Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINERAL

“Bijih Intan “
Disusun Untuk memenuhi Tugas 1 Teknologi Pengolahan Mineral

Disusun Oleh :
Joshua ( 2017620073)
Kelas E

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2019
A. Pengenalan Bauksit
Bauksit merupakan material yang
berupa tanah atau batuan yang tersusun
dari komposisi utama berupa mineral-
mineral aluminium hidroksida seperti gibsit,
buhmit dan diaspor. Selain itu juga terdapat
mineral pengotor atau mineral gangue

Gambar1 . Bijih Bauksit yang Belum diolah seperti kuarsa, titanium oksida, besi oksida,
mineral lempung dan air yang umumnya hadir dalam bauksit (Gow dan Gian, 1993).
Bauksit merupakan bahan utama pembentuk Alumunium, Aluminium sangat diperlukan
dalam bahan baku industri seperti peralatan rumah tangga ,bahan konstruksi maupun
komponen –komponen pada otomotif . Alumunium sangat diperlukan dalam Industri
karena memiliki beberapa keunggulan seperti konduktor listrik yang baik , tahan terhadap
korosi , lunak jika dalam bentuk murni serta kerras seperti baja ketika padat.

B. Sumber Bauksit

Bauksit yang terkandung di bumi nusantara, jenis mineralnya adalah gibsit,


dengan kadar utama alumina, kuarsa, dan silika aktif. Biji bauksit laterit terjadi di daerah
tropis dan sub tropis serta membentuk perbukitan landai, yang memungkinkan terjadinya
pelapuk yang cukup kuat. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar
aluminium tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas. Batuan yang
memenuhi persyaratan itu antara lain nepelin syenit dan sejenisnya yang berasal dari
batuan beku, batuan lempung/ serpih. Batuan itu akan mengalami proses laterisasi

Jumlah kebutuhan aluminium dalam negeri pada tahun 2009 sekitar 535.093 ton
sedangkan produksi dalam negeri hanya 375 ribu ton, sehingga ada kekurangan sekitar
29,92% (Amalia dkk, 2013). Indonesia merupakan negara dengan penghasil bauksit
terbesar di dunia. Berdasarkan data dinas Energi dan Sumber Daya Mineral tahun
2011, jumlah sumber daya bauksit di Indonesia mencapai 3,47 miliar ton, yang terdapat
di dua area utamayaitu Kepulauan Riau sebesar 180,97 juta ton dan Kalimantan
Barat sebesar 3,29 miliar ton. Pada tahun 2010, jumlah produksi bauksit di
Indonesia mencapai 10,29 juta ton. Jumlah ini rata-rata meningkat sebanyak 2%
per tahunpada kurun waktu 2008-2010. Hasil produksi dari bauksit ini kebanyakan
diekspor ke China dan Jepang, dimanaIndonesia merupakan pemasok utama
yangmemenuhi 80% dari kebutuhan bauksit China.

Di wilayah Kalimantan Barat, Sanggau merupakan daerah yang memiliki


sumber daya bauksit terbesar, yaitu sebesar 1,23 miliar ton. Dan di daerah tersebut,
tambang bauksit yang terbesar yaitu terletak di daerah Tayan yang termasuk dalam IUP
(Izin Usaha Pertambangan) PT Antam Tbk. Sumber daya bauksit terindikasi yang
potensial yaitu sekitar 104 juta ton kubik, dengan kadarrata-rata yaitu Al2O3= 46%,
SiO2= 13%, SiO2(reaktif)= 4%, Fe2O3= 12% dan TiO2= 0,9% (Surata, et al.,2010)

C. Cadangan Bauksit

Indonesia memiliki potensi bauksit yang relatif besar terutama di Pulau Bintan dan
Kalimantan Barat. Namun cadangan bauksit di Pulau Bintan khususnya di daerah Kijang
hanya tersisa beberapa juta ton lagi karena sudah ditambang sejak tahun 1935.
Sebaliknya cadangan bauksit yang terdapat di Kalimantan Barat umumnya belum
dieksploitasi secara optimal dan diperkirakan berjumlah besar (Husaini dkk, 2009, dalam
Amalia dkk, 2013). Kalimantan Barat memiliki sumber daya bauksit yang cukup besar,
bahkan terbesar di Indonesia mencapai 3.268.533.344 ton, cadangan sebesar
1.129.154.090 ton tersebar secara luas di Kabupaten Pontianak, Bengkayang, Sanggau,
Mempawah, Landak, Ketapang, Sekadau, Kubu Raya, dan Kayong utara (Pusat Data
dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral, 2012).

D. Pohon Industri Bauksit

Bahan Utama Pembuatan Wajan

PERALATAN Pembuatan Lapisan Luar Panci


SEHARI –HARI
Bagian Luar Kaleng Makanan
ALUMUNIUM

BAUKSIT
Bahan Baku Besi
INDUSTRI LOGAM
KEPERLUAN
LAIN INDUSTRI REKAMAN
Bahan Utama Pita
Kaset

INDUSTRI Atap Pabrik / Rumah

Badan Pesawat Terbang

E. Potensi Pengembangan dan Pengolahan Bauksit

Potensi pengembangan dari Bauksit sendiri adalah pengolahannya menjadi


Alumunium. Dimana Bauksit dapat diproses menjadi Alumina Oksida dengan Proses
Bayer dan dengan kadar Alumina Oksida lebih dari 95% dengan harga lebih dari US$
500/ton. Alumina Oksida dapat diproses selanjutnya menjadi berbagai produk Keramik
Konvensial, Keramik Advance, dan Refractory sebagai berikut:

• Keramik Table Ware, Sanitary Ware, Granito Keramik


• Refractory Bricks, Castable / Monolitic
• High Alumina Cement, Insulating Fire Bricks
• Lining Alumina, Alumina Ball, Ceramic Techniques
• Ceramic Yarn Guide, Abrassive, Corondum, dll
DAFTAR PUSTAKA

 http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93635/potongan/S1-2016-319073-
INTRODUCTION.pdf
 https://docplayer.info/59820939-Bab-i-pendahuluan-sumber-daya-bauksit-di-
indonesia-mencapai-3-47-miliar-ton-yang-terdapat-di-dua.html

Anda mungkin juga menyukai