Anda di halaman 1dari 21

PENATALAKSANAAN 10 BESAR PENYAKIT

DI PUSKESMAS CILEUNGSI

OLEH: dr. NINDYA YESSICA


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kemudahan sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini.

Makalah berjudul “Penatalaksanaan 10 Besar Penyakit di Puskesmas Cileungsi”


ini disusun sebagai syarat melengkapi kekurangan Satuan Kredit Profesi (SKP) pada
ranah pembelajaran. Kelengkapan SKP diperlukan sebagai syarat penulis untuk
memperpanjang Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai legalitas untuk berpraktek
kedokteran.

Semoga makalah yang telah penulis susun ini bisa menambah pengetahuan dan
melengkapi kekurangan SKP.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Penulis
juga menyadari bahwa makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari
itu penulis mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bekasi, 15 Agustus 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Surat Tanda Registrasi merupakan pengakuan secara yuridis bahwa seseorang
memiliki kewenangan atas suatu bidang, sehingga Surat Tanda Registrasi memiliki
fungsi sebagai pengakuan secara legal bagi tenaga kesehatan dalam berpraktik.
Pengakuan praktik tenaga kesehatan secara hukum satu-satunya adalah melalui Surat
Tanda Registrasi. Surat Tanda Registrasi telah memuat nomor registrasi tenaga
kesehatan,

Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


menyatakan bahwa: Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan
yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai
kualifikasi tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara hukum untuk menjalankan
praktik. Kewajiban kepemilikan Surat Tanda Registrasi bagi tenaga kesehatan untuk
bekerja dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1796/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan yang diperbarui
pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan. Adapun secara detail diatur pada Pasal 2 ayat (1) Permenkes No. 46 Tahun
2013, yang berbunyi: “Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaannya
wajib memiliki STR”.

Masa berlaku Surat Tanda Registrasi (STR) dokter adalah lima tahun, sehingga setelah
lima tahun setiap dokter harus memperpanjang Surat Tanda Registrasi (STR). Untuk
memperpanjang STR, dokter harus melengkapi sejumlah Satuan Kredit Profesi (SKP)
yang meliputi ranah pembelajaran, ranah professional, serta ranah pengabdian
masyarakat/profesi. Makalah ini disusun untuk melengkapi SKP penulis pada ranah
pembelajaran.
2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah penatalaksanaan 10 besar penyakit di Puskesmas Cileungsi?

3. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum :

Melengkapi kekurangan SKP sebagai syarat untuk memperpanjang STR.

b. Tujuan Khusus :

Menambah pengetahuan penulis tentang penatalaksanaan 10 besar penyakit di


Puskesmas Cileungsi.
BAB II
ISI

Menurut Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA), 10 besar penyakit di


Puskesmas Cileungsi yaitu:
No Penyakit Kode ICD 10
1. Hipertensi Primer I 10
2. Fever with Chills R 50.0
3. Nasofaringitis Akut J 00
4. Myalgia M 79.1
5. Tukak Lambung K 25
6. Batuk R 05
7. Demam yang tidak diketahui penyebabnya R 50
8. Sakit Kepala R 51
9. Acute upper respiratory infection / ISPA J 06
10. Other dermatitis L 30

1. Hipertensi Primer

Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari ≥
140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.

Anamnesa : Keluhan & faktor resiko


Keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar-debar,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada. Keluhan tidak spesifik
antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah, dan impotensi.
Faktor Risiko:
Hal yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi dan
penyakit kardiovaskular dalam keluarga.

Hal yang dapat dimodifikasi, yaitu:


a. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan).
b. Konsumsi alkohol berlebihan.
c. Aktivitas fisik kurang.
d. Kebiasaan merokok.
e. Obesitas.
f. Dislipidemia.
g. Diabetes Melitus.
h. Psikososial dan stres.

Pemeriksaan Fisik
Normal : Sistolik <120 mmHg , diastolik < 80 mm Hg
Pre-Hipertensi : Sistolik 120 - 139 mmHg, diastolik 80-89 mmHg
Hipertensi stage -1 : Sistolik 140 - 159 mmHg, diastolik 80-99 mmHg
Hipertensi stage -2 : Sistolik ≥ 160 mmHg, diastolik ≥ 100 mmHg

Penatalaksanaan
a. Modifikasi gaya hidup
b. Modifikasi Rekomendasi Rerata penurunan Tekanan Darah Sistolik
c. Penurunan berat badan, jaga BB ideal
d. Diet kaya buah, sayuran, produk rendah lemak dengan jumlah lemak total dan lemak
jenuh yang rendah
e. Pembatasan intake natrium
f. Aktivitas fisik
g. Pembatasan konsumsi alkohol
h. Obat – obatan Hipertensi
i. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan
hasil pengobatan.

Rujuk jika:
a. Hipertensi dengan komplikasi.
b. Resistensi hipertensi.
c. Krisis hipertensi (hipertensi emergensi dan urgensi)

2. Demam disertai menggigil


Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu tubuh ≥ 37,5’C.

Anamnesa :
 Demam
 Kulit kemerahan
 Hangat pada sentuhan
 Peningkatan frekuensi pernapasan
 Menggigil
 Dehidrasi
 Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan
somnolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5ºC - 40ºC, kulit
hangat, takikardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit
kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat
dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala, vertigo),
keletihan, kelemahan, dan berkeringat.

Pemeriksaan fisik :
Pengukuran suhu tubuh lebih dari 37,5 C.
Penatalaksanaan :
a. Non Medikamentosa

- Istirahat cukup.

- Kompres hangat

- Asupan gizi yang seimbang

- Anjuran kontrol kembali apabila masih demam selama 3 hari untuk dilakukan cek
laboratorium darah lengkap

b. Medikamentosa

- Simtomatik dengan paracetamol :


Dosis :
 Bayi dan anak kurang dari 5 tahun : 10mg/kg BB per x.
Pemberian dapat diulang setiap 6 jam.
 Dewasa dan anak ≥12 tahun : Dosis : 4 x 500mg
- Vitamin Diberikan apabila perlu.

3. Nasofaringitis Akut
Nasofaringitis akut adalah peradangan akibat infeksi di saluran pernafasan atas/mukosa
nasofaring yang berlangsung akut (<12 minggu). Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi
virus, bakteri, ataupun iritan.

Anamnesis:
Keluhan nasofaringitis akut yaitu panas dingin, disertai batuk pilek dan nyeri menelan.

Pemeriksaan fisik :
 Hidung : konka bengkak dan hiperemis, secret +/+
 Tenggorokan : faring dapat hiperemis/tidak
 Pemeriksaan lain : dalam batas normal
Penatalaksanaan:
 Untuk panas : Paracetamol 10-15 mg/kg/dosis (anak) tiap 4-6 jam atau dapat
3x/hari(anak), dewasa 3x500 mg. Ibuprofen 20 mg/kg/hari dibagi 3 dosis
 Untuk batuk : ambroksol 0,5 mg/kg/x (3 dosis) untuk anak, dan 3x30 mg untuk
dewasa.
 Untuk pilek : CTM 0,2-0,4 mg/kg/hari dibagi 2-3 dosis
 Terapi lain dapat diberikan sesuai kebutuhan pasien
 Konseling singkat berupa:
 Istirahat yang cukup
 Banyak minum air putih
 Kurangi makanan berminyak
 Kurangi minuman yang dingin

4. Myalgia

Myalgia atau yang biasa dikenal dengan sebutan nyeri otot,spasme otot atau keram otot
merupakan gejala dari banyak penyakit dan gangguan pada tubuh.

Anamnesa terkait keluhan pasien, didapatkan yaitu lokasi/daerah nyeri, riwayat


pemakaian otot/aktivitas berlebihan, riwayat aktivitas yang membuat otot kontraksi
terus menerus dalam waktu yang singkat, riwayat aktivitas berulang.

Pemeriksaan fisik, didapatkan : nyeri tekan, penekanan yang menimbulkan nyeri alih (
referred pain).

Pemeriksaan penunjang apabila diperlukan untuk menentukan adanya kerusakan organ


dan faktor risiko: urin rutin, kolesterol, dan asam urat.
Penatalaksanaan:
a. Medikamentosa yaitu berupa anti nyeri sistemik, misalnya
asetamenofen/paracetamol atau golongan NSAID (misalnya: ibuprofen,
natrium diklofenak, piroksikam, aspirin, asam mefenamat, dan lain-lain).
b. Non medikamentosa yaitu:
 Petugas melakukan edukasi dengan menganjurkan pasien untuk
merelaksasikan otot,misalnya jika otot lengan yang nyeri jangan
mengangkat tangan melawan gravitasi.
 Petugas melakukan edukasi dengan menganjurkan pasien untuk
mengistirahatkan otot yang sakit dan banyak minum air putih.
 Petugas mencari penyakit yang menyebabkan gejala myalgia (
misalnya: hipertensi, asam urat, ispa, infeksi lain ) untuk kemudian
diobati berdasarkan penyakit yang mendasarinya.

5. Tukak Lambung / Gastritis


Gastritis adalah proses inflamasi/peradangan pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau
bahan iritan lain.

Anamnesa:
Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian
atas. Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan
kembung.

Faktor Risiko timbulnya gastritits yang dapat ditegakkan lewat anamnesa :


a. Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis makanan pedas,
porsi makan yang besar.
b. Sering minum kopi dan teh.
c. Infeksi bakteri atau parasit.
d. Pengunaan obat analgetik dan steroid.
e. Usia lanjut.
f. Alkoholisme.
g. Stress.
h. Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit autoimun,
HIV/AIDS, Chron disease.

Pemeriksaan Fisik didapatkan :


a. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
b. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan pendarahan saluran cerna
berupa hematemesis dan melena.
c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva tampak anemis.

Penatalaksanaan :
a. Non medikamentosa :
Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya keluhan,
antara lain dengan makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari
dari makanan yang meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh,
makanan pedas, dan kol. Menginformasikan pasien dan keluarga mengenai faktor
risiko terjadinya gastritis.

b. Medikamentosa :
Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain: H2 Bloker 2x/hari (Ranitidin 150
mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazole 20 mg/kali), serta Antasida dosis 3 x 500-1000
mg/hr.

Kriteria rujukan
a. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan.
b. Terjadi komplikasi.
b. Terjadi alarm symptoms seperti perdarahan, berat badan menurun 10% dalam 6
bulan, dan mual muntah berlebihan.
6. Batuk

Batuk adalah respon alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan untuk mengeluarkan
zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan, serta mencegah benda asing masuk ke
saluran napas bawah.

Batuk yang terjadi sesekali itu normal karena dapat membantu menggerakkan dahak
yang bertugas menjaga saluran napas tetap lembap. Namun, batuk yang terus-menerus
apalagi ditambah gejala lain, seperti demam dan dahak berwana atau berdarah, dapat
menandakan gangguan medis.

Berdasarkan durasinya, batuk dapat digolongkan menjadi batuk akut yang berlangsung
selama kurang dari 3 minggu, batuk sub-akut yang terjadi selama 3-8 minggu, dan
batuk kronis yang berlangsung lebih dari 8 minggu.

Selain proses normal tubuh untuk mengeluarkan benda asing, batuk dapat menjadi
gejala suatu penyakit, seperti flu, penyakit paru, jantung, atau sistem saraf. Dalam hal
ini, kemunculan batuk juga disertai dengan gejala lain, seperti:

 Pilek
 Demam
 Lemas
 Nyeri tenggorokan
 Sulit menelan atau batuk saat menelan
 Mengi
 Sesak napas
Ada beberapa kondisi yang dapat memunculkan gejala batuk, antara lain:
 Pneumonia
Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru akibat infeksi virus, bakteri,
atau jamur. Batuk yang muncul awalnya tidak berdahak, namun setelah
beberapa hari akan menjadi batuk berdahak yang bisa bercampur darah.
 Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada lapisan dalam dinding bronkus, yaitu saluran
di bawah tenggorokan yang menyambung ke paru-paru. Fungsi bronkus adalah
membawa udara dari dan ke paru-paru. Orang yang menderita bronkitis sering
mengeluarkan dahak yang tebal dan berwarna.
 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang menyebabkan
kesulitan bernapas, akibat paparan zat iritan dalam jangka waktu yang lama.
Iritan tersebut bisa berupa polusi udara, asap rokok, atau asap kimia. Salah satu
gejalanya adalah batuk yang disertai banyak dahak dan sesak napas.
 Asma
Asma adalah penyakit menahun yang juga sering menyebabkan penderitanya
mengalami batuk disertai sesak napas. Batuk pada asma biasanya muncul saat
gejala asma kambuh, dan lebih sering terjadi di malam hari.
 Post nasal drip. Kondisi ini ditandai dengan adanya dahak pada saluran napas
bagian atas, seperti hidung dan rongga sinus yang turun ke tenggorokan,
sehingga menyebabkan gangguan pernapasan yang bisa berupa batuk
berdahak. Post nasal drip bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari iritasi
saluran pernapasan atas, infeksi, alergi, kelainan bawaan pada hidung, hingga
efek samping obat-obatan seperti KB hormonal dan obat tekanan darah tinggi.
Penatalaksanaan:

a. Batuk berdahak

Apabila batuk berdahak disebabkan oleh virus, seperti pada penyakit flu, Anda cukup
minum banyak air putih dan beristirahat. Namun bila penyebabnya adalah bakteri,
dibutuhkan pengobatan menggunakan antibiotik sesuai resep dokter.

Jika batuk berdahak dirasa mengganggu, beberapa jenis obat mukolitik atau
ekspektoran seperti bromhexine HCl dan guaifenesin dapat digunakan untuk
mengatasinya. Bromhexine HCl dan guaifenesin bekerja dengan cara mengencerkan
dahak, sehingga lebih mudah dikeluarkan dari saluran pernapasan.

Periksakan diri ke dokter jika batuk berlangsung lebih dari seminggu meski sudah
minum obat, atau jika batuk bercampur darah, dahak berwarna hijau atau kuning, sesak
napas disertai mengi, berkeringat dingin di malam hari, dan demam tinggi. Dianjurkan
juga untuk segera berkonsultasi ke dokter jika batuk terjadi pada anak berusia kurang
dari dua tahun, disertai demam tinggi.

b. Batuk kering

Mengkonsumsi obat untuk batuk kering yang mengandung diphenhydramine HCI dan
ammonium klorida. Diphenhydramine termasuk ke dalam kelompok obat
antihistamin, yang gunanya mengurangi reaksi alergi, termasuk batuk kering.
Sedangkan ammonium klorida berperan sebagai ekspektoran untuk membantu
mengeluarkan zat pemicu batuk dari saluran pernapasan.

Saat mengonsumsi obat yang mengandung diphenhydramine, hindari berkendara,


mengoperasikan mesin, atau melakukan aktivitas berbahaya. Hal ini
karena diphenhydramine dapat menyebabkan kantuk.

Konsumsi obat sesuai petunjuk pada kemasan atau saran dokter, dan hindari
mengonsumsi obat dalam jangka panjang. Hubungi dokter jika batuk tidak membaik
setelah tujuh hari, atau jika batuk disertai demam, ruam kulit, atau sakit kepala.
7. Demam yang tidak diketahui penyebabnya
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu tubuh ≥ 37,5’C.

Anamnesa :
 Demam
 Kulit kemerahan
 Hangat pada sentuhan
 Peningkatan frekuensi pernapasan
 Menggigil
 Dehidrasi
 Kehilangan nafsu makan

Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan
somnolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit
hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit
kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat
dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala, vertigo),
keletihan, kelemahan, dan berkeringat.

Pemeriksaan fisik :
Pengukuran suhu tubuh lebih dari 37,5 C.

Penatalaksanaan :
a. Non Medikamentosa

- Istirahat cukup.

- Kompres hangat

- Asupan gizi yang seimbang

- Anjuran kontrol kembali apabila masih demam selama 3 hari untuk dilakukan cek
laboratorium darah lengkap
b. Medikamentosa

- Simtomatik dengan paracetamol :


Dosis :
 Bayi dan anak kurang dari 5 tahun : 10mg/kg BB per x.
Pemberian dapat diulang setiap 6 jam.
 Dewasa dan anak ≥12 tahun : Dosis : 4 x 500mg
- Vitamin diberikan apabila perlu.

8. Sakit Kepala

Nyeri kepala atau cephalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di kepala, setempat
atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah, dan leher.

Anamnesa:
a. Nyeri moderat sampai berat pada satu sisi kepal atau pada kedua sisi kepala
b. Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk
c. Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas fisik
d. Rasa nyerinya sedemikian rupa sehingga tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari
e. Mual dengan atau tanpa muntah
f. Fotofobia atau fonofobia
g. Sakit kepalanya mereda secara bertahap pada siang hari dan setelah bangun
tidur

Pemeriksaan fisik:
a. Palpasi pada tengkorak untuk mengetahui kelainan bentuk, nyeri tekan dan
benjolan
b. Palpasi pada otot untuk mengetahui tonus dan nyeri tekan daerah tengkuk
c. Pemeriksaan leher, mata, hidung, tengkorak, telinga, mulut, gigi geligi
Penatalaksanaan:
a. Anjurkan istirahat dan banyak minum sangat penting
b. Pengobatan simtomatis dapat diberikan untuk menghilangkan gejala,
menuliskan terapi obat sesuai umur di resep (terapi pilihan: aspirin, ibuprofen)
c. Pemberian antidepresi bila diperlukan
d. Psikoterapi: mencari jalan keluar yang praktis dan sederhana dalam segala
kesulitan
e. Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan penyakit tersebut
(menjelaskan bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau
otaknya, modifikasi pola hidup sehat

9. ISPA

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung, dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari.

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari yang dapat
ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat.

Penatalaksanaan:
 Non medikamentosa
Petugas melakukan edukasi kepada pelanggan bahwa penyakit tersebut disebabkan
oleh virus dan dapat sembuh dengan sendiri dalam beberapa hari, cukup dengan
istirahat yang baik, makanan yang bergizi.
 Medikamentosa: pengobatan simptomatis
Apabila ada kecurigaan infeksi sekunder, petugas memberi pengobatan
simptomatis dan antibiotika.
Obat yang dapat dipakai adalah:
 Paracetamol 3 – 4 x 500mg (10 – 15 mg/kgBB/ 3-4 kali dalam 24 jam)
 Amoxicilin 4 x 500 mg (10 – 15 mg/kgBB/ 24 jam)
 Cotrimoxazole 2 x 960 mg (15 – 18 mg/kgBB/ 12 jam)
 Chloperheniraminmaletae 3 x 4 mg (0.35 mg/kgBB/ 24 jam)
 Gliseril guiakolat 3 x 100 mg

10. Dermatitis
Infeksi kulit di sebabkan oleh kuman berbahaya (bakteri ,virus ,dan jamur ) yang masuk
ke kulit dan berkembang biak disana. Gejala infeksi kulit beragam tergantung dari
jenis-jenisnya, tetapi secara umum,kondisi ini bisa ditandai dengan gejala ruam
kemerahan, gatal-gatal, luka pada kulit, dan pembengkakan pun bisa terjadi.

Pemeriksaan Fisik:
a. Ruam kulit bermacam-macam dengan batas tidak jelas.
b. Bentuk ruam eritema (kemerahan) krusta (keropeng) vesikel (gelembung kecil berisi
nanah) eksudasi (basah)
c. Kadang-kadang oedem pada kelopak mata, skrotum/bibir
d. Ruam terjadi di pipi, siku, lutut, tengkuk, pergelangan tangan dan kaki

Penatalaksanaan
a. Sistemik
 Antihistamin klasik sedative misalnya klorfeniramin maleat untuk
mengurangi gatal.
 Bila terdapat infeksi sekunder dapat ditambahkan antibiotik sistemik
atau topikal
b. Topikal
 Bila lesi akut/eksudatif kompres 2-3 x sehari 1-2 jam dengan larutan
rivanol 0,1% atau NACL 0,9%
 Krim Kortikosteroid potensi sedang atau rendah, 1-2x sehari sesudah
mandi, sesuai dengan keadaan lesi, bila sudah membaik dapat diganti
dengan potensi yang lebih rendah
o Kortikosteroid potensi rendah : krim hidrokortison 1% - 2,5%
o Kortikosteroid potensi sedang : krim betametason 0,1%

c. Non Medikamentosa
 Mengompres kulit dengan kain dingin atau basah untuk meredakan gatal tanpa
menggaruknya.
 Mandi air hangat untuk meredakan gatal-gatal yang mengganggu. Namun
jangan terlalu lama karena bisa membuat kulit makin kering sehingga
memperparah gejala.
 Jangan menggosok atau menggaruk terlalu keras bagian kulit yang terkena
dermatitis
 Gunakan pakaian berbahan katun
Pakaian berbahan katun membantu mencegah iritasi kulit. Selain menyerap
keringat, bahan ini juga aman dan lembut di kulit sehingga tidak akan melukai
area yang terkena dermatitis.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. 10 besar penyakit di Puskesmas Cileungsi yaitu:
Hipertensi Primer
Fever with Chills
Nasofaringitis Akut
Myalgia
Tukak Lambung
Batuk
Demam yang tidak diketahui penyebabnya
Sakit Kepala
Acute upper respiratory infection / ISPA
Other dermatitis

b. Penatalaksanaan 10 besar penyakit di Puskesmas Cileungsi dibagi atas


penatalaksanaan medikamentosa dan medikamentosa.

2. Saran
Penulis menyadari masih memiliki kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Penulis
mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan No. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktek Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga


Kesehatan.

SOP 144 Penyakit di Puskesmas Cileungsi.

Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai