Laporan Pendahuluan Post Partum
Laporan Pendahuluan Post Partum
Disusun oleh:
Finda Nurma Zuanita
3216058
(Dwi Yati, S.Kep.,Ns.,M.Kep) (Rini Sunaryati, S.ST) (Finda Nurma Zuanita, S.Kep)
2
A. Definisi Post Partum
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas
ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 2008). Akan tetapi seluruh alat genital akan
kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifa, 2007).
Nifas Adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil, masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu. (Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, 2006)
Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 2008) :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya mencapainya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
3
Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus lactiferas dari dalam mamae dan juga
merangsang kolostrum sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone
esdtrogen menurun memungkinkan terjadinya kenaikan kadar hormone
prolaktin dan produksi ASI pun dimulai.
3. Perubahan system Pencernaan
Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam atau
2 jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal
dikarenakan kekurangan bahan makanan selama persalinan dan
pengendalian pada fase defekasi.
4. Perubahan system perkemihan
Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering mengalami
kesukaran dalam buang air kecil, karena :
o Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh
o Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh
kepala bayi
o Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring
5. Penebalan Sistem Muskuloskeletal
Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan
sempurna. Dinding abdomen melunak setelah melahirkan karena
meregang setelah kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada
multipara.
6. Perubahan Sistem Endokrin
Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan
chorionia gonadotropin (HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari, hpl
sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum
turun dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita
menyusui, kadar prolaktin meningkat setelah bayi disusui.
7. Perubahan Tanda-tanda Vital
Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah partus dapat
naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,00C sesudah 12
4
jam pertama melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat
terjadi bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada
perdarahan berlebih/ada vitrum korelis pada perdarahan. Pada beberapa
kasus ditemukan hipertensi dan akan menghilang dengan sendirinya
apabila tidak ada penyakit-penyakit lain dalam kira-kira 2 bulan tanpa
pengobatan.
8. Perubahan system kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo
2 minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan
peningkatan factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih
menetap namun diimbangi oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.
9. Perubahan Sistem Hematologik
Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah 15.000 selama
persalinan, selanjutnya meningkat sampai 15.000 – 30.000 tanpa menjadi
patologis jika wanita tidak mengalami persalinan yang lama/panjang.
Hb, HCT, dan eritrosit jumlahmya berubah-ubah pada awal masa nifas.
10. Perubahan Psikologis Postpartum
Banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan
gejala-gejala depresi ringan sampai berat.
5
1. Segera setelah Pertengahan Lembut Terjadi Keras
lahir simpisis dan
umbilicus
2. 1 jam setelah Umbilikus Keras
lahir
3. 12 jam setelah 1 cm di atas pusat Berkurang Berkurang
lahir Turun 1 cm/hari
4. setelah 2 hari Melemah
Proses ini dipercepat oleh rangsangan pada puting susu.
3) Lochea
a) Komposisi : Jaringan endometrial, darah dan limfe.
b) Tahap
1. Lokhea Rubra : hari ke-1 sampai hari ke 4, berwarna
merah, berisi darah segar, jaringan sisa, lemak bayi,
mekonium, lanugo.
2. Lokhea Sanguinolenta : hari ke 4 sampai hari ke 7 post
partum, berwarna merah kecoklatan dan berlendir.
3. Lokhea Serosa : hari ke 7 samapi hari ke 14 postpartum,
berwarna kuning kecoklatan, mengandung serum, leukosit,
dan robekan laserasi plasenta.
4. Lokhea Alba : minggu ke 2 samapi dengan minggu ke 6,
berwarna kuning-putih, mengandung lekosit, sel desidua,
sel epitel, sel lendir serviks, dan sel serabut jaringan yang
mati.
Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.
Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
4) Siklus Menstruasi
Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18 minggu, untuk itu
tidak menyusui akan kembali ke siklus normal.
5) Ovulasi
6
Ada tidaknya tergantung tingkat proluktin. Ibu menyusui mulai
ovulasi pada bulan ke-3 atau lebih. Ibu tidak menyusui mulai pada
minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Ovulasi mungkin tidak terlambat,
dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
6) Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal
melebar dan tampak bercelah.
7) Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati
ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk
ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
8) Perineum
Episiotomi : Penyembuhan dalam 2 minggu
Laserasi
TK I : Kulit dan strukturnya dari permukaan sampai otot
TK II : Meluas sampai dengan otot perineal
TK III : Meluas sampai dengan otot spinkter
TK IV : melibatkan dinding anterior rektal
b. Payudara
Payudara membesar karena vaskularisasi dan engorgement (bengkak
karena peningkatan prolaktin pada hari I-III). Pada payudara yang
tidak disusui, engorgement akan berkurang dalam 2-3 hari, puting
mudah erektil bila dirangsang. Pada ibu yang tidak menyusui akan
mengecil pada 1-2 hari.
c. Sistem Endokrin
1) Hormon Plasenta
HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak
terdeteksi dalam 72 jam post partum normal setelah siklus
menstruasi.
2) Hormon pituitary
7
Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama,
menurun sampai tidak ada pada ibu tidak menyusui FSH, LH, tidak
ditemukan pada minggu I post partum.
d. Sistem Kardiovaskuler
1) Tanda-tanda vital : Tekanan darah sama saat bersalin, suhu
meningkat karena dehidrasi pada awal post partum terjadi
bradikardi.
2) Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu.
Persalinan normal : 200 – 500 cc, sesaria : 600 – 800 cc.
3) Perubahan hematologic : Ht meningkat, leukosit meningkat,
neutrophil meningkat.
4) Jantung : Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-
3 minggu.
e. Sistem Respirasi
Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan asam-
basa kembali setelah 3 minggu post partum.
f. Sistem Gastrointestinal
1) Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi.
2) Nafsu makan kembali normal.
3) Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
g. Sistem Urinaria
1) Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi
karena trauma.
2) Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
3) Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
h. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil.
Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
i. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
8
j. Sistem Imun
Rhesus incompability, diberikan anti RHO imunoglobin.
9
post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke kanan atau ke kiri untuk
mencegah trombhosis. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada
hari seterusnya dapat duduk dan berjalan. Diet yang diberikan harus cukup
kalori, protein, cairan serta banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih harus
secepatnya dapat dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri
sebaiknya dilakukan kateterisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum.
Bila ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di rektum,
mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma atau
diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh adanya mules, dapat diberi
analgetika atau sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae harus sudah
dirawat selama kehamilan, areola dicuci secara teratur agar tetap bersih dan
lemas, setelah bersih barulah bayi disusui.
10
11
E. Pathways
PATHWAYS post partum Letting go phase
12
F. PENGKAJIAN
Pemeriksaan Fisik
1. Monitor Keadaan Umum Ibu
- Jam I : tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit
- 24 jam I : tiap 4 jam
- Setelah 24 jam : tiap 8 jam
2. Monitor Tanda-tanda Vital
3. Payudara : Produksi kolustrum 48 jam pertama.
4. Uterus : Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.
5. Insisi SC : Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna.
6. Kandung Kemih dan Output Urine : Pola berkemih, jumlah distensi, dan
nyeri.
7. Bowel : Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus.
8. Lochea : Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.
9. Perineum : Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma, edema,
discharge dan approximation. Kemerahan menandakan infeksi.
10. Ekstremitas : Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna.
11. Diagnostik : Jumlah darah lengkap, urinalisis.
Perubahan Psikologis
1. Peran Ibu meliputi: Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor
keluarga, usia ibu, konflik peran.
2. Baby Blues: Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan
psikosis.
3. Perubahan Psikologis
a. Perubahan peran, sebagai orang tua.
b. Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
c. Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap, biasanya
pada hari III dimungkinkan karena turunnya hormon estrogen dan
pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.
13
4. Faktor-faktor Risiko
a. Duerdistensi uterus
b. Persalinan yang lama
c. Episiotomi/laserasi
d. Ruptur membran prematur
e. Kala II persalinan
f. Plasenta tertahan
g. Breast feeding
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agens cedera fisik (trauma perineum, proses kelahiran,
payudara bengkak, dan involusi uterus)
2. Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan vol.cairan, Perubahan
afinitas/ikatan O2 dengan Hb, Penurunan konsentrasi Hb dalam darah
3. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
4. Intoleransi aktivitas b/d Kelemahan menyeluruh
5. Resiko syok hipovolemik
6. Cemas b.d perubahan dalam status peran.
7. Resiko infeksi
8. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan defisit pengetahuan.
14
H. Intervensi
15
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
16
- berkomunikasi dengan
jelas dan sesuai
dengan kemampuan
- menunjukkan
perhatian, konsentrasi
dan orientasi
- memproses informasi
- membuat keputusan
dengan benar
3. Menunjukkan fungsi sensori
motori cranial yang utuh :
tingkat kesadaran mambaik,
tidak ada gerakan gerakan
involunter
3 Defisit perawatan Self care : Activity of Daily Self Care assistane : ADLs
diri b/d kelemahan Living (ADLs) Monitor kemempuan klien
fisik Setelah dilakukan asuhan untuk perawatan diri yang
keperawatann kepada pasien mandiri.
selama 3 x 24 jam, diharapkan Monitor kebutuhan klien untuk
klien dapat melakukan ADLs alat-alat bantu untuk kebersihan
dengan kriteria hasil sebagai diri, berpakaian, berhias,
berikut: toileting dan makan.
Sediakan bantuan sampai klien
- Klien terbebas dari bau mampu secara utuh untuk
badan melakukan self-care.
- Menyatakan kenyamanan Dorong klien untuk melakukan
terhadap kemampuan untuk aktivitas sehari-hari yang
melakukan ADLs normal sesuai kemampuan yang
- Dapat melakukan ADLS dimiliki.
dengan bantuan Dorong untuk melakukan secara
mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu
melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
17
4 Intoleransi aktivitas Energy conservation Activity Therapy
b/d Kelemahan Setelah dilakukan asuhan Kolaborasikan dengan Tenaga
menyeluruh keperawatann kepada pasien Rehabilitasi Medik
selama 3 x 24 jam, diharapkan dalammerencanakan progran
klien dapat toleran terhadap terapi yang tepat.
aktifitas dengan kriteria hasil Bantu klien untuk
sebagai berikut: mengidentifikasi aktivitas yang
- Berpartisipasi dalam mampu dilakukan
aktivitas fisik tanpa disertai Bantu untuk memilih aktivitas
peningkatan tekanan darah, konsisten yangsesuai dengan
nadi dan RR kemampuan fisik, psikologi dan
- Mampu melakukan social
aktivitas sehari hari (ADLs) Bantu untuk mengidentifikasi dan
secara mandiri mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social
dan spiritual
Energy Management
Observasi adanya pembatasan
klien dalam melakukan aktivitas
Dorong anal untuk
mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
Kaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber
energi tangadekuat
Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas
Monitor pola tidur dan lamanya
18
tidur/istirahat pasien
19
selama 3 x 24 jam diharapkan Pertahankan teknik isolasi
tidak terjadi infeksi dengan Batasi pengunjung bila perlu
kriteria hasil sebagai berikut: Instruksikan pada pengunjung
- Klien bebas dari tanda dan untuk mencuci tangan saat
gejala infeksi berkunjung dan setelah
- Mendeskripsikan proses berkunjung meninggalkan
penularan penyakit, factor pasien
yang mempengaruhi Gunakan sabun antimikrobia
penularan serta untuk cuci tangan
penatalaksanaannya, Cuci tangan setiap sebelum dan
- Menunjukkan kemampuan sesudah tindakan kperawtan
untuk mencegah timbulnya Gunakan baju, sarung tangan
infeksi sebagai alat pelindung
- Jumlah leukosit dalam batas Pertahankan lingkungan aseptik
normal selama pemasangan alat
- Menunjukkan perilaku hidup Ganti letak IV perifer dan line
sehat central dan dressing sesuai
dengan petunjuk umum
Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik bila
perlu
20
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
21
Lactation Conseling
Tentukan pengetahuan dasar
tentang menyusui
Edukasi orang tua tentang
pemberian makan pada bayi untuk
mengambil keputusan
Sediakan informasi tentang
keuntungan dan kerugian
menyusui
Koreksi kesalahpahaman,
misinformasi, dan ketidaktepatan
tentang menyusui
Evaluasi pengertian ibu tentang
tanda-tanda bayi ingin menyusu
(contoh: rooting, menghisap, dan
terjaga)
Tentukan frekuensi menyusu
berhubungan dengan kebutuhan
bayi
Monitor ketrampilan ibu dalam
mengunci bayi pada putting
Evaluasi pola menghisap dan
mengecap bayi
Demonstrasikan pelatihan
menghisap, sesuai keperluan
Instruksikan teknik-teknik
relaksasi, termasuk masase
payudara
Anjurkan cara peningkatan
istirahat, termasuk pengalihan
tugas-tugas rumah tangga dan cara
meminta bantuan
Instruksikan tetap mencatat lama
dan frekuensi sesi perawatan
Instruksikan ibu tentang
pertumbuhan bayi untuk
mengidentifikasi pola menyusui
yang normal pada bayi
Evaluasi keadequatan
pengosongan payudara dengan
menyusui
Evalusi kualitas dan penggunaan
bantuan dalam menyusui
Anjurkan ibu untuk menyusui
dengan dua payudara setiap kali
menyusui
Demonstrasikan masase payudara
dan diskusikan keuntungannya
untuk meningkatkan suplay air
22
susu
Instruksikan orang tua bagaimana
membedakan antara
ketidakcukupan suplay susu yang
dirasa dan yang aktual
Anjurkan untuk pompa payudara
jika suplay susu rendah
Monitor integritas kulit putting
Rekomendasikan perawatan
putting
Monitor kemampuan untuk
mengatasi masalah payudara buntu
dengan tepat
Evaluasi pengertian tentang
saluran susu tersumbat dan
mastitis
Instruksikan jika menemui gejala
masalah untuk melaporkan
kepada praktisi petugas kesehatan
Tunjukkan alat-alat yang tersedia
untuk membantu menyusui yang
diikuti bedah payudara, seperti
pompa payudara, bungkusan
penghangat, dan perlengkapan
perawatan
Instruksikan bagaimana menyusui
kembali, sesuai keperluan
Anjurkan melanjutkan menyusui
setelah kembali bekerja atau
sekolah
Diskusikan tanda-tanda kesiapan
untuk menyapih
Instruksikan ibu untuk
berkonsultasi dengan praktisi
kesehatan sebelum menjalani
pengobatan selama menyusui,
diresepkan atau tidak
Anjurkan ibu untuk menghindari
pil kontrasepsi saat menyusui
Diskusikan metode alternative
kontrasepsi
Anjurkan ibu untuk menghindari
rokok sat menyusui
Teaching: Individu
Bangun kredibilitas pengajar,
sesuai keperluan
Tentukan kebutuhan pembelajaran
pasien
23
Nilai tingkat umum pengetahuan
dan pengertian pasien
Nilai tingkat pendidikan pasien
Nilai kemampuan/
ketidakmampuan kognitif,
psikomotor, dan afektif pasien
Tentukan kemampuan pasien
untuk belajar informasi khusus
( contoh : tingkat perkembangan,
status fisiologi, orientasi, nyeri,
lelah, ketidakpenuhan kebutuhan
dasar, status emosional, dan
adaptasi terhadap penyakit)
Tentukan motivasi pasien untuk
belajar informasi khusus (contoh :
keyakinan kesehatan, kegagalan
dalam memenuhi suatu kebutuhan
di masa lampau, pengalaman
buruk dengan perawatan
kesehatan/ pembelajaran, tujuan
yang berlawanan)
Tingkatkan kesiapan pasien untuk
belajar, sesuai keperluan
Susun tujuan pembelajaran yang
realistik, saling menguntungkan
dengan pasien
Identifikasi sasaran pembelajaran
yang perlu untuk meraih tujuan
Tentukan urutan penyajian
informasi
Nilai gaya pembelajaran pasien
Pilih metode/ strategi pengajaran
yang sesuai
Pilih materi pendidikan yang
sesuai
Sesuaikan isi dengan kemampuan
dan ketidakmampuan kognitif,
psikomotor, dan afektif pasien
Sesuaikan instruksi untuk
memfasilitasi pembelajaran
Sediakan lingkungan yang
kondusif untuk pembelajaran
Instruksikan pasien, saat
diperlukan
Evaluasi pencapaian sasaran yang
dinyatakan pasien
Sediakan waktu bagi pasien untuk
bertanya dan diskusi dengan penuh
perhatian
24
Dokumentasikan isi yang ada,
materi tertulis, dan pengertian
pasien tentang informasi atau
perilaku pasien yang
mengindikasikan pembelajaran
pada catatan medik tetap
Libatkan keluarga/ orang berarti,
sesuai keperluan
25
DAFTAR PUSTAKA
Ida Maharani. 2011. Asuhan Keperawatan pada Ibu dan Anak, Jakarta : EGC
NANDA, 2015, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,
USA.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2012. Nursing Out Comes (NOC), United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Mochtar, 2008. Perawatan Persalinan Ibu. Jakarta:Medika pustaka
Wiknjosastro, Hanifah. 2007. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiharjo. Jakarta: PT
Bina Pustaka.
26