selain itu juga dapat
menyebabkan penyakit kulit, diare, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Di Indonesia pasien rawat inap di rumah sakit paling sering menderita diare,
sementara pasien rawat jalan bisa terinfeksi penyakit kulit, ISPA, dan diare.
E. Daftar Pustaka
1. http://www.beritasatu.com/kesra/279763-dokter-kurangnya-kesadaran-cuci-
tangan-petugas-medis-tinggikan-angka-kematian-pasien.html di akses tanggal 13
- 12 - 2017
2. https://www.scribd.com/doc/313488381/panduan-cuci-tangan-terbaru-doc di
akses tanggal 13 – 12 - 2017