Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan Uji Molisch

Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi


monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi
furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat
digunakan untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan naftol
dalam alkohol, kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-hati, pada batas
cairan akan terbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi ini disebut reaksi molisch
dan merupakan reaksi umum bagi karbohidrat. Uji molisch ini dapat dilakukan pada semua jenis
karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida. (Astuti dkk, 2015)

Sampel Susu Kedelai

Kedelai merupakan salah satu bahan nabati yang termasuk ke dalam lima bahan makanan
berprotein tinggi selain susu, telur, daging dan ikan. Kedelai mengandung beberapa asam amino
esensial yaitu isoleusin, leusin, lisin, fenilalanin, metionin, tirosin, sistein, treonin, triptofan, valin,
arginin dan histidin. Lisin merupakan asam amino esensial yang paling mudah mengalami kerusakan
karena lisin memiliki gugus epsilon yang bebas dan sangat mudah rusak. Susu kedelai merupakan
hasil ekstraksi biji kedelai yang mengandung protein, lemak, mineral dan vitamin. Pemanasan
menyebabkan protein dalam susu kedelai terdenaturasi menjadi asam amino. Denaturasi adalah
proses yang mengubah struktur molekul tanpa memutuskan ikatan kovalen

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa setelah ditambahkan H2SO4 pekat pada campuran antara
pereaksi molisch (α-Naftol + etanol) dengan sampel susu kedelai, maka lama kelamaan akan
terbentuk lingkaran berupa cincin yang berwarna merah-ungu pada batas pertemuan antara dua
larutan yakni larutan karbohidrat dengan H2SO4. Hal ini berarti bahwa sampel susu kedelai
positif mengandung karbohidrat. Dimana hal ini dapat dilihat dari proses pembentukkan cincin
merah-ungu yang awalnya berasal dari reaksi hidrolisis karbohidrat oleh H2SO4 pekat menjadi
senyawa monosakarida yang kemudian monosakarida tersebut akan mengalami dehidrasi akibat
H2SO4 dan menghasilkan senyawa Furfural atau Hidroksi metil furfural. Selanjutnya senyawa
tersebut akan dikondensasikan oleh α-Naftol pada pereaksi Molisch sehingga menghasilkan
cincin merah-ungu.
Sampel Susu Sapi

Ketika dilakukan uji molisch pada sampel susu sapi didapatkan hasil yang negative. Menurut Elisa (2016)
susu sebagai salah satu produk ternak mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap seperti protein
(3,5%), lemak (3,9%), laktosa (4,9%), mineral, dan vitamin (0,7%). Susu sapi mengandung karbohidrat
khususnya gula pereduksi yaitu laktosa yang merupakan jenis gula yang biasa terkandung pada
susu yang menyebabkan susu berasa manis. Perbedaan ini disebabkan karena pada saat
pengujian sampel terjadi kesalahan prosedur kerja sehingga hasil yang didapatkan negative.

Apel
Pada praktikum buah apel dilakukan pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif yaitu, uji
Molisch dan dipatkan hasil negative. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyatakan
bahwa pada sampel apel terbentuk cincin ungu diantara dua larutan dalam tabung reaksi dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa karbohidrat yang terdapat pada apel adalah disakarida.
Dan bahwa apel mengandung 14,9 gram karbohidrat (Hapsary & Estia, 2015).
Pisang
Pada praktikum buah pisang dilakukan pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif yaitu, uji
Molisch yang menghasilkan terbentuknya cincin ungu diantara dua larutan dalam tabung reaksi
dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa karbohidrat yang terdapat pada pisang adalah
monosakarida (Glukosa, fruktosa)
Ikan

Ketika dilakukan uji molisch pada sampel ikan didapatkan hasil bahwa ikan tidak mengandung
gula pereduksi. Hal ini sudah sesuai dengan litertur, yaitu menurut Nurwahyuningsih (2010) ikan
tongkol memiliki kandungan gizi antara lain kadar protein 26,2 %, kadar lemak 2,1 %, kadar air
70,4 %, dan kadar abu 1,3 % yang berarti tidak memiliki kandungan karbohidrat. Kandungan
karbohidrat pada ikan tongkol adalah 0 gram (Godam, 2017).

Tempe
Uji molisch pada sampel tempe didapatkan hasil bahwa tempe tidak mengandung karbohidrat.
Hal ini sesuai dengan literature bahwa tempe mengandung karbohidrat 0 gram, protein 40,4
gram, lemak 16,7 gram, hidrat arang 24,9 gram, kalsium 222 mg, fosfor 682 mg, besi 10 mg,
vitamin B1 0,52 mg, air 12,7 gram, serat 3,2 gram, dan abu 5,5 gram (PUSIDO BSN, 2012).

Uji Iodin

Uji Iodin bertujuan untuk mengetahui kandungan polisakarida. Berfungsi untuk mendeteksi
kandungan amilosa atau amilum yang ditandai dengan warna biru atau ungu pekat. (Suryani,
2017)

 Suryani, dkk. 2017. Produksi Asam Laktat Oleh Lactobacillus Delbrueckil Dengan
Sumber Karbon Teets Tebu. Jurnal JTIP Indonesia Vol.9 No.1. Aceh : Universitas Syiah
Kuala (Diakses pada tanggal 28 September 2018 pukul 21:15 WIB).

Larutan Amilum dengan Iodine akan memberikan warna biru, sedangkan


larutan Glikogen atau larutan Amilum yang terhidrolisa secara parsial akan
menghasilkan warna coklat kemerahan
Apel
Kemudian uji iodin yang tidak menghasilkan perubahan warna. Dimana menurut
literature hal ini berarti bahwa sampel mengandung monosakarida. Dan berdasarkan literature
lain menyatakan bahwa apel mengandung 14,9 gram karbohidrat (Hapsary & Estia, 2015).

Pisang

kemudian kedua uji iodin yang menghasilkan warna coklat setelah dicampurkan larutan iodin
dapat disimpulkan buah pisang mengandung glikogen didalamnya.

Hasil uji iodine yang dilakukan pada pisang setelah diberi larutan iodine memiliki perubahan warna
menjadi warna biru. Kandungan karbohidrat pisang 25%. kandungan karbohidrat menjadi berwarna biru
hal ini terjadi karena adanya amilum, warna biru terbentuk akibat adanya reaksi dari ikatan amilum pada
dengan molekul pada larutan iodin pada saat proses penambahan larutan iodin.

TEMPE

Hasil uji iodine pada putih telur, bawang merah, kacang tanah, tahu, dan tempe setelah diberikan iodine
mengalami perubahan warna menjadi putih. Hal ini disebabkan karena kandungan karbohidrat yang
dimiliki lebih sedikit dibandingkan kandungan protein yang dimiliki. Sedangkan menurut PUSIDO BSN
(2012). Tempe mengandung karbohidrat 0 gram, protein 40,4 gram, lemak 16,7 gram, hidrat
arang 24,9 gram, kalsium 222 mg, fosfor 682 mg, besi 10 mg, vitamin B1 0,52 mg, air 12,7
gram, serat 3,2 gram, dan abu 5,5 gram.
Ikan

Ketika dilakukan uji iodin pada sampel ikan didapatkan hasil bahwa ikan tidak mengandung
gula pereduksi. Hal ini sesuai dengan litertur, yaitu menurut Nurwahyuningsih (2010) ikan
tongkol memiliki kandungan gizi antara lain kadar protein 26,2 %, kadar lemak 2,1 %, kadar air
70,4 %, dan kadar abu 1,3 % yang berarti tidak memiliki kandungan karbohidrat. Kandungan
karbohidrat pada ikan tongkol adalah 0 gram (Godam, 2017).

Susu sapi

Berdasarkan literature yang didapatkan, pada sampel susu sapi diperoleh hasil bahwa susu sapi
positif mengandung karbohidrat khususnya gula pereduksi yaitu laktosa yang merupakan jenis
gula yang biasa terkandung pada susu. Laktosa merupakan karbohidrat yang menyebabkan susu
berasa manis dan kandungan laktosa dalam susu adalah sebanyak 4,5%. Namun pada hasil
pengamatan menunjukkan hasil yang negative, hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan prosedur
kerja yang dilakukan pada saat pengamatan.

Susu Kedelai

Ketika dilakukan uji iodin pada sampel susu kedelai diperoleh hasil bahwa susu kedelai positif
mengandung karbohidrat. Hal ini sudah sesuai dengan literature bahwa susu kedelai mengandung
kalori 41 kkal, protein 3,5 gram, lemak 2,4 gram, karbohidrat 5 gram, kalsium 50 gram, fosfor 45
gram, zat besi 0,7 gram, vitamin A 200 mg, vitamin B1 0,08 mg, dan vit C 2 mg. Pada dasarnya
susu kedelai sudah mengandung karbohidrat sehingga ketika dilakukan hidrolisis selulosa yang
bertujuan unuk mengubah selulosa menjadi karbohidrat, maka hasil yang didapatkan adalah
positif.

Anda mungkin juga menyukai