Anda di halaman 1dari 14

93

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI MASSORONG DI


DESA MARONENG KECAMATAN DUAMPANUA KABUPATEN
PINRANG

Oleh :
WILDA WULANDARI
Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
MUSTARI
Dosen Jurusan PPKn FIS UNM

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap


tradisi massorong dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan
tradisi massorong di desa Maroneng. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh dari
hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk
mengetahui persepsi masyarakat terhadap tradisi massorong dan faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat pelaksanaan tradisi massorong di desa Maroneng. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1). Persepsi masyarakat yang melaksanakan tradisi
Massorong di Desa Maroneng Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, beranggapan
bahwa tradisi tersebut sah-sah saja dilaksanakan dan menganggap tidak bertentangan
dengan agama serta menjadikan alasan bahwa untuk mempertahankan tradisi daerah.
Sedangkan yang tidak melaksanakan tradisi ini menganggap bahwa tradisi tersebut tidak
pantas untuk dilaksanakan karena adanya unsur syirik dan bid‟ah di dalamnya yang
sangat dilarang dalam agama Islam. 2). Faktor yang mendukung tradisi massorong masih
tetap dilaksanakan oleh sebagian masyarakat di desa Maroneng karena kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama Islam. Sehingga mereka tetap
melaksanakan tradisi-tradisi leluhur mereka meskipun tradisi tersebut bertentangan
dengan syari‟at Islam. Faktor lain yang mendukung pelaksanaan tradisi massorong yaitu
menghormati leluhur mereka sehingga masyarakat merasa perlu untuk melaksanakan dan
mempertahankan tradisi tersebut. Selain itu, masyarakat beranggapan tradisi massorong
memberikan manfaat bagi mereka yang melaksanakannya seperti mereka akan terhindar
dari malapetaka atau bahaya. Sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan tradisi
massorong adalah salah satu pihak orang tua dari anak yang diaqiqah tidak setuju dan
menganggap tradisi massorong merupakan salah satu bentuk perbuatan syirik, karena
meminta perlindungan selain kepada Allah SWT. Sehingga masyarakat yang
mempercayai tradisi tersebut meninggalkan tradisi massorong untuk menghormati pihak
keluarga pasangannya. Serta tokoh-tokoh agama yang sangat keras menentang tradisi
tersebut.

KATA KUNCI: Persepsi Masyarakat, Tradisi Massorong


94

ABSTRACT: This study aims to determine the public perception of tradition


massorong and factors that support and hinder the implementation of the tradition
in the village massorong Maroneng. Researchers used data collection techniques
through observation, interviews, questionnaires and documentation. Data have
been obtained from the results of the study were processed using descriptive
qualitative analysis to determine the public perception of tradition massorong and
factors that support and hinder the implementation of the tradition in the village
massorong Maroneng. The results showed that: 1). The public perception that
implementing Massorong tradition in the village of the District Maroneng
Duampanua Pinrang, assume that the tradition of legitimate implemented and
considers it contrary to religion and making the excuse that to maintain the
tradition of the area. While that does not carry this tradition considers that these
traditions do not deserve to be implemented because of the element of shirk and
heresy in it which is strictly prohibited in Islam. 2). Factors that support
massorong tradition is still carried by some people in the village Maroneng due to
lack of public understanding of the teachings of Islam. So that they continue to
perform their ancestral traditions despite the tradition is contrary to the Islamic
shariah. Another factor supporting implementation massorong tradition that honor
their ancestors so that people feel the need to implement and maintain the
tradition. In addition, the public assumes massorong traditions provide benefits to
those who carry it out as they will be spared from calamity or danger. While the
factors that hinder the implementation of massorong tradition is one of the parents
of children who do not agree and assume diaqiqah massorong tradition is a form
of shirk, because asking for protection other than Allah SWT. So that people who
believe in the tradition of leaving massorong tradition to honor the family partner.
As well as religious leaders very hard against that tradition.

Keywords: Public perception, tradition Massorong


95

PENDAHULUAN Melalui tradisi inilah manusia berkarya,


Konsep masyarakat Indonesia tumbuh sehingga manusia menjadi makhluk yang
dari suatu proses perjalanan masa yang panjang berbudaya, terhormat dan beradab, dan
oleh bentukan sejarah, keanekaragaman dan kehidupan manusia serasi, selaras serta
keseragaman tradisi, dan hukum adatnya mempunyai dinamika yang normatif menuju
masing-masing. Sebagaimana diatur dalam taraf kehidupan yang lebih tinggi.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Tradisi yang dianggap oleh masyarakat
Indonesia Tahun 1945, Pasal 18 b Ayat (2) pendukungnya masih bernilai positif akan terus
bahwa: Negara mengakui dan menghormati dipertahankan,sementara tradisi yang dianggap
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman,
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih seperti saat ini dikenal sebagai zaman modern,
hidup dan sesuai dengan perkembangan persaingan kehidupan berjalan begitu ketat,
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan maka tradisi yang tidak sesuai lagi akan
Republik Indonesia, yang diatur dalam undang- ditinggalkan oleh masyarakat.
undang”.1 Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa
Masyarakat majemuk Indonesia dengan di tengah kehidupan globalisasi seperti sekarang
berbagai etnik yang memiliki budaya beraneka ini, masih banyak tradisi di berbagai daerah di
ragam adalah sumber acuan kepada satu budaya Indonesia masih terus dipertahankan
sosial. Kebudayaan sosial yang dalam proses keberadaannya. Hal itu karena masih adanya
pembentukannya itu telah mampu membuat persepsi yang beragam terhadap tradisi, baik
ikatan kesatuan melalui bahasa Indonesia dan persepsi yang bersifat negatif maupun yang
semangat kesatuan. bersifat positif.
Setiap daerah mempunyai tradisi masing- Makna-makna yang sangat sakral dalam
masing, tradisi tersebut telah menjadi ciri khas kehidupan sekarang ini masih sangat melekat
yang membedakan antara satu daerah dengan pada masyarakat yang berada pada daerah
daerah lainnya, dan merupakan warisan dari tertentu, terkhusus pada sebagian masyarakat
nenek moyang secara turun temurun. Indonesia Maroneng di kabupaten Pinrang yang terus
merupakan daerah yang masih tergolong mampu mempertahankan tradisi daerahnya.
mempertahankan tradisinya ditengah-tengah Salah satu warisan leluhur yang masih
kehidupan modern, namun tidak sedikit pula dilaksanakan oleh masyarakat di desa Maroneng
daerah yang tidak mampu mempertahankan ialah tradisi Massorong pada acara aqiqah.
tradisinya saat ini. Semua itu tergantung pada Tradisi Massorong adalah prosesi
kemampuan masyarakat pendukung, menghanyutkan makanan di aliran sungai
menyesuaikan tradisi dengan perkembangan dengan menggunakan walasuji. Walasuji adalah
zaman. sejenis pagar bambu yang berbentuk belah
Berbicara budaya tradisi, selalu berkaitan ketupat. Dimana, makanan tersebut diambil
dengan sejarah dan adat istiadat masa lalu. kembali oleh masyarakat setempat, namun tidak
Budaya tradisi sangat erat kaitannya dengan boleh diambil oleh pihak keluarga yang
etnis tertentu, seperti misalnya etnis Jawa, melaksanakan tradisi massorong. Tradisi
Minang, Bugis dan lain-lain. Sehingga bisa massorong di desa Maroneng telah berlangsung
dikatakan bahwa Indonesia memang kaya lama dan sampai saat ini masih tetap di jaga
dengan keragaman budaya dan tradisi yang bisa kelestariannya oleh sebagian masyarakat.
hidup berdampingan, yang jika ini Berdasarkan hasil observasi awal yang
dipertahankan tentu akan menjadi daya tarik dilakukan oleh peneliti terkhusus pada tradisi
Indonesia dimata Internasional. Massorong di desa Maroneng kabupaten
Tradisi di setiap daerah memiliki makna Pinrang, juga melahirkan banyak pandangan
dan cerita tersendiri bagi masyarakatnya. atau persepsi dari masyarakat setempat. Ada
yang menganggap tradisi tersebut merupakan
1
Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 dan perbuatan syirik, ada juga yang menganggap
Konstitusi Indonesia. Indonesia Legal Center bahwa tradisi tersebut harus tetap dilaksanakan
Publishing. Hlm. 57
96

dan dipertahankan sebagai bentuk kesyukuran Dari beberapa pengertian di atas, dapat
dan tolak bala. Oleh karena itu, peneliti tertarik disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu bentuk
untuk mengkaji dan mendalami lebih jauh lagi pemaknaan terhadap objek, peristiwa dan
tentang tradisi Massorong sebagai objek kajian hubungan-hubungan yang diamati oleh
pemenuhan tugas akhir dengan mengangkat pancaindera melalui proses pengamatan,
judul: “Persepsi Masyarakat terhadap Tradisi pemahaman, penilaian, serta pengambilan sikap
Massorong di Desa Maroneng Kecamatan terhadap suatu objek. Hal ini berarti persepsi
Duampanua Kabupaten Pinrang”. mengandung adanya aktivitas mengamati
TINJAUAN PUSTAKA terhadap suatu objek, dimana di dalamnya
1. Tinjauan Umum tentang Persepsi tercakup aspek sikap terhadap hasil pengamatan
Masyarakat tersebut. Persepsi dapat timbul dengan adanya
Pengertian Persepsi pemahaman terhadap objek yang melahirkan
Persepsi adalah proses pemaknaan sikap, pandangan dan tindakan sehingga
terhadap stimulus. Jika stimulusnya berupa menimbulkan keyakinan akan nilai keberadaan
benda disebut object perception dan jika suatu objek.
stimulusnya berupa manusia disebut sosial Pengertian Masyarakat
perception. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menurut Desiderato persepsi adalah dijelaskan bahwa “Masyarakat adalah sejumlah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap
menyimpulkan informasi dan menafsirkan sama atau kelompok orang yang merasa memilki
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada bahasa bersama, yang merasa termasuk
stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan kelompok itu, atau yang berpegang pada bahasa
sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi standar yang sama”.5
adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, Koentjaraningrat menjelaskan bahwa :
menafsirkan makna informasi inderawi tidak “Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah,
ekspektasi, motivasi, dan memori.2 saling “berinteaksi”. Suatu kesatuan manusia
dapat mempunyai prasarana agar warganya
Abdul Rahman (2009:110) persepsi adalah dapat saling berinteraksi”.6
proses yang menggabungkan dan mengorganisir Selo Sumardjan dalam
data-data indera kita (penginderaan)untuk Agussalimmenjelaskan bahwa:“masyarakat
dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita adalah orang hidup bersama yang menghasilkan
dapat menyadari di sekeliling kita.3 kebudayaan”.7
Menurut Matsumoto & Juang persepsi Dengan demikian, tak ada masyarakat
adalah proses mengumpulkan informasi yang tidak mempunyai kebudayaan dan
mengenai dunia melalui pengindraan yang kita sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa
miliki.4 masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
Definisi lain menyebutkan, bahwa Walaupun secara teoritis dan untuk kepentingan
persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, analitis, kedua persoalan tersebut dapat
mengelompokkan, memfokuskan perhatian dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
terhadap satu objek rangsang.
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
Cetakan Kedua.2005 Jakarta : Balai pustaka ( Hlm.
2
Jalaluddin Rakhmat .2000.Psikologi 721 )
6
Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya. (hlm.51) Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu
3
Abdul Rahman Shaleh.2009. Psikologi Suatu Antropologi.Jakarta : Rineka Cipta ( Hlm .116 )
7
Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Agussalim.2001.Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) Kajian
Kencana.(hlm.110) Sosiologi dan Antropologi Masyarakat
4
Sarlito W. Sarwono.2014.Psikologi Lintas Budaya. Indonesia.Makassar : Mata Kuliah Umum UNM. (
Jakarta: Rajawali Pers. (hlm.24) Hlm .33 )
97

Marion Levy menjelaskan bahwa:“Empat dalam kelompok itu kemudian berbaur menjadi
kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu satu kebiasaan. Dan apabila interaksi yang
kelompok dapat disebut masyarakat, yaitu: (1) terjadi semakin meluas maka kebiasaan dalam
kemampuan bertahan melebihi masa hidup kelompok menjadi tradisi atau kebudayaan
seorang individu; (2) rekrutmen seluruh atau dalam suatu rasa tau bangsa yang menjadi
sebagian anggota melalui reproduksi; (3) kebanggaan mereka.
kesetiaan pada suatu “system tindakan utama Piotr Sztompka menjelaskan
bersama, (4) adanya sistem tindakan utama bahwa:“Tradisi adalah keseluruhan benda
bersifat “ swasembada”.8 material dan gagasan yang berasal dari masa lalu
Suatu kelompok hanya dapat kita namun benar-benar masih ada kini, belum
namakan masyarakat bila kelompok tersebut dihancurkan, dirusak, dibuang, atau
memenuhi keempat kriteria tersebut, atau bila dilupakan”.10
kelompok tersebut dapat bertahan stabil untuk Berbicara mengenai tradisi, hubungan
beberapa generasi walaupun sama sekali tidak antara masa lalu dan masa kini haruslah lebih
orang atau kelompok lain di luar kelompok dekat. Tradisi mencakup kelangsungan masa
tersebut. lalu di masa kini ketimbang sekadar
Di antara istilah ( konsep ) masyarakat menunjukkan fakta bahwa masa kini berasal dari
yang telah di kemukakan, tidak ada perbedaan masa lalu. Kelangsungan masa lalu di masa kini
ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu mempunyai dua bentuk : material dan gagasan,
mengenai persamaannya. Dapat disimpulkan atau objektif dan subjektif.
bahwa, masyarakat itu merupakan kelompok Tradisi lahir di saat tertentu ketika orang
atau kolektivitas manusia yang melakukan menetapkan fragmen tertentu dari warisan masa
antarhubungan sedikit banyak bersifat kekal, lalu sebagai tradisi. Tradisi berubah ketika orang
berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, memberikan perhatian khusus pada fragmen
serta telah melakukan jalinan secara tradisi tertentu dan mengabaikan fragmen yang
berkesinambungan dalam waktu yang relatif lain.Tradis bertahan dalam jangka waktu tertentu
lama. dan mungkin lenyap bila benda material dibuang
2. Hakikat Tradisi dan gagasan ditolak atau dilupakan. Tradisi
Tradisi yang dalam bahasa latin disebut mungkin pula hidup dan muncul kembali setelah
Traditio, “diteruskan” atau kebiasaan, lama terpendam.
merupakan suatu tingkah laku atau perbuatan Fungsi tradisi itu sendiri, yaitu sebagai
yang dilakukan secara berulang-ulang oleh suatu berikut:
kelompok masyarakat dan sudah berlangsung a. Dalam bahasa klisedinyatakan, tradisi
sejak lama dan menjadi bagian dari masyarakat. adalah kebijakan turun temurun.
Tradisi menurut terminology, seperti yang Tempatnya di dalam kesadaran,
dinyatakan oleh Sitti Nur Aryani dalam keyakinan, norma dan nilai yang kita
karyanya, Oposisi Pasca Tradisi, tercantum anut serta di dalam benda yang
bahwa tradisi merupakan produk sosial politik diciptakan di masa lalu.
dan hasil dari pertarungan sosial politik yang b. Memberikan legitimasi terhadap
keberadaanya terkait dengan manusia.9 Atau pandangan hidup, keyakinan, pranata
dapat dikatakan pula bahwa tradisi adalah segala dan aturan yang sudah ada. Semuanya
sesuatu yang turun temurun yang terjadi atas ini memerlukan pembenaran agar
interaksi antara kelompok yang lain yang dapat mengikat anggotanya.
membuat kebiasaan satu sama lain yang terdapat c. Menyediakansimbol identitas kolektif
yang meyakinkan, memperkuat
8
Nurani Soyomukti.2010.Pengantar loyalitas primodial terhadap bangsa,
Sosiologi.Yogyakarta: Ar Ruzz Media ( Hlm. 54 ) komunitas dan kelompok.
9
Siti Nur Aryani. Oposisi Paska Sarjana. Islam
agama perlawanan. (online).
10
(Http//islamliberal.com/id/indeks) diakses 4 Piotr Sztompka.2008.Sosiologi Perubahan
Januari 2016 Sosial.Jakarta: Prenada ( Hal. 69 )
98

d. Membantu menyediakan tempat dan bahkan berkembang untuk terus mengikuti


pelarian dari keluhan, ketidakpuasan perkembangan zaman.
dan kekecewaan kehidupan modern. Menurut Dominikus Rato bahwa: “Adat
Dizaman modern orang telah mulai adalah kebiasaan suatu masyarakat yang bersifat
menilai bahwa tradisi nenek moyang ada ajeg (dilakukan secara terus-menerus),
kalanya dapat ditinggalkan tergantung kepada dipertahankan oleh para pendukungnya.13
tingkat kebutuhan yang dirasakan. Dalam Dalam pengertian yang dikemukakan
mencari tempat tinggal mereka sudah tidak lagi diatas dapat disimpulkan:
memperhatikan adanya batas-batas tempat a. Segala bentuk kesusilaan dan kebiasaan
leluhur yang berupa makam, bekas tempat orang Indonesia yang menjadi perilaku
bermukim dan tempat beribadah nenek sehari-hari antara satu sama lain disebut
moyangnya, mereka akan mengembangkan diri adat.
lebih rasional terutama dalam memilih tempat b. Adat terdiri atas 2 bagian, yaitu:
bermukim bagi keluarganya. 1. Yang tidak mempunyai akibat hukum
2. Yang mempunyai akibat hukum
3. Pengertian Adat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia METODE PENELITIAN
dijelaskan bahwa : “adat adalah aturan yang Penelitian ini menggunakan pendekatan
lazim di turut atau dilakukan sejak dahulu kualitatif, yaitu berusaha untuk menggambarkan
kala,wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas kondisi dan persepsi masyarakat terhadap
nilai-nilai budaya,norma hukum, dan aturan pelaksanaan tradisi massorong dan faktor-faktor
yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi yang mendukung serta menghambat pelaksanaan
suatu sistem”.11 tradisi massorong di desa Maroneng kecamatan
Masyarakat pada umumnya sering kali Duampanua kabupaten Pinrang.
menggunakan kata adat dalam bentuknya yang Sedangkan jenis penelitian ini merupakan
sederhana, namun istilah rumitnya seperti adat penelitian studi kasus, untuk menyelidiki secara
istiadat dan adat kebiasaan sering digunakan cermat dan memahami kasus atau peristiwa dari
juga. Secara etimologis, adat digunakan untuk tradisi massorong dan menggunakan jenis
menyebut norma yang mengikat dari suatu partisipatoris, yaitu peneliti berpartisipasi dalam
masyarakat tertentu, yang mengatur fase melakukan wawancara, pengumpulan data
kehidupan seseorang dalam suatu masyarakat. dengan angket dan terlibat langsung dalam
Snouck Hurgronje menjelaskan bahwa : proses pelaksanaan tradisi tersebut.
“Bagi sebagaian orang adat istiadat Berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi
mempunyai makna sebagai keselurahan hukum menjadi dua yaitu data primer dan data
dari masyarakat pendahulu maupun kebiasaan sekunder. Data primer adalah data yang
yang disusun oleh para tetua, yang berbeda dari diperoleh langsung dalam bentuk informasi dari
apa yang disusun oleh generasi kemudian dan pihak-pihak yang ada kaitannya dengan masalah
berbeda dari adat yang dapat berubah”12 penelitian yang akan dibahas. Dalam hal ini,
Adat istiadat yang tumbuh dan wawancara dengan 5 orang tokoh adat, 5 orang
berkembang didalam masyarakat yang sudah tokoh agama dan 5 orang tokoh masyarakat,
ada dan dibuat oleh nenek moyang berbeda serta angket yang dibagikan kepada 30
dengan adat istiadat yang tumbuh dan masyarakat biasa. Sedangkan data sekunder
berkembang saat ini, hal ini kemudian yang adalah data yang diperoleh melalui teknik
menjadikan adat istiadat itu senantiasa berubah dokumentasi. Dokumentasi dimaksudkan untuk
memperoleh data tertulis tentang keadaan

11
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
13
Cetakan Kedua. 2005 Jakarta: Balai Pustaka ( Hlm. 7 Dominikus Rato. 2011. Hukum Adat suatu
) pengantar: singkat memahami hokum adat di
12
Ratno Lukito. 2008. Tradisi Hukum Indonesia. Indonesia.Yogyakarta : LaksBang PRESSSindo.
Yogyakarta: Teras. (hal.6) (hal 1)
99

penduduk, keadaan georgrafis dan keadaan Teknik pengumpulan data dengan


demografi desa Maroneng dokumentasi adalah pengambilan data yang
Sumber data berupa kata-kata dalam diperoleh melalui dokumen-dokumen.
penelitian ini diperoleh peneliti malalui HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
wawancara dengan orang-orang yang dapat HASIL PENELITIAN
dipercaya kebenaran informasinya, seperti tokoh 1. Persepsi Masyarakat terhadap
masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama, yang Pelaksanaan Tradisi Massorong
dipilih secara acak dengan menggunakan teknik ersepsi merupakan suatu pandangan yang
Random Sampling. Data ini dicatat secara timbul dari pengamatan terhadap suatu objek
tertulis setiap kali peneliti melakukan yang diamati. Persepsi seseorang dapat
wawancara di lapangan. Sedangkan sumber data dipengaruhi dari tingkat pengetahuan seseorang
yang berupa tindakan diperoleh peneliti dengan terhadap objek yang diamati dan sistem nilai
mengamati langsung proses pelaksanaan tradisi yang terkandung dalam masyarakat itu sendiri.
massorong di desa Maroeneng. Massorong merupakan suatu tradisi yang
Instrument yang digunakan dalam berkembang di Kabupaten Pinrang Khususnya
penelitian ini adalah: (1) instrument utama yakni di Kecamatan Duampanua Desa Maroneng yang
peneliti, karena dalam penelitian kualitatif dilaksankan pada acara aqiqah anak pertama.
kedudukan peneliti sebagai perencana, Latar belakang pendidikan dan pengetahuan
pelaksana pengumpul data, analisis, penafsiran masyarakat yang berbeda-beda sehingga
data dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil menimbulkan perbedaan persepsi antara
penelitian; (2) alat perekam yang berfungsi masyarakat yang satu dengan lainnya. Seperti
sebagai alat bantu; (3) beberapa alat tulis. yang dikemukakan oleh H. Suardi (Kepala desa)
Teknik pengumpulan data dalam bahwa: ”Tradisi massorong masih sering
penelitian ini adalah dengan menggunakan dilaksanakan di desa Maroneng pada acara
metode: aqiqah anak pertama. Namun ada juga
1. Observasi masyarakat yang tidak melaksanakannya lagi.”14
Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk Tabel 6; Tingkat pengetahuan masyarakat
mendapatkan gambaran langsung masalah yang terhadap tradisi massorong.
diteliti dengan cara mengamati secara langsung Frekuensi
aktifitas masyarakat dan mengamati lokasi Kategori
penelitian seperti sungai yang dijadikan lokasi Absolut Relatif
Massorong. Ya 30 100%
2. Angket Tidak - -
Peneliti mengedarkan daftar pertanyaan Ragu-ragu - -
tertulis kepada masyarakat di desa Jumlah 30 100%
Maronengyang telah terpilih sebagai sampel Sumber: Hasil analisis angket no. 1
dalam penelitian ini yang kemudian diminta Berdasarkan tabel 6, dari 30 masyarakat,
kesediannya untuk memberikan jawaban yang 30 atau 100% memberikan jawaban pada
dibutuhkan atau keterangan, baik jawaban yang kategori ya. Hal ini menunjukkan bahwa
telah dipersiapkan sebelumnya ataupun dari masyarakat yang ada di Desa Maroneng
responden sendiri. mengetahui tentang pelaksanaan tradisi
3. Wawancara Massorong. Tradisi ini merupakan salah satu
Teknik wawancara yang digunakan dalam tradisi yang masih dilaksanakan di desa
penelitian ini adalah wawancara terbuka serta Maroneng.
wawancara mendalam. Wawancara terbuka Tabel 7; Pandangan masyarakat terhadap
adalah wawancara yang dilakukan secara pelaksanaan tradisi Massorong.
terbuka, akrab dan penuh kekeluargaan. Kategori Frekuensi
4. Dokumentasi
14
H. Suardi. Wawancara 5 Maret 2016 (16:10).
Sempang dusun Maroneng Desa Maroneng.
100

Absolut Relatif Absolut Relatif


Setuju 9 30% Setuju 9 30%
Tidak 18 60% Tidak 12 40%
setuju setuju
Ragu-ragu 3 10% Ragu-ragu 9 30%
Jumlah 30 100% Jumlah 30 100%
Sumber; Hasil analisis angket No. 3. Sumber; Hasil analisis angket No. 5
Berdasarkan tabel 7, dari 30 masyarakat Berdasarkan tabel 9, dari 30 masyarakat
18 atau 60% yang memberikan jawaban pada 12 atau 40% memberikan kategori tidak setuju.
kategori tidak setuju. Hal ini menunjukkan Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari
bahwa sebagian besar masyarakat Desa masyarakat tidak setuju dengan pelaksanaan
Maroneng tidak setuju dengan adanya tradisi tradisi Massorong. Hal tersebut dikarenakan
Massorong. perkembangan zaman yang sudah modern
Tabel 8; Tradisi massorong dilaksanakan untuk sehingga masyarakat mulai meninggalkan tradisi
memperingati acara tertentu. leluhur mereka.
Frekuensi Berdasarkan wawancara dengan Becce
Kategori Absolut Relatif salah satu tokoh adat, bahwa:
“Tujuan massorong dilaksanakan supaya
Ya 27 90% anak yang diaqiqah tidak mendapat
Tidak 3 10% gangguan dari penunggu air.”16
Ragu-ragu - - Senada dengan hal diatas, berdasarkan
Jumlah 30 100% wawancara dengan Hj. Nuraeni yang
Sumber; Hasil analisis angket No. 4 mengungkapkan bahwa:
Berdasarkan tabel 8, dari 30 masyarakat “Massorong dilakukan karena anak yang
27 atau 90% memberikan jawaban pada kategori diaqiqah memiliki kembaran di air,
ya. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi sebagai bentuk rasa syukur, serta untuk
Massorong ini dilaksanakan untuk memperingati menghindarkan anak yang diaqiqah dan
acara tertentu seperti acara Aqiqah. keluarganya dari hal-hal yang tidak
Tradisi massorong sudah ada sejak dulu diinginkan.”17
dan merupakan warisan leluhur masyarakat
Maroneng. Namun seiring dengan
perkembangan zaman, sebagian masyarakat Tabel 10; Pendapat masyarakat terhadap ada
meninggalkan tradisi tersebut. Seperti yang tidaknya tujuan tradisi massorong.
dikemukakan oleh bapak Khaeruddin, bahwa: Frekuensi
“Dulunya banyak yang melaksanakan hal Kategori Absolut Relatif
seperti itu, tapi setelah mereka mengetahui
bahwa perbuatan tersebut merupakan Ya 15 50%
perbuatan yang tidak seharusnya Tidak 9 30%
dilakukan, merekapun mulai Ragu-ragu 6 20%
meninggalkan meskipun masih ada Jumlah 30 100%
sebagian masyarakat yang tetap Sumber: Hasil analisis angket No. 6 dan 7
mempertahankannya.” 15
Berdasarkan tabel 10, dari 30 masyarakat
Tabel 9; Pandangan masyarakat terhadap 15 atau 50% memberikan jawaban pada kategori
pelaksanaan tradisi massorong dalam ya. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi
acara tertentu. massorong dilaksanakan dengan tujuan-tujuan
Kategori Frekuensi
16
Becce. Wawancara 7 Maret 2016 (13:30). Lebbo
Dusun Lebbo Desa Maroneng.
15 17
Khaeruddin. Wawancara 9 Maret 2016 (14:05). Hj. Nuraeni. Wawancara 12 Maret 2016 (11:00).
Kampung Tengah dusun Leboo Desa Maroneng. Lemba dusun Maroneng desa Maroneng.
101

tertentu seperti melakukan tolak bala, sehingga Tidak - -


pihak yang melaksanakan akan terhindar dari Ragu-ragu 3 10%
bahaya atau malapetaka. Jumlah 30 100%
Menurut bapak Suparman salah satu tokoh Sumber: Hasil analisis angket No. 10 dan 11
agama di desa Maroneng mengatakan: Berdasarkan tabel 12, dari 30 masyarakat
“Tradisi Massorong tidak memberikan 27 atau 90% yang memberikan jawaban pada
manfaat bagi manusia, karena hal tersebut kategori ya. Hal ini menunjukkan bahwa
merupakan perbuatan yang dibenci Allah terdapat masyarakat di desa Maroneng yang
SWT. Hal tersebut merupakan perbuatan tidak setuju dengan pelaksanaaan tradisi
syirik karena mereka meminta sama apa massorong.
yang ada disungai. Tradisi Massorong Berdasarkan wawancara dengan bapak H.
merupakan suatu perbuatan mubassir Muh. Sain yang mengatakan bahwa:
karena membawa makanan ke sungai, “Tradisi massorong dilarang dalam agama
padahal lebih baik makanan tersebut Islam karena tradisi massorong merupakan
dibagikan kepada orang yang tidak kepercayaan agama Hindu dan termasuk
mampu.”18 dalam perbuatan syirik.”20
Berbeda dengan hasil wawancara dengan Namun berbeda dengan hasil wawancara
Baharuddin yang mengatakan bahwa: dengan Naha yang mengatakan bahwa:
“Tradisi Massorong memiliki manfaat “Tidak apa-apa dilaksanakan karena
yaitu sebagai tolak bala agar anak yang tradisi massorong hanya merupakan tradisi
diaqiqah dan keluarganya dapat terhindar atau warisan leluhur.”21
dari bahaya.”19 Tabel13; Pendapat masyarakat tentang tradisi
Tabel 11; Pendapat masyaraat terhadap ada massorong bertentang dengan agama
tidaknya manfaat tradisi massorong. Islam atau tidak.
Frekuensi Frekuensi
Kategori Kategori
Absolut Relatif Absolut Relatif
Ya 9 30% Ya 18 60%
Tidak 15 50%
Tidak 9 30%
Ragu-ragu 6 20% Ragu-ragu 3 10%
Jumlah 30 100%
Jumlah 30 100%
Sumber: Hasil analisis angket No. 8 dan 9
Sumber: Hasil analisis angket No. 12 dan 13
Berdasrkan tabel 11, dari 30 masyarakat
Berdasarkan tabel 13 dari 30 masyarakat
15 atau 50% yang memberikan jawaban pada 18 atau 60% yang memberikan jawaban pada
kategori tidak. Hal ini menunjukkan bahwa kategori ya. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa sebagian masyarakat desa Maroneng
pelaksanaan tradisi Massorong ini tidak beranggapan bahwa tradisi massorong
memiliki manfaat bagi manusia. bertentang dengan ajaran agama Islam. Namun,
Tabel 12; Pendapat masyarakat mengenai ada
bagi masyarakat yang melaksanakan tradisi
tidaknya masyarakat yang tidak
tersebut beranggapan bahwa tradisi massorong
setuju dengan tradisi massorong. tidak bertentang dengan ajaran agama Islam.
Frekuensi Tradisi ini dilakukan karena leluhur mereka
Kategori
Absolut Relatif melaksanakannya sehingga mereka memiliki
Ya 27 90% kewajiban untuk melanjutkan tradisi tersebut.
Tabel 14; Pendapat masyarakat tentang ada
18 tidaknya nilai-nilai yang
Suparman. Wawancara 13 Maret 2016 (19.00).
Lebbo dusun Lebbo Desa Maroneng
19 20
Baharuddin. Wawancara 16 Maret 2016 (17.00). H. Muh. Sain. Wawancara 8 Maret 2016 (13:20).
Sempang dusun Maroneng desa Maroneng.
21
Lemba Dusun Maroneng Desa Maroneng. Naha. Wawancara 17 Maret 2016 (10:00). Bokka
dusun Maroneng desa Maroneng.
102

terkandung dalam pelaksanaan Berdasarkan tabel 15, dari 30 masyarakat


tradisi massorong. 12 atau 40% yang memberikan jawaban pada
Frekuensi kategori ya. Berbeda dengan hasil wawancara
Kategori dengan Hj. Nuraeni dan Hamsah, hasil pengisian
Absolut Relatif
Ya 6 20% angket dari masyarakat biasa menunjukkan
Tidak 12 40% bahwa dalam pelaksanaan tradisi massorong
Ragu-ragu 12 40% terdapat kendala.
Tabel 16; Keadaan pelaksanaan tradisi
Jumlah 30 100%
massorong.
Sumber: Hasil analisis angket No. 14
Berdasarkan tabel 14, dari 30 masyarakat Frekuensi
Kategori
12 atau 40% masyarakat yang memberikan Absolut Relatif
jawaban pada kategori tidak. Hal ini Sering 24 80%
menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi Tidak - -
massorong tidak mengandung nilai-nilai dalam Ragu-ragu 6 20%
pelaksanaannya, sehigga sebagian masyarakat Jumlah 30 100%
berpandangan bahwa tradisi massorong ini perlu Sumber: Hasil analisis angket No. 16
dihilangkan karena dalam pelaksanaannya Berdasarkan tabel 16, dari 30 masyarakat
terdapat unsur-unsur kesyirikan. 24 atau 80% yang memberikan jawaban pada
Berdasarkan wawancara dengan Hj. kategori ya. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi
Nuraeni: Massorong masih sering dilaksanakan di desa
“Dalam pelaksanaan tradisi massorong Maroneng khususnya setiap acara aqiqah anak
tidak terdapat kendala, karena isi dari wala pertama.
suji (Makanan) seperti, manu cella ,manu Berdasarkan hasil wawancara dengan
dengeng, tallo, sokko buaya, sokko bapak Abd. Rauf yang mengatakan bahwa :
penyyu, barra’ batang, barra’ cella, “Tradisi Massorong tidak perlu
kaladi, dalle sisi, banno dan putti dipertahankan karena tidak ada kaitannya
barangang tidak sulit untuk didapatkan.”22 dengan ajaran agama Islam dan tidak
Selain itu, Hamsah menambahkan bahwa: dijelaskan dalam Al-Qur‟an. Sedangkan
“Dalam pelaksanaan tradisi massorong yang harus dilaksanakan adalah yang
selain sesajen yang disebutkan oleh sesuai dengan ajaran agama Islam.”24
Hj.Nuraeni, apabila ada beberapa bahan Tabel 17;Pendapat masyarakat perlu tidaknya
yang sulit ditemukan, maka isi walasuji pelaksanaan tradisi massorong
dapat berupa sepasang ayam, kelapa, daun dipertahankan.
sirih, telur, pisang, dan sokko.”23 Frekuensi
Tabel 15; Pendapat masyarakat tentang ada Kategori
Absolut Relatif
tidaknya kendala yang dihadapi Ya 9 30%
dalam pelaksanaan tradisi Tidak 9 30%
massorong. Ragu-ragu 12 40%
Frekuensi
Kategori Jumlah 30 100%
Absolut Relatif Sumber: Hasil analisis angket No. 17
Ya 12 40% Berdasarkan tabel 17, dari 30 masyarakat
Tidak 6 20% 9 atau 30 % yang memberikan jawaban pada
Ragu-ragu 12 40% kategori tidak. Hal ini menunjukkan bahwa
Jumlah 30 100% sebagian masyarakat desa Maroneng
Sumber: Hasil analisis angket No. 15 berbendapat bahwa tradisi massorong tidak
perlu dilaksanakan.
22
Hj. Nuraeni. Wawancara 12 Maret 2016 (11:00).
Lemba dusun Maroneng desa Maroneng
23 24
Hamsah. Wawancara 16 Maret 2016 (14.00). Abd. Rauf. Wawancara 17 Maret 2016 (16.45).
Kampung Baru dusun Lebbo desa Maroneng. Kampung Tengah dusun Lebbo desa Maroneng.
103

Berbeda dengan hasil wawancara dengan masyarakat yang melaksanakan tradisi


Hj. Dira yang mengatakan bahwa: massorong meskipun mereka tidak
“Tradisi massorong perlu dipertahankan melaksanakan dan tidak mempercayai bahwa
bagi keturunan orang yang melaksanakan tradisi massorong memiliki manfaat, namun
tradisi massorong karena apabila tidak karena rasa kebersamaan yang tinggi, mereka
dilaksanakan akan mendapat teguran dari tetap membantu masyarakat yang melaksanakan
penunggu air.”25 tradisi massorong.
b. Faktor Penghambat
Meskipun pelaksanaan tradisi massorong
2. Faktor Pendukung dan Penghambat mendapat dukungan dari masyarakat berupa
Pelaksanaan Tradisi Massorong. bentuk bantuan kepada pihak yang
a. Faktor Pendukung melaksanakan tradisi massorong. Namun, tidak
Adapun faktor-faktor yang mendukung dapat dipungkiri ada hal-hal yang dapat
tradisi massorong bertahan hingga sekarang menghambat pelaksanaan tradisi massorong
adalah sebagai berikut: seperti salah satu pihak orang tua dari anak yang
Tabel 18; Kurangnya pemahaman tentang diaqiqah tidak setuju dan menganggap tradisi
agama islam. massorong merupakan salah satu bentuk
Frekuensi perbuatan syirik, karena meminta perlindungan
Kategori selain kepada Allah SWT. Sehingga masyarakat
Absolut Relatif
yang mempercayai tradisi tersebut
Ya 9 30% meninggalkan tradisi massorong untuk
Tidak 3 10% menghormati pihak keluarga pasangannya. Serta
Ragu-ragu 18 60% tokoh-tokoh agama yang sangat keras
Jumlah 30 100% menentang tradisi tersebut.
Sumber: Hasil analisis angket No. 18 Alasan lain dari masyarakat yang tidak
Berdasarkan tabel 18, dari 30 masyarakat melaksanakan atau meninggalkan tradisi
9 atau 30% yang memberikan jawaban pada massorong adalah adanya kesadaran dan
kategori ya. Hal ini menunjukkan bahwa salah pemahaman yang lebih mendalam lagi tentang
satu faktor yang menyebabkan tradisi massorong ajaran agama Islam. Seperti yang dikemukakan
masih tetap dilaksanakan oleh sebagian oleh bapak Khaeruddin, bahwa:
masyarakat di desa maroneng karena kurangnya “Apabila kita rajin shalat namun tetap
pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama menyekutukan atau meminta selain
Islam. Sehingga mereka tetap melaksanakan kepada Allah, maka seluruh amal
tradisi-tradisi leluhur mereka meskipun tradisi kebaikan akan runtuh. Kalau hari ini kita
tersebut bertentangan dengan syari‟at Islam. meninggal dunia dan belum memohon
Faktor lain yang menjadi pendukung ampun kepada Allah SWT, maka ia akan
pelaksanaan tradisi massorong yaitu sikap menyatakan “carilah tuhan selain dari
masyarakat yang tetap ingin melaksanakan saya””26
karena mereka menghormati leluhur mereka PEMBAHASAN
sehingga masyarakat merasa perlu untuk Tradisi massorong adalah tradisi
mempertahankan tradisi tersebut. Selain itu, menghanyutkan sesajen ke aliran sungai pada
masyarakat beranggapan tradisi massorong acara aqiqah anak pertama untuk meminta
memberikan manfaat bagi mereka yang keselamatan agar anak yang diaqiqah tidak
melaksanakannya seperti mereka akan terhindar diganggu oleh penunggu air dan menganggap
dari malapetaka atau bahaya. Serta tradisi ini bahwa anak tersebut memiliki kembaran di air.
tetap ada karena masyarakat di desa Maroneng Selain itu tradisi massorong akan mendatangkan
memiliki sikap tolong menolong dan sikap berkah dan tolak bala serta sebagai bentuk
kebersamaan yang tinggi sehingga apabila ada

25 26
Hj. Dira. Wawancara 12 Maret 2016 (10.00). Khaeruddin. Wawancara 9 Maret 2016 (14:05).
Lemba dusun Maroneng desa Maroneng. Kampung Tengah dusun Lebbo Desa Maroneng.
104

ungkapan rasa syukur atas rahmat yang jiwa atau memberi ketenangan hidup bagi
diperoleh. Tradisi massorong juga merupakan keluarga yang melaksanakan tradisi
penghormatan kepada nenek moyang dan massorong. Setelah ayam tenang maka
apabila tidak dilaksanakan, salah satu dari sanro (dukun) akan mengeluarkan ayam
keluarga akan sakit. dari kurungan untuk disembelih.
Tradisi massorong merupakan salah satu Kemudian dimasukkan juga kedalam
tradisi yang masih dilaksanakan dan walasuji.
dipertahankan di kabupaten Pinrang terutama di Sebagian masyarakat melakukan ritual
desa Maroneng, tradisi massorong memiliki massorong pada malam hari sebelum hari
beberapa tahap. aqiqah. Namun, ada juga masyarakat yang
1. Tahap Persiapan melakukan ritual massorong pada hari aqiqah.
Tahap dimana masyarakat menyiapkan Pada pelaksanaan ritual massorong walasuji
sesajen yang akan disuguhkan yang terdiri dibawa kesungai untuk disorong (dihanyutkan)
dari sokko patanrupa (nasi ketan empat di sungai sambil ma’ganrang yang memiliki
macam). Jenis sokko patanrupa yaitu makna sebagai tanda kedatangan anak cucunya,
sokko bolong, sokko pute, sokko onnyi, agar penunggu air mengetahui kedatangan
dan sokko cella. Sokko patanrupa mereka. Isi dari walasuji yang disorong, dapat
semuanya mempunyai makna tersendiri diambil oleh masyarakat setempat, namun tidak
dalam kandungan warnanya yaitu: boleh diambil kembali oleh pihak keluarga yang
a. Sokko bolong (nasi ketan hitam) yang melaksanakan tradisi massorong.
mempunyai makna sebagai tanah. 1. Pandangan Islam terhadap Tradisi
b. Sokko pute (nasi ketan putih), yang Massorong
mempunyai makna sebagai air. Mempercayai selain kepada Allah sama
c. Sokko cella (nasi ketan merah), yang dengan mempersekutukan Allah, tradisi ini
mempunyai makna sebagai api. tergolong dalam syirik besar yaitu dimana
d. Sokko onnyi (nasi ketan kuning) seseorang memalingkan suatu bentuk ibadah
mempunyai makna sebagai angin kepada selain Allah.
Sokko ini kemudian diapitkan, sokko Dalam tradisi massorong seseorang
bolong berimpit dengan sokko pute, serta percaya bahwa makhluk gaib tersebut dapat
sokko cella berimpit dengan sokko onnyi, menyelamatkannya dari malapetaka atau
kemudian diatas sokko yang berimpitan kesialan yang akan menimpa hidupnya,
diletakkan telur. sedangkan hal tersebut bertentangan dengan
Selain sokko, yang perlu dipersiapkan Islam utamanya bertentantangan dengan asmaul
juga yaitu ayam, telur, beras, kelapa, daun husna Allah SWT yang mempunyai nama-nama
sirih, dan pisang. Allah yang indah, diantaranya adalah maha
2. Tahap Pelaksanaan penguasa yang artinya tidak ada penguasa selain
Setelah tahap persiapan, masyarakat Allah.
kemudian membuat sokko yang berbentuk Disamping itu terdapat firman Allah SWT
buaya dan penyu dari sokkopatanrupa dalam Q.s. Luqman (13):31 yang artinya: “Dan
(merah, kuning, hitam, putih), yang ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
memiliki makna bahwa sesajen tersebut waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai
diperuntukkan kepada kembaran anak anakku, janganlah kamu mempersekutukan
yang diaqiqah yang berada di air. Allah, sesungguhnya mempersekutukan adalah
Kemudian memasukkan semua sesajen benar-benar kezaliman yang besar.”
seperti sokko, beras, kelapa, daun sirih, Hadist riwayat Al-Bukhari dan Muslim:
pisang dan telur di dalam walasuji. “Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa
Selanjutnya dilaksanakan ritual yang paling besar?, „Kami menjawab, Ya wahai
mappatindo manu (menidurkan ayam) Rasulullah!‟, Beliau bersabda, Berbuat syirik
sambil ma’ganrang (bermain gendang) kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang
yang memiliki makna untuk menenangkan tua.”
105

meskipun tradisi tersebut bertentangan dengan


2. Persepsi Masyarakat terhadap Tradisi syari‟at Islam. Faktor lain yang mendukung
Massorong pelaksanaan tradisi massorong yaitu
Persepsi masyarakat di desa Maroneng menghormati leluhur mereka sehingga
memiliki perbedaan antara yang melaksanakan masyarakat merasa perlu untuk melaksanakan
dan yang tidak. Dimana masyarakat yang dan mempertahankan tradisi tersebut. Selain itu,
melaksanakan, setuju terhadap tradisi masyarakat beranggapan tradisi massorong
massorong, karena tradisi massorong dapat memberikan manfaat bagi mereka yang
menghindarkan diri dari gangguan penunggu air, melaksanakannya seperti mereka akan terhindar
sehingga pihak yang melaksanakan akan merasa dari malapetaka atau bahaya. Sedangkan faktor
tenang dalam hidupnya. Sedangkan masyarakat yang menghambat pelaksanaan tradisi
yang tidak melaksanakan terutama tokoh agama massorong adalah salah satu pihak orang tua
dan masyarakat yang paham dengan ajaran dari anak yang diaqiqah tidak setuju dan
agama Islam, mereka tidak setuju dengan tradisi menganggap tradisi massorong merupakan salah
massorong. Mereka berpendapat bahwa tradisi satu bentuk perbuatan syirik, karena meminta
massorng merupakan bentuk perbuatan yang sia- perlindungan selain kepada Allah SWT.
sia karena melakukan tindakan menghanyutkan Sehingga masyarakat yang mempercayai tradisi
makanan kelaut yang semestinya makanan tersebut meninggalkan tradisi massorong untuk
tersebut dibagi-bagikan kepada yang lebih menghormati pihak keluarga pasangannya. Serta
membutuhkan. Selain itu, mereka juga tokoh-tokoh agama yang sangat keras
berpendapat bahwa tradisi massorong menentang tradisi tersebut.
merupakan salah satu bentuk syirik karena Adapun saran-saran dari hasil penelitian
meminta perlindungan selain kepada Allah SWT ini diantaranya: (1) Mempertahakan tradisi di
dan merasa takut kepada penunggu air akan era modern ini merupakan sebuah hal yang patut
memberikan hukuman apabila mereka tidak untuk diapresiasi namun jika tradisi tersebut
melaksanakannya. dianggap bertentangan dengan ajaran agama
PENUTUP khususnya agama Islam sudah sepantasnya
Berdasarkan data yang tersaji pada bab tradisi tersebut untuk ditinggalkan atau tidak lagi
sebelumnya, peneliti dapat memberikan dipertahankan, apalagi kita sebagai pengikut
kesimpulan pada akhir skripsi ini. Kesimpulan ajaran Nabi Muhammad SAW, yang dengan
yang di ambil menyesuaikan dengan rumusan tegas diharamkan menyekutukan Allah SWT.
masalah yang ada. Adapun kesimpulan dari (2) Perlu menjadi perhatian kita bersama dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut: (1) Persepsi menyikapi tradisi ini, khususnya masyarakat
masyarakat yang melaksanakan tradisi Desa Maroneng, bagaimana kita memberikan
massorong di Desa Maroneng Kecamatan pemahaman terhadap mereka yang masih
Duampanua Kabupaten Pinrang, beranggapan melaksanakan tradisi ini bahwa apa yang selama
bahwa tradisi tersebut sah-sah saja dilaksanakan ini mereka laksanakan sangat bertentangan
dan menganggap tidak bertentangan dengan dengan ajaran agama yang mereka anut yakni
agama serta menjadikan alasan bahwa untuk agama Islam. (3) Menyarankan kepada
mempertahankan tradisi daerah. Sedangkan pemerintah memberikan pemahaman bahwa
yang tidak melaksanakan tradisi ini menganggap tidak semua tradisi yang dimiliki oleh daerah
bahwa tradisi tersebut tidak pantas untuk harus dilaksanakan oleh masyarakatnya, dan
dilaksanakan karena adanya unsur syirik dan tokoh agama dan ulama untuk mengedukasi
bid‟ah di dalamnya yang sangat dilarang dalam kepada masyarakat terutama yang dilakukan
agama Islam. (2) Faktor yang mendukung oleh tokoh ulama mengenai tadisi apa yang
tradisi massorong masih tetap dilaksanakan oleh perlu untuk dilaksanakan dan yang mana perlu
sebagian masyarakat di desa Maroneng karena untuk ditinggalakan.
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap DAFTAR PUSTAKA
ajaran agama Islam. Sehingga mereka tetap 1. Buku
melaksanakan tradisi-tradisi leluhur mereka
106

Abdul Rahman Shaleh. 2009.Psikologi Suatu 3. Peraturan Perundang-undangan


Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 dan
Kencana. Konstitusi Indonesia. Indonesia Legal
Abdulsyani.2002.Sosiologi Skematika,Teori, dan Center Publishing.
Terapan. Jakarta: Bumi Aksara
Agussalim.2001.Ilmu Sosial Dasar ( ISD )
Kajian Sosiologi dan Antropologi
Masyarakat Indonesia.Makassar: Mata
Kuliah Umum UNM.
Dominikus Rato. 2011. Hukum Adat suatu
pengantar: singkat memahami hokum
adat di Indonesia.Yogyakarta:
LaksBang PRESSSindo.
Esti Ismawati.2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Yogyakarta: Ombak.
Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta
Husaini Usman.2006.Metodologi Penelitian
Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Jalaluddin Rakhmat. 2000.Psikologi
Komunikasi.Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
Cetakan Kedua.2005. Jakarta: Balai
Pustaka.
Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu
Antropologi.Jakarta: Rineka Cipta.
Nurani Soyomukti.2010.Pengantar
Sosiologi.Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Piotr Sztompka.2008.Sosiologi Perubahan
Sosial.Jakarta: Prenada.
Ratno Lukito. 2008. Tradisi Hukum Indonesia.
Yogyakarta: Teras.
Sarlito W. Sarwono. 2014. Psikologi Lintas
Budaya. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukamadinata. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif.Jakarta: Bumi
Aksara.
2. Internet
Siti Nur Aryani. Oposisi Paska Sarjana. Islam
agama perlawanan. (online).
(Http//islamliberal.com/id/indeks)
diakses 4 Januari 2016.

Anda mungkin juga menyukai