3. M3 prenatal care dan pemerksaan penunjang yang diperlukan untuk penapisan kehamilan
risiko tinggi.
4. M3 makronutrien dan miikronutrien yang diperlukan pada masa kehamilan, persalinan, dan
nifas normal.
5. M3 obat yang aman dgunakan pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas normal.
7. M3 proses yang terjadi pada masa nifas normal dan upaya perawatannya.
8. M3 upaya promotif dan preventif untuk mencegah komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas.
1. Perubahan anatomi dan fisiologi alat reproduksi selama kehamilan dan nifas
a) Anatomi panggul
Pintu Atas Panggul Pintu Bawah Panggul
Jenis-jenis Pelvis
Ligamentum pada organ genitala wanita
a) Sistem reproduksi
Uterus
Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.
Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada
seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada
kelenjar-kelenjar serviks. Proses remodelling sangat kompleks dan melibatkan
proses kaskade biokimia, interaksi antara komponen selular dan matriks
ekstraselular, sena infiltrasi stroma serviks oleh sel-sel inflamasi seperti netrofil dan
makrofag. Proses remodelling ini berfungsi agar uterus dapat mempenahankan
kehamilan sampai aterm dan kemudian proses destruksi serviks yang membuatnya
berdilatasi memfasilitasi persalinan.
Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.Relaksin,
suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip dengan insulin dan inswlin
libe growth faaor I & 11, disekresikan oleh korpus luteum, desidua, plasenta, dan
hati. Aksi biologi utamanya adalah dalam proses remodelling jaringan ikat pada
saluran reproduksi, yang kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan
keberhasilan proses persalinan.
Vagina
b) Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah paSr,,tdara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama stiae gravidarumPada banyak perempuan kulit
di garis penengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecokelatan
yang disebut dengan linea nigraSeiain itu, pada areola dan daerah genitai juga akan
terlihat pigmentasi yang berlebihan.Estrogen dan progesteron dike-tahui mempunyai
peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya.
c) Payudara
d) Perubahan metabolik
Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh
kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan
hiperinsulinemia.Konsentrasi lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma
akan meningkat selama kehamilan. Lemak akan disimpan sebagian besar di sentral
yang kemudian akan digunakan janin sebagai nutrisi sehingga cadangan lemak itu
akan berkurang. LDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke-36, sementara
HDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke-25 berkurang sampai minggu
ke-32 dan kemudian menetap. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan hormon
progesteron dan estrogen.
e) Perubahan hematologis
f) Sistem kardiovaskular
Pada minggu ke-5 cardiac outpwt akan meningkat dan perubahan ini terjadi
untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan
deny'ut jantung.
g) Sistem pernapasan
h) Sistem kemih
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Ginjal akan
membesar, glomeruhr filtation rate, dan renal pksma flow juga akan meningkat.
Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalam
jumlah yang lebih banyakPada fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine
clearance lebih tinggi 30 %.Pada ureter akan terjadi dilatasi di mana sisi kanan akan
lebih membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini diperkirakan karena ureter kiri
dilindungi oleh kolon sigmoid dan adanya tekanan yrrg krrrt pada sisi kanan uterus
sebagai konsekuensi dari dekstrorotasi uterus.
i) Sistem pencernaan.
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan tergeser.
Demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang akan bergeser ke arah
atas dan lateral.Perubahan yaflg nya:a akan terjadi pada penurunan motilitas otot
polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di
lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (beartburn) yang
disebabkan oleh refluks asam lambung ke esofagus bawah sebagai akibat perubahan
posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esofagus bagian bawah. Mual terjadi
akibat penumnan asam hidroklorid dan penurunan modlias, sena konstipasi sebagai
akibat penurunan motilitas usus besar.
j) Sistem endokrin
Fertilisasi.
Implantasi.
Tumbuh kembang janin.
a) Periode embrio
periode embrio dimulai setelah fertilisasi sampai 8 minggu, dan merupakan saat
terjadinya proses organogenesis. Pada periode ini, bila dilakukan uji hcg, hasilnya
positif. Pada minggu ke empat, sistem kardiovaskular mulai terbentuk, dan selesai
pada akhir minggu ke enam. Pada akhir minggu ke enam, juga ektremitas telah
terlihat, bibir atas sudah sempurna, telinga luar mulai terlihat, dan panjang, embrio
sekitar 20-22 mm.
b) Periode fetus
Panjang kepala-bokong janin adalah 12 cm, dan berat janin 110 g. Jenis
kelamin telah dapat ditentukan oleh pengamat yang berpengalaman dengan cara
inspeksi genitalia eksterna pada minggu ke-14.
Minggu ke-20 kehamilan
Janin sekarang memiliki berat sekitar 630 gram. Kulit secara khas tampak
keriput, dan penimbunan lemak dimulai. Kepala masih relatif besar, alis mata
dan bulu mata biasanya dapat dikenali. Periode kanalikular perkembangan
paru-paru, saat membesarnya bronkus dan bronkiolus serta berkembangnya
duktus alveolaris, hampir selesai. Janin yang dilahirkan pada periode ini akan
berusaha bernapas, tetapi banyak yang akhirnya meninggal karena sakus
terminalis, yang diperlukan untuk pertukaran gas, belum terbentuk.
Panjang rerata kepala-bokong pada janin usia ini adalah sekitar 32 cm, dan
berat reratanya sekitar 2500 g. Karena penimbunan lemak subkutan, tubuh
menjadi lebih bulat, serta gambaran keriput pada wajah telah menghilang.
Asuhan antenatal
Prenatal care adalah program pelayanan osbtetri yang berfungs sebagai upaya preventif
untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal. Untuk kehamilan normal atau tanpa indikasi
adanya gangguan, asuhan antenatal dapat dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, yakni
sekali pada trmester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.
Namun, pada kehamilan dengan indikasi gangguan atau kelainan, maka asuhan antenatal
harus dilakukan dengan frekuensi yang lebih ketat. Asuhan antenatal terdiri dari anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan obstetri, dan pemeriksaan laboratorium.
Dalam anamnesis, hal-hal yang diperlukan pada anamnesis wanita hamil adalah sama
dengan yang dilakukan pada pasien wanita secara umum, namun dengan lebih memerinci
tentang riwayat yang terkait dengan obstetri, seperti riwayat haid, riwayat kehamilan dan
persalinan, dan riwayat kehamilan saat ini. Selain itu, pemeriksaan psikososial juga penting
dilakukan untuk mengurangi risiko gangguan pada akhir kehamilan. Pemeriksaan psikososial
ini dapat dilakukan minimal sekali setiap trimester.
Pemeriksaan yang kedua adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik pada wanita hamil
meliputi pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan fisik obstetri. Pemeriksaan fisik umum
meliputi pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan tanda vital, dan pemeriksaan IMT.
Sedangkan pemeriksaan fisik obstetri meliputi pemeriksaan abdomen, pengukuran tinggi
fundus, dan auskultasi denyut jantung janin.
Pengukuran CRL dilakukan dengan cara mengukur titik puncak (kepala) sampai
titik terbawah (bokong) janin.
Pengukuran AC dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti pengukuran HC.
Pada trimester kedua, pemeriksaan meliputi evaluas letak plasenta, pengukuran volume
amnion, dan pengukuran usia gestasi. Dalam trimester kedua, indikator yang paling tepat
untuk menentukan usia gestasi adalah BPD. Untuk pemeriksaan pada trimester ketiga, jenis
pemeriksaan yang dilakukan adalah sama dengan pemeriksaan pada trmester kedua, namun
ditambah dengan kurva pertumbuhan janin. Untuk trimester ketiga, indikator yang paling
tepat untuk pengukuran usia gestasi adalah FL.
4. Kebutuhan makro dan mikronurien pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas.
Pada masa kehamilan, terjadi beberapa perubahan fisiologis dalam tubuh wanita.
Perubahan fisiologis serta adanya janin didalam tubuh wanita hamil ini secara keseluruhan
berakibat pada meningkatnya kebutuhan nutrisipada wanita tersebut. Kecukupan nutrisi pada
ibu hamil sangat penting, untuk mencegah terjadinya gangguan ataupun kelainan, baik pada
ibu maupun janinnya, yang dapat berujung pada kecacatan atau kematian janin.
Dalam masa kehamilan, seorang ibu dianjurkan untuk dapat meningkatkan berat
badannya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu
adalah :
Kalori
Protein
Ke dalam kebutuhan protein wanita hamil ditambahkan kebutuhan untuk pertumbuhan
dan remodeling janin, plasenta, uterus, dan payudara, serta peningkatan volume darah ibu.
Selama paruh kedua kehamilan, sekitar 1000 g protein diendapkan, setara dengan 5 sampai 6
g/hari (Hytten dan Leitch, 1971).
Beberapa obat yang beredar dapat bersifat teratogen, yakni suatu agen yang dapat
menyebabkan perubahan fungsi atau bentuk yang permanen selama perkembangan mudigah.
Suatu obat dapat dikatakan bersifat teratogen jika memenuhi beberapa kriteria berikut :
Paparan obat terjadi pada masa kritis perkembangan manusia, seperti embriopati
untuk paparan pada 8 minggu pertama, atau fetopati pada paparan setelah 8 minggu.
Food and Drugs Administration membuat klasifikasi obat berdasarkan tingkat keamanan
nya terhadap perkembangan janin dalam rahim.
6. Proses persalinan normal, faktor yang memengaruhi dan pemantauan persalinan.
Cardinal movement
Cardinal movement adalah serangkaian gerakan yang dilakukan oleh kepala atau bagian
terendah dari janin untuk melewati jalan lahir selama proses persalinan. Cardinal movement
terdiri dari 7 langkah, yakni : engagement, desensus, fleksi, rotasi internal, ekstensi, rotasi
eksternal, dan ekspulsi. Selama persalinan, ketujuh langkah tersebut tidak terjadi secara
berantai, tetapi kejadiannya tumpang tindih waktu, seperti ketika engagement, juga terjadi
desensus dari kepala janin.
1. Engagement
Engagement adalah saat dimana diameter biparietal janin melewati apertura pelvis
superior (PAP). Engagement kadang sudah dapat terjadi saat beberapa minggu terakhir
kehamilan. Namun, pada beberapa kasus kehamilan, engangement belum terjadi hingga
pada awal persalinan.
2. Desensus
3. Fleksi
Ketika kepala bayi mengalami hambatan saat desensus, baik karena serviks, dinding
pelvis, atau dasar pelvis, maka kepala bayi akan mengalami fleksi, dimana dagu akan
menjadi lebih dekat ke arah dada janin.
4. Rotasi internal
Rotasi internal adalah proses perputaran kepala hingga posisi oksiput janin
mengarah ke simfisis pubis di bagian anteriornya. Namun pada beberapa kasus
persalinan, posisi oksiput berputar ke arah lengkung sakrum.
5. Ekstensi
Ekstensi adalah proses dimana bagian kepala janin mengalami ekstensi setelah fleksi
maksimal. Jika janin tidak melakukan ekstensi ketika mencapai vulva, maka kepala janin
akan merusak jaringan posterior dari perineum ibu.
6. Rotasi eksternal
Setelah kepala lahir, maka kepala bayi akan mengalami rotasi, sehingga kepala bayi
berada dalam posisi oblik, kemudian dalam posisi transversal. Gerakan ini membuat
diameter bisakrominal menjadi sejajar dengan diameter anteroposterior apertura pelvis
inferior. Sehingga, salah satu bahu bayi terletak di anterior, sedangkan yang lainnya
terletak di psoterior.
7. Ekspulsi
Setelah terjadi rotasi eksternal, maka bahu yang terletak di anterior akan lebih
dahulu terlihat, kemudian perineum akan segera terdistensi akibat bahu posterior. Setelah
itu, badan bayi keluar secara keseluruhan.
7. Proses nifas normal dan perawatannya.
Sistem reproduksi
1. Uterus
Selain mengalami involusi, uterus juga mengeluarkarn cairan sekret yang disebut
lochia. Lochia yang dihasilkan terbagi menjad beberapa macam, yakni :
i. Lochia rubra, yang terjadi 1-2 hari setelah melahirkan, dan berwarna merah
kehitaman. Warna ni disebabkan oleh adanya sisa-sisa selaput ketuba, sel
desidua, dll.
ii. Lochia sanguinolenta, yang terjadi 3-7 hari setelah melahirkan, dan berwarna
merah kekuningan karena berisi darah dan lendir.
iii. Lochia serosa, yang terjadi 7-14 hari setelah melahirkan, dan berwarna
kekuningan.
iv. Lochia alba, yang terjadi setelah dua minggu, dan berwarna putih.
Jika lochia yang muncul tidak sesuai jadwal diatas, atau lochia yang keluar
mengandung pus (nanah), ataupun nyeri yang berlebihan, maka dapat dicurigai adanya
gangguan pada uterus ataupun pada jalan keluarnya.
2. Serviks
Sesaat setelah melahirkan, serviks menjadi berbentuk corong dan dapat dilalui
oleh 2-3 jari. Namun, 18 jam setelah melahirkan, serviks akan kembali memendek,
konsistensinya kembali padat, dan menjadi seperti semula. Muara serviks eksternya
tidak akan kembali seperti semula, melainkan berbentuk memanjang seperti mulut
ikan.
Vagina yang semula teregang akan kembali seperti semula, dimana ruggae akan
kembali terlihat sekita minggu ke-4. sedangkan mukosa vagina akan tetap atrofi
akibat kadar estrogen yang menurun karena pengaruh menyusui.
4. Ligamentum
Sistem kemih
Pada sebagian wanita, dilatasi traktur urinarius menetap selama 3 bulan. Selain
itu, selama beberapa hari, ditemukan proteinuria ringan akibat pemecahan otot-otot
pada uterus.
Sistem pencernaan
Sistem muskuloskeletal
Sistem hematologi
Perubahan ttv
Selama 24 jam pertama terjadi peningkatan suhu tubu akibat proses persalinan, yang
normalnya akan kembali turun setelah 24 jam. Selain itu, denyut nadi tetap tinggi selama
satu jam pertama setelah lahir, yang kemudian turun, hingga menjadi normal pada
minggu ke-8 sampai 10 setelah melahirkan.
Sistem kardiovaskular
Asuhan nifas ibu dilakukan minimal empat kali, yakni : 6-8 jam setelah persalinan,
6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan, dan 6 minggu setelah persalinan.
Saat asuhan nifas ibu, dilakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan obstetri pasca
persalinan. Setelah itu, petugas memberikan edukasi kepada ibu tentang :
Gizi, seperti konsumsi kalorii tambahan, gizi seimbang, dan tambahan asupan
zat besi.
Senggama, lebih bergantung pada kesepakatan antara sang suami dan istrinya.
Antioksidan
Agen antitrombotik
b) Berat badan lahir kurang (BBLR).