(RPP…)
A. Kompetensi Inti
Pertemuan 2
1.1.2.1 Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai praktik penyelenggaraan
Pemerintahan Negara yang berlandaskan keimanan sebagai salah satu bentuk
pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa
2.3.1.2 Menunjukkan perilaku penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan keluarga dan
tempat tinggalnya sesuai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.3.2.1 Menjelaskan kedudukan dan fungsi Kementrian Negara menurut UUD NRI 1945.
3.3.2.2 Menjelaskan kedudukan dan fungsi non Kementrian Negara menurut UUD NRI 1945.
4.3.2.1 Menyusun hasil laporan analisis tentang kedudukan dan fungsi Kementrian Negara
menurut UUD NRI 1945.
4.3.2.2 Menyusun hasil analisis tentang kedudukan dan fungsi non Kementrian Negara
menurut UUD NRI 1945.
4.3.5.1 Menyajikan hasil analisis tentang kedudukan dan fungsi Kementrian Negara.
4.3.5.2 Menyajikan hasil analisis tentang kedudukan dan fungsi non Kementrian Negara.
Pertemuan 3
1.1.3.1 Menunjukkan perilaku bertaqwa dalam nilai-nilai praktik penyelenggaraan
Pemerintah Negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan yang Maha
Esa
2.3.1.3 Menunjukkan perilaku penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan masyarakat
sesuai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.3.3.1 Menjelaskan nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan.
3.3.3.2 Bertukar pikiran dengan kelompok lainnya dari hasil diskusinya mengenai nilai-nilai
Pancasila dalam penyelenggraraan Pemerintahan.
4.3.3.1 Menyusun hasil diskusi tentang nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Negara.
4.3.6.1 Menyajikan presentasi hasil diskusi tentang nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Negara.
4. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
System pembagian-pembagian kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia:
a. Menurut para ahli
b. Pembagian kekuasaan secara horizontal
c. Pembagian kekuasaan secara vertical.
d. Pembagian kekuasaan sebelum dan sesudah amandemen menurut UUD NRI 1945
Kedudukan dan fungsi Kementrian Negara dan non Kementrian:
a. Tugas kementrian Negara Republik Indonesia.
b. Klasifikasi Kementrian Negara Republik Indonesia
c. Lembaga pemerintah non kementrian.
Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan.
5. Metode Pembelajaran
a. Pertemuan 1
Metode : Mind Mapping
b. Pertemuan 2
Metode : TGT
c. Pertemuan 3
Metode : Jigsaw
7. Sumber Belajar
a. Nuryadi, S.Pd. & Tolib, S.Pd. M.M. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas 10 SMA/SMK. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
b. Jurnal
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 7 N0. 3, Sept – Des. 2013, ISSN 1978-5186.
Implikasi Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 Terhadap Sistem Ketatanegaraan
Indonesia.
c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
d. Makalah
e. Artikel
f. Internet
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 JP)
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru masuk kelas memberikan salam, menanyakan kabar dan mengajak siswa
menyanyikan lagu nasional.
2. Sebelum pelajaran berlangsung guru mengajak siswa membaca doa terlebih dahulu.
3. Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu tentang
Pembagian-pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia sebelum dan sesudah
amanemen UUD NRI 1945.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa harus memahami system
Pembagian-Pembagian kekuasaan Negara Republik Indonesia menurut para ahli,
pembagian kekuasaan secara horizontal, dan pembagian kekuasaan secara vertical.
5. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dengan teknik yang akan digunakan ialah pengamatan, tes lisan, dan praktik.
Gambar 8.2 Susunan Pemerintahan setelah perubahan (Amandemen) UUD NRI 1945
6. Guru menyampaikan bahwa tugas Mind Mapping dikerjakan secara berkelompok dan
akan dikumpulkan 2 minggu dari pertemuan hari ini.
Pertemuan 2 (2 JP)
Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru masuk kelas memberikan salam, menanyakan kabar dan mengajak siswa
menyanyikan lagu nasional.
2. Sebelum pelajaran berlangsung guru mengajak siswa membaca doa terlebih dahulu.
3. Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu tentang
Pembagian-pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia sebelum dan sesudah
amanemen UUD NRI 1945.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa harus memahami
kedudukan dan fungsi kementrian dan non kementrian negara.
5. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dengan teknik yang akan digunakan ialah pengamatan, tes lisan, dan praktik.
Pertemuan 3 (2 JP)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru masuk kelas memberikan salam, menanyakan kabar dan mengajak siswa
menyanyikan lagu nasional.
2. Sebelum pelajaran berlangsung guru mengajak siswa membaca doa terlebih dahulu.
3. Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu tentang
kedudukan dan fungsi Kementerian Negara dan Non Kementrian Negara Republik
Indonesia.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa harus memahami
kedudukan dan fungsi kementrian dan non kementrian negara.
5. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dengan teknik yang akan digunakan ialah pengamatan, tes lisan, dan praktik.
Penilaian
1. Teknik Penilaian.
a. Kompetensi Sikap Spiritual
1. Observasi/Jurnal Perkembangan Sikap
No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Observasi Jurnal Terlampir Saat pembelajaran, Penilaian untuk dan
maupun di luar pencapaian
pembelajaran yang pembelajaran
teramati. (assessment for and of
learning)
c. Kompetensi Pengetahuan.
1) Penugasan
a. Essay dan
b. Pilihan Ganda
d. Kompetensi Keterampilan.
1) Praktik
2) Produk
No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
1 Praktik Tugas Terlampir Saat Penilaian untuk, sebagai,
Menemukan pembelajaran dan/atau pencapaian
masalah dan berlangsung pembelajaran
No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
solusi (assessment for, as, and
pemecahannya of learning)
2 Produk Tugas Terlampir Saat dan Penilaian untuk, sebagai,
Membuat setelah dan/atau pencapaian
poster/slogan pembelajaran pembelajaran
sebagai bentuk berlangsung (assessment for, as, and
kampanye of learning)
“Lembaga
Negara”
2. Pembelajaran Remedial.
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dalam bentuk; 1) bimbingan perorangan
jika peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, maksimal 20%; 2) belajar kelompok
jika lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%; dan 3) pembelajaran ulang diakhiri dengan
penilaian jika peserta didik yang belum tuntas 50% atau lebih.
3. Pembelajran Pengayaan.
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pengayaan dalam bentuk penugasan untuk melakukan pengamatan
terhadap proses persidangan di pengadilan.
………………….. ………………………
NIP. NIP.
Lampiran 1
Petunjuk
1. Lembar observasi ini digunakan untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku spiritual yang
dikuatkan sesuai kisi-kisi yang disusun, selama pembelajaran berlangsung.
2. Tulislah sikap atau perilaku peserta didik yang dikategorikan positif atau negative yang
teramati, secara ringkas, dan jelas pada kolom catatan perilaku.
3. Tuliskan nama-nama peserta didik yang menunjukkan perilaku tersebut dan kapan
peristiwa tersebut terjadi.
4. Kategorikan perilaku yang ditampilkan peserta didik tersebut sebagai butir nilai yang
sesuai.
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Semester I
Materi Pokok : Nilai-Nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
Pemerintahan Negara
Nama Tindak
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa Lanjut
1.
2.
4
3.
4.
5
Lampiran 2:
Deskripsi Sikap:
a. Senantiasa mengucapkan Alhamdulillah dan merasa orang yang palin beruntung menerima
pembelajaran nilai-nilai Pancasila dalam praktik Pemerintah Negara.
b. Menebarkan senyuman dan kebahagiaan sebagai indicator siswa senantiasa bersyukur atas
segala sesuatu.
c. Menjalankan Ibadah Sholat
d. Senantiasa menjaga tutur kata, pikiran, serta perbuatan agar tidak menyakiti orang lain
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
e. Berperilaku jujur pada setiap pembelajaran berlangsun.
f. Berdoa sebelum pembelajaran berlangsung
g. Berdoa setelah pembelajaran berlangsung
h. Tidak mengeluh
i. Saling membantu antar teman.
Keterangan:
Pemberian angka bukan untuk menilai, melainkan untuk mengetahui kecenderungan sikap
dan perilaku spiritual peserta didik sebagai dasar dalam melakukan pembinaan sesuai
kecenderungan yang ditampilkan.
Lampiran 3:
1. Lembar observasi ini digunakan untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku sosial yang
dikuatkan sesuai kisi-kisi yang disusun, selama pembelajaran berlangsung.
2. Berdasarkan perilaku yang ditampilkan peserta didik berikan tanda centang (√) pada
kolom deskripsi sikap sosial dengan angka 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan sebagai berikut.
Angka 4 apabila selalu melakukan perilaku yang dinyatakan
Angka 3 apabila sering melakukan perilaku yang dinyatakan
Angka 2 apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang dinyatakan
Angka 1 apabila jarang melakukan perilaku yang dinyatakan.
Deskripsi Sikap:
a. Berani mengakui kesalahan yang dilakukan.
b. Meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan
c. Mengerjakan tugas yang diberikan guru.
d. Percaya diri saat mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya
1
2
5 dst
Keterangan:
Pemberian angka bukan untuk menilai, melainkan untuk mengetahui kecenderungan sikap
dan perilaku sosial peserta didik sebagai dasar dalam melakukan pembinaan sesuai
kecenderungan yang ditampilkan.
2 Kompetensi Pengetahuan
a. Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Semester I
Materi Pokok :Nilai-Nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
Pemerintahan Negara
b. Instrument
Soal Essay
1. Bagaimana pembagian-pembagian kekuasaan menurut Montesquieu?
2. Bagaimana bagan pembagian-pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) sebelum
perubahan (amandemen) UUD NRI 1945?
3. Bagaimana bagan pembahian-pembagian kekuasaan (Lembaga Negara) setelah perubahan
(amandemen) UUD NRI 1945?
4. Apa yang dimaksud dengan pembagian kekuasaan negara secara horizontal?
5. Apa yang dimaksud dengan pembagian kekuasaan negara secara vertical?
6. Bagaimana kedudukan dan fungsi dari Kementerian Negara menurut UUD NRI 1945?
7. Bagaimana kedudukan dan fungsi dari Non Kementrian Negara menurut UUD NRI 1945?
8. Bagaimana peran nilai-nilai dan makna Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia?
9. Bagaimana penyelenggaraan Lembaga Negara dalam menjalankan tugas? Apakah sudah
sesuai dengan UUD NRI 1945?
Pilihan Ganda
1. Menurut Montesquieu ada tiga fungsi negara yang popular dengan teori trias politika, apa
yang dimaksud dengan trias politika menurut Montesquieu……
a. Setiap insan yang ingin menguasai negara harus membuat Lembaga sendiri.
b. Kebebasan dalam etika perpolitikan yang tidak berdasar pada dasar negara.
c. Membuat aturan sendiri terkait penguasaan yang akan dijalankan.
d. Kebebasan berpolitik (melindungi hak-hak asasi manusia) yang hanya dapat
dicapai dengan kekuasaan mengadili (Lembaga yudikatif) yang berdirir sendiri.
e. Negara mempunyai Lembaga negara yaitu Lembaga legislated, Lembaga eksekutif dan
Lembaga yudikatif yang tidak saling bekerjasama.
2. Menurut John Locke kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam kekuasaan
yaitu……
a. Yudikatif, legislative, eksekutif
b. Legislative, eksekutif, federative
c. Legislative, federative, yudikatif
d. Yudikatif, eksekutif, federative
e. Legislative, federative
3. Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan Lembaga tertinggi dan Lembaga
tinggi negara, serta hubungan antar Lembaga-lembaga tsb. UUD merupakan hukum
tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada….
a. DPR.
b. Presiden dan wakil presiden
c. MPR
d. MA
e. MK
4. Berikut Lembaga kekuasaan negara:
i) DPD
ii) DPA
iii) MA
iv) Presiden
v) DPR
vi) BPK
Yang termasuk 5 lembaga tinggi yang sejajar kedudukannya menurut UUD 1945 sebelum
diamandemen adalah….
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Menurut Montesquieu ada tiga fungsi negara yang populer dengan teori trias 0-5
politika,
Fungsi Legislatif, membuat undang-undang.
Fungsi Eksekutif, melaksanakan undang-undang.
Fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi
mengadili).
Oleh Montesquieu fungsi memperkenalkan trias politica adalah kebebasan
berpolitik (melindungi hak-hak asasi manusia) yang hanya dapat dicapai
dengan kekuasaan mengadili (lembaga yudikatif) yang berdiri sendiri.
Jika ada 5 kata kunci skor 5
Jika ada 4 kata kunci skor 4
Jika ada 3 kata kunci skor 3
Jika ada 2 kata kunci skor 2
Jika ada 1 kata kunci skor 1
Jika tidak ada kata kunci skor 0
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
2 0 -7
Skor Maksimum 48
Keterangan:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠
1. D
2. B
3. C
4. C
5. B
6. C
7. A
8. C
9. B
10. D
11. A
12. A
13. A
14. A
15. D
16. A
17. A
18. C
3. Kompetensi Keterampilan
LEMBAR KERJA
(Telaah permasalahan nyata dan alternative solusi pemecahan masalah)
Petunjuk:
Setelah kalian menemukan permasalahan nyata tentang perilaku kepatuhan terhadap norma-
norma, selanjutnya carilah solusi pemecahan masalah tersebut bersama kelompok dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Kumpulkan sebanyak-banyaknya data dan informasi tentang permasalahan tersebut
dengan membaca buku teks, media cetak/elektronik, internet, dan dari sumber-sumber
yang lain.
2) Lakukan sharing (berbagi informasi) dengan teman dan diskusikan untuk menemukan
alternative solusi pemecahannya.
3) Susunlah laporan hasil kerja kelompok kalian dalam bentuk lembaran.
4) Presentasikan hasil kerja kelompok kalian di depan kelas untuk mendapatkan
tanggapan dari kelompok lain.
Kelas :...
Hari/Tgl :...
Kelompok :...
1. . . .
2. . . .
3. dst
A. Judul Materi
..........................................................................................................................................
B. Isi Materi Kelompok
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
C. Tanya jawab dalam presentasi
Penanya 1.
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Penanya 2
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Penanya 3
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Tanggapan jawaban 1.
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Tanggapan jawaban 2
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Tanggapan jawaban 3
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Kelompok :...
1. . . .
2. . . .
3. dst
Nama Siswa Aspek yang dinilai
No dalam Isi Nilai
Bagan Keindahan kerapiarn
Kelompok Laporan
1
2
3
4
5
dst
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAAN
PENGEMBANGAN MATERI
1. Macam-macam Kekuasaan
Macam macam kekuasaan negara banyak sekali macamnya. Menurut John Locke sebagaimana
dikutip oleh Riyanto (2006:273) bahwa kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam
kekuasaan sebagai berikut..
Kekuasaan legislatif : Kekuasaan untuk membuat/membentuk Undang-Undang. Anggotanya
adalah DPR, DPRD, DPD, MPR.
Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang, termasuk
kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang- undang. Anggotanya adalah
Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah/Kades.
Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.
Selain John Locke, ada tokoh lain yang berpendapat tentang kekuasaan negara, yaitu Montesquieu.
Sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273).
Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang.
Anggotanya adalah DPR, DPRD, DPD, MPR.
Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. Anggotanya
adalah Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah/Kades.
Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang, termasuk
kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang. Anggotanya adalah
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisia.
Pendapat yang dikemukakan oleh Montesquieu merupakan penyempurnaan dari pendapat John
Locke. Kekuasaan federatif oleh Montesquieu dimasukkan ke dalam kekuasaan eksekutif, fungsi
mengadili dijadikan kekuasaan yang berdiri sendiri. Ketiga kekuasaan tersebut dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga yang berbeda yang sifatnya terpisah. Teori Montesquieu ini dinamakan Trias
Politika
Dalam sistem presidensial, kedudukan presiden sangat kuat, karena ia merupakan kepala
negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Dengan demikian, seorang Presiden mempunyai
kewenangan yang sangat banyak.
Tugas dan kewenangan presiden yang sangat banyak ini tidak mungkin dikerjakan sendiri.
Oleh karena itu, presiden memerlukan orang lain untuk membantunya. Dalam melaksanakan
tugasnya, Presiden Republik Indonesia dibantu oleh seorang wakil presiden yang dipilih
bersamaan dengannya melalui pemilihan umum, serta membentuk beberapa kementerian negara
yang dipimpin oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri negara ini dipilih dan diangkat serta
diberhentikan oleh presiden sesuai dengan kewenangannya.
Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan:
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-
undang.
Selain diatur oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, keberadaan kementerian
negara juga diatur dalam sebuah undang-undang organik, yaitu Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara. Undang-undang ini
mengatur semua hal tentang kementerian negara, seperti kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan
organisasi, pembentukan, pengubahan, penggabungan, pemisahan atau penggantian,
pembubaran/penghapusan kementerian, hubungan fungsional kementerian dengan lembaga
pemerintah non-kementerian dan pemerintah daerah serta pengangkatan dan pemberhentian
menteri.
Kementerian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu
dalam pemerintahan di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Pasal 17 ayat (3) UUD NRI tahun 1945 menyebutkan bahwa “setiap menteri membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan.” Dengan kata lain, setiap kementerian negara masing-masing
mempunyai tugas sendiri.
Adapun urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab kementerian negara adalah sebagai
berikut.
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, dan
pertahanan.
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia,
pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan,
pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi,
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan.
c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah, meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur negara, kesekretariatan
negara, badan usaha milik negara, pertanahan, kependudukan, lingkungan hidup, ilmu
pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pemberdayaan
perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan kawasan atau daerah tertinggal.
Jumlah kementerian negara dibentuk cukup banyak. Hal ini dikarenakan urusan pemerintahan
pun jumlahnya sangat banyak dan beragam. Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara secara tegas menyatakan bahwa jumlah maksimal
kementerian negara yang dapat dibentuk adalah 34 kementerian negara.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara. Kementerian Negara Republik Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan
urusan pemerintahan yang ditanganinya.
Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam
UUD Tahun 1945 adalah sebagai berikut.
1) Kementerian Agama
2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
3) Kementerian Keuangan
4) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
5) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
6) Kementerian Kesehatan
7) Kementerian Sosial
8) Kementerian Ketenagakerjaan
9) Kementerian Perindustrian
10) Kementerian Perdagangan
11) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
12) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
13) Kementerian Perhubungan
14) Kementerian Komunikasi dan Informatika
15) Kementerian Pertanian
16) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
17) Kementerian Kelautan dan Perikanan
18) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
19) Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Keberadaan LPNK diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia, yaitu Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Berikut ini Daftar
Lembaga Pemerintah Non -Kementerian yang ada di Indonesia.
1) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
2) Badan Informasi Geospasial (BIG).
3) Badan Intelijen Negara (BIN).
4) Badan Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
5) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di bawah koordinasi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
6) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di bawah koordinasi Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian.
7) Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), di bawah koordinasi
Menteri Riset dan Teknologi.
8) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
9) Badan Narkotika Nasional (BNN).
10) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
11) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
12) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI).
13) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di bawah koordinasi Menteri Kesehatan.
14) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), di bawah koordinasi Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
15) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
16) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), di bawah koordinasi Menteri
Lingkungan Hidup.
17) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi.
18) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),di bawah koordinasi Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian.
19) Badan Pertanahan Nasional (BPN), di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri.
20) Badan Pusat Statistik (BPS), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
21) Badan SAR Nasional (BASARNAS).
22) Badan Standardisasi Nasional (BSN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi.
23) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi.
24) Badan Urusan Logistik (BULOG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
25) Lembaga Administrasi Negara (LAN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
26) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi.
27) Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS).
28) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
29) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di bawah koordinasi Menteri Riset
dan Teknologi.
30) Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan, Keamanan.
31) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS), di bawah koordinasi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.