Anda di halaman 1dari 6

10 kesalahan yang sering dilakukan

pengendara motor
Oleh Asep D'milos pada 21 Februari 2012 pukul 12:02
Catatan Kecil : 10 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pengendara
Motor

Jalan
adalah milik umum dan digunakan untuk kepentingan umum,
maka dari itu
kita hendaknya memanfaatkan jalan sebagai prasarana
transportasi dengan
mempertimbangkan kepentingan orang lain juga. Kepolisian
mewajibkan
semua pengendara bermotor untuk memiliki dan membawa Surat
Ijin
Mengemudi (SIM), salah satunya juga agar pengendara
memahami dan
nantinya akan mentaati rambu-rambu dan peraturan lalu lintas
lainnya.
Seperti yang kita tahu, bahwasanya untuk mendapatkan SIM kita
harus
melewati serangkaian tes kesehatan, tes teori, tes praktek
mengenai
berkendara yang aman dan nyaman.

Di penjuru Indonesia dari Sabang sampai Merauke, tak dapat


dipungkiri
bahwa motor adalah kendaraan yang mendominasi jalanan, baik
jalan raya
maupun jalan kecil (iye iye tau, kecuali jalan tol kan ?). Mudahnya
proses mendapatkan motor dengan cara kredit pun salah satu hal
yang
mendorong sedemikian pesatnya pertumbuhan motor (ceileh,
motor emang
bisa tumbuh apa ya). Anak-anak kecil yang sebenarnya belum
berhak
mengendarai motor pun sering kita lihat wara-wiri di jalanan, dan
celakanya tak ada jaminan bahwa anak-anak ini paham berlalu-
lintas.

Karena motor menggunakan dua roda, maka dibutuhkan


keseimbangan dari
pengendara. Untuk itu, bagi yang merasa tidak sedang dalam
kondisi
sehat sebaiknya tidak memaksakan diri untuk mengendarai
motor. Helm,
kaos tangan, sepatu, jaket, pelindung dada adalah beberapa
perlengkapan
yang harus dipersiapkan, apalagi bila akan menempuh jarak jauh.

Dalam berkendara menggunakan motor, banyak diantara kita


yang melupakan
hal-hal kecil yang sebenarnya bisa membahayakan diri sendiri
dan orang
lain. Inilah 10 kesalahan yang sering dilakukan oleh pengendara
motor :

1. Melanggar marka garis penuh

Karena bentuknya yang ramping, maka motor hanya memerlukan


lebar jalan
kurang dari 50cm untuk melaju di jalanan. Hal ini sering
mendorong para
pengendara motor untuk melanggar batas marka garis penuh
saat
mendahului kendaraan di depannya.

(wah kalo mobil yg melanggar marka garis penuh, apalagi luar


kota, siap-siap aja gocap melayang, hahaa pengalaman pribadi)

2. Berjalan pelan di tengah-tengah

Berkendara seperti ini jelas membahayakan, karna kendaraan


lain yang
melaju kencang dari belakang akan ragu-ragu mengambil lajur
kiri.
Bagaimanapun, sebaiknya mengendarai motor pelan itu di lajur
sebelah
kiri.

3. Sein kanan, masih di lajur kiri

Ketika pengendara motor memutuskan akan belok kanan,


hendaknya dari
jauh sebelum belok sudah berpindah ke lajur kanan agar tidak
mengganggu
pengendara lain. Bila masih di lajur kiri dan langsung ambil belok
kanan, tentu saja berbahaya karena mengganggu kendaraan lain
yang
melaju lurus.

4. Belok kiri langsung “nyelonong”

Loh loh loh, bentar mas Bup. Bukannya di persimpangan tertentu


itu
boleh belok kiri langsung meski trafic light menyala merah ? Iya
itu
benar, boleh langsung tapi tidak pakai “nyelonong”. Misalnya
begini :

Motor melaju dari arah selatan dan akan belok kiri di


perempatan. Ya
sebelum belok kiri, perhatikanlah jalanan dari arah timur, siapa
tahu
ada kendaraan yang melaju kencang dari arah timur ke barat.
Jadi
perhatikanlah sekitar, jangan asal nyelonong saja.

5. Menumpuk di lajur kiri saat lampu merah

“Belok kiri langsung terus”, tulisan ini sering menghiasi di


persimpangan jalan. Tapi bagaimana kendaraan akan langsung
belok kiri
jika ternyata banyak motor yang memenuhi lajur sebelah kiri.

(malah angkot dan bus umum juga sering ikut ambil bagian
numpuk di lajur kiri tuh)

6. Tidak mau melihat ke belakang

Saat motor berhenti di pinggir jalan entah pengendara sedang


telfon,
sms, atau sesuatu hal lainnya, saat akan melaju lagi sering
mengabaikan
melihat ke belakang. Padahal bila dari belakang ada kendaraan
lain yang
melaju kencang, bisa membahayakan.

7. Sering zig-zag
Betapapun hebatnya seseorang ngebut mengendarai motor,
namun bila
sering memotong lajur kiri-kanan bolak-balik, sangat
memungkinkan
membahayakan pengendara lain, apalagi bila pengendara lain
kaget,
terkejut, dan kemudian tak mampu menguasai kendaraan.

8. Menyalakan lampu jauh di malam hari

Pengendara motor harus bijaksana menggunakan lampu jauh-


dekat saat
berkendara di malam hari. Bila selalu menggunakan lampu jauh,
maka akan
mengganggu pengendara dari arah berlawanan (silau).

9. Langsung memotong setelah mendahului kendaraan lain

Masih ingat insiden Simoncelli dan Pedrosa ? Hal itu sangat


berbahaya,
apalagi di jalanan umum. Pengendara hendaknya memberi ruang
yang lebih
setelah mendahului kendaraan lain sebelum memotong jalan di
depan
pengendara tadi.

10. Kesopanan di SPBU

Yang terakhir ini sebenarnya bukan kesalahan, hanya saja tidak


sopan
dilakukan. Ketika selesai mengisi bensin, pengendara bukannya
memajukan
motor tapi mementingkan menutup knop bensin, menutup jok,
menstater
motor di tempat itu juga. Jelas tidak efektif terhadap pengantre
lain.

Semoga bermanfaat :)

Anda mungkin juga menyukai