Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks, dalam pembelajaran
menyatukan komponen-komponen pembelajaran secara terintegrasi, antara lain seperti: tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai siswa, materi yang akan menjadi bahan ajar
bagi siswa, metode, media dan sumber pembelajaran, evaluasi, siswa, guru dan lingkungan
pembelajaran lainnya. Setiap unsur pembelajaran tersebut masing-masing memiliki
karakteristik yang khusus dan antara satu komponen dengan komponen lainnya saling terkait
dan mempengaruhi dalam suatu proses pembelajaran secara untuk mencapai tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan.

Mengingat kompleksnya proses pembelajaran, maka bagi setiap mahasiswa calon guru
maupun bagi yang telah menduduki jabatan profesi guru, kemampuan mengajar selalu harus
dilatih dan dikembangkan, sehingga dapat diperoleh kemampuan yang maksimal dan
profesional.

Pengajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para calon guru agar memiliki
beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat mendalami makna dan strategi yang
akan digunakan pada suatu proses pembelajaran. Tenaga pendidik tentunya harus terus berlatih
keterampilan tersebut satu demi satu.

Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan para calon guru atau untuk
meningkatkan kemampuan para guru dalam menghadapi tugas pembelajaran yang serba
komplek itu, dapat dilakukan melalui suatu proses latihan atau pembelajaran dengan
menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang lebih disederhanakan atau yang lebih
populer disebut dengan pembelajaran mikro (micro teaching).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pengajaran mikro?
2. Apa latar belakang pengajaran mikro?
3. Apa manfaat pengajan mikro?
4. Bagaimana model pelaksanaan pengajaran mikro ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian pengajaran mikro
2. Menjelaskan latar belakang pengajaran mikro
3. Menjelaskan manfaat pengajaran mikro
4. Menjelaskan pelaksanaan pengajaran mikro
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manfaat pengajaran mikro


Menurut amanat undang-undang no. 20 tahun 2003, undang-undang no. 14 tahun 2005
dan PP no. 19 tahun 2005, bahwa setiap guru harus memiliki empat kompetensi. Oleh karena
itu penggunaan model pembelajaran mikro bertujuan untuk mempersiapkan, membina, dan
meningkatkan keempat komepetensi tersebut, yaitu: 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi
kepribadian, 3) kompetensi profesional, dan 4) kompetensi sosial.

Untuk memahami manfaat pembelajaran mikro sebagai salah satu pendekatan


pembelajaran dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan keterampilan mengajar.
Pembelajaran mikro sebagai salah satu bentuk inovasi atau pembaharuan untuk
mempersiapkan, membina dan meningkatkan mutu guru, tentu saja terdapat unsur-unsur baru
dalam cara membina dan meningkatkan kemampuan guru dibandingkan dengan pendekatan
yang dilakukan sebelum munculnya pembelajaran mikro.

Dikatakan oleh Allen dan Ryan “Micro teaching allows for the increased control of
practice”. Dengan pembelajaran mikro dimaksudkan untuk meningkatkan kontrol terhadap
setiap aspek yang dilatihkan, sehingga dari kontrol tersebut akan diperoleh masukan yang
berharga untuk meningkatkan kemampuan profesionalismenya.

Dari hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan mengenai manfaat pembelajaran
mikro, ternyata model ini cukup efektif dalam mempersiapkan, membina dan melatih
meningkatkan mutu guru, terutama dalam hal penampilan dan keterampilan mengajarnya
(Brown, 1975). Oleh karena itu dengan adanya pendekatan pembelajaran mikro menurut Joyce
(1975) adalah sebagai upaya merespon terhadap kekurangan dan rasa prustasi yang
dikembangkan pendidikan guru sebelumnya (responded to a wider feeling of frustation).
Dilihat dari hakikat pembelajaran mikro seperti telah diuraikan sebelumnya, maka manfaat dari
pembelajaran mikro terutama akan dirasakam oleh pihak-pihak sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa calon guru (pendidikan pre-service):


a. Setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari setiap
keterampilan mengajar yang harus dikuasainya secara lebih terkendali dan terkontrol.
b. Setiap mahasiswa calon guru dapat mengetahui tingkat kelebihan maupun
kekurangannya dari setiap jenis keterampilan mengajar yang harus dikuasainya.
c. Setiap mahasiswa calon guru dapat menerima informasi yang lengkap, objektif dan
akurat dari proses latihan yang telah dilakukannya melewati pihak observer.
d. Setiap mahasiswa calon guru dapat melakukan proses latihan ulang untuk
memperbaiki terhadap kekurangan maupun untuk lebih meningkatkan kemampuan
yang telah dimilikinya.
2. Manfaat bagi para guru (pendidikan in-service):
a. Para guru baik secara mandiri maupun bersama-sama dapat berlatih untuk lebih
meningkatkan kemampuan mengajar yang telah dimilikinya.
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dengan keterampilan
mengajar yang harus dikuasainya
c. Dapat dijadikan sebagai proses uji coba terhadap hal-hal yang baru, seperti dalam
penerapan metode, media, materi baru, atau jenis-jenis keterampilan mengajar lainnya
sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran yang sebenanrnya/

2.2 Model Pembelajaran Mikro


Adapun materi langkah-langkah atau prosedur yang harus dilakukan ketika
melaksanakan pembelajaran mikro melalui pendekatan atau model pembelajaran mikro
bertujuan untuk:

1. Menganalisis dan memahami tahap-tahap persiapan sebagai pra-pembelajaran mikro,


yang harus dilakukan oleh para calon atau para guru yang akan berlatih melaksanakan
pembelajaran melalui pembelajaran mikro.
2. Menganalisis dan memahami tahap pelaksanaan pembelajaran mikro, sebagai bagian dari
pendekatan pembelajaran untuk mempersiapkan, membina dan meningkatkan
keterampilan mengajar.
3. Memahami upaya tindak lanjut yang harus dilakukan oleh setiap peserta, sebagai tahap
akhir dari rangkaian kegiatan pembelajaran mikro.

Pengajaran mikro merupakan Real Teaching, tetapi dalam skala mikro. Karakteristik
yang khas dalam pengajaran mikro adalah komponen - komponen dalam pengajaran yang
dimikrokan atau disederhanakan. Dalam pengajaran sesungguhnya (Real Teaching) lingkup
pembelajaran biasa tidak dibatasi, tetapi di Micro-Teaching terbatas pada satu kompetensi
dasar atau satu hasil belajar dan satu materi pokok bahasan tertentu; demikian pula alokasi
waktunya juga terbatas antara 10 – 15 menit, jumlah siswa juga dikecilkan hingga berkisar 10
– 15 siswa, serta keterampilan dasar yang dilatihkan juga terbatas. Dengan demikian, ciri khas
Micro-Teaching adalah : “Real-Teaching yang di-mikro-kan meliputi jumlah siswa, alokasi
waktu, fokus keterampilan, kompetensi dasar, hasil belajar dan materi pokok pembelajaran
yang terbatas”.

Pelaksanaan pengajaran mikro pada prinsipnya merupakan realisasi pola-pola


pengajaran yang sesungguhnya (Real Teaching) yang didesain dalam bentuk mikro. Setiap
calon Guru/Dosen membuat persiapan mengajar yang kemudian dilaksanakan dalam proses
pembelajaran bersama siswa/teman sejawat (Peer Teaching) dengan setting kondisi dan
konteks Kegiatan Belajar Mengajar yang sesungguhnya. Berikut ini disajikan daftar komponen
mengajar yang dimikrokan dibandingkan dengan pengajaran yang normal:

Tabel Perbandingan Micro Teaching dengan Real Teaching

Penyederhanaan komponen pengajaran sebagai karakteristik pengajaran mikro (Micro-


Teaching) didasarkan pada asumsi – asumsi sebagai berikut ini :

1. Seluruh komponen keterampilan dasar mengajar akan dapat dikuasai secara mudah
apabila terlebih dahulu menguasai komponen keterampilan dasar mengajar tersebut
secara terpisah (terisolasi) satu demi satu.
2. Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan, memungkinkan perhatian praktikan terarah
pada keterampilan yang dilatihkan.
3. Penyederhanaan situasi dan kondisi dengan bantuan VTR memudahkan observasi dan
bermanfaat untuk umpan balik (Feed Back).

Mengajar adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan peng-integrasi-an secara


utuh dari berbagai komponen kemampuan. Komponen kemampuan tersebut dapat berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Sebagian kemampuan tersebut telah dibentuk
secara bertahap melalui penyampaian teori - teori tentang prinsip - prinsip Belajar dan
Pembelajaran, Strategi Mengajar, Rancangan Instruksional, Media Pembelajaran, Evaluasi
Pembelajaran, dan sebagaianya.

Guru/Dosen pemula dianggap menguasai materi dan sistem penyampaiannya, tiba


saatnya untuk berlatih menguasai keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan yang
bersifat generik yang harus dikuasai oleh semua calon Guru/Dosen. Komponen keterampilan
dasar mengajar yang dilatihkan dalam pengajaran mikro (Micro-Teaching) menurut hasil
penelitian Tumey (1973) terdapat 8 (Delapan) keterampilan yang sangat berperan dalam
Kegiatan Belajar Mengajar. Kedelapan Keterampilan tersebut antara lain :

1. Keterampilan Dasar Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure)
2. Keterampilan Dasar Menjelaskan (Explaining Skills)
3. Keterampilan Dasar Mengadakan Variasi (Variation Skills)
4. Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan (Reinforcement Skills)
5. Keterampilan Dasar Bertanya (Questioning Skills)
6. Keterampilan Dasar Mengelola Kelas
7. Keterampilan Dasar Mengajar Perorangan/Kelompok Kecil
8. Keterampilan Dasar Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

2.3 Skenario Pelaksanaan Pembelajaran Mikro

Bagan di atas menggambarkan pembagian tugas yang terlibat dalam pembelajaran


mikro, yaitu: Pertama guru, yaitu seseorang yang memerankan sebagai guru yang sedangan
melakukan latihan mengajar melalui pendekatan pembelajaran mikro; Kedua siswa, yaitu
kelompok yang memerankan sebagai siswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran; dan
ketiga observer atau supervisor, yaitu seseorang yang bertugas untuk mengamati terhadap
proses latihan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang sedang berlatih. Secara cermat
pihak observer atau supervisor mengamati dan mencatat kejadiankejadian penting selama
proses pembelajaran berlangsung. Sebaiknya agar dapat mendokomentasikan secara lengkap
seluruh aktivitas atau kejadian selama pembelajaran berlangsung, sebaiknya dilengkapi alat
perekaman vedeo. Tugas observer selain mencatat hal-hal penting, diakhir pembelajaran adalah
yang memberikan masukan, saran, dan solusi untuk lebih meningkatkan penampilan yang
sedang berlatih. Oleh karena itu seseorang yang menjadi observer, harus yang sudah memiliki
pengalaman lebih dibidangnya, sehingga dapat memberikan masukan yang maksimal.

Apabila setiap tahap kegiatan dalam persiapan pembelajaran mikro telah dilakukan,
rencana pembelajaran mikro seperti telah dijelaskan di atas telah dibuat, maka kegiatan
berikutnya calon guru atau peserta yang akan berlatih (trainee) telah siap untuk melakukan
kegiatan inti (praketk) pembelajaran mikro. Oleh karena itu yang dimaksud dengan kegiatan
inti pembelajaran mikro yaitu pelaksanaan praktek tampil mengajar dalam kelas atau di
laboratorium sesuai dengan hakikat pembelajaran mikro yang sudah di bahas sebelumnya.
Praktek latihan mengajar yang dilakukan melalui pendekatan pembelajaran mikro, adalah
mengajar yang sebenarnya. Dengan demikian setiap unsur atau pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran mikro harus memerankan dirinya secara logis dan otimal layaknya
seperti kegiatan pembelajaran yang sebenarnya. Hal ini bertujuan terutama untuk
mengkondisikan suasana pembelajaran yang sebenarnya, agar calon guru atau guru yang
sedang berlatih dapat melakukan proses pembelajaran secara maksimal. Setiap anggota
kelompok, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing mulai melakukan aktivitas
pembelajaran mikro, yaitu praktek melatih keterampilan dasar mengajar pada tempat yang
sudah direncanakan untuk pembelajaran mikro. Adapun pihak-pihak terkait dalam
pembelajaran mikro, serta tugas dan fungsi yang harus dijalankannya, pada intinya dapat
dirinci sebagai berikut: 1) Pihak guru yang berlatih, b) Pihak siswa, c) Pihak Observer, d) Pihak
pembimbing atau dosen, dan e) Sarana dan fasilitas pendukung Setiap unsur atau pihak yang
terlibat dalam pembelajaran mikro harus mampu memerankan fungsinya secara wajar dan
diarahkan pada upaya membantu peserta yang berlatih agar memiliki kemampuan atau
kecakapan yang diharapkan.

Bagan di atas menggambarkan langkah-langkah umum yang harus dilalui oleh setiap
peserta yang berlatih dan pihak-pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan pembelajara mikro.
Dengan mengikuti alur yang digambarkan dalam bagan diatas, dan dilaksanakan dengan
disiplin, bertanggung jawab dan professional, maka model pembelajaran mikro dapat menjadi
alternatif yang efektif untuk melakukan proses pembelajaran atau latihan penampilan
mengajar. Pertama, membuat perencanaan yaitu rencana pembelajaran mikro yang akan
berfungsi sebagai pedoman umum bagi peserta yang akan berlatih. Selain itu perencanaan yang
dibuat peserta juga sebagai pegangan bagi observer, supervisor atau pembimbing untuk
melakukan tugas bimbingannya. Unsur-unsur perencanaan pembelajaran mikro pada
prinsipnya sama dengan perencanaan pembelajaran yang biasa. Bedanya setiap unsur
perencanaan pembelajaran mikro lebih disederhanakan. Demikian pula dalam rumusan
kompetensi atau indikator pembelajaran yang harus dicapai, dirumuskan secara tegas
kemampuan yang harus dicapai dari setiap penampilan atau jenis keterampilan yang dilatihkan.
Kedua, kegiatan mengajar yaitu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat. Pada saat melaksanakan pembelajaran, setiap peserta yang
berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro, harus melakukan proses pembelajaran seperti
biasa yang terjadi dalam pembelajaran pada umumnya. Bedanya proses pembelajaran yang
dilakukan dalam pembelajaran mikro sifatnya lebih disederhanakan dan dilakukan terhadap
teman sejawat (feer teaching). Ketiga, fokus pada jenis keterampilan; yaitu guru yang berlatih
mengajar melalui pendekatan pembelajaran mikro, selalu memfokuskan pada jenis
keterampilan yang dilatihkan. Misalnya Tina ingin melatih “keterampilan bertanya” dalam
latihan penampilan mengajarnya. Oleh karena itu dari mulai kegiatan pembukaan, dilanjutkan
dengan kegiatan inti sampai pada kegiatan penutup pembelajaran, “kegiatan bertanya” selalu
mendominasi proses pembelajarannya. Mengapa demikian ? karena keterampilan bertanya
yang menjadi focus latihannya. Seperti disarankan pada pembahasan sebelumnya, untuk
mendapatkan informasi yang lengkap terhadap keterampilan bertanya yang sedang
dilatihkannya, maka pada saat kegiatan berlangsung proses latihan, dilakukan kegiatan
observasi atau pengamatan secara teliti dan kalau memungkinkan dibantu dengan media
perekam (video), sehingga dapat memperoleh gambaran yang ril dari penampilan mengajarnya.
Keempat, diskusi yaitu proses membahas secara terbuka setiap aktivitas dan permasalahan
selama pembelajaran (latihan) berlangsung. Hal-hal yang didiskusikan didasarkan pada
perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, dan dihubungkan dengan aktivitas
pelaksanaannya. Dalam diskusi masalah utama yang harus dibahas terutama difokuskan pada
jenis keterampilan yang dilatihkan. Kelebihan dan kekurangan, secara objektif, transparan dan
penuh tanggung jawab dikemukakan dan dibahas,sehingga setiap yang berlatih mendapatkan
masukan dari kegiatan diskusi tersebut. Secara teknis sebelum diskusi dilangsungkan terlebih
dahulu melihat tayangan (kalau kegiatan itu direkan), kemudian penyampaian komentar dari
pihak observer sesuai dengan hasil pengamatannya, dan setelah itu diikuti dengan kegiatan
diskusi untuk membahas secara lebih mendalam dan komprehensif. Pada saat diskusi akan
berakhir beri kesempatan kepada peserta yang berlatih untuk melakukan refleksi, agar peserta
yang berlatih dapat membuat kesimpulan sendiri, dan merencanakan tindak lanjut untuk
memperbaikinya. Kelima, latihan ulang yaitu mengulangi lagi kegiatan latihan yang didasarkan
pada hasil masukan dan rekomendasi yang telah diperoleh sebelumnya. Pada saat mengulangi
lagi untuk melakukan latihan, proses yang ditempuh sama dengan proses awal yaitu dari
membuat rencana pembelajaran mikro, pelaksanaan, dan diskusi tindak lanjut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengajaran mikro merupakan pengajaran dalam skala kecil atau mikro yang dirancang
untuk mengembangkan ketrampilan baru dan memperbaiki ketrampilan yang lama. Tujuan
pengajaran mikro bagi mahasiswa adalah memberi pengalaman mengajar yang nyata dan
latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah sedangkan bagi guru adalah guru
mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual demi perkembangan profesinnya.
Manfaat pengajaran mikro diantaranya adalah mengembangkan dan membina keterampilan
tertentu calon guru dalam mengajar dan mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan
sekolah dalam waktu praktik mengajar yang relatif singkat.
Daftar Pustaka

Allen-Ryan.1969. Micro Teaching. Sydney. Don Mills.Ontario.

Anonim. 2012. Hakekat Pembelajaran Micro Teaching, (Online),


(https://tanggem.wordpress.com/2012/04/04/hakekat-pembelajaran-micro
teaching/), diakses 24 Agustus 2019.

George, Brown.1975. Microteaching; a programme of teaching skills.Methuen

Sukirman, Dadang. 2015. Modul Micro-Teaching, (Online),


(https://chemistryeducation.uii.ac.id/2015/05/03-PEMBELAJARAN-MIKRO-
Kemenag.pdf), diakses 24 Agustus 2019.

Undang-undang Republik Indonesia N0. 20. Thn 2003. Sistem Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai