Anda di halaman 1dari 11

1.

PENGERTIAN KONTAKTOR MAGNET (SAKLAR ELEKTRO MEKANIK)

Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar
magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan muatan. Bila inti koil
pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan menarik kontak
sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik.
Kontaktor magnet atau saklar magnet merupakan saklar yang bekerja
berdasarkan prinsip kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan
pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai penarik dan dan sebagai pelepas
kontak-kontaknya dengan bantuan pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus mampu
mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal
ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor dapat
memiliki koil yang bekerja pada tengangan DC atau AC. Pada tengangan AC, tegangan
minimal adalah 85% tegangan kerja, apabila kurang maka kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Biasanya
pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally
Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti
saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor
bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor
belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu
membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC
bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.
2. SEJARAH KONTAKTOR MAGNET
Kontaktor ini muncul saat sebuah perusahaan OEM HVACR atau bisa disebut
dengan Original Equipment Manufacturer Heating Ventilation Air Conditioning and
Refrigeration pada tahun 1950-an , perusahaan ini memanggil beberapa perusahaan
dalam bidang listrik yang ahli, untuk membuat sebuah kontaktor yang murah dan
ramah lingkungan,
Kontaktor ini diperuntukan untuk benua Amerika Utara sudah berstandart NEMA,
perusahaan HVACR ini mentargetkan pasar asia juga yang berstandart ICE dan
akhirnya sampai sekarang ini, kita bisa menggunakan sebuah kontaktor untuk
mengendalikan motor atau lampu

3. BAGIAN-BAGIAN KONTAKTOR

Pada umumnya kontaktor memiliki beberapa bagian, yaitu :


 Coil
 Contact Utama (Main Contact)
 Contact Bantu (Auxiliry Contact)

 COIL
Merupakan komponen utama dalam kontaktor, berfungsi sebagai penggerak
kontak–kontak yang ada. Coil ini berupa besi yang terlilit oleh kumparan dari
tembaga dan bekerja seperti sistem pada elektromagnetik, dimana apabila
kumparan tersebut dialiri arus, maka besi carrent akan menghasilkan magnit,
sehingga dapat menarik kontak – kontak tersebut.
 KONTAK UTAMA (MAIN CONTACT)
Merupakan kontak – kontak yang ada pada kontaktor yang memiliki bentuk
lebih besar dari kontak – kontak lainnya. Umumnya kontak utama ini digunakan
untuk penghubungan langsung ke beban yang digunakannya. Kontak – kontak
utama menjadi satu tempat dengan coilnya.
 KONTAK BANTU (AUXILIARY CONTACT)
Merupakan kontak – kontak tambahan yang telah disediakan oleh kontaktor
tersebut. Umumnya kontak – kontak bantu ini juga dapat ditambahi sendiri oleh
pemakainya, apabila dirasa jumlah kontak – kontaknya kurang.

4. SIMBOL DAN PENAMAAN PADA KONTAKTOR


Ada beberapa simbol – simbol dan nama – nama yang ada dalam kontaktor
yang harus diketahui sebelum menggunakannya, yaitu :
a. Coil
Simbol sebuah coil yang merupakan komponen utama dalam
kontaktor, berfungsi sebagai penggerak kontak – kontak yang ada.
b. Kontak-Kontak
Sebuah kontak pada kondisi normally open (NO) dan sebuah kontak
pada kondisi normally close (NC)

5. PENANDAAN NOMOR KONTAK


 COIL
A1 dan A2 Hubungan penghantar untuk sumber tegangan
pada Kontaktor. Dimana A1 merupakan terminal masukan dari
sumber tegangan, sedangkan A2 merupakan terminal keluaran
yang menuju ke nol/netral.

 KONTAK UTAMA
1 , 3 , 5 Merupakan terminal kontak Normally Open
(NO) untuk masukan dari sumber tegangan yang digunakan pada
rangkaian beban (utama). 2 , 4 , 6 Merupakan pasangan pada
terminal kontak normally open (NO) untuk keluaran dari
kontaktor yang menuju ke beban atau pada rangkaian beban
(utama)
Kontak Bantu NO

13 & 14 Terminal penghubung untuk pasangan


23 & 24 kontak – kontak bantu pada kondisi
33 & 34 NORMALLY OPEN (NO)
53 & 54
63 & 64
73 & 74

K. Bantu NC

11 & 12 Terminal penghubung untuk pasangan


21 & 22 kontak – kontak bantu pada kondisi
31 & 32 NORMALLY CLOSE (NC)
51 & 52
61 & 62
71 & 72

6. PRINSIP KERJA KONTAKTOR

Kontaktor pada dasarnya merupakan sebuah saklar atau kontak – kontak yang
memiliki beberapa jumlah dalam satu bentuk fisik sering juga disebut dengan saklar
elektromagnetik. Kontaktor yang terdiri dari COIL, KONTAK UTAMA dan KONTAK
BANTU.

Kontaktor magnet atau saklar magnet merupakan saklar yang bekerja berdasarkan
prinsip kemagnetan(elektromagnetik). Di dalam sebuah kontaktor magnet terdapat
gulungan yang dapat terjadi magnet saat gulungan tersebut dialiri tegangan, kemudia
magnet kumparan tersebut akan menarik kutub saklar yang ada pada kontaktor magnet
tersebut, dan akan menggerakkan kutub yang sebelumnya dalam keadaan tidak terhubung
(terputus) menjadi terhubung, dan sebaliknya kutub yang sebelumnya terhubung menjadi
terputus.
7. JENIS-JENIS KONTAKTOR :

 Kontaktor Magnet Arus Searah (DC)

Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah kumparan


yang intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik mengalir melalui
kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet. Gaya magnet inilah yang
digunakan untuk menarik angker yang sekaligus menutup/ membuka kontak.
Bila arus listrik terputus ke kumparan, maka gaya magnet akan hilang dan
pegas akan menarik/menolak angker sehingga kontak kembali membuka atau
menutup.

Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar dibutuhkan


tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini akan mengakibatkan arus yang
melalui kumparan akan besar dan kontaktor akan cepat panas. Jadi kontaktor
magnet arus searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V
dan 24 V.

Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan,


memiliki dua kontak SPDT (Single Pole Double Throgh) Gambar 2.1, satu
kontak utama dan dua kontak cabang). Relay jenis ini menggunakan
tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V. Juga tersedia dengan tegangan AC
220 V. Kemampuan kontak mengalirkan arus listrik sangat terbatas kurang
dari 5 ampere. Untuk dapat mengalirkan arus daya yang besar untuk
mengendalikan motor induksi, relay dihubungkan dengan

Bila kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus AC maka


kemagnetannya akan timbul dan hilang setiap saat mengikuti gelombang
arus AC.
Gambar 7.1 : Bentuk fisik kontaktor magnet DC

Gambar 7.2 : Komponen kontaktor magnet DC


 Kontaktor Magnet AC
Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya sama
dengan kontaktor magnet arus searah. Namun karena sifat arus bolak-balik
bentuk gelombang sinusoida, maka pada satu periode terdapat dua kali besar
tegangan sama dengan nol. Jika frekuensi arus AC 50 Herz berarti dalam 1
detik akan terdapat 50 gelombang. Dan 1 periode akan memakan waktu 1/50
= 0,02 detik yang menempuh dua kali titik nol. Dengan demikian dalam 1
detik terjadi 100 kali titik nol atau dalam 1 detik kumparan magnet
kehilangan magnetnya 100 kali.
Karena itu untuk mengisi kehilangan magnet pada kumparan magnet
akibat kehilangan arus maka dibuat belitan hubung singkat yang berfungsi
sebagai pembangkit induksi magnet ketika arus magnet pada kumparan
magnet hilang. Dengan demikian maka arus magnet pada kontaktor akan
dapat dipertahankan secara terus menerus (kontinu).
Bila kontaktor yang dirancang untuk arus AC digunakan pada arus
DC maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik sehingga kumparan
menjadi panas. Sebaliknnya, bila kontaktor magnet untuk arus DC yang tidak
mempunyai belitan hubung singkat diberikan arus AC maka pada kontaktor
itu akan bergetar yang disebabkan oleh kemagnetan pada kumparan
magnetnya timbul dan hilang setiap 100 kali.

8. PERBEDAAN KONTAKTOR MAGNET AC DAN DC


Perbedaan yang mendasar antara kontaktor DC dan AC adalah dilihat dari bentuk inti
besi pada coil yang berfungsi sebagai piranti magnetis.

Karena tegangan berbentuk sinusoidal, maka medan magnetik yang dihasilkan juga
berbentuk sinusoidal dengan frekuensi sesuai dengan frekuensi listrik AC tersebut. Untuk
menghindari terjadinya getaran pada coil yang disebabkan oleh hilang timbulnya arus yang
disebabkan oleh bentuk sinusoidal dari tegangan AC, maka pada inti besi coil kontaktor AC
dipasang shading coil.
Ketika arus mulai naik, inti besi mulai bersifat magnetis (gambar A) dengan kondisi
medan magnetis saling berjajar dan menginduksi shading coil. Ketika gelombang arus
mendekati puncak, dikarnakan terinduksi oleh medan magnet yang dihasilkan inti besi,
shading coil mengalami arus hubung singkat yang menyebabkan shading coil akan
menghasilkan fluks magnetis dengan posisi tegak lurus (beda phasa sebesar 90*) terhadap
arah medan magnet yang dihasilkan oleh inti besi, yang menyebabkan arah medan magnet
dengan posisi dekat dengan shading coil akan memiliki arah yang agak menyamping (gambar
B). Disaat arus mencapai mencapai puncak gelombang maka kuat medan magnetik yang
dihasilkan berada dalam kondisi maksimal, pada kondisi ini fluks magnetik yang dihasilkan
oleh shading coil kalah dengan fluks magnetik yang dihasilkan oleh inti besi, sehingga arah
medan magnetik akan kembali sejajar (gambar C).

Setelah arus mulai menurun, kuat fluks magnetik yang dihasilkan oleh inti besi
mengalami penurunan, menyebabkan arah magnet yang sebelumnya bertolakan dengan arah
medan magnet shading coil, menjadi tertarik arahnya menuju shading coil. Hal ini terjadi
dikarnakan shading coil masih menyimpan fluks magnet sisa yang cukup kuat disaat kondisi
arus menuju dan mendekati nol (gambar D). Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi dari
shading coil adalah untuk menghindari terjadinya getaran yang diakibatkan terjadinya
perubahan polaritas tegangan AC dengan frekuensi tertentu.

Apabila kontaktor DC kita beri tegangan AC, yang akan terjadi adalah
kontaktor tersebut akan bergetar sesuai dengan frekuensi listrik AC. Akan tetapi jika
kontaktor AC diberi tegangan DC yang terjadi adalah coil pada kontactor AC tidak
menimbulkan induksi sehingga menyebabkan coil menjadi panas.
9. APLIKASI PENGGUNAAN KONTAKTOR

Kontaktor magnetik untuk pengendalian motor 1 fasa

Kontaktor magnetik untuk pengendalian beban 3 fasa


TUGAS I MATA KULIAH PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK II

"KONTAKTOR"

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perancangan Instalasi Listrik II

Dosen Pengampu : Muchdar Patabo, M.T

Oleh :

Christabella Gautami

3 TL 1 D3K-PLN (18021052)

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MANADO

2019
DAFTAR PUSTAKA

Alif, Totok Nur. Dasar Kontrol Konvensional. Probolinggo:SMK Negeri 2.

Erickson. Jenis serta Kegunaan Kontaktor Magnet. Dikutip 14 Agustus 2019 dari docplayer :
https://docplayer.info/50363153-Jenis-serta-kegunaan-kontaktor-magnet.html

Sadam Awal. Fungsi dari Kontaktor Magnet. Dikutip 13 Agustus 2019 dari academia.edu :
https://www.academia.edu/19706301/fungsi_dari_kontaktor_magnet

Anda mungkin juga menyukai