Metode pemantauan yang digunakan adalah pengukuran langsung
dilapangan dengan menggunakan sound level meter dengan dBA. Tolak ukur yang digunakn untuk menilai kondisi kualitas lingkungan hidup yang dipantau adalah baku mutu lingukungan kebisingan (Kep. 03/MENKLH/II/1991). Lokasi pemantauan adalah tapak proyek khususnya pada jalur jalan tambang .
2.6.2.7. pemantauan stabilitas lereng dan erosi
Rencana pemantauan terhadap kestabilan lereng maupun peningkatan erosi
tanah pada lahan terbukaakan dilakukan setiap hari selama kegiatan penambangan berlangsung
Tempat-tempat yang akan diamati meliputi lahan-lahan terbuka seperti sisi-
sisi jalan angkut dan jalan tambang, lahan terbuka pada kegiatan penambangan seperti lereng muka penambangan, tanggul-tanggul, daerah timbunan tanah/batuan penutup dan tumpukan tanah pucuk dengan cara pengamatan (observasi), memperhatikan pembentukan alur-alur yag terjadi pada lereng, endapan-endapan lumpur pada parit, kolam kolam pengendapan maupun pada badan-badan sungai
2.6.3. pembukaan dan reklamasi lahan
PT Sulemandara konawe pada tahun 2018 melakukan penambangan
dibukaan 3,34 Ha (sudah terbuka)dimana terdapat area mineout 0,35 Ha dari 3,43 Ha bukaan tersebut. Pada tahun 2019, PT Sulemandara konawe merencanakan bukaan besar 4,58 Ha (1,5 Ha rencana bukaan lahan baru yang tidak terealisasi di tahun 2018 dan 3,08 bukaan lama yang belum selesai di tahun 2018)
Tabel 2.24. pembukaan lahan tahun 2018
Tabel 2.25. penggunaan lahan untuk kegiatan pertambangan tahun 2018
Tabel 2.26 rencana pembukaan lahan tahun 2019
Rencana PT Sulemandara konawe tahun 2018 untuk melakukan kegiatan
reklamasiseluas 1 Ha tidak terlaksana hingga desember 2018. Hingga saat ini, perusahaan belum melakukan kegiatan reklamasi. Namun, pada tahun 2019 perusahaan bertekad terus mendukung pengelolaan lingkungan hidup dengan merencanakan kembali akan melakukan revegetasi seluas 1 Ha.