Anda di halaman 1dari 3

3 Cara Ampuh Mengusir Hama Wereng dan

Tikus
Oktober 22, 2018
Pak Tani
No Comments

Dari banyaknya jenis hama yang menyerang tanaman padi, wereng dan tikus adalah 2 jenis hama
yang paling merusak impian petani untuk mendapatkan hasil panen yang berlimpah. Data dari
Kementerian Pertanian pada tahun 2017 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 86 ribu hektar
sawah yang mendapatkan serangan wereng. Hal ini mengakibatkan 1.969 hektar
sawah mengalami gagal panen. Serangan wereng stadium berat dapat menurunkan hasil panen
hingga 80 persen.

Selain itu, data juga menunjukkan bahwa sepanjang 2017, tikus sebagai hama pengerat telah
berhasil menyerang 80 ribu hektar sawah dan membuat 1.570 hektar sawah mengalami gagal
panen.

Bahkan, pada tahun 2016, terdapat sekitar 2000 hektar tanaman padi di Kabupaten Jombang,
Jawa Timur, yang rusak akibat hama wereng, lalu diperparah dengan adanya serangan hama
tikus.

Hama cenderung menyerang tanaman padi pada masa tanam kedua. Itulah sebabnya masa-masa
ini sering dianggap berat oleh petani. Hama wereng mungkin sudah ada pada masa tanam 1,
namun populasinya tidak terlalu banyak. Mereka akhirnya berkembang biak lagi pada masa
tanam kedua karena siklusnya yang tidak benar-benar terputus pada masa tanam pertama.

Demikian juga dengan hama tikus. Ia sering menyerang saat padi memasuki tahap vegetatif
(tahap tumbuh dan beranak) dan saat padi mencapai masa generatif (berbuah). Tikus juga
biasanya berkembang biak pada masa tanam pertama, dimana anaknya dapat mencapai 4 hingga
9 ekor. Pada musim tanam selanjurnya, tikus dapat berkembang biak dengan jumlah 2 kali lipat.

Oleh karena banyaknya kerugian yang terjadi, petani sudah seharusnya tahu bagaimana cara
mengatasi hama wereng dan tikus. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

Mengaplikasikan usaha Mina Padi


Mina padi berasal dari 2 kata, yaitu mina (ikan) dan padi. Usaha mina padi merupakan sebuah
usaha dalam pertanian yang menggabungkan antara budidaya ikan dan pengembangan tanaman
pertanian. Dalam hal ini, petani memanfaatkan genangan air sawah yang sudah ditanami padi
sebagai kolam untuk membudidayakan ikan. Ikan yang dimanfaatkan biasanya adalah nila
merah.
Selain membuat lahan pertanian menjadi lebih produktif, ternyata usaha mina padi juga dapat
mengatasi masalah hama tikus dan wereng.

Dengan usaha mina padi, sawah akan selalu terendam air dengan ketinggian sekitar 60 cm pada
caren dan 80 cm pada sudut sawah. Keadaan demikian akan menyulitkan tikus untuk menyerang
tanaman padi.

Bukan hanya menghindari tanaman dari hama tikus, usaha mina padi juga dapat mengurangi
serangan hama wereng. Dengan adanya genangan air, terdapat kemungkinan hama wereng akan
tercebur ke dalam air sebelum menyerang tanaman padi. Ia juga akan menjadi santapan nila
merah.

Namun, karena ikan yang biasanya dibudidayakan pada mina padi adalah nila merah, petani
perlu menutupi area sawahnya dengan paranet agar tidak mengundang perhatian burung-burung
pemangsa untuk memakan nila merah tersebut.

Keberhasilan usaha mina padi untuk mengatasi hama tikus dan wereng telah dibuktikan oleh
petani-petani yang tinggal di daerah Sleman, Yogyakarta.

Baca: Sistem Mina Padi, Kombinasi Lahan Sawah dengan Budidaya Ikan

Melakukan pengasapan
Sistem pengasapan memang sering dilakukan untuk berbagai kepentingan dalam dunia pertanian.
Fumigasi atau pengendalian hama dengan memasukkan pestisida gas atau asap ke dalam ruang
tertutup, merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk membasmi hama tikus.

Dalam proses ini, pengendalian dilakukan dengan memasukkan asap ke lubang tikus yang ada di
sekitar sawah. Setelah pengasapan dilakukan, sebaiknya lubang tikus tersebut ditutup rapat agar
seluruhnya dapat dibasmi dengan maksimal.

Selain mengatasi hama tikus, sistem pengasapan juga dinilai cukup efektif untuk mengusir hama
wereng yang menyerang tanaman padi. Dalam proses pengasapan ini, petani harus
memperhatikan arah angin agar asap yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sia-sia atau tidak
melayang ke arah yang salah.

Untuk mengusir wereng dengan sistem pengasapan, bahan-bahan yang dibutuhkan petani cukup
sederhana, seperti rumput, ranting kering, dan api. Petani cukup menumpuk rumput dan ranting
kering, lalu dibakar. Semakin banyak tumpukan rumput dan ranting yang dibuat, semakin banyak
asap yang dihasilkan, dan semakin maksimal pengusiran wereng yang dilakukan.

Baca: 5 Cara Tepat Menggunakan Pestisida

Menggunakan bawang putih untuk mengusir wereng dan


burung hantu untuk mengusir tikus
Untuk mengatasi hama tanaman, salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan
menggunakan pestisida. Namun, pestisida juga memiliki efek samping jika digunakan dalam
jangka panjang. Oleh karena itu, saat ini banyak petani yang mulai beralih ke cara-cara yang
lebih alami dan ramah lingkungan.

Salah satu cara alami yang dapat digunakan oleh petani untuk mengatasi hama wereng adalah
bawang putih. Bawang putih sebagai pengusir hama bekerja melalui baunya yang menyengat
sehingga membuat serangga menjauh. Selain itu, jika secara tidak sengaja wereng menelan
cairan dari bawang putih, hal ini akan mengakibatkan keracunan tingkat rendah, di mana wereng
akan kehilangan nafsu makan dan gagal ganti kulit. Akibatnya, wereng akan mengalami
penurunan daya tahan tubuh.

Untuk membasmi wereng dengan metode ini memang membutuhkan waktu yang lama agar
kinerjanya dapat maksimal. Hal ini dikarenakan daya kerjanya yang memang lambat dan
terkadang pengaplikasiannya harus berulang-ulang karena sifatnya yang mudah menghilang
akibat air hujan maupun panas matahari.

Sementara untuk mengusir tikus, salah satu cara yang efektif untuk dilakukan adalah dengan
menggunakan barangbang atau pangkal pelepah daun kelapa yang sudah kering. Jika dilihat
sekilas, barangbang yang kering akan terlihat seperti kepala burung hantu yang merupakan
predator alami tikus. Petani dapat menggunakan 3 hingga 5 barangbang di setiap petak sawah.
Barangbang tersebut akan ditutup dengan plastik warna putih. Benda ini akan ‘menipu’ tikus
sehingga hama tersebut akan menjauh.

Anda mungkin juga menyukai