Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANFAAT DAN MODEL PENGAJARAN MIKRO

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Praktik Pembelajaran Mikro
yang dibina oleh Drs. Made Wena, M.Pd., M.T

Oleh:
Muallifatun Nurul Fitriyah 170521626105
Muhammad Wildan Wardoyo 170521626084
Tika Ratna Sari 170521626018
Rizki Muwafiqurrohman 170521626061
Yuzidil Arham 170521626069

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
AGUSTUS 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjarkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat terwujud.
Makalah matakuliah Praktik Pengajaran Mikro ini hanya berisi teori
tentang Manfaat dan Model Pengajaran Mikro. Tak lupa saya ucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah Praktik Pengajaran Mikro yaitu
beliau Drs. Made Wena, M.Pd., M.T yang telah membimbing dalam
penyusunan tugas ini.
Diharapkan tugas ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
pembaca untuk mempermudah pengetahuan.

Malang, 22 Agustus 2019


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ....................................................................................... ii


Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Manfaat Pengajaran Mikro.............................................................................. 3
2.1.1 Manfaat bagi mahasiswa ...................................................................... 4
2.1.2 Manfaat bagi guru ................................................................................ 4
2.1.3 Manfaat bagi observer/supervisor ........................................................ 4
2.2 Model Pengajaran Mikro................................................................................. 5
2.3 Skenario Pelaksanaan Pengajaran Mikro ........................................................ 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks, dalam pembelajaran


menyatukan komponen-komponen pembelajaran secara terintegrasi, antara lain
seperti: tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai siswa, materi yang
akan menjadi bahan ajar bagi siswa, metode, media dan sumber pembelajaran,
evaluasi, siswa, guru dan lingkungan pembelajaran lainnya. Setiap unsur
pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang khusus dan
antara satu komponen dengan komponen lainnya saling terkait dan mempengaruhi
dalam suatu proses pembelajaran secara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang diharapkan.

Mengingat kompleksnya proses pembelajaran, maka bagi setiap mahasiswa


calon guru maupun bagi yang telah menduduki jabatan profesi guru, kemampuan
mengajar selalu harus dilatih dan dikembangkan, sehingga dapat diperoleh
kemampuan yang maksimal dan profesional.

Pengajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para calon guru agar
memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat mendalami
makna dan strategi yang akan digunakan pada suatu proses pembelajaran. Tenaga
pendidik tentunya harus terus berlatih keterampilan tersebut satu demi satu.

Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan para calon guru atau untuk
meningkatkan kemampuan para guru dalam menghadapi tugas pembelajaran yang
serba komplek itu, dapat dilakukan melalui suatu proses latihan atau pembelajaran
dengan menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang lebih
disederhanakan atau yang lebih populer disebut dengan pembelajaran mikro (micro
teaching).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
Rumusan Masalah dalam makalah.
1. Apa pengertian pengajaran mikro?
2. Apa latar belakang pengajaran mikro?
3. Apa manfaat pengajan mikro?
4. Bagaimana model pelaksanaan pengajaran mikro ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
Tujuan dalam makalah
1. Menjelaskan pengertian pengajaran mikro
2. Menjelaskan latar belakang pengajaran mikro
3. Menjelaskan manfaat pengajaran mikro
4. Menjelaskan model pelaksanaan pengajaran mikro.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manfaat pengajaran mikro

Menurut amanat undang-undang no. 20 tahun 2003, undang-undang no. 14


tahun 2005 dan PP no. 19 tahun 2005, bahwa setiap guru harus memiliki empat
kompetensi. Oleh karena itu penggunaan model pembelajaran mikro bertujuan
untuk mempersiapkan, membina, dan meningkatkan keempat komepetensi
tersebut, yaitu: 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3)
kompetensi profesional, dan 4) kompetensi sosial.
Untuk memahami manfaat pembelajaran mikro sebagai salah satu pendekatan
pembelajaran dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan keterampilan
mengajar. Pembelajaran mikro sebagai salah satu bentuk inovasi atau pembaharuan
untuk mempersiapkan, membina dan meningkatkan mutu guru, tentu saja terdapat
unsur-unsur baru dalam cara membina dan meningkatkan kemampuan guru
dibandingkan dengan pendekatan yang dilakukan sebelum munculnya
pembelajaran mikro.
Dikatakan oleh Allen dan Ryan “Micro teaching allows for the increased
control of practice”. Dengan pembelajaran mikro dimaksudkan untuk
meningkatkan kontrol terhadap setiap aspek yang dilatihkan, sehingga dari kontrol
tersebut akan diperoleh masukan yang berharga untuk meningkatkan kemampuan
profesionalismenya.
Dari hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan mengenai manfaat
pembelajaran mikro, ternyata model ini cukup efektif dalam mempersiapkan,
membina dan melatih meningkatkan mutu guru, terutama dalam hal penampilan
dan keterampilan mengajarnya (Brown, 1975). Oleh karena itu dengan adanya
pendekatan pembelajaran mikro menurut Joyce (1975) adalah sebagai upaya
merespon terhadap kekurangan dan rasa prustasi yang dikembangkan pendidikan
guru sebelumnya (responded to a wider feeling of frustation).

3
Dilihat dari hakikat pembelajaran mikro seperti telah diuraikan sebelumnya,
maka manfaat dari pembelajaran mikro terutama akan dirasakam oleh mahasiswa
calon guru, guru,
2.1.1 Manfaat bagi mahasiswa calon guru (pendidikan pre-service)
1) Setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari
setiap keterampilan mengajar yang harus dikuasainya secara lebih
terkendali dan terkontrol.
2) Setiap mahasiswa calon guru dapat mengetahui tingkat kelebihan
maupun kekurangannya dari setiap jenis keterampilan mengajar yang
harus dikuasainya.
3) Setiap mahasiswa calon guru dapat menerima informasi yang lengkap,
objektif dan akurat dari proses latihan yang telah dilakukannya
melewati pihak observer.
4) Setiap mahasiswa calon guru dapat melakukan proses latihan ulang
untuk memperbaiki terhadap kekurangan maupun untuk lebih
meningkatkan kemampuan yang telah dimilikinya.
2.1.2 Manfaat bagi para guru (pendidikan in-service)
1) Para guru baik secara mandiri maupun bersama-sama dapat berlatih
untuk lebih meningkatkan kemampuan mengajar yang telah
dimilikinya.
2) Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait
dengan keterampilan mengajar yang harus dikuasainya
3) Dapat dijadikan sebagai proses uji coba terhadap hal-hal yang baru,
seperti dalam penerapan metode, media, materi baru, atau jenis-jenis
keterampilan mengajar lainnya sebelum diterapkan dalam proses
pembelajaran yang sebenarnya.
2.1.3 Manfaat bagi Observer
Observer adalah seseorang yang berperan membantu guru dalam
pengembangan situasi belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang
lebih baik.

4
1) Dapat memperoleh data yang objektif dan komprehensif tingkat
kemampuan para calon guru maupun para guru dalam hal kemampuan
mengajar yang harus dikuasai sesuai dengan tuntutan profesinya.
2) Dapat memberikan masukan, saran maupun solusi yang akurat,
karena didasarkan pada data atau informasi yang lengkap sesuai hasil
pengamatan dari pembinaan melalui pembelajaran mikro yang telah
dilakukannya.
3) Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan yang lebih tepat
bagi pengembangan karir setiap mahasiswa maupun para guru yang
menjadi binaannya.
4) Sebagai bahan masukan untuik membuat kebijakan dalam melakukan
proses pembinaan terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas
penampilan guru.
2.2 Model Pembelajaran Mikro
Adapun materi langkah-langkah atau prosedur yang harus dilakukan ketika
melaksanakan pembelajaran mikro melalui pendekatan atau model pembelajaran
mikro bertujuan untuk:
1. Menganalisis dan memahami tahap-tahap persiapan sebagai pra-
pembelajaran mikro, yang harus dilakukan oleh para calon atau para guru
yang akan berlatih melaksanakan pembelajaran melalui pembelajaran mikro.
2. Menganalisis dan memahami tahap pelaksanaan pembelajaran mikro, sebagai
bagian dari pendekatan pembelajaran untuk mempersiapkan, membina dan
meningkatkan keterampilan mengajar.
3. Memahami upaya tindak lanjut yang harus dilakukan oleh setiap peserta,
sebagai tahap akhir dari rangkaian kegiatan pembelajaran mikro.
Pengajaran mikro merupakan Real Teaching, tetapi dalam skala mikro.
Karakteristik yang khas dalam pengajaran mikro adalah komponen - komponen
dalam pengajaran yang dimikrokan atau disederhanakan. Dalam pengajaran
sesungguhnya (Real Teaching) lingkup pembelajaran biasa tidak dibatasi, tetapi di
Micro-Teaching terbatas pada satu kompetensi dasar atau satu hasil belajar dan satu
materi pokok bahasan tertentu; demikian pula alokasi waktunya juga terbatas antara

5
10 – 15 menit, jumlah siswa juga dikecilkan hingga berkisar 10 – 15 siswa, serta
keterampilan dasar yang dilatihkan juga terbatas.
Dengan demikian, ciri khas Micro-Teaching adalah : “Real-Teaching yang di-
mikro-kan meliputi jumlah siswa, alokasi waktu, fokus keterampilan, kompetensi
dasar, hasil belajar dan materi pokok pembelajaran yang terbatas”.
Pelaksanaan pengajaran mikro pada prinsipnya merupakan realisasi pola-pola
pengajaran yang sesungguhnya (Real Teaching) yang didesain dalam bentuk mikro.
Setiap calon Guru/Dosen membuat persiapan mengajar yang kemudian
dilaksanakan dalam proses pembelajaran bersama siswa/teman sejawat (Peer
Teaching) dengan setting kondisi dan konteks Kegiatan Belajar Mengajar yang
sesungguhnya. Berikut ini disajikan daftar komponen mengajar yang dimikrokan
dibandingkan dengan pengajaran yang normal:

Tabel Perbandingan Micro Teaching dengan Real Teaching

Penyederhanaan komponen pengajaran sebagai karakteristik pengajaran mikro


(Micro-Teaching) didasarkan pada asumsi – asumsi sebagai berikut ini :
1. Seluruh komponen keterampilan dasar mengajar akan dapat dikuasai secara
mudah apabila terlebih dahulu menguasai komponen keterampilan dasar
mengajar tersebut secara terpisah (terisolasi) satu demi satu.
2. Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan, memungkinkan perhatian
praktikan terarah pada keterampilan yang dilatihkan.
3. Penyederhanaan situasi dan kondisi dengan bantuan VTR memudahkan
observasi dan bermanfaat untuk umpan balik (Feed Back).

6
Mengajar adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan peng-integrasi-an
secara utuh dari berbagai komponen kemampuan. Komponen kemampuan tersebut
dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
Sebagian kemampuan tersebut telah dibentuk secara bertahap melalui penyampaian
teori - teori tentang prinsip - prinsip Belajar dan Pembelajaran, Strategi Mengajar,
Rancangan Instruksional, Media Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, dan
sebagaianya.
Guru/Dosen pemula dianggap menguasai materi dan sistem penyampaiannya,
tiba saatnya untuk berlatih menguasai keterampilan dasar mengajar, yaitu
keterampilan yang bersifat generik yang harus dikuasai oleh semua calon
Guru/Dosen. Komponen keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan dalam
pengajaran mikro (Micro-Teaching) menurut hasil penelitian Tumey (1973)
terdapat 8 (Delapan) keterampilan yang sangat berperan dalam Kegiatan Belajar
Mengajar. Kedelapan Keterampilan tersebut antara lain :
1. Keterampilan Dasar Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and
Closure)
2. Keterampilan Dasar Menjelaskan (Explaining Skills)
3. Keterampilan Dasar Mengadakan Variasi (Variation Skills)
4. Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan (Reinforcement Skills)
5. Keterampilan Dasar Bertanya (Questioning Skills)
6. Keterampilan Dasar Mengelola Kelas
7. Keterampilan Dasar Mengajar Perorangan/Kelompok Kecil
8. Keterampilan Dasar Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

7
2.3 Skenario Pelaksanaan Pembelajaran Mikro

Bagan tersebut menggambarkan pembagian tugas yang terlibat dalam


pembelajaran mikro, yaitu: Pertama guru, yaitu seseorang yang memerankan
sebagai guru yang sedang melakukan latihan mengajar melalui pendekatan
pembelajaran mikro; Kedua siswa, yaitu kelompok yang memerankan sebagai
siswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran; dan ketiga observer atau
supervisor, yaitu seseorang yang bertugas untuk mengamati terhadap proses latihan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang sedang berlatih. Secara cermat pihak
observer atau supervisor mengamati dan mencatat kejadiankejadian penting selama
proses pembelajaran berlangsung. Sebaiknya agar dapat mendokomentasikan
secara lengkap seluruh aktivitas atau kejadian selama pembelajaran berlangsung,
sebaiknya dilengkapi alat perekaman vedeo. Tugas observer selain mencatat hal-
hal penting, diakhir pembelajaran adalah yang memberikan masukan, saran, dan
solusi untuk lebih meningkatkan penampilan yang sedang berlatih. Oleh karena itu
seseorang yang menjadi observer, harus yang sudah memiliki pengalaman lebih
dibidangnya, sehingga dapat memberikan masukan yang maksimal.

8
Apabila setiap tahap kegiatan dalam persiapan pembelajaran mikro telah
dilakukan, rencana pembelajaran mikro seperti telah dijelaskan di atas telah dibuat,
maka kegiatan berikutnya calon guru atau peserta yang akan berlatih (trainee) telah
siap untuk melakukan kegiatan inti (praketk) pembelajaran mikro. Oleh karena itu
yang dimaksud dengan kegiatan inti pembelajaran mikro yaitu pelaksanaan praktek
tampil mengajar dalam kelas atau di laboratorium sesuai dengan hakikat
pembelajaran mikro yang sudah di bahas sebelumnya. Praktek latihan mengajar
yang dilakukan melalui pendekatan pembelajaran mikro, adalah mengajar yang
sebenarnya. Dengan demikian setiap unsur atau pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran mikro harus memerankan dirinya secara logis dan otimal
layaknya seperti kegiatan pembelajaran yang sebenarnya.
Hal ini bertujuan terutama untuk mengkondisikan suasana pembelajaran yang
sebenarnya, agar calon guru atau guru yang sedang berlatih dapat melakukan proses
pembelajaran secara maksimal. Setiap anggota kelompok, sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing-masing mulai melakukan aktivitas pembelajaran mikro, yaitu
praktek melatih keterampilan dasar mengajar pada tempat yang sudah direncanakan
untuk pembelajaran mikro. Adapun pihak-pihak terkait dalam pembelajaran mikro,
serta tugas dan fungsi yang harus dijalankannya, pada intinya dapat dirinci sebagai
berikut: a) Pihak guru yang berlatih; b) Pihak siswa; c) Pihak Observer; d) Pihak
pembimbing atau dosen; dan e) Sarana dan fasilitas pendukung Setiap unsur atau
pihak yang terlibat dalam pembelajaran mikro harus mampu memerankan
fungsinya secara wajar dan diarahkan pada upaya membantu peserta yang berlatih
agar memiliki kemampuan atau kecakapan yang diharapkan.

9
Bagan tersebut menggambarkan langkah-langkah umum yang harus dilalui
oleh setiap peserta yang berlatih dan pihak-pihak lain yang terkait dalam
pelaksanaan pembelajaran mikro. Dengan mengikuti alur yang digambarkan dalam
bagan diatas, dan dilaksanakan dengan disiplin, bertanggung jawab dan
professional, maka model pembelajaran mikro dapat menjadi alternatif yang efektif
untuk melakukan proses pembelajaran atau latihan penampilan mengajar. Pertama,
membuat perencanaan yaitu rencana pembelajaran mikro yang akan berfungsi
sebagai pedoman umum bagi peserta yang akan berlatih. Selain itu perencanaan
yang dibuat peserta juga sebagai pegangan bagi observer, supervisor atau
pembimbing untuk melakukan tugas bimbingannya. Unsur-unsur perencanaan
pembelajaran mikro pada prinsipnya sama dengan perencanaan pembelajaran yang
biasa. Bedanya setiap unsur perencanaan pembelajaran mikro lebih
disederhanakan. Demikian pula dalam rumusan kompetensi atau indikator
pembelajaran yang harus dicapai, dirumuskan secara tegas kemampuan yang harus
dicapai dari setiap penampilan atau jenis keterampilan yang dilatihkan. Kedua,
kegiatan mengajar yaitu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat. Pada saat melaksanakan pembelajaran, setiap
peserta yang berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro, harus melakukan
proses pembelajaran seperti biasa yang terjadi dalam pembelajaran pada umumnya.

10
Bedanya proses pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran mikro sifatnya
lebih disederhanakan dan dilakukan terhadap teman sejawat (feer teaching). Ketiga,
fokus pada jenis keterampilan; yaitu guru yang berlatih mengajar melalui
pendekatan pembelajaran mikro, selalu memfokuskan pada jenis keterampilan yang
dilatihkan. Misalnya Tina ingin melatih “keterampilan bertanya” dalam latihan
penampilan mengajarnya. Oleh karena itu dari mulai kegiatan pembukaan,
dilanjutkan dengan kegiatan inti sampai pada kegiatan penutup pembelajaran,
“kegiatan bertanya” selalu mendominasi proses pembelajaran karena keterampilan
bertanya yang menjadi fokus latihannya. Untuk mendapatkan informasi yang
lengkap terhadap keterampilan bertanya yang sedang dilatihkannya, maka pada saat
kegiatan berlangsung proses latihan, dilakukan kegiatan observasi atau pengamatan
secara teliti dan kalau memungkinkan dibantu dengan media perekam (video),
sehingga dapat memperoleh gambaran yang ril dari penampilan mengajarnya.
Keempat, diskusi yaitu proses membahas secara terbuka setiap aktivitas dan
permasalahan selama pembelajaran (latihan) berlangsung. Hal-hal yang
didiskusikan didasarkan pada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya, dan dihubungkan dengan aktivitas pelaksanaannya. Dalam diskusi
masalah utama yang harus dibahas terutama difokuskan pada jenis keterampilan
yang dilatihkan. Kelebihan dan kekurangan, secara objektif, transparan dan penuh
tanggung jawab dikemukakan dan dibahas,sehingga setiap yang berlatih
mendapatkan masukan dari kegiatan diskusi tersebut. Secara teknis sebelum diskusi
dilangsungkan terlebih dahulu melihat tayangan (kalau kegiatan itu direkan),
kemudian penyampaian komentar dari pihak observer sesuai dengan hasil
pengamatannya, dan setelah itu diikuti dengan kegiatan diskusi untuk membahas
secara lebih mendalam dan komprehensif.
Pada saat diskusi akan berakhir beri kesempatan kepada peserta yang berlatih
untuk melakukan refleksi, agar peserta yang berlatih dapat membuat kesimpulan
sendiri, dan merencanakan tindak lanjut untuk memperbaikinya. Kelima, latihan
ulang yaitu mengulangi lagi kegiatan latihan yang didasarkan pada hasil masukan
dan rekomendasi yang telah diperoleh sebelumnya. Pada saat mengulangi lagi
untuk melakukan latihan, proses yang ditempuh sama dengan proses awal yaitu dari
membuat rencana pembelajaran mikro, pelaksanaan, dan diskusi tindak lanjut.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengajaran mikro merupakan pengajaran dalam skala kecil atau mikro yang
dirancang untuk mengembangkan ketrampilan baru dan memperbaiki
ketrampilan yang lama. Tujuan pengajaran mikro bagi mahasiswa adalah
memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan
dasar mengajar secara terpisah sedangkan bagi guru adalah guru mendapatkan
pengalaman mengajar yang bersifat individual demi perkembangan
profesinnya. Manfaat pengajaran mikro diantaranya adalah mengembangkan
dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar dan
mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah dalam waktu
praktik mengajar yang relatif singkat.
3.2 Saran
1. Bagi Guru
Dapat melaksanakan pembelajaran mikro. sehingga guru dapat terampil
melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta meningkatkan kemampuan
mengajar.
2. Bagi mahasiswa
Pembelajaran mikro diharapkan menjadi langkah awal melatih mahasiswa
sebagai tenaga pendidik atau calon guru .
3. Bagi Penulis
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan isi makalah di kemudian hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Allen-Ryan.1969. Micro Teaching. Sydney. Don Mills.Ontario.


Anonim. 2012. Hakekat Pembelajaran Micro Teaching, (Online),
(https://tanggem.wordpress.com/2012/04/04/hakekat-pembelajaran-micro
teaching/), diakses 24 Agustus 2019.
George, Brown.1975. Microteaching; a programme of teaching skills.Methuen
Sukirman, Dadang. 2015. Modul Micro-Teaching, (Online),
(https://chemistryeducation.uii.ac.id/2015/05/03-PEMBELAJARAN-
MIKRO-Kemenag.pdf), diakses 24 Agustus 2019.
Suwantikno, Tikky. 2007. Supervisi Guru, (Online),
(https://tikkysuwantikno.wordpress.com/2007/12/19/supervisi-guru/), diakses
24 Agustus 2019.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20. Thn 2003. Sistem Pendidikan
Nasional

13

Anda mungkin juga menyukai