SKRIPSI
OLEH:
AGUNG SULISTIYANTO
NIM: 10340169
PEMBIMBING:
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Yogyakarta
KATA PENGANTAR
ﻧﺠﻮم اﻟﮭﺪى وﻣﺼﺎﺑﯿﺢ, اﻟﺬي ﺟﻌﻞ أول ﻧﺒﯿﮫ ﻧﻮره واﻷﺧﺮ ﺑﻌﺜﮫ,اﻟﺤﻤﺪ ّ اﻟﻤﻠﻚ اﻟﻌﻼم ذي اﻟﺠﻼل واﻹﻛﺮام
ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﻋﻠﻰ آﻟﮫ, وﻋﻠﻰ آﻟﮫ اﻟﻜﺮام وأﺻﺤﺎﺑﮫ اﻷﻓﺨﺎم, واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ ﺻﺤﯿﺢ اﻹﺳﻼم,اﻟﻈﻼم
أﻣﺎ ﺑﻌﺪ.وﺻﺤﺒﮫ ﻣﺎداﻣﺖ اﻟﻠﻮح واﻟﻘﻠﻢ
melimpahkan rahman dan rahim-Nya, serta shalawat hanya kepada baginda Nabi
Skripsi ini tiada lain untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebagai salah satu
syarat yang wajib dipenuhi untuk mendapatkan gelar strata satu dalam bidang ilmu
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun
1. Prof. Drs. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Agus Muh. Najib, S.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
selaku Pembimbing I. terima kasih atas segala ilmu dan kesabarannya dalam
II. Terima kasih telah sabar dan teliti mengoreksi kekurangan penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak Dr. Fathur Rahman S.Ag., yang telah banyak memberikan nasehat
dan bimbingan.
7. Bapak dan Ibu Dosen semuanya yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada penyusun selama masa kuliah yang teramat lama. Terima kasih.
9. Kedua orang tua, Papah dan Alm Ibu tercinta, terkasih dan yang dirahmati
Allah SWT. Semua jasa - jasa Panjenengan tidak dapat dinilai dengan
10. Kakak-Kakaku tercinta yang selalu member semangat dan motivasi agar
11. Untuk pakdheku dan beserta keluarga yang telah menjadi orang tua keduaku
yang selalu mengarahkan dan mengenalkan apa arti hidup dan berjuang.
Dan semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan di sini, dengan
ketulusan hati, penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Penyusun
sangat menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Jurusan Ilmu Hukum
dan almamater UIN Sunan Kalijaga khususnya, dan berguna bagi ilmu
Agung Sulistiyanto
NIM: 10340169
1
BAB I
PENDAHULUAN
mempermudah mobilitas masyarakat dari satu daerah ke daerah lain, Namun hal
menjadi sorotan utama salah satunya adalah peristiwa kecelakaan lalu lintas.
Adapun pengertian kecelakaan lalu lintas yang terdapat pada Pasal 1 ayat
(24) Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
yang menjelaskan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan
yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta
benda.1
juga menggejala dari sifat acuh masyarakat, Faktor lain yang menyebabkan
dan keadaan pengemudi. Salah satu permasalahan lalu lintas yang perlu
1
Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
1
2
mendapatkan perhatian serius adalah kecelakaan lalu lintas, yang biasanya selalu
Polres Bantul dalam rentang waktu Tahun 2014 mencatat 1333 kasus yang
pelaku diantaranya masih di bawah umur, pada Tahun 2015 mencatat 1562 kasus
dan 122 korban meninggal dunia, dan pada Tahun 2016 hingga 2017 mencatat
telah terjadi kecelakaan lalu lintas sebanyak 1157 kali kejadian. Dari data yang
sama, jumlah pelakunya masih di bawah umur pada tahun 2016 tercatat 83 kasus
sedangakan pada Tahun 2017 tecatan 6 kasus yang pelakunya masih di bawah
umur.3
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan khususnya di Pasal 310 UUAJ yang berbunyi
sebagai berikut:
2
M. Umar Maksum dkk, Cara Mudah Menghadapi Kasus-kasus Hukum Untuk Orang
Awam, (Yogyakarta: Sabda Media, 2009), hlm. 107.
3
Hasil wawancara dengan Bapak Mulyanto selaku Kanit Lalu Lintas Polres Bantul, pada
tanggal 27 Maret 2017.
3
menyebabkan orang lain meninggal dunia, ketika banyak pertimbangan jika anak
harus dipidana. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk memberikan
anak tentu menunjukkan bahwa anak memang perlu untuk dilindungi. Aturan
hukum yang mengatur tentang anak antara lain: Undang- Undang Nomor 4 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak. Anak yang tanpa sengaja melakukan kesalahan
Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Akibat dari perbuatan anak tesebut (kesalahan (kealpaan) menyebabkan orang lain
mati.5
4
Pasal 310 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
5
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal), (Sukabumi: Bogor-Politeia, 1996), hlm. 248.
4
tindak pidana ringan. Bagi orang dewasa tindak pidana ini hanya diancamkan
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu
tahun, sehingga bagi anak diancamkan maksimal seperdua ancaman orang dewasa.
Hal ini didasarkan pada Pasal 81 UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. Di lain pihak, berdasarkan asas yang dianut di Indonesia bahwa
ancaman pidana hanya diterapkan kepada anak sebagai upaya terakhir dan apabila
masih dapat dilakukan upaya lain maka, hal tersebut dapat lah ditiadakan.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan penelitian
5
adalah :
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
hukum pada umumnya. Serta dapat menjadi tambahan literatur atau bahan
b. Manfaat Praktis
D. Telaah Pustaka
lalu lintas yang disebabkan oleh kealpaan seseorang dan mengakibatkan korban.
metode non-penal
Pelanggaran Lalu Lintas (Studi Komparasi UU No. 22 Pasal 310 Tahun 2009
Perbedaannya terletak dalam hal obyek penelitian, kalau penyusun anak dengan
6
Pedoman Teknik Penulisan Skripsi Mahasiswa, (Yogyakarta: Fakultas Syari’ah Pess,
2009), hlm. 3.
7
Naely Nasikhah Faoziyah tentang, “Penyelesaian Non-Penal Dalam Kecelakaan Lalu
Lintas (Analisis Terhadap Perkara Polres Bantul No. Pol:Lp/106/Ii/2014/Lantas Polres Bantul),”
Skripsi, Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
8
Khusnul Khotimah tentang, “Pemidanaan Anak Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas
(Studi Komparasi UU No. 22 Pasal 310 Tahun 2009 Dengan Fikih Jinayah), Skripsi, Ilmu Hukum,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
7
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Pasal
kesamaan dengan penelitian yang penyusun kerjakan, yaitu kecelakaan lalu lintas.
Perbedaannya terletak dalam hal obyek penelitian, kalau penyusun anak dengan
perspektif hukum pidana Islam untuk membedah UU No. 22 Pasal 310 Tahun
2009.
penelitian yang sedang penulis kerjakan, dapat dikatakan bahwa penelitian yang
sedang penulis kerjakan merupakan penelitian yang belum pernah dibahas oleh
peneliti lainnya.
E. Kerangka Teoretik
pemilihan satu atau sejumlah teori yang relevan untuk kemudian dipadukan dalam
9
Muqowam Fikri tentang, “Kejahatan Tabrak Lari (Studi Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Pasal 312) Perspektif Hukum Pidana
Islam,” Skripsi, Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kaliajga Yogyakarta, 2014.
8
satu bangunan teori yang utuh.10 Dalam penelitian ini penulis menggunakan
1. Tindak Pidana
hukum yang diancam pidana dan dilakukan seorang yang mampu bertanggung
jawab.11
unsur subjektif dan unsur objektif. Unsur Subjektif adalah unsur-unsur yang
melekat pada si pelaku tindak pidana dalam hal ini termasuk juga sesuatu yang
terkandung di dalam hatinya. Unsur subjektif dari suatu tindak pidana yaitu:
Kemudian yang dimaksud dengan unsur objektif adalah unsur yang ada
10
Pedoman Teknik Penulisan Skripsi Mahasiswa, (Yogyakarta: Fakultas Syari’ah Press,
2009), hlm. 4.
11
Dikutip oleh Mustafa Abdullah dan Ruben Achmad, Intisari Hukum Pidana, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 26.
12
Leden Merpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005),
hlm. 9.
9
adalah :
2. Pembunuhan
layak, sehingga tidak sedikit dari masyarakat untuk menghalalkan segala cara
untuk mendapat apa yang mereka inginkan. Keadaan tersebut tak mudah untuk
13
Dekdipbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 157.
10
3. Kejahatan
oleh Hukum Publik untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa
teknologi, dan sebagainya secara tidak langsung akan digunakan bagi para
4. Pengertian Anak
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya
yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus
dan perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi, selaras dan
seimbang.15
14
B. Sosu , Sendi-Sendi Kriminologi, (Surabaya: Usaha Nasional, 2002), hlm. 20-21.
15
https://www.bersosial.com/threads/pengertian-anak-menurut-para-ahli-adalah, di akses
pada hari rabu tanggal 08 maret 2017, pukul 20.40 WIB.
11
(1) memuat batas antara belum dewasa dengan telah dewasa yaitu
berumur 21 (dua puluh satu) tahun kecuali, anak yang sudah kawin
sebelum umur 21 tahun, pendewasaan.
(2) menyebutkan bahwa pembubaran perkawinan yang terjadipada
seseorang sebelum berusia 21 tahun, tidak mempunyai pengaruh
terhadap kedewasaan.
Pengertian anak yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yaitu :“Anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam
perlindungan hukum.
tahun karna anak di bawah 12 tahun masuk dalam kategori anak belum
cakap hukum.
b. Anak terlantar
2) Statusnya sebagai anak yatim piatu atau tidak ada orang tuanya.
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), Sistem Peradilan Pidana
Anak adalah:
Pasal 2
Sistem Peradilan Pidana Anak dilaksanakan berdasarkan asas:
a. Pelindungan;
b. Keadilan;
c. Nondiskriminasi;
d. Kepentingan terbaik bagi Anak;
e. Penghargaan terhadap pendapat Anak;
f. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang Anak;
g. Pembinaan dan pembimbingan Anak;
h. Proporsional;
i. Perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya
terakhir; dan
j. Penghindaran pembalasan.
Sistem Peradilan Pidana Anak yang menjadi poin penting dalam skrispi ini,
menyebutkan bahwa:
Pasal 1
(3) Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut
Anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun,
tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga
melakukan tindak pidana.
Pasal 20
Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh Anak sebelum genap
berumur 18 (delapan belas) tahun dan diajukan ke sidang
pengadilan setelah Anak yang bersangkutan melampaui batas umur
18 (delapan belas) tahun, tetapi belum mencapai umur 21 (dua
puluh satu) tahun, Anak tetap diajukan ke sidang Anak.
Pasal 21
(1) Dalam hal Anak belum berumur 12 (dua belas) tahun
melakukan atau diduga melakukan tindak pidana, Penyidik,
Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional
mengambil keputusan untuk:
14
Batasan umur untuk anak sebagai korban pidana diatur dalam Pasal 1
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dari rumusan tersebut
dapat diketahui bahwa anak yang berhak mendapat perlindungan hukum tidak
memiliki batasan minimal umur. Dari sejak masih dalam kandungan, ia berhak
mendapatkan perlindungan.
kenakalan anak yang dilakukan anak, keadaan kondisi fisik, mental dan sosial
anak. Dalam hal ini yang dipertimbangkan berbagai komponen seperti moral
16
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam sistem Peradilan Anak di
Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 30.
15
F. Metode Penelitian
Agar penelitian berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang dapat
1. Jenis penelitian
pada fakta-fakta yang ada, untuk mengetahui secara langsung dan menganalisa
peristiwa secara nyata. Dalam hal ini mengenai Penegakan Hukum Terhadap
a. Data Primer
yang diteliti.
b. Data Sekunder
Anak;
Anak;
pembahasan.17
4. Narasumber
sesuai dengan pokok permasalahan dan data yang diperoleh akan disusun
dengan melakukan deskripsi yang meliputi isi maupun struktur hukum positif,
isi dan struktur hukum positif yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
deduktif, yaitu metode berfikir yang menarik kesimpulan dari hal-hal yang
G. Sistematika Penulisan
Penulisan Hukum yang disusun oleh penulis terdiri dari 5 (lima) bab yang
saling berhubungan satu dengan yang lain. Pembagian bab per bab ini
BAB I: Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
BAB II: Bab ini menguraikan mengenai pengertian lalu lintas dan pengertian
BAB IV: Bab ini menguraikan mengenai kecelakaan lalu lintas di Kabupaten
BAB V: Bab ini penyusun akan menguraikan mengenai kesimpulan dan saran
terkait dengan permasalahan yang ada.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
anak. Ketika anak sudah melanggar, maka proses penegakan hukum tingkat
wajib diupayakan diversi yang dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun dan bukan merupakan
perdamaian antara korban dan anak, menyelesaikan perkara anak di luar proses
anak. Penegakan hukum yang dapat ditempuh selain Diversi yaitu pengadilan.
65
66
kasus kecelakaan yang menjadikan anak sebagai pelakunya di karenakan dua hal:
kondisi psikologi sosial anak dan kerjasama dengan instansi lainnya. Hambatan
dalam psikologi sosial anak diantaranya karena usia anak masih dalam proses
pencarian jati diri, kurangnya pemahaman anak akan bahaya berlalu lintas, tidak
partisipasi orang tua dalam menjelaskan akan bahaya tidak taat berlalu lintas,
Kabupaten Bantul dikarenakan tidak ada kerjasama yang baik antara aparat
penegak hukum dan persamaan pemahaman mengenai peraturan yang ada serta
fasilitas dan sumber daya personel yang kurang memadai. Misalnya setelah hasil
B. Saran
Dengan banyaknya kecelakaan lalu lintas yang pelakuya anak di bawah umur di
kali dalam satu tahun pada setiap sekolah di Kabupaten Bantul khususnya
kendaraan bermotor yang dibawa oleh siawa. Apabila ada pelanggaran, pihak
pengarahan.
3. Pihak kepolisan membuat buku saku tentang tertib berlalu lintas yang di
khususkan untuk siswa SMP dan SMA dengan format yang mudah di pahami
oleh siswa.
diperlukan. Serta harus rutin menjaga setiap persimpangan pada saat jam
masuk sekolah dan waktu pulang sekolah khususnya di daerah yang rawan
kecelakaan.
5. Koordinasi yang baik dan pemikiran yang sepaham antara aparat penegak
rapat rutin satu bulan sekali khusus untuk membahas kecelakaan yang
6. Perlu juga mengajak orang tua atau keluarga anak. Teknisnya bisa melalui
pertimbangan masyarakat.
69
DAFTAR PUSTAKA
A. Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia
Jalan
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 tetang Sistem Peradilan Pidana Anak
Pidana
B. Buku/Penelitian hukum
Abdullah dan Ruben Achmad, Mustafa, Intisari Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2004
70
Bayumedia, 2006
2005
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang: Badan Penerbit Univ.
Diponegoro, 1995
Pess, 2009
Yogyakarta, 2014.
22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Pasal 312)
C. Lain-lain
Hasil wawancara dengan Bapak Mulyanto selaku Kanit Lalu Lintas Polres Bantul
https://archive.is/20120524100620/www.who.int/world-health
https://ferli1982.wordpress.com/2013/03/05/diversi-dalam-sistem-peradilan-
pidana-anak-di-indonesia/
http://www.fianhar.com/2014/10/kedudukan-anak-dalam-kejahatan.html
https://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu_Lintas/Definisi_lalu_lintas
http://jogja.polri.go.id/website/polres-bantul/?pdf=1903
72
https://student.unud.ac.id/dikasanjaya/news/31315,
http://www.kpai.go.id/artikel/konsep-keadilan-restoratif-perlindungan-anak/
http://www.prohaba.com/pengemudi-dibawah-umur-jadi-sasaran
http://www.tribratanewsbantul.com/2016/02/visi-dan-misi-polres-bantul.html
73
74
75
76
77