Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan kadar glukosa darah merupakan salah satu pemeriksaan yang

paling sering dilakukan di instalasi laboratorium klinik. Pemeriksaan glukosa darah

umumnya dilakukan bagi penderita Diabetes Mellitus (DM) untuk menegakkan

diagnosis serta memonitor terapi dan timbulnya komplikasi, dengan demikian

perkembangan penyakit dapat dimonitor (Kardika, 2013). Diagnosis DM biasanya

mengambil glukosa darah puasa dan glukosa darah dua jam post prandial sebagai

sampel pemeriksaan (Harjoeno, 2003).

Pemeriksaan kadar glukosa darah antara lain glukosa darah puasa, glukosa

darah 2 jam post prandial dan glukosa darah sewaktu. Pemeriksaan glukosa darah

puasa dilakukan dengan mengukur kadar glukosa darah setelah tidak makan 10-12

jam. Pemeriksaan glukosa darah 2 jam postprandial mengukur kadar glukosa darah

tepat 2 jam setelah makan. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu atau ad random

mengukur kadar glukosa darah tanpa mengukur waktu makan terakhir (Sacher,

2004).

Kadar glukosa darah merupakan istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa

di dalam darah. Konsentrasi glukosa darah serum diatur dengan ketat di dalam

tubuh, umumnya konsentrasi glukosa darah bertahan pada batas-batas yang sempit

sepanjang hari (70-150 mg/dl). Kadar glukosa darah meningkat setelah makan dan

berada pada level terendah di pagi hari sebelum makan (Henrikson, 2009).

1
http://repository.unimus.ac.id
2

Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh faktor terkait

pasien dan faktor yang terkait dengan laboratorium. Faktor terkait pasien antara lain

umur, jenis kelamin, ras, genetik, tinggi badan, berat badan, kondisi klinik, status

nutrisi dan penggunaan obat. Faktor terkait laboratorium antara lain cara

pengambilan spesimen, penanganan spesimen, waktu pengambilan, metode

analisis, kualitas spesimen, jenis alat dan teknik pengukuran (Kemenkes, 2011).

Tahapan pemeriksaan terkait laboratorium yang merupakan pre analitik

yaitu mempersiapkan kondisi pasien, persiapan pengambilan sampel, sentrifugasi

dan pemisahan serum dengan sel darah (Kardika, 2013). Persiapan pasien meliputi

kondisi fisik, diet, konsumsi obat-obatan dan lama puasa. Pasien diminta

untuk puasa selama10-12jam sebelum melakukan serangkaian pemeriksaan

laboratorium yang mewajibkan puasa selain dengan pemeriksaan glukosa, jika

hanya periksa glukosa darah puasa saja cukup berpuasa 8 jam (Kemenkes, 2011).

Pasien DM di ruang rawat inap Rumah Sakit Dr. Soewondo Kendal yang

akan dilakukan serangkaian pemeriksaan termasuk didalamnya glukosa darah

puasa diminta puasa 10-12 jam, sehingga perawat atau analis akan melakukan

sampling darah ke ruangan diantara 10-12 jam, tidak terkecuali yang hanya periksa

glukosa darah saja. Darah vena yang diambil sebanyak 3-5 mililiter dikumpulkan

dalam tabung bertutup merah (tanpa antikoaglukosan) atau dalam tabung tutup abu-

abu berisi NaF.NaF digunakan untuk mencegah glikolisis yang dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium (Kee,2007).

Perawat atau analis seringkali mengambil darah diantara 10 sampai 12 jam

pasien puasa. Secara teori hal ini tidak salah meski sebenarnya bila pasien hanya

http://repository.unimus.ac.id
3

periksa kadar glukosa darah saja, puasa cukup 8 jam saja. Hal tersebut mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian “Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa 8 Jam

dan 12 Jam Pada Pasien Diabetes Mellitus”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Adakah perbedaan kadar glukosa darah puasa 8 jam dan 12 jam pada pasien

diabetes mellitus?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui adanya perbedaan kadar glukosa darah puasa 8 jam dan 12 jam

pada pasien diabetes mellitus.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengukur kadar glukosa darah puasa selama 8 jam pada pasien diabetes

mellitus.

2. Mengukur kadar glukosa darah puasa selama 12 jam pada pasien diabetes

mellitus.

3. Menganalisis perbedaan kadar glukosa darah puasa 8 dan 12 jam pasien

diabetes mellitus.

http://repository.unimus.ac.id
4

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi tenaga laboratorium untuk menambah ketrampilan, wawasan dan

pengetahuan dalam melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa.

Bagi masyarakat khususnya penderita diabetes mellitus sebagai

pengetahuan pengaruh waktu puasa terhadap kadar glukosa darah.

Bagi institusi, menambah perbendaharaan skripsi di perpustakaan Fakultas

Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

1.5 Orisinalitas Penelitian

Tabel 1. Orisinalitas Penelitian Mengenai Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa


8 Jam dan 12 Jam Pada Pasien Diabetes Melitus
Peneliti Judul Hasil
Hilda,Tiara et al 2011 Pengaruh Waktu Terhadap Terdapat perbedaan signifikan
Poltekkes Kemenkes Hasil Pemeriksaan Kadar penurunan kadar glukosa darah
Kaltim Glukosa Darah Pada sehubungan dengan semakin lamanya
Penderita Diabetes Melitus waktu pemeriksaan yang dilakukan.

Kardika Bagus et al. Preanalitik dan Interpretasi Tahapan preanalitik dan interpretasi
2013. FK Udayana Glukosa Darah Untuk hasil pemeriksaan glukosa darah
Diagnosis Diabetes Melitus perludiperhatikan agar didapatkan
hasil yang bermakna sehingga
diagnosis DM dapat ditegakkan dan
sebagai monitoring hasil pengobatan.

Penelitian ini bersifat orisinal dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya

adalah waktu, tempat, subyek penelitian dan penanganan sampel. Hilda (2011)

meneliti perbedaan kadar glukosa darah puasa dengan penundaan pemeriksaan.

Kardika meneliti seluruh tahapan preanalitik pemeriksaan kadar glukosa darah,

penulis meneliti faktor lama waktu pasien berpuasa.

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai