Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas
Cileungsi Kabupaten Bogor pada Tahun 2017 ini mendapat kesempatan
untuk melaksanakan akreditasi.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
C. Lingkup Kegiatan
D. Metode
E. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Pada zaman Yunani dikenal Aesculapius yang dianggap
sebagai dea Kedokteran dan mempunyai tongkat dililit ular yang
hingga kini masih di pakai sebagai symbol Ilmu Kedokteran di seluruh
dunia. Aesculapius melakukan praktek Ilmu Kedokteran di Delphi,
bekas reruntuhan kuilnya berada di dekat gunung Parna Zeus.
5
tenaga medis dan para medis di Puskesmas yang terlibat dalam
penyelenggaraan rekam medis harus melaksanakan.
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
1. Registrasi (pendaftaran)
D. Batasan Operasional
1. Rekam Medis
a. Identitas pasien
6
b. Tanggal dan waktu
f. Rencana penatalaksanaan.
2. Registrasi
7
4. Tracer
5. ICD-X
6. Kartu berobat
E. Landasan Hukum
8
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Jumlah 1
B. Distribusi Ketenagaan
9
BAB III
STANDAR FASILITAS
Lemari Besi
Rak rekam medis
10
Daftar Inventaris Peralatan di Rekam Medis
11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1. Registrasi
2. Managemen rekam medis
B. Metode
Metode yang dilakukan pada kegiatan registrasi adalah metode
antrian. Metode pada managemen rekam medis, yaitu pada identifikasi
menggunakan sistem penamaan langsung (nama, tanggal lahir,
alamat) dan pada penomoran rekam medis menggunakan metode unit
numbering sistem.
Alur Pelayanan
Pasien Datang
Pasien Baru
13
dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib
dan penuh tanggung jawab.
Dilihat dari segi pelayanan di puskesmas, pasien yang datang
dapat dibedakan menjadi:
1) Pasien yang dapat menunggu
Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat
Pasien yang harus segera ditolong (pasien gawat darurat)
2) Sedang menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan
menjadi:
1. Pasien baru: adalah pasien yang baru pertama kali datang ke
puskesmas untuk keperluan berobat.
2. Pasien lama: adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke
puskesmas untuk keperluan berobat.
a. Pasien baru
Setiap pasien baru diterima dan diidentifikasi sesuai wilayah
tempat tinggal. Kemudian petugas menulis data pasien sesuai dengan
KK, KTP, kartu BPJS dan kartu identitas lainnya ke dalam rekam
medis.
Untuk pasien baru akan memperoleh nomor dan kode kartu
berobat/kartu pasien sesuai dengan wilayah tempat tinggal dan kartu
berobat tersebut sebagai kartu pengenal yang harus dibawa pada
setiap kunjungan berikutnya di Puskesmas Cileungsi.
b. Pasien lama
14
Pasien lama datang ke registrasi. Pasien menunjukan kartu
berobat / kartu pasien / kartu BPJS. Kemudian petugas mencari sesuai
kode dikartu identitas pasien.
b. Sistem Penomoran
Rekam medis pada puskesmas cileungsi disimpan menurut
nomor, yaitu menggunakan “Unit Numbering Sistem” sistem ini
memberikan satu unit rekam medis baik kepada pasien. Pada saat
seorang penderita berkunjung pertama kali ke puskesmas,
kepadanya diberikan satu nomor yang akan dipakai selamanya
untuk kunjungan seterusnya, sehingga rekam medis penderita
tersebut hanya tersimpan di dalam satu berkas di bawah satu
nomor.
15
Kepada petugas yang memberikan pendaftaran, diperintahkan
agar selalu mengecek apakah seorang pengunjung sudah pernah
berkunjung ke Puskesmas. Seorang pasien yang sudah pernah
berkunjung ke Puskesmas sebelumnya tidak akan diberikan nomor
baru, karena rekam medisnya yang sekarang akan diberi nomor
yang sama dengan nomor yang telah dimiliki pada kunjungan yang
lalu. Petugas menggunakan buku bantu untuk penomoran bila
terjadi kemungkinan kartu berobat pasien lama hilang.
Untuk pengambilan rekam medis yang tidak aktif dari rak
penyimpanan untuk dimusnahkan, karena menggunakan sistem
unit, nomor-nomor rekam medis tidak menunjukkan tua atau
mudanya satu rekam medis sehingga untuk memilih rekam medis
yang tidak aktif harus dilihat satu persatu, tahun berapa seorang
penderita terakhir berobat.
Penomoran rekam medis untuk pasien umum dalam wilayah
lingkungan kerja Puskesmas Cileungsi diberi tanda atau ditulis
desa dimana tempat tinggal pasien contoh untuk pasien yang
beralamat di Desa Cileungsi, setelah diberi nomor urut register
pasien, dan ditambah kode Desa tempat tinggal pasien. Contoh :
C.A01 Desa Cileungsi, CKD.A01 Desa Cileungsi Kidul, LN.A01
Desa Limus Nunggal, DYH.A01 Desa Dayeuh, LWD.A01 Luar
Wilayah dalam Kecamatan Cileungsi, LWK.A01 Luar Wilayah
Kecamatan Cileungsi.
16
penyimpanan rekam medis Cileungsi lebih menggunakan
sistem sentralisasi dan penjajaran rekam medis.
A. Sistem Sentralisasi
Sistem penyimpanan yang digunakan di Puskesmas
adalah sistem sentralisasi.
Kebaikan dari sistem sentralisasi adalah:
I. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan
penyimpanan rekam medis, sehingga pasien dapat
dilayani lebih cepat.
II. Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk
peralatan dan ruangan.
III. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan
medis mudah distandarisasikan.
IV. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas
penyimpanan.
V. Mudah menerapkan sistem unit record.
3. Penunjuk Penyimpanan
Pada deretan berkas rekam medis yang disimpan di rak
besi atau triplek diberi tempelan tanda penunjuk wilayah
berdasarkan huruf abjad untuk pasien umum dan untuk pasien
17
pengguna BPJS penunjuknya berdasarkan penggunaan kartu
yaitu BPJS mandiri, Askes PNS, Jamkesmas / KIS guna
mempercepat pekerjaan menyimpan dan menemukan rekam
medis.
2. Penyusutan
Penyusutan rekam medis adalah suatu kegiatan
pengurangan arsip dari rak penyimpanan dengan cara
memindahkan arsip rekam medis in aktif dari rak aktif ke rak in
aktif dengan cara memilah pada rak penyimpanan sesuai
dengan tahun kunjungan.
3. Tujuan:
18
I. Mengurangi jumlah arsip rekam medis yang semakin
bertambah.
II. Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya
tempat penyimpanan berkas rekam medis yang baru.
III. Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat
penyiapan rekam medis jika sewaktu-waktu diperlukan.
IV. Menyelamatkan arsip yang bernilai guna tinggi serta
mengurangi yang tidak bernilai guna / nilai guna rendah
atau nilai gunanya telah menurun.
2. Pencatatan (Recording)
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas,
tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan akan tetapi
mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan
rekam medis.
19
Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan
proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di
Puskesmas Cileungsi diteruskan kegiatan pencatatan data
medis pasien selama pasien tersebut berobat di puskesmas,
dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang
meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran
berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani
permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk
keperluan lainnya.
Pencatatan disini dimaksudkan pendokumentasian
segala informasi medis seorang pasien ke dalam rekam medis.
Pada dasarnya pendokumentasian membuat data, yang akan
menjadi bahan imformasi. Data pasien dapat dikelompokkan ke
dalam 2 kelompok, yaitu data sosial dan data medis. Data
sosial didapatkan pada saat pasien mendaftarkan diri ke tempat
penerimaan pasien. Data medis baru diperoleh dari pasien
apabila pasien telah memasuki unit pelayanan kesehatan.
Petugas di unit pelayanan adalah dokter dan tenaga para
medis, ahli-ahli profesi kesehatan lainnya (termasuk
penunjangnya, laboratorium, gizi, kesling).
Untuk mendapatkan pencatatan data medis yang baik,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh dokter dan ahli-
ahli dibidang kesehatan lainnya, yaitu:
- Mencatat secara tepat waktu;
- Up to date;
- Cermat dan lengkap;
- Dapat dipercaya dan menurut kenyataan;
- Berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya
sehingga tidak bertele-tele;
- Bersifat obyektif sehingga menimbulkan kesan jelas.
Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit
pelayanan di puskesmas yang memberikan pelayanan ataupun
tindakan kepada pasien.
Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya,
yaitu catatan yang bersifat kolektif dan catatan yang bersifat
individual.
Catatan yang Bersifat Kolektif
Ini merupakan kumpulan catatan kunjungan pasien-
pasien yang datang ke unit pelayanan. Catatan ini dalam
20
bentuk buku yang sering disebut “Buku Register”. Buku
register ini merupakan sumber utama data kegiatan
puskesmas. Pemakaian buku register ini perlu
dipertimbangkan secermat mungkin dan tetap
memperhatikan efisiensi di bidang pengelolaan data
medis. Buku register yang biasa diperlukan, diantaranya:
Buku register penerimaan pasien rawat jalan,
Buku register pelayanan pasien rawat jalan,
Buku register tindakan/pembedahan,
Buku register pemeriksaan laboratorium
Buku-buku register tersebut dikerjakan oleh petugas-
petugas di masing-masing unit pelayanan nya
Catatan yang Bersifat Individual
Catatan ini mendokumentasikan segala tindakan medic
yang diberikan kepada seorang pasien. Bentuk catatan
ini berupa lembaran-lembaran yang dinamakan Buku
Rekam Medis.
Pecatatan data medis ini dilakukan oleh petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan/tindakan kepada
pasien, yaitu Dokter Perawat/Bidan, Tenaga Kesehatan
ainnya yang memberikan pelayanan medis kepada
pasien, serta petugas pencatatan medik sendiri.
21
o Persetujuan tindakan bila diperlukan.
1. Identitas Pasien
Data-data tertentu harus ditulis pada saat penderita masuk dan
registrasi. Penyimpanan identitas pasien ini mutlak karena adalah salah
satu cara untuk menunjang kelancaran peleyanan terhadap pasien,
karena apabila seorang pasien lupa membawa kartu berobat maka
dengan sistem komputerisasi akan membantu untuk mencarikan data
pasien yang diperlukan dengan cepat ataupun dengan buku Bank nomor.
Karena identitas pasien ini merupakan sumber data yang harus disimpan,
maka harus dibuat selengkap dan sejalas mungkin. Data yang disimpan
harus dibuat secara terperinci dan lengkap, yaitu:
1) Nama lengkap pasien
2) Nomor rekam medis
3) Alamat
4) Jenis kelamin
5) Tempat/tanda lahir
6) Tanggal kunjungan
22
6. Rencana penatalaksanaan
7. Pengobatan dan/atau tindakan
8. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
9. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
10. Persetujuan tindakan bila diperlukan
23
1. Perakitan ( Assembling ) Rekam Medis
Perakitan Rekam Medis pasien rawat jalan, meliputi hasil
pemeriksaan penunjang.
2. Koding ( coding )
Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada didalam
rekam medis harus diberi kode klasifikasi penyakit yaitu
ICD 10 dan selanjutnya diindeksi agar memudahkan
pelayanan pada pengkajian informasi untuk munujang
fungsi perencanaan, managemen, dan riset bidang
kesehtatan.
Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan
kewajiban hak dan tanggung jawab dokter ( tenaga
medis ) yang terkait tidak boleh diubah oleh karena itu
diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diisi
dengan lengkap dann jells sesuai dengan arahan yang
ada pada buku ICD 10.
Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode
bertanggung jawab atas keakuratan kode dari suatu
diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis.
Oleh karena itu untuk hal yang kurang jelas atau yang
tidak lengkap, sebelum koding ditetapkan,
komunikasikan terlebih dahulu kepada dokter yang
membuat diagnosos tersebut.
Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam
medis, petugas rekam medis harus membuat koding
sesuai dengan klasifikasi yang tepat.
24
dan tepat waktunya. Harus dibuat ketentuan berapa lama
jangka waktu satu rekam medis diperbolehkan tidak
berada di rak penyimpanan. Seharysnya setiap rekam
medis kembali lagi ke raknya pada setiap akhir hari kerja,
sehingga dalam keadaan darurat staf puskesmas dapat
mencari informasi yang diperlukan.
c. Rekam medis tidak dibenarkan diambil dari peskesmas,
kecuali atas perintah pengadilan. Dokter-dokter atau
pegawai peskesmas yang berkepentingan dapat
meminjam rekam medis, untuk dibawa ke ruang kerjanya
selama jam kerja, tetapi semua rekam medis harus
dikembalkan ke ruang rekam medis pada akhir jam kerja.
Jika beberapa rekam medis akan digunakan selama
bebrapa hari, rekam medis tersebut disimpan dalam
tempat sementara di ruang rekam medis. Kemungkinan
rekam medis dipergunakan oleh beberapa orang
perpindahan dari orang satu ke lain orang, ini harus
dilakukan dengan mengisi “ Kartu Pindah Tangan “
karena dengan cara ini rekam medis tidak perlu bolak-
balik dikirim ke bagian rekam medis. Kartu pindah tangan
ini dikirimkan ke bagiam rekam medis, untuk diletakkan
sebagai petunjuk keluarnya rekam medis. Katu pindah
tangan tersebut berisi: tanggal, pindah tangan dari siapa,
kepada siapa, untuk keprluan apa dan digunakan oleh
dokter siapa.
25
maksudnya untuk mempercepat petugas melihat temapt-
tempat penyimpanan kembali map-map rekam medis
yang bersangkutan. Petunjuk keluar ini haruslah dibuat
dari bahan ( kertas ) yang keras dan kuat.
26
BAB IV
LOGISTIK
27
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
28
mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan
klinis.
29
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
30
- Tidak tersedia alat-alat pengaman.
- Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya
kebakaran dll.
31
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kegiatan Sasaran
Kelengkapan pengisian 100%
rekam medis
Ketepatan waktu pelaporan 100%
ke Dinas Kesehatan
32
BAB IX
PENUTUP
33
DAFTAR PUSTAKA
34