Anda di halaman 1dari 48

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP…)

Sekolah : SMK Negeri 1 Kota Probolinggo


Mata Pelajaran : Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester : 10/ Gasal
Materi Pokok :Nilai-Nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan Pemerintahan
Negara.
Alokasi Waktu : 6 JP

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam tanah konkret dan tanah abstrak sesuai dengan
yang dipelajarai di sekolah dan sumber lainyang sama dalam sudut pandang teori.

2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No. KD Indikator
1. 1.3 Mensyukuri nilai-nilai Pancasila 1.3.1 Mensyukuri nilai-nilai toleran
dalam praktik penyelenggaraan dalam praktik penyelenggaraan
Pemerintahan Negara sebagai salah satu Pemerintah Negara sebagai salah satu
bentuk pengabdian kepada Tuhan yang bentuk pengabdian Tuhan yang Maha
Maha Esa Esa.

1.3.2 Menunjukan perilaku beriman


dalam pembelajaran nilai-nilai
Pancasila dalam praktik
penyelenggaraan Pemerintahan Negara
sebagai salah satu bentuk pengabdian
kepada Tuhan yang Maha Esa.

1.3.3 Menunjukkan nilai-nilai


ketaqwaan dalam prkatik
penyelenggaraan Pemerintah Negara
sebagai salah satu bentuk pengabdian
kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. 2.3 Menunjukkan sikap peduli terhadap 2.3.1 Menunjukkan penerapan nilai-
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam nilai Pancasila dalam kehidupan
kehidupan berbangsa dan bernegara. berbangsa dan bernegara.

2.3.2 Menunjukkan sikap peduli


terhadap sesama sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila

3. 3.3 Menganalisis nilai-nilai Pancasila 3.3.1 Menjelaskan sistem pembagian


dalam kerangka praktik pembagian kekuasaan Negara
penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.3.2 Menjelaskan kedudukan dan


fungsi Kementrian Negara dan non
Kementrian.
3.3.3 Mendiskusikan tentang Nilai-
nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Negara.
4. 4.3 Menyaji hasil analisis nilai-nilai 4.3.1 Membuat produk Mind Mapping
Pancasila dalam kerangka praktik tentang system pembagian pembagian
penyelenggaraan pemerintah Negara. kekuasaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

4.3.2 Menyusun hasil analisis tentang


kedudukan dan fungsi Kementrian
Negara dan non Kementrian.kekuasaan
Negara.

4.3.3 Menyusun hasil diskusi tentang


nilai-nilai Pancasila dalam
penyelanggaraan pemerintahan
Negara.

4.3.4 Menyajikan hasil produk Mind


Mapping tentang sistem pembagian
pembagian kekuasaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

4.3.5 Menyajikan hasil analisis tentang


kedudukan dan fungsi Kementrian
Negara dan non Kementrian Negara.

4.3.6 Menyjikan hasil diskusi tentang


nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
3. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1.3.1.1 Menunjukkan perilaku bersyukur terhadap nilai-nilai toleran dalam praktik
penyelenggaraan Pemerintah negara menurut UUD 1945 sebagai salah satu bentuk
pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa.
2.3.1.1 Menunjukkan perilaku penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan sekolah yang
sesuai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.3.2.1 Menunjukkan perilaku peduli terhadap sesame sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di
lingkungan sekolah.
3.3.1.1 Menjelaskan pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) menurut para ahli.
3.3.1.2 Menjelaskan pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) sebelum perubahan
(amandemen) UUD 1945
3.3.1.3 Menjelaskan pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) setelah perubahan
(amandemen) UUD NRI 1945
3.3.1.4 Menjelaskan pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) secara horizontal.
3.3.1.5 Menjelaskan pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) secara vertical.
4.3.1.1 Membuat produk Mind Mapping tentang system pembagian-pembagian kekuasaan
Negara sebelum perubahan (amandemen) UUD 1945
4.3.1.2 Membuat produk Mind Mapping tentang system pembagian-pembagian kekuasaan
Negara setelah perubahan (amandemen) UUD NRI 1945

Pertemuan 2
1.1.2.1 Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai praktik penyelenggaraan
Pemerintahan Negara yang berlandaskan keimanan sebagai salah satu bentuk
pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa
2.3.1.2 Menunjukkan perilaku penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan keluarga dan
tempat tinggalnya sesuai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.3.2.1 Menjelaskan kedudukan dan fungsi Kementrian Negara menurut UUD NRI 1945.
3.3.2.2 Menjelaskan kedudukan dan fungsi non Kementrian Negara menurut UUD NRI 1945.
4.3.2.1 Menyusun hasil laporan analisis tentang kedudukan dan fungsi Kementrian Negara
menurut UUD NRI 1945.
4.3.2.2 Menyusun hasil analisis tentang kedudukan dan fungsi non Kementrian Negara
menurut UUD NRI 1945.
4.3.5.1 Menyajikan hasil analisis tentang kedudukan dan fungsi Kementrian Negara.
4.3.5.2 Menyajikan hasil analisis tentang kedudukan dan fungsi non Kementrian Negara.

Pertemuan 3
1.1.3.1 Menunjukkan perilaku bertaqwa dalam nilai-nilai praktik penyelenggaraan
Pemerintah Negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan yang Maha
Esa
2.3.1.3 Menunjukkan perilaku penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan masyarakat
sesuai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.3.3.1 Menjelaskan nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan.
3.3.3.2 Bertukar pikiran dengan kelompok lainnya dari hasil diskusinya mengenai nilai-nilai
Pancasila dalam penyelenggraraan Pemerintahan.
4.3.3.1 Menyusun hasil diskusi tentang nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Negara.
4.3.6.1 Menyajikan presentasi hasil diskusi tentang nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Negara.

4. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
 System pembagian-pembagian kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia:
a. Menurut para ahli
b. Pembagian kekuasaan secara horizontal
c. Pembagian kekuasaan secara vertical.
d. Pembagian kekuasaan sebelum dan sesudah amandemen menurut UUD NRI 1945
 Kedudukan dan fungsi Kementrian Negara dan non Kementrian:
a. Tugas kementrian Negara Republik Indonesia.
b. Klasifikasi Kementrian Negara Republik Indonesia
c. Lembaga pemerintah non kementrian.
 Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan.

2. Materi Pembelajaran Pengayaan


 Perbedaan kinerja Lembaga-lembaga kekusaan Negara Republik Indonesia pada
sebelum dan sesudah amandemen.
3. Materi Pembelajaran Remidial

5. Metode Pembelajaran
a. Pertemuan 1
Metode : Mind Mapping
b. Pertemuan 2
Metode : TGT
c. Pertemuan 3
Metode : Jigsaw

6. Media dan Bahan


a. Pertemuan 1
Papan tulis, LCD proyektor, laptop, spidol berwarna, kertas manila, buku sebagai sumber
belajar.
b. Pertemuan 2
Papan tulis, LCD proyektor, laptop, dan buku sebagai sumber belajar.
c. Pertemuan 3
Papan tulis, LCD proyektor, laptop, dan buku sebagai sumber belajar.

7. Sumber Belajar
a. Nuryadi, S.Pd. & Tolib, S.Pd. M.M. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas 10 SMA/SMK. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
b. Jurnal
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 7 N0. 3, Sept – Des. 2013, ISSN 1978-5186.
Implikasi Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 Terhadap Sistem Ketatanegaraan
Indonesia.
c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
d. Makalah
e. Artikel
f. Internet
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 JP)
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru masuk kelas memberikan salam, menanyakan kabar dan mengajak siswa
menyanyikan lagu nasional.
2. Sebelum pelajaran berlangsung guru mengajak siswa membaca doa terlebih dahulu.
3. Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu tentang
Pembagian-pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia sebelum dan sesudah
amanemen UUD NRI 1945.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa harus memahami system
Pembagian-Pembagian kekuasaan Negara Republik Indonesia menurut para ahli,
pembagian kekuasaan secara horizontal, dan pembagian kekuasaan secara vertical.
5. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dengan teknik yang akan digunakan ialah pengamatan, tes lisan, dan praktik.

Kegiatan Inti (80 Menit)


1. Guru menyampaikan secara umum tentang Pembagian-Pembagian Kekuasaan Negara
Republik Indonesia secara umum.
2. Guru memberikan arahan kepada siswa untuk membentuk 3 kelompok dalam satu kelas
yang nantinya akan berdiskusi tentang:
a. Pembagian-pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) menurut para ahli,
b. Pembagian-pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) sebelum perubahan
(amandemen) UUD 1945 dan pembagian-pembagian kekuasaan (Lembaga Negara)
setelah perubahan UUD NRI 1945.
c. pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) secara horizontal dan pembagian kekuasaan
(Lembaga Negara) secara vertical.
3. Semua kelompok wajib mempelajari materi tersebut.
4. Siswa diberikan penugasan membuat bagan tentang “Pembagian-Pembagian kekuasaan
(Lembaga Negara) sebelum perubahan (amandemen) UUD 1945 dan setelah perubahan
(amandemen) UUD NRI 1945.
5. Diharapkan siswa mampu membuat bagan seperti:

Gambar 8.1 Susunan Pemerintahan sebelum perubahan (Amandemen) UUD 1945

Gambar 8.2 Susunan Pemerintahan setelah perubahan (Amandemen) UUD NRI 1945
6. Guru menyampaikan bahwa tugas Mind Mapping dikerjakan secara berkelompok dan
akan dikumpulkan 2 minggu dari pertemuan hari ini.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


1. Guru memberikan evaluasi mengenai proses pembelajaran Mind Mapping.
2. Guru menyampaikan simpulan.
3. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil membuat Mind Mapping
sesuai dengan sumber yang ada (UUD NRI 1945)
4. Guru menginformasikan rencana pembelajaran untuk petemuan berikutnya.
5. Siswa dianjurkan berdoa setelah melakukan kegiatan pembelajaran sebelum guru
meninggalkan ruang kelas.

 Pertemuan 2 (2 JP)
Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru masuk kelas memberikan salam, menanyakan kabar dan mengajak siswa
menyanyikan lagu nasional.
2. Sebelum pelajaran berlangsung guru mengajak siswa membaca doa terlebih dahulu.
3. Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu tentang
Pembagian-pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia sebelum dan sesudah
amanemen UUD NRI 1945.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa harus memahami
kedudukan dan fungsi kementrian dan non kementrian negara.
5. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dengan teknik yang akan digunakan ialah pengamatan, tes lisan, dan praktik.

Kegiatan Inti (70 Menit)


1. Guru menyampaikan secara umum tentang kedudukan serta fungsi kementrian negara dan
non kementrian negara
2. Guru membentuk 3 kelompok
3. Setiap kelompok diberi waktu untuk mereview kembali apa yang telah disampaikan oleh
guru.
4. Guru akan menyampaikan aturan main dari pembelajaran TGT:
a. Setiap kelompok nantinya akan mendapatkan pertanyaan wajib dan pertanyaan tidak
wajib
b. Pertanyaan wajib yaitu pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada salah satu
kelompok yang sifatnya wajib dijawab. Jika jawaban tepat dan benar maka kelompok
tersebut akan mendapatkan skor 100, jika kurang tepat nilai menyesuaikan dengan
jawaban dari masing-masing kelompok tersebut.
c. Pertanyaan tidak wajib yaitu, pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada salah satu
kelompok, jika kelompok tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut maka pertanyaan
dapat dilemparkan pada kelompok selanjutnya.
d. Game berlangsung dengan 1 pertanyaan wajib dan 1 pertanyaan tidak wajib pada
masing-masing kelompok
 Pertanyaan wajib
1) Apa yang dimaksud dengan Kementrian Negara Republik Indonesia?
2) Apa yang dimaksud dengen non Kementrian Negara Republik Indonesia?
3) Apa berbedaan yang paling mendasar dari Kementrian Negara dan non
Kementrian Negara Republik Indonesia?
 Pertanyaan tidak wajib
1) Bagaimana tugas dari non Kementrian Negara Republik Indonesia?
2) Sebutkan Lembaga yang termasuk kedalam Kementrian Negara Republik
Indonesia
3) Sebutkan Lembaga yang termasuk kedalam non Kementrian Negara Republik
Indonesia.
e. Guru memberikan skor sesuai dengan jawaban dari masing-masing kelompok.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


1. Guru memberikan evaluasi mengenai diskusi dan tanya jawab yang telah dilakukan.
2. Guru menyampaikan simpulan tanya jawab tersebut.
3. Guru memberikan apresiasi nilai lebih kepada kelompok yang memperoleh skor tinggi.
4. Guru menginformasikan rencana pembelajaran untuk petemuan berikutnya, yaitu tentang
nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan.
5. Siswa dianjurkan berdoa setelah melakukan kegiatan pembelajaran sebelum guru
meninggalkan ruang kelas.

Pertemuan 3 (2 JP)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru masuk kelas memberikan salam, menanyakan kabar dan mengajak siswa
menyanyikan lagu nasional.
2. Sebelum pelajaran berlangsung guru mengajak siswa membaca doa terlebih dahulu.
3. Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu tentang
kedudukan dan fungsi Kementerian Negara dan Non Kementrian Negara Republik
Indonesia.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa harus memahami
kedudukan dan fungsi kementrian dan non kementrian negara.
5. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dengan teknik yang akan digunakan ialah pengamatan, tes lisan, dan praktik.

Kegiatan Inti (70 Menit)


1. Guru menyampaikan secara umum tentang nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
Pemerintahan.
2. Siswa dikelompokkan ke dalam = 5 anggota tim
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
a. Nilai dan makna Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan sila 1
b. Nilai dan makna Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan sila 2
c. Nilai dan makna Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan sila 3
d. Nilai dan makna Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan sila 4
e. Nilai dan makna Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan sila 5
4. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
5. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
6. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
7. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
8. Guru memberi evaluasi

Kegiatan Penutup (10 Menit)


1. Guru memberikan evaluasi mengenai diskusi yang telah dilakukan.
2. Guru menyampaikan simpulan materi nilai nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
Pemerintahan tersebut.
3. Guru memberikan apresiasi nilai lebih kepada kelompok yang aktiv.
4. Guru menginformasikan rencana pembelajaran untuk petemuan berikutnya.
5. Siswa dianjurkan berdoa setelah melakukan kegiatan pembelajaran sebelum guru
meninggalkan ruang kelas

Penilaian
1. Teknik Penilaian.
a. Kompetensi Sikap Spiritual
1. Observasi/Jurnal Perkembangan Sikap
No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Observasi Jurnal Terlampir Saat pembelajaran, Penilaian untuk dan
maupun di luar pencapaian
pembelajaran yang pembelajaran
teramati. (assessment for and of
learning)

b. Kompetensi Sikap Sosial.


1. Observasi/Jurnal Perkembangan Sikap
No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1 Observasi Jurnal Terlampir Saat Penilaian untuk dan
pembelajaran pencapaian pembelajaran
berlangsung (assessment for and of
learning)

c. Kompetensi Pengetahuan.
1) Penugasan
a. Essay dan
b. Pilihan Ganda

No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan


Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Penugasan Tugas Terlampir Saat Penilaian untuk
tertulis pembelajaran pembelajaran (assessment for
berbentuk berlangsung learning) dan sebagai
a. Essay pembelajaran (assessment as
b. Pilihan learning)
Ganda

d. Kompetensi Keterampilan.
1) Praktik
2) Produk
No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Praktik Tugas Terlampir Saat Penilaian untuk, sebagai,
Menemukan pembelajaran dan/atau pencapaian
masalah dan berlangsung pembelajaran
No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
solusi (assessment for, as, and
pemecahannya of learning)
2 Produk Tugas Terlampir Saat dan Penilaian untuk, sebagai,
Membuat setelah dan/atau pencapaian
poster/slogan pembelajaran pembelajaran
sebagai bentuk berlangsung (assessment for, as, and
kampanye of learning)
“Lembaga
Negara”

2. Pembelajaran Remedial.
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dalam bentuk; 1) bimbingan perorangan
jika peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, maksimal 20%; 2) belajar kelompok
jika lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%; dan 3) pembelajaran ulang diakhiri dengan
penilaian jika peserta didik yang belum tuntas 50% atau lebih.
3. Pembelajran Pengayaan.
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pengayaan dalam bentuk penugasan untuk melakukan pengamatan
terhadap proses persidangan di pengadilan.

Mengetahui …..…………… 2018


Kepala SMP . . . Guru Mapel PPKn

………………….. ………………………
NIP. NIP.
Lampiran 1

1. Penilaian Kompetensi Sikap


a. Indikator Sikap yang dikuatkan.
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Semester 1
Materi Pokok :Pembagian-Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
Indikator Pencapaian Sikap yang
No Indikator Sikap
Kompetensi Dikuatkan
1.3.1 Mensyukuri nilai-nilai a. Senantiasa mengucapkan Bersyukur
toleran dalam praktik Alhamdulillah dan merasa orang
penyelenggaraan Pemerintah yang palin beruntung menerima
Negara sebagai salah satu pembelajaran nilai-nilai Pancasila
pengabdian kepada Tuhan yang dalam praktik Pemerintah
Maha Esa. Negara.
b. Menebarkan senyuman dan
kebahagiaan sebagai indicator
siswa senantiasa bersyukur atas
segala sesuatu.

1.3.2 Menunjukan perilaku c. Menjalankan Ibadah Sholat Beriman


beriman dalam pembelajaran d. Senantiasa menjaga tutur kata,
nilai-nilai Pancasila dalam pikiran, serta perbuatan agar tidak
praktik penyelenggaraan menyakiti orang lain sesuai
Pemerintahan Negara sebagai dengan nilai-nilai Pancasila
salah satu bentuk pengabdian e. Berperilaku jujur pada setiap
kepada Tuhan yang Maha Esa. pembelajaran berlangsung
Indikator Pencapaian Sikap yang
No Indikator Sikap
Kompetensi Dikuatkan
1.3.3 Menunjukkan nilai- f. Berdoa sebelum pembelajaran Bertaqwa
nilai ketaqwaan dalam prkatik berlangsung
penyelenggaraan Pemerintah g. Berdoa setelah pembelajaran
Negara sebagai salah satu berlangsung
bentuk pengabdian kepada h. Tidak mengeluh
Tuhan yang Maha Esa. i. Saling membantu antar teman
2.3.1 Menunjukkan penerapan a. Berani mengakui kesalahan yang Tanggung-
nilai-nilai Pancasila dalam dilakukan. jawab
kehidupan berbangsa dan b. Meminta maaf atas kesalahan Percaya diri
bernegara yang telah dilakukan
2.3.2 Menunjukkan sikap c. Mengerjakan tugas yang
peduli terhadap sesame sesuai diberikan guru.
dengan nilai-nilai Pancasila d. Percaya diri saat mengerjakan
tugas sesuai dengan
kemampuannya.

b. Kisi kisi Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Semester I
Materi Pokok : Nilai-Nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
Pemerintahan Negara

No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Pelaksanaan
1 Observasi Observasi Terlampir Saat Penilaian untuk
Pembelajaran dan pencapaian
Berlangsung pembelajaran
c. Contoh Instrumen dan Cara Penggunaannya

Lembar Observasi Sikap Spiritual


Lampiran 1

Petunjuk

1. Lembar observasi ini digunakan untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku spiritual yang
dikuatkan sesuai kisi-kisi yang disusun, selama pembelajaran berlangsung.
2. Tulislah sikap atau perilaku peserta didik yang dikategorikan positif atau negative yang
teramati, secara ringkas, dan jelas pada kolom catatan perilaku.
3. Tuliskan nama-nama peserta didik yang menunjukkan perilaku tersebut dan kapan
peristiwa tersebut terjadi.
4. Kategorikan perilaku yang ditampilkan peserta didik tersebut sebagai butir nilai yang
sesuai.
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Semester I
Materi Pokok : Nilai-Nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
Pemerintahan Negara

Nama Tindak
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa Lanjut
1.

2.
4
3.
4.
5

Lampiran 2:

Lembar Observasi Sikap Spiritual


Petunjuk
1. Lembar observasi ini digunakan untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku spiritual yang
dikuatkan sesuai kisi-kisi yang disusun, selama pembelajaran berlangsung.
2. Berdasarkan perilaku yang ditampilkan peserta didik berikan tanda centang (√) pada
kolom deskripsi sikap spiritual dengan angka 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan sebagai
berikut.
Angka 4 apabila selalu melakukan perilaku yang dinyatakan
Angka 3 apabila sering melakukan perilaku yang dinyatakan
Angka 2 apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang dinyatakan
Angka 1 apabila jarang melakukan perilaku yang dinyatakan

Deskripsi Sikap:
a. Senantiasa mengucapkan Alhamdulillah dan merasa orang yang palin beruntung menerima
pembelajaran nilai-nilai Pancasila dalam praktik Pemerintah Negara.
b. Menebarkan senyuman dan kebahagiaan sebagai indicator siswa senantiasa bersyukur atas
segala sesuatu.
c. Menjalankan Ibadah Sholat
d. Senantiasa menjaga tutur kata, pikiran, serta perbuatan agar tidak menyakiti orang lain
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
e. Berperilaku jujur pada setiap pembelajaran berlangsun.
f. Berdoa sebelum pembelajaran berlangsung
g. Berdoa setelah pembelajaran berlangsung
h. Tidak mengeluh
i. Saling membantu antar teman.

No. Nama Deskripsi Sikap Tindak


Peserta a b c d e f g h i Lanjut
Didik
1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan:

 Pemberian angka bukan untuk menilai, melainkan untuk mengetahui kecenderungan sikap
dan perilaku spiritual peserta didik sebagai dasar dalam melakukan pembinaan sesuai
kecenderungan yang ditampilkan.

Lampiran 3:

Lembar Observasi Sikap Sosial


Petunjuk

1. Lembar observasi ini digunakan untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku sosial yang
dikuatkan sesuai kisi-kisi yang disusun, selama pembelajaran berlangsung.
2. Berdasarkan perilaku yang ditampilkan peserta didik berikan tanda centang (√) pada
kolom deskripsi sikap sosial dengan angka 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan sebagai berikut.
Angka 4 apabila selalu melakukan perilaku yang dinyatakan
Angka 3 apabila sering melakukan perilaku yang dinyatakan
Angka 2 apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang dinyatakan
Angka 1 apabila jarang melakukan perilaku yang dinyatakan.

Deskripsi Sikap:
a. Berani mengakui kesalahan yang dilakukan.
b. Meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan
c. Mengerjakan tugas yang diberikan guru.
d. Percaya diri saat mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya

Nama Peserta Deskripsi Sikap


No Tindak Lanjut
Didik a b c d

1
2

5 dst

Keterangan:

 Pemberian angka bukan untuk menilai, melainkan untuk mengetahui kecenderungan sikap
dan perilaku sosial peserta didik sebagai dasar dalam melakukan pembinaan sesuai
kecenderungan yang ditampilkan.

2 Kompetensi Pengetahuan
a. Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Semester I
Materi Pokok :Nilai-Nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
Pemerintahan Negara

No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan


Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Penugasan Tugas Terlampir Saat Penilaian untuk
tertulis pembelajaran pembelajaran (assessment for
berbentuk berlangsung learning) dan sebagai
c. Essay pembelajaran (assessment as
d. Pilihan learning)
Ganda

b. Instrument
Soal Essay
1. Bagaimana pembagian-pembagian kekuasaan menurut Montesquieu?
2. Bagaimana bagan pembagian-pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) sebelum
perubahan (amandemen) UUD NRI 1945?
3. Bagaimana bagan pembahian-pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) setelah perubahan
(amandemen) UUD NRI 1945?
4. Apa yang dimaksud dengan pembagian kekuasaan negara secara horizontal?
5. Apa yang dimaksud dengan pembagian kekuasaan negara secara vertical?
6. Bagaimana kedudukan dan fungsi dari Kementerian Negara menurut UUD NRI 1945?
7. Bagaimana kedudukan dan fungsi dari Non Kementrian Negara menurut UUD NRI 1945?
8. Bagaimana peran nilai-nilai dan makna Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia?
9. Bagaimana penyelenggaraan Lembaga Negara dalam menjalankan tugas? Apakah sudah
sesuai dengan UUD NRI 1945?

Pilihan Ganda

1. Menurut Montesquieu ada tiga fungsi negara yang popular dengan teori trias politika, apa
yang dimaksud dengan trias politika menurut Montesquieu……
a. Setiap insan yang ingin menguasai negara harus membuat Lembaga sendiri.
b. Kebebasan dalam etika perpolitikan yang tidak berdasar pada dasar negara.
c. Membuat aturan sendiri terkait penguasaan yang akan dijalankan.
d. Kebebasan berpolitik (melindungi hak-hak asasi manusia) yang hanya dapat
dicapai dengan kekuasaan mengadili (Lembaga yudikatif) yang berdirir sendiri.
e. Negara mempunyai Lembaga negara yaitu Lembaga legislated, Lembaga eksekutif dan
Lembaga yudikatif yang tidak saling bekerjasama.
2. Menurut John Locke kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam kekuasaan
yaitu……
a. Yudikatif, legislative, eksekutif
b. Legislative, eksekutif, federative
c. Legislative, federative, yudikatif
d. Yudikatif, eksekutif, federative
e. Legislative, federative
3. Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan Lembaga tertinggi dan Lembaga
tinggi negara, serta hubungan antar Lembaga-lembaga tsb. UUD merupakan hukum
tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada….
a. DPR.
b. Presiden dan wakil presiden
c. MPR
d. MA
e. MK
4. Berikut Lembaga kekuasaan negara:
i) DPD
ii) DPA
iii) MA
iv) Presiden
v) DPR
vi) BPK

Yang termasuk 5 lembaga tinggi yang sejajar kedudukannya menurut UUD 1945 sebelum
diamandemen adalah….

a. i, ii, iii, iv, v


b. ii, iii, v, vi, i
c. ii, iii, iv, v, vi
d. i, v, vi, iv, ii
e. ii, iii, iv, i, vi
5. system ketatanegaraan Indonesia sesudah amandemen UUD 1945, dapat dijelaskan bahwa
UUD merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di….
a. Presiden
b. Rakyat
c. DPR
d. MPR
e. DPD
6. Sesudah amandemen UUD NRI 1945 memberikan pembagian kekuasaan yang biasa
dikenal dengan…..
a. Distribution of power
b. Vacuum of power
c. Separation of power
d. Power of distributin
e. Power of vacuum
7. Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi
Lembaga-lembaga tertentu (legislative, eksekutif, yudikatif). Kekuasaan negara dilakukan
pada tingkatan ……… dan ……..
a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
b. DPR dan pemerintah pusat
c. Pemerintah pusat dan kepala daerah
d. MPR dan presiden
e. Presiden dan para Menteri.
8. Dalam pembagian kekuasaan horizontal terdapat kekuasaan moneter sebagaimana
ditegaskan dalam pasal….
a. Pasal 34 D UUD NRI 1945
b. Pasal 32 E UUD NRI 1945
c. Pasal 23 D UUD NRI 1945
d. Pasal 43 E UUD NRI 1945
e. Pasal 22 D UUD NRI 1945
9. "Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang". Merupakan
dasar hukum dari pembagian kekuasan vertical yang tertera dalam pasal….
a. Pasal 18 ayat (2) UUD NRI 1945
b. Pasal 18 ayat (1) UUD NRI 1945
c. Pasal 19 ayat (2) UUD NRI 1945
d. Pasal 19 ayat (1) UUD NRI 1945
e. Pasal 20 ayat (2) UUD NRI 1945
10. Dalam pembagian kekuasaan secara vertical dapat dikenal dengan asas….
a. Asas kekeluargaan
b. Asas demokrasi
c. Asas gotong royong
d. Asas desentralisasi
e. Asas kejujuran
11. Yang termasuk salah satu kedalam Kementrian Negara menurut UUD NRI 1945….
a. Kementrian kesehatan, kementrian sosial, kementrian pemuda dan olahraga
b. Kementrian desa, kementrian Pendidikan dan kebudayaan kementrian riset
c. Kementrian cagar alam, kementrian riset teknologi, kementrian pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak.
d. Kementrian agama, kementrian taman nasional, kementrian hankam.
e. Kementrian hankam, kementrian olahraga, kementrian budaya.
12. Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusiadan Kebudayaan mempunyai
tugas menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian
dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.
Dalam pengertian tersebut merupakan tugas dari….
a. Kementrian Negara
b. Kementrian kesehatan
c. Kementrian olahraga
d. Kemetrian budaya
e. Kementrian sosial
13. Lembaga Pemerintah Non- Kementerian merupakan lembaga negara yang dibentuk untuk
membantu presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian berada di bawah presiden dan bertanggung jawab langsung
kepada…..
a. Presiden melalui Menteri datau pejabat setingkat Menteri yang terkait.
b. Menteri
c. Kepala daerah dan jajarannya
d. DPR dibantu oleh MPR
e. Partai.
14. Non- Kementerian merupakan lembaga negara yang dibentuk untuk membantu presiden
dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Dalam ketetapannya diatur dalam
Peratuarn Presiden Republik Indonesia, yaitu keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor ….
a. Nomor 103 tahun 2001
b. Nomor 102 tahun 2002
c. Nomor 104 tahun 2004
d. Nomor 103 tahun 2002
e. Nomor 102 tahun 2003
15. Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal yang perlu diingat bahwa
keputusan bersama dilakukan secara bulat sebagai konsekuensi adanya kejujuran bersama.
Hal ini sesuai dengan nilai dan makna Pancasila, sila ke….
a. Sila 1
b. Sila 2
c. Sila 3
d. Sila 4
e. Sila 5
16. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi antarumat
dan dalam beragama dan Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman
warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama. Merupakan makna
nilai…
a. Nilai ketuhanan
b. Nilai kemanusiaan
c. Nilai persatuan
d. Nilai mufakat
e. Nilai keadilan
17. Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa terdapat kandungan akan
nilai-nilai. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional adalah nilai-nilai yang
bersifat tetap. Namun, pada penjabarannya, dilakukan secara….
a. Dinamis dan kreatif yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat
Indonesia
b. Disalah gunakan oleh orang atau kelompok masyarakat yang tidak bertanggungjawab.
c. Menjadikannya sebagai dasar negara
d. Bersifat tertutup dan hanya kalangan tertentu saja yang dapat memeliharanya
e. Bersifat terbuka pada pejabat tertinggi saja.
18. Nilai Persatuan Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahan mengandung makna
usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina……
a. Nilai apatis
b. Nilai liberaris
c. Rasa nasionalisme
d. Rasa tidak toleransi
e. Bersifat tertutup

Pedoman Penskoran Soal Uraian (Rubrik)

No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Menurut Montesquieu ada tiga fungsi negara yang populer dengan teori trias 0-5
politika,
Fungsi Legislatif, membuat undang-undang.
Fungsi Eksekutif, melaksanakan undang-undang.
Fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi
mengadili).
Oleh Montesquieu fungsi memperkenalkan trias politica adalah kebebasan
berpolitik (melindungi hak-hak asasi manusia) yang hanya dapat dicapai
dengan kekuasaan mengadili (lembaga yudikatif) yang berdiri sendiri.
Jika ada 5 kata kunci skor 5
Jika ada 4 kata kunci skor 4
Jika ada 3 kata kunci skor 3
Jika ada 2 kata kunci skor 2
Jika ada 1 kata kunci skor 1
Jika tidak ada kata kunci skor 0
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
2 0 -7

Sesuai dengan bagan diatas, terdapat 7 keterangan yang harus ada


3
0-7

Sesuai dengan bagan diatas terdapat 7 Lembaga Negara

4 Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut 0-3


fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif).
Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara horizontal
pembagian kekuasaan negara di lakukan pada tingkatan (pemerintahan
pusat) dan (pemerintahan daerah).
Jika ada 3 kata kunci skor 3
Jika ada 2 kata kunci skor 2
Jika ada 1 kata kunci skor 1
Jika tidak ada kata kunci skor 0
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
5 Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan 0-5
menurut tingkatnya, yaitu (pembagian kekuasaan) antara beberapa
tingkatan pemerintahan. Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Berdasarkan
ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia
berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
(pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota).
Jika ada 5 kata kunci skor 5
Jika ada 4 kata kunci skor 4
Jika ada 3 kata kunci skor 3
Jika ada 2 kata kunci skor 2
Jika ada 1 kata kunci skor 1
Jika tidak ada kata kunci skor 0
6 Tugas dan kewenangan presiden yang sangat banyak ini tidak mungkin 0-10
dikerjakan sendiri. Oleh karena itu, presiden memerlukan orang lain untuk
membantunya. Dalam melaksanakan tugasnya, Presiden Republik Indonesia
dibantu oleh seorang wakil presiden yang dipilih bersamaan dengannya
melalui pemilihan umum, serta membentuk beberapa kementerian negara
yang dipimpin oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri negara ini
dipilih dan diangkat serta diberhentikan oleh presiden sesuai dengan
kewenangannya.

Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas


dalam Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan:
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara
diatur dalam undang-undang.

Jika ada 5 kata kunci skor 5


Jika ada 4 kata kunci skor 4
Jika ada 3 kata kunci skor 3
Jika ada 2 kata kunci skor 2
Jika ada 1 kata kunci skor 1
Jika tidak ada kata kunci skor 0
7 Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Lembaga Pemerintah Non- 0-3
Kementerian merupakan lembaga negara yang dibentuk untuk membantu
presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian berada di bawah presiden dan
bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui menteri atau
pejabat setingkat menteri yang terkait.
Keberadaan LPNK diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia, yaitu
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Berikut ini Daftar Lembaga
Pemerintah Non -Kementerian yang ada di Indonesia.
Jika ada 3 kata kunci skor 3
Jika ada 2 kata kunci skor 2
Jika ada 1 kata kunci skor 1
Jika tidak ada kata kunci skor 0
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
8 Pengkajian Pancasila secara filosofis dimaksudkan untuk mencapai hakikat 0-5
atau makna terdalam dari Pancasila. Berdasarkan analisis makna nilai-nilai
Pancasila diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan mempunyai nilai
filosofis. Harus memiliki dan berdasarkan pada sila dan makna Pancasila
1. Nilai Ketuhanan (sila 1)
2. Nilai kemanusiaan (sila 2)
3. Nilai persatuan (sila 3)
4. Nilai kerakyatan (sila 4)
5. Nilai keadilan (sila 5)
Jika ada 5 kata kunci skor 5
Jika ada 4 kata kunci skor 4
Jika ada 3 kata kunci skor 3
Jika ada 2 kata kunci skor 2
Jika ada 1 kata kunci skor 1
Jika tidak ada kata kunci skor 0

9 Dalam kenyaataannya lembaga pemerintahan kinerjanya belum sesuai 0-3


dengan UUD NRI 1945. Kementerian yang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu
presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara serta
menjalankan fungsi perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya,
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan
barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, dan
pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya. Kementerian ini yang
menangani urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan
sinkronisasi program pemerintah.
Jika ada 3 kata kunci skor 3
Jika ada 2 kata kunci skor 2
Jika ada 1 kata kunci skor 1
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
Jika tidak ada kata kunci skor 0

Skor Maksimum 48

Keterangan:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠

Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda

1. D
2. B
3. C
4. C
5. B
6. C
7. A
8. C
9. B
10. D
11. A
12. A
13. A
14. A
15. D
16. A
17. A
18. C
3. Kompetensi Keterampilan

a. Kisi-Kisi Penilaian Keterampilan


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Semester I
Materi Pokok : Nilai-Nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
Pemerintahan Negara
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Waktu Keterangan
Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Praktik Tugas Terlampir Saat Penilaian untuk,
Mengidentifikasi: pembelajaran sebagai, dan/atau
1. System pembagian berlangsung pencapaian
pembagian kekuasaan pembelajaran
Negara Kesatuan Republik (assessment for,
Indonesia as, and of
2. Kedudukan dan fungsi learning)
kementrian negara dan non
kementrian negara
3. Nilai-Nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan
pemerintahan Negara
Republik Indonesia
Teknik Bentuk Instrumen Contoh Waktu Keterangan
Butir Pelaksanaan
Instrumen
2 Produk Tugas Terlampir Saat dan setelah Penilaian untuk,
A. Membuat laporan pembelajaran sebagai, dan/atau
presentasi tentang: berlangsung pencapaian
1. System pembagian pembelajaran
pembagian kekuasaan (assessment for,
Negara Kesatuan as, and of
Republik Indonesia learning)
2. Kedudukan dan fungsi
kementrian negara dan
non kementrian negara
3. Nilai-Nilai Pancasila
dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Negara
Republik Indonesia.
B. Membuat Mind Mapping
mengenai system
kekuasaan Negara sebelum
perubahan (amandemen)
UUD 1945 dan setelah
perubahan (amandemen)
UUD 1945 Republik
Indonesia.

b. Instrumen Penilaian Keterampilan.


Lampiran 1:
Contoh Tugas Praktik

LEMBAR KERJA
(Telaah permasalahan nyata dan alternative solusi pemecahan masalah)
Petunjuk:
Setelah kalian menemukan permasalahan nyata tentang perilaku kepatuhan terhadap norma-
norma, selanjutnya carilah solusi pemecahan masalah tersebut bersama kelompok dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Kumpulkan sebanyak-banyaknya data dan informasi tentang permasalahan tersebut
dengan membaca buku teks, media cetak/elektronik, internet, dan dari sumber-sumber
yang lain.
2) Lakukan sharing (berbagi informasi) dengan teman dan diskusikan untuk menemukan
alternative solusi pemecahannya.
3) Susunlah laporan hasil kerja kelompok kalian dalam bentuk lembaran.
4) Presentasikan hasil kerja kelompok kalian di depan kelas untuk mendapatkan
tanggapan dari kelompok lain.
Kelas :...
Hari/Tgl :...

Kelompok :...
1. . . .
2. . . .
3. dst

A. Judul Materi
..........................................................................................................................................
B. Isi Materi Kelompok
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
C. Tanya jawab dalam presentasi
Penanya 1.
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Penanya 2
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Penanya 3
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Tanggapan jawaban 1.
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Tanggapan jawaban 2
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Tanggapan jawaban 3
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

D. Kesimpulan Menurut Kelompok


..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Lembar Penilaian Produk Mind Mapping


Kelas :...
Hari/Tgl :...

Kelompok :...
1. . . .
2. . . .
3. dst
Nama Siswa Aspek yang dinilai
No dalam Isi Nilai
Bagan Keindahan kerapiarn
Kelompok Laporan
1
2
3
4
5
dst
KOMPETENSI DASAR

3.3 Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan Pemerintahan


Negara

INDIKATOR PENCAPAIAAN

3.3.1 Menjelaskan system pembagian pembagian kekuasaan Negara Kesatuan republic


Indonesia.
3.3.2 Menjelaskan kedudukan dan fungsi Kementrian Negara dan non Kementrian.

PENGEMBANGAN MATERI

System pembagian-pembagian kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Macam-macam Kekuasaan

Macam macam kekuasaan negara banyak sekali macamnya. Menurut John Locke sebagaimana
dikutip oleh Riyanto (2006:273) bahwa kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam
kekuasaan sebagai berikut..
 Kekuasaan legislatif : Kekuasaan untuk membuat/membentuk Undang-Undang. Anggotanya
adalah DPR, DPRD, DPD, MPR.
 Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang, termasuk
kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang- undang. Anggotanya adalah
Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah/Kades.
 Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.
Selain John Locke, ada tokoh lain yang berpendapat tentang kekuasaan negara, yaitu Montesquieu.
Sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273).
 Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang.
Anggotanya adalah DPR, DPRD, DPD, MPR.
 Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. Anggotanya
adalah Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah/Kades.
 Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang, termasuk
kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang. Anggotanya adalah
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisia.
Pendapat yang dikemukakan oleh Montesquieu merupakan penyempurnaan dari pendapat John
Locke. Kekuasaan federatif oleh Montesquieu dimasukkan ke dalam kekuasaan eksekutif, fungsi
mengadili dijadikan kekuasaan yang berdiri sendiri. Ketiga kekuasaan tersebut dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga yang berbeda yang sifatnya terpisah. Teori Montesquieu ini dinamakan Trias
Politika

2. Pembagian Kekuasaaan Secara Horizontal


Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-
lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif). tiga jenis kekuasaan (legislatif, eksekutif dan
yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara, yaitu:
1. Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-
Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang
Dasar.
2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dan
penyelenggraan pemerintahan Negara. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar.
3. Kekuasaan Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Kekuasaan ini
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat
memegang kekuasaan membentuk undang-undang.

4. Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan untuk


menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang oleh
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24 ayat (2)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

5. Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan


penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara.
Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal
23 E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
6. Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai
rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung jawab, dan indepedensinya diatur dalam undang-undang.

3. Pembagian Kekuasaan Secara Vertical.


Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut
tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18 ayat
(1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Kedudukan dan Fungsi Kementrian Negara dan non Kementrian

1. Tugas Kementerian Negara Republik Indonesia

Dalam sistem presidensial, kedudukan presiden sangat kuat, karena ia merupakan kepala
negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Dengan demikian, seorang Presiden mempunyai
kewenangan yang sangat banyak.

Tugas dan kewenangan presiden yang sangat banyak ini tidak mungkin dikerjakan sendiri.
Oleh karena itu, presiden memerlukan orang lain untuk membantunya. Dalam melaksanakan
tugasnya, Presiden Republik Indonesia dibantu oleh seorang wakil presiden yang dipilih
bersamaan dengannya melalui pemilihan umum, serta membentuk beberapa kementerian negara
yang dipimpin oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri negara ini dipilih dan diangkat serta
diberhentikan oleh presiden sesuai dengan kewenangannya.

Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan:
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-
undang.

Selain diatur oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, keberadaan kementerian
negara juga diatur dalam sebuah undang-undang organik, yaitu Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara. Undang-undang ini
mengatur semua hal tentang kementerian negara, seperti kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan
organisasi, pembentukan, pengubahan, penggabungan, pemisahan atau penggantian,
pembubaran/penghapusan kementerian, hubungan fungsional kementerian dengan lembaga
pemerintah non-kementerian dan pemerintah daerah serta pengangkatan dan pemberhentian
menteri.
Kementerian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu
dalam pemerintahan di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.

a. Penyelenggara perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan


barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan
tugas di bidangnya dan pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
b. Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang
milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di
bidangnya, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian di
daerah dan pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
c. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya dan pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.

Pasal 17 ayat (3) UUD NRI tahun 1945 menyebutkan bahwa “setiap menteri membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan.” Dengan kata lain, setiap kementerian negara masing-masing
mempunyai tugas sendiri.

Adapun urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab kementerian negara adalah sebagai
berikut.
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, dan
pertahanan.
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia,
pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan,
pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi,
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan.
c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah, meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur negara, kesekretariatan
negara, badan usaha milik negara, pertanahan, kependudukan, lingkungan hidup, ilmu
pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pemberdayaan
perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan kawasan atau daerah tertinggal.

2. Klasifikasi Kementerian Negara Republik Indonesia

Jumlah kementerian negara dibentuk cukup banyak. Hal ini dikarenakan urusan pemerintahan
pun jumlahnya sangat banyak dan beragam. Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara secara tegas menyatakan bahwa jumlah maksimal
kementerian negara yang dapat dibentuk adalah 34 kementerian negara.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara. Kementerian Negara Republik Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan
urusan pemerintahan yang ditanganinya.

a. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang nomenklatur/ nama kementeriannya


secara tegas disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sebagai
berikut.
1) Kementerian Dalam Negeri
2) Kementerian Luar Negeri
3) Kementerian Pertahanan

b. Kementerian yang mempunyai tugas penyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan


untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dengan upaya
pencapaian tujuan kementerian sebagai bagian dari tujuan pembangunan nasional.

Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam
UUD Tahun 1945 adalah sebagai berikut.
1) Kementerian Agama
2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
3) Kementerian Keuangan
4) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
5) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
6) Kementerian Kesehatan
7) Kementerian Sosial
8) Kementerian Ketenagakerjaan
9) Kementerian Perindustrian
10) Kementerian Perdagangan
11) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
12) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
13) Kementerian Perhubungan
14) Kementerian Komunikasi dan Informatika
15) Kementerian Pertanian
16) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
17) Kementerian Kelautan dan Perikanan
18) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
19) Kementerian Agraria dan Tata Ruang

c. Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan


untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara serta menjalankan
fungsi perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan sinkronisasi
pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawabnya, dan pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya. Kementerian ini yang
menangani urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah.
1) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
2) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
3) Kementerian Badan Usaha Milik Negara
4) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
5) Kementerian Pariwisata
6) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
7) Kementerian Pemuda dan Olahraga
8) Kementerian Sekretariat Negara
Selain kementerian yang menangani urusan pemerintahan di atas, ada juga kementerian
koordinator yang bertugas melakukan sinkronisasi dan koordinasi urusan kementerian-
kementerian yang berada di dalam lingkup tugasnya. Kementerian koordinator, terdiri atas
beberapa kementerian sebagai berikut.

1) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.


a) Kementerian Dalam Negeri
b) Kementerian Hukum dan HAM
c) Kementerian Luar Negeri
d) Kementerian Pertahanan
e) Kementerian Komunikasi dan Informatika
f ) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

2) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.


a) Kementerian Keuangan
b) Kementerian Ketenagakerjaan
c) Kementerian Perindustrian
d) Kementerian Perdagangan
e) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
f ) Kementerian Pertanian
g) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
h) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
i) Kementerian Badan Usaha Milik Negara
j) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

3) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.


a) Kementerian Agama;
b) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
c) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
d) Kementerian Kesehatan;
e) Kementerian Sosial;
f ) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
g) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
dan
h) Kementerian Pemuda dan Olahraga.

4) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.


a) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
b) Kementerian Perhubungan
c) Kementerian Kelautan dan Perikanan
d) Kementerian Pariwisata

3. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian


Selain memiliki kementerian negara, Republik Indonesia juga memiliki Lembaga Pemerintah
Non-Kementerian (LPNK) yang dahulu namanya Lembaga Pemerintah Non-Departemen.
Lembaga Pemerintah Non- Kementerian merupakan lembaga negara yang dibentuk untuk
membantu presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Lembaga Pemerintah
Non-Kementerian berada di bawah presiden dan bertanggung jawab langsung kepada presiden
melalui menteri atau pejabat setingkat menteri yang terkait.

Keberadaan LPNK diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia, yaitu Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Berikut ini Daftar
Lembaga Pemerintah Non -Kementerian yang ada di Indonesia.
1) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
2) Badan Informasi Geospasial (BIG).
3) Badan Intelijen Negara (BIN).
4) Badan Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
5) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di bawah koordinasi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
6) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di bawah koordinasi Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian.
7) Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), di bawah koordinasi
Menteri Riset dan Teknologi.
8) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
9) Badan Narkotika Nasional (BNN).
10) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
11) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
12) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI).
13) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di bawah koordinasi Menteri Kesehatan.
14) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), di bawah koordinasi Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
15) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
16) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), di bawah koordinasi Menteri
Lingkungan Hidup.
17) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi.
18) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),di bawah koordinasi Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian.
19) Badan Pertanahan Nasional (BPN), di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri.
20) Badan Pusat Statistik (BPS), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
21) Badan SAR Nasional (BASARNAS).
22) Badan Standardisasi Nasional (BSN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi.
23) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi.
24) Badan Urusan Logistik (BULOG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
25) Lembaga Administrasi Negara (LAN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
26) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi.
27) Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS).
28) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
29) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di bawah koordinasi Menteri Riset
dan Teknologi.
30) Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan, Keamanan.
31) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS), di bawah koordinasi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai