I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat cepat seiring dengan majunya pola pikir manusia, kemajuan ini sangat
pesat terutama dalam dunia industri. Namun demikian dampak negatif dari
industri salah satunya adalah buangan zat beracun dan berbahaya yang
banyak memiliki daerah pesisir. Sungai merupakan salah satu sumber daya
dan masih banyak lagi. Salah satu bahan pencemar yang dapat mengancam
kehidupan di wilayah pesisir dan lautan adalah logam berat (heavy metal)
seperti Timbal (Pb). Kasus keracunan akibat timbal diketahui sudah terjadi
dari zaman Mesir kuno ( -/+ 5.000 tahun yang lalu). Keracunan akibat timbal
adalah salah satu penyakit yang tergolong sudah sangan lama dalam sejarah
berat timbal (Pb) menjadi salah satu problematika kesehatan lingkungan yang
cukup serius di seluruh dunia, terutama anak-anak fakir yang hidup di negara
1
2
masalah dalam bersikap seperti kurang peduli dan aggressive, rusak alat
dalam darah lebih dari 50 ug/dL bisa menyebabkan rusaknya ginjal dan
anemia. Konsentrasi timbal 100 micrograms per deciliter dalam darah anak
bisa menyebabkan penyakit serius, coma, sawan atau kematian (Kessel I &
timbal dalam darah diatas 10 ug/dL dan kebanyakan dari mereka tinggal di
yaitu dari seperempat anak sekolah di Jakarta yang dijadikan sampel dalam
10-14.9 ug/dL. Dimana, angka tersebut sudah melampaui batas ketetapan dari
dijadikan sampel yaitu > 10 ug/dL dan seagian besar di temukan pada anak
yang hidup di daerah yang padat dengan lalu lintas. berbeda dengan anak-
anak yang tinggal di sekitar jalan yang rendah kepadatan lalu lintas yaitu
kandungan timbal dalam darah anak-anak berada dalam range 10 ug/dL atau
lebih rendah dari pada itu. Masalah ini bisasaja terjadi karena adanya
penelitian yang dilakukan oleh Chahaya dkk pada tahun 2005 di Medan, yang
timbal dalam darah pada penarik becak tergolong bervariasi, tergantung dari
tempat kerja, jarak rumah dan kepadatan lalu lintas di kota tersebut.
konsentrasi logam berat timbal berkisar - 0.0027 ppm, serta kadmium dan
mercury yaitu 0.001 pada Clincing and Sungai Dadap khususnya sekitar
Dimana, konsentrasi untuk timbal (pb) berkisar 0.55 ppm, untuk cadmium 0.1
ppm serta pada Merkuri 0.021 ppm. Di lokasi penelitian Sungai Dadap dan
Clincing di temkan bahwa kadar logam berat disana masih ter-golong aman
atau tidak berbahaya bagi ekosistem air akan tetapi, harus ditingkatkan
pengawasan lebih lanjut agat tidak berdapak lebih. Sedangkan untuk Pantai
Ancol dengan konsentrasi logam berat yang lebih tinggi kadar logam
beratnya dari ambang batas yang ditetapkan oleh Mentri Lingkungan Hidup
Hidup menetapka nilai ambang batas pada air laut untuk timbal yaitu 0.008
ppm, kadmium 0.001 ppm dan merkuri 0.001 ppm. Hal yang harus di tinjau
kembali adalah kadar logam berat di wilayah Pantai Ancol yang merupakan
4
warga sekitar, luar daerah bahkan luar negaripun datang untuk berlibur di
Penelitian serupa juga dilakukan pada tahun 2005 oleh peneliti yang
logam berat timbal dengan kadar dibawah batas normal. Tetapi pada tahun
tersebut ditemukan bahwa konsentrasi timbal (Pb) di pantai lebih tinggi dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Amin B tahun 2001 dan 2005 yang telah
air laut berkisar antara 1.8 ppm dengan sedimen sekitar 64.2 ppm nilai
tersebutlebih tinggi dari nilai ambang batas yang diterapkan oleh KLH
maka semakin bahaya bagi ekosistem air laut, khususnya bagi tumbuhan dan
hewan yang merupakan tempat tinggalnya serti hutan bakau, dan biota laut
pesisir banyak mengkonsumsi biota laut seperti jenis kerang, ikan, cumi,
udang dan beberapa jenis makanan yang berasal dari laut selain itu juga
karena harga yang murah dan mudah di dapat dan diketahui mengandung gizi
yang baik untuk tubuh. Hal ini tidak boleh dianggap sepeleh karena
daerah pesisir Pantai Dumai merupakan salah satu daerah yang paling banyak
mayoritas nelayan menangkap ikan, dan dengan keadaan tersebut maka akan
Dengan panjang tersebut, diketahui ada delapan kecamatan yang dilalui oleh
garis pantai dan menjadi wilayah pesisir di Kota Makassar. Pada tahun 2014
(Nurlete, 2014).
pesisir kota makassar terdapat lima kecamatan yang memiliki potensi terkena
logam berat timbal (Pb) dengan menggunakan sampel kerang yang kemudian
di Uji kadar timbalnya dan di peroleh hasil bahea berhasil dalam kerang dara
logam timbal (Pb) dan diketahi bahwa di sepanjang Anjungan Pantai Losari
6
sampai Hotel Golden Makassar terdapat logam berat timbal dengan kadar
berkisar antara 0,019 mg/l – 0,402 mg/l. Dengan adanya penelitian tersebut
lebih memperjelas bahwa kadar Timbal ( Pb ) pada air laut di daerag tersebut
Makassar sangat besar peningkatannya dan tergolong relatif tinggi. Hal ini
yang harus diwaspadai yaitu limbah domestik, limbah industri, serta limbah
yang berasal dari area pertanian seperti pestisida dan pupuk (Levina, 2007).
terjadinya proses masuknya zat berbahaya kedalam tubuh dengan cara lebih
cepat sebab seperti halnya biota laut yang kita komsumsi dan gemari, padahal
tubuh kita melalui rantai makanan tadi. Secara singkat kita bisa simpulkan
berbahaya seperti logam timbal di komsumsi maka dalam tubuh kita bisa saja
Kerang merupakan salah satu dari beberapa jenis biota laut yang
banyak masyarakat yang hobi makan kerang. Salah satu jenis kerang yang
banyak dikomsumsi oleh masyarakat adalah jenis Kerang dara. Jenis keramg
tersebut menjadi salah satu jenis kerang yang terdapat di Wilayah Pesisir
Kota Makassar yang kita ketahui memiliki kandungan protein yang tinggi.
7
Kita ketahui bersama, sifat kerang menetap dan jenis biota laut ini merupakan
jenis yang lambat menhindari pencemaran karena sifat tersebut maka kerang
lebih cepat dapat terakumulasi loga berat sibanding biolta laut lainnya. Jenis
biota laut ini (Kerang) adalah salah satu organisme yang mendapatkan
tercemar zat/ logam berbahaya pada tubuhnya maka hal tersebut juga dapat
terakumulasi logam berat dalam jumlah tinggi dan berbahaya bagi kita ketika
jumlah toksit pada makanan yang akan kita komsumsi. Khasiat Jeruk nipis
dikandungnya. Jenis Asam ini membentuk garam sitrat apabila dia bereaksi
dengan logam berat. Untuk pemamfaatan jeruk nipis tersebut sudah banyak
sebagai bahan alternatif untuk proses penurunan kadar logam berat. Seperti
air perasan jeruk nipis ke sampel yang dia teliti. Dalam penelitian yang
pada saat udang windu diberi perlakuan perasan air jeruk nipis apakah
mg/kg dan 0,2990 ± 0,0666 mg/kg, dan penurunan kadar logam Cd yang
direndam selama 30 menit dan 60 menit berkisar 0,0616 ± 0,0026 mg/kg dan
0,936 ± 0,107 mg/kg dan untuk logam Cd sebesar 0,151 ± 0,007 mg/kg.
Setelah perendaman dengan air perasan jeruk nipis dan garam dapur selama
30 menit terjadi penurunann kadar sebesar 1,58% untuk logam Pb dan 2,19%
untuk logam Cd. Dan Setelah perendaman selama 60 menit terjadi penurunan
kadar sebesar 5,82% untuk logam Pb dan 7,17% untuk logam Cd. Dengan
demikian, perendaman kerang hijau dalam air perasan jeruk nipis dan garam
(Perna viridis) yang berasal dari perairan laut Belawan, namun tidak secara
signifikan.
statistik menunjukkan nilai p = 0,0001. Karena nilai p < 0,05 berarti ada
kadar Pb, Cd, dan Cu pada sampel daging kerang hijau yang direndam dakam
larutan air perasan jeruk nipis dan hasil yang diperoleh adalah kadar Pb yang
masih di bawah ambang batas adalah pada sampel yang di beri kadar 100%
9
air perasan jeruk nipis dengan lama perendaman bekisar 45 menit dan 60
45 menit adalah 0,433 ±0,012 dan untuk perendaman 60 menit adalah 0,082
pemberian air perasan jeruk nipis kadar 100% dengan kisaran waktu lama
perendaman yaitu 45 menit dan 60 menit dan menunjukkan hasil bahwa kadar
0,155 ± 0,041 dan perendaman 60 menit adalah 0,057 ± 0,012 mg/Kg. dengan
ini, Disimpulkan dengan adanya pemamfaaran larutan asam sitrat maka kita
bisa menurunkan kadar logam seperti Pb, Cd, dan Cu pada daging kerang
hijau.
terhadap variabel kenampakan, rasa dan bau. Dari hasil penelitian tersebut
maka dapat diketahui bahwa dari banyaknya penurunan kadar kadmium dan
dapat menurunkan kadar logam berat daging kerang manis. Adapun selisih
rerata hasil analisis kadar awal Pb daging kerang dan sesudah perendaman
penurunan kadar timbal (Pb) yang paling mendekati K (-) sebesar 15,95%.
timbal (Pb) paling besar (38,58%) dibandingkan P1 dan P2.Hasil uji ANOVA
10
yang terkait dengan kualitas air di Pantai Losari didapatkan hasil bahwa
kondisi air di kawasan tersebut sudah sudah tidak memenuhi syarat lagi. Dari
hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan uji kualitas air laut di titik laut
Losari dan Gussung Tallang, ditemukan hasil bahwa kondisi air di tempat
pula bahwa beberapa titik tersebut juga sudah melewati baku mutu. Dampak
buruk terhadap kualitas air akibat Materi yang sudah tersuspensi ini dapat
Pantai Losari memiliki padatan tersuspensi Total (TSS) yang sudah melebihi
ambang batas. Dimana kita ketahui ambang batas yaitu 23 ppm sedangkan
untuk pantai losari berkisar antara 49,2 ppm bahkan sempat mencapai 104-
Pada tahun 2014 penelitian lain dengan hasil yang sama dilakukan
logam berat di perairan daerah sekitar muara Sungai Tallo berkisar 0,097 ppm
dan pada kawasan Metro Tanjung Bunga memiliki kandungan Timbal (Pb)
11
tentang baku mutu air laut, dan ambang batas logam berat timbal Pb pada air
laut untuk kawasan wisata bahari adalah 0,005 ppm, sedangkan pada biota
laut 0,008 ppm serta pada perairan pelabuhan adalah 0,05 ppm. Dari hal ini,
kita dapat menyimpulkan bahwa perairan pesisir di muara sungai Tello dan
sekitar kawasan Metro Tanjung Bunga sudah berada di atas ambang batas
normal untuk wisata bahari, biota laut serta pada kategori perairan pelabuhan.
Dari beberapa penelitian diatas, kita ketahui bahwa biota laut seperti
Akan tetapi jika hal tersebut terus dibiarkan maka perlu adanya kewaspadaan
karema logam berat timbal Pb dalam biota laut bersifat non-esential (tidak
keberadaan logam berat seperti Timbal (Pb) pada kerang di daerah tersebut
tubuh manusia apalagi apabila dikomsumsi dalam jangka waktu yang cukup
lama. Oleh sebab itu, maka akan dilakukan penelitian eksperimen lanjut
untuk melihat penurunan kadar timbal (Pb) pada kerang dengan berbagai
B. Rumusan Masalah
sehingga jenis kerang ini jika dikomsumsi masih dalam keadaan aman.
Tetapi, logam berat timbal (Pb) tersebut dapat terakumulasi oleh tubuh
diperlukan cara alternatif untuk mengurangi kadar Timbal (Pb) pada Kerang
dara (Anadara granosa) yaitu salah satunya adalah dengan cara merendam
kerang tersebut pada larutan jeruk nipis sebelum dimasak dan dikomsumsi.
C. Hipotesis
kerang dara.
1. Ada pengaruh konsentrasi larutan asam jeruk nipis 50%, 75%, dan
dara.
13
D. Kajian Pustaka
NAMA
METODE
PENELITI,
JUDUL (DESAIN,VARIABEL HASIL PENELITIAN
LOKASI,
PENELITIAN)
TAHUN
Tempat asam jeruk nipis dan lama Quasi eksperimen rata-rata kadar Pb sebelum
ikan tambak terhadap penurunan kadar Penurunan kadar logam ug/lt, setelah perlakuan
lorok logam berat timbal (Pb) berat timbal (Pb) yaitu 56,847 ug/lt dengan
Semarang, dalam daging kerang hijau Variabel Bebas : nilai terendah 15,6 ug/lt.
45,5917%.
Fatinah Efektifitas air perasan buah Dasain Penelitian : Hasil pengukuran yang
Nisman, jeruk nipis ( citrus aurantiifolia Eksperimen murni diperoleh terdapat pengukuran
perairan cristm & panzer swingle) Variabel Terikat kadar kadar Pb, Cd dan Cu
kalibaru terhadap penurunan kadar penurunan kadar logam pada daging kerang hijau
Cilincing, logam timbal (Pb), Cadmium timbal (Pb), Cadmium dengan perendaman air
Jakarta (Cd) dan tembaga (Cu) pada (Cd) dan tembaga (Cu) perasan jeruk nipis diperoleh
14
Utara, 2012 daging kerang hijau (perna pada daging kerang hijau kadar Pb dibawah ambang
Sinaga, kadar cadmium (Cd) pada True experimental setelah direndam dengan
pinggiran kerang darah (anadara Variabel Terikat : larutan jeruk nipis 0%
Pantai granosa) dengan perendaman Penurunan kadar logam selama 15 menit terjadi
edan, 2013 Jeruk nipis (citrus pada kerang darah sedangkan selama 30 menit
Sedangkan perendaman
30 menit menghasilkan
konsentrasi 0% (0,5896 ±
Cd (p = 0,236). Terdapat
(p = 0,001) rerata
ppm).
selama 30 menit.
Pesisir Kota Kerang Darah Pada Besaran Risiko Hg 1,346 mg/kg, sedangkan
Makassar, Masyarakat Di Wilayah pada Responden yang pada kerang darah berkisar
2014 Pesisir Mengonsumsi Ikan antara 0,772-3,111 mg/kg.
responden yang
mengonsumsi ikan
darah 568,39.
perairan Baronang (Siganus Spinus) Variabel Terikat : timbal pada air laut di
Kelurahan Barombong
berkisar 1,023–1,761
berkisar 0,967–1,754
mg/Kg.
Payung, Berat Timbal (Pb) Pada Variabel Terikat : logam Pb dalam sedimen di
pesisir kota (Anadara Sp) di wilayah pesisir kota berkisar 7,854 – 8,367
(0,194 mg/kg).
E. Definisi Operasional
yang di gunakan dalam judul penelitian ini. Maka batasan setiap variable,yaitu :
Dalam penelitian ini dilihat dari banyaknya larutan asam jeruk nipis
untuk setiap sampel daging kerang dara dengan konsentrasi 50%, 75%
dan 100%..
Kriteria objektif :
a) Satuan : %
b) Skala : ordinal
2. Lama perendaman
19
dibutuhkan untuk kontak antara larutan asam jeruk nipis dengan Pb yang
terkandung dalam kerang dara , dalam penelitian ini waktu perendaman yaitu
a) Satuan : mg/kg
b) Skala : Rasio
Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah selisih kadar logam berat
a) Satuan : mg/kg
b) Skala : Rasio
5. Control 0%
a) Satuan :%
b) Skala : Ordinal
F. Tujuan Penelitian
20
1. Tujuan Umum
kadar Timbal (Pb) pada Kerang dara (Anadara granosa) dengan variasi
2. Tujuan Khusus
dara (Anadara granosa) dengan konsentrasi 50% selama 15, 30, dan
60 menit
60 menit
dan 60 menit
nipis yang paling efektif dalam menurunkan kadar Timbal (Pb) pada
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
penurunan kadar timbal (Pb) pada kerang Kerang dara (Anadara granosa)
pencemaran logam berat yaitu Timbal (Pb) yang berasal dari wilayah
sekitar.
2. Manfaat Praktis
dara (Anadara granosa) sebelum dimasak dengan larutan jeruk nipis yang
mudah didapat.
bagi peneliti dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat serta