Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMINAR NASIONAL FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA
TANGGAL 13 SEPTEMBER 2017
=====================================================
I. Dasar : 1. Informasi dan kesekretariatan panitian HUT & BKFP 2017
tanggal 13 September 2017, perihal Seminar Nasional
Fakultas Universitas Udayana dengan Tema “ Peran
Pemasaran Agrowisata, Ekonomi Kelembagaan dan Teknologi
Pertanian dalam Penguatan Sektor Pertanian “.
2. Surat Tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Bali. Nomor: 9919 tahun 2017.
3. Tempat dan waktu pelaksanaan:
Seminar Nasional dilaksanakan selama 1(satu) hari ,
bertempat di Aula Gedung Pascasarjana Universitas Udayana
Denpasar.

II. Hasil Seminar :


Seminar di buka oleh Prof Dr. I Nyoman Rai ,MS, Dekan Fakultas Pertanian
UNUD, didampingi oleh Narasumber Prof Dr. Ir. I Gede Pitana,M.Si. Dari
Kementerian Pariwisata. Peserta Seminar berjumlah 150 orang dengan 3
Narasumber.
- Peran Teknologi Pertanian, Ekonomi Kelembagaan dan Agrowisata dalam
penguatan sektor pertania adalah Tujuan pembangunan Pertanian,
meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi pangan, meningkatkan nilai
tambah dan daya saing produk pertanian, meningkatkanketersediaan
bahan baku bioindustri dan bioenergi, meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.

- Tantangan Pembanguan Pertanian yaitu gagal panen yang akan berakibat


kelangkaan /krisis pangan, kondisi perekonomian global terjadi
pelemahan nilai tukar rupiah, harga produk dan biaya produksi menjadi
lebih mahal, krisis ekonomi berdapak pada pelemahan ekspor,gejolak
pangan global, harga pangan yang berfluktuasi akibat perubahan iklim
sehingga harga pangan menjadi mahal, bencana alam, kemampuan dan
ketersediaan pangan sering terganggu, peningkatan jumlah penduduk
mengakibatkan melebihi kapasitas lahan yang tersedia, aspek distribusi,
mengingat Indonesia sebagai Negara Kepulauan aksesbilitas dan sarana
transportasi yang lebih efisien, laju urbanisasi yang tinggal sehingga
generasi muda cendrung meninggalkan pedesaan menjadi kurang
diminati generasi penerus.

- Permasalahan Pembangunan Pertanian Indonesia adalah, konversi lahan


yang tidak terkendali ( 100 rb ha/tahun, keterbatasan dalam pencetakan
sawah baru( 50-60 rb ha/th), penurunan kwalitas lahan, rata-rata
kepemilikan lahan yang sempit ( 0,3 ha), ketidak pastian status
kepemilikan lahan, infrastrukturnya adalah kerusakan jaringan irigasi
yang tinggi ( 52% = 3 jt ha), pendangkalan waduk, kurang memadainya
sarana pelabuhan dan transportasi ternak,sarana produksi yaitu sistem
pengadaan benih yang tidak sesuia dengan musim tanam, belum
terbangunya sistem pembibitan sapi nasional, kelembagaan petani yang
belum mempunyai posisi tawar yang kuat, bidang sumber daya manusia
kemampuan petani, peternak dan pekebun dalam memanfaatkan
teknologi maju, menurunnya generasi muda untuk terjun di bidang
pertanian,keterbatasan tenaga penyuluh, pengawas benih tanaman dan
tega kesehatan hewan, bidang permodalan yaitu sulitnya akses petani
terhadap permodalan.
- Produksi petani indonesia yaitu perkembangan jumlah produksi petani di
indonesia, padi 75,397,841 ton, kelapa sawit 31,284,306 ton, jagung
19,612,435 ton, sayuran 13,539,232 ton,kedelai 963,183 ton dan buah-
buahan 20,167,443 ton.

- Keunggulan komperatif pertanian Indonesia adalah sepuluh komoditas


Pertanian dengan pangsa pasar terbesar th 2011 adalah minyak kernel
kelapa sawit 53,4 %, Bungkil kernel kelapa sawit 46,8 %, Minyak sawit
42,6 %, Karet kering alami 34,6%, bungkil kopra 29,7%, minyak
kelapa(kopra) 28,7%, Kelapa 28,6%, malam nabati 22,1%, asam lemak
20,8%, dan pala ,bunga pala dan kapulaga 20,6%.

- Masalah petani di Indonesia, dibalik potensi hasil pertania Indonesia


yang begitu besar, petani Indonesia justru manghadapi berbagai masalah
klasik yang butuh solusi implementatif dan jangka pangjang yaitu pasar,
pembiayaan pupuk,benih,bibit, dan sebagianya, teknologi dan
diversifikasi hasil pertanian.

- Kesulitan pemasaran hasil adalah akses pasar sulit, pasar tidak tersedia,
biaya transportasi mahal, harga rendah dan lain-lain.

Demikian laporan dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana


perlu.

Denpasar, 14 September 2017

Yang Melaporkan

Ni Made Narmi.STP.
Dinamika harga pangan di tingkat produsen dan konsumen
seringkali pergerakannya saling bertolak belakang, yaitu ketika harga
produsen rendah maka yang tertekanan adalah konsumen dan
sebaliknya saat hatga produsen rendah maka yang mengalami tekanan
besar adalah produsen. Oleh karena itu, di satu sisi produsen harus
mendapatkan harga yang layak untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraannya. Mengabaikan kepentingan produsen sama saja dengan
pembiaran terhadap hak petani/produsen untuk mendapatkan
kesempatan hidup layak, tetapi di sisi lain dengan membiarkan harga di
tingkat konsumen tinggi juga mengakibatkan semakin tertekan dan
tergerusnya daya beli masyarakat di tingkat konsumen.
Oleh karena itu, diperlukan suatu Sistem Deteksi Dini (Early
Warning System) tentang kondisi pasokan dan harga pangan yang tepat
(up to date) dan akurat, agar dapat segera dilakukan antisipasi dan
respon terhadap kemungkinan terjadinya gejolak. Salah satu pendekatan
untuk memperoleh data dan informasi mengenai harga dan pasokan
pangan yang akurat dari waktu ke waktu adalah dengan metode panel
data, yang diperoleh secara periodik atau berkala (time series) dari
sasaran yang sama.
Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas keluaran metode panel
harga maka diperlukan adanya koordinasi dan sinergi kerja aparat
pemerintah dari pusat sampai ke daerah. Optimalisasi sumberdaya
manusia yang terlibat dalam pelaksanaan panel harga melalui pertemuan
dalam bentuk apresiasi.
2. Tujuan :
Tujuan pertemuan Apresiasi Panel Harga Pangan antara lain :
a. Meningkatkan kemampuan petugas provinsi yang menangani kegiatan
panel harga pangan dalam menyediakan data/informasi yang cepat
dan akurat tentang pasokan dan harga pangan.
b. Mendapatkan masukan dari para penangging jawab kegiatan panel
harga pangan dalam rangka meningkatkan kinerja para enumerator.
c. Meningkatkan pemahaman akan pentingnya metode panel harga
pangan dalam menyususn bahan masukan bagi para pengambil
kebijakan.
1. Sasaran :
Sasaran dalam kegiatan Apresiasi Panel Harga Pangan adalah :
a. Peserta memahami tingkat kepentingan metode panel harga pangan
yang harus dilaksanakan di wilayah kerjanya.
b. Peserta mampu menyusun bahan analisa panel harga pangan dan
bahan kebijakan ditingkat provinsi terkait harga dan pasokan pangan.
2. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Pembukaan dan Pengarahan :
Kegiatan Apresiasi Panel Harga Pangan dibuka oleh Bapak Kepala
Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan,
Bapak Dr. Ir. Dewantoro, ysng didampingi oleh Kepala Badan
Ketahanan Pangan D. I Yogyakarta, Ibu Ir. Harofah Indriyani dan
Ketua Panitia Bapak Ir. Kamarudin.
b. Pemberian Materi – Materi :
1. Arah Kebijakan Stabilitas Harga Pangan tahun 2017, disampaikan
oleh Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan
Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian.

2. Analisis Kebijakan harga Pangan Strategis oleh : Dekan Fakultas


Pertanian, UGM – Yogyakarta.
3. Inflasi dan Pengemdalian Harga Pangan Strategis oleh Bank
Indonesia Cabang Yogyakarta.
4. Pengelolaan database Panel Harga Pangan, oleh Pusat Data dan
Informasi, Kemeterian Pertanian, Jakarta.
5. Gambaran Umum kegiatan Panel Harga Pangan tahun 2017 dan
Evaluasi Kegiatan Tahun 2016 disampaikan oleh Kabid. Harga
Pangan, Badan ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Jakarta.
6. Pengumpulan data panel disampaikan oleh Tim Fasilitator.
7. Operasionalisasi web-site panel harga pangan disampaikan oleh
Tim Fasilitator.
8. Pengolahan dan analisis data panel harga pangan disampaikan
oleh Tim Fasilitator.
V. Rangkuman :
1. Jadwal Kegiatan terlampir.
2. Panel Harga Pangan Tahun 2017 dilaksanakan :
 34 Provinsi
 514 Kabupaten/Kota
 Melibatkan 979 orang enumerator.
3. Data –data yang dikumpulkan :
a. Data Dasar : oleh Provinsi (satu kali), sesuai dengan kuesioner yang
pada pada Pedoman Teknis Panel harga Pangan 2017,
dengan Sumber data dari Enumerator Kab/Kota.
 Enumerator : Produsen (PRD), Sumber : Dinas Pertanian,
Peternakan, Dinas
Perdagangan, Petani,
Pedagang, Peternak.
 Enumerator : Pedagang (PPG atau PPE) : Dinas Pertanian,
Peternakan, Dinas
Perdagangan, Petani,
Pedagang, Peternak.
 Enumerator : Produsen (PRD), Sumber : Petani, Penggilingan
Padi (skala besar, sedang
dan kecil).
b. Data Enam Bulanan : oleh Provinsi (bulan Maret dan September),
sesuai dengan kuesioner yang pada pada
Pedoman Teknis Panel harga Pangan 2017,
dengan Sumber data dari Enumerator
Kab/Kota.
 ,,,,

Anda mungkin juga menyukai