Anda di halaman 1dari 23

TINJAUAN PUSTAKA

ASI EKSKLUSIF PERANANNYA DALAM


TUMBUH KEMBANG ANAK

Oleh :
Ida Ayu Diah Wedawati
1871121074

Pembimbing :
Pembimbing: Dr. dr. A.A. Oka Lely, Sp.A

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU


KESEHATAN ANAK RSUD SANJIWANI GIANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2019

1
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................ 3
1.4 Manfaat .............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ASI dan ASI Eksklusif .......................................................... 4


2.2 Epidemiologi ASI Eksklusif ............................................................... 4
2.3 Patofisiologi dan Kandungan yang terdapat dalam ASI ..................... 5
2.4 Peranan ASI dalam Pertumbuhan Anak .............................................. 6
2.5 Peranan ASI dalam Perkembangan Anak ............................................ 8
2.6 Faktor - Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pemberian
ASI Ekslusif ........................................................................................ 11
2.7 Teknik Pemberian ASI ........................................................................ 14
2.8 Upaya yang dapat dilakukan untuk menyukseskan Program
ASI Eksklusif ...................................................................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ............................................................................................. 17


3.2 Saran ................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah utamauntuk bayi usia 0-6 bulan karena
kandungan nutrisinya mencukupi seluruh kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang pada
usia tersebut. ASI Eksklusif adalah pemberian makanan hanya berupa ASI saja. Setelah
6 bulan, pemberian ASI harus ditambah dengan pemberian MP-ASI (Makanan
Pendamping ASI) karena ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. MP-
ASI yaitu makanan pendamping ASI yang diberikan pada bayi setelah usia 6-24 bulan
dalam memenuhi gizinya untuk tumbuh kembang.Secaragaris besar kebutuhan dasar
anak untuk tumbuh kembang dapat dikelompokkan asuh, asih dan asah. Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel yang dapat diukur dengan melihat panjang,
berat, dan ukuran kepala. Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, pengukuran
dilakukan menggunakan skrining.1,2,4,8,9
Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2013, persentase pemberian ASI eksklusif
pada bayi 0-6 bulan di Indonesia sebesar 54,3% sedikit meningkat bila dibandingkan
dengan tahun 2012 yaitu sebesar 48,6%.5 Namun pada tahun 2016 persentase bayi yang
telah mendapatkan ASI eksklusif sampai 6 bulan menurun menjadi sebesar 29,5%.6
Dalam kaitannya ASI terhadap pertumbuhan didapatkan data bahwa pertambahan berat
badanyang mendapat ASI eksklusif lebih tinggi dibandingkan yang mendapatkan ASI
non-eksklusif yaitu sebesar 55,56% (Budiwan C, 2012). Sedangkan Dian I (2014) yang
mengkaitkan pertumbuhan dengan pemberian ASI eksklusif mendapatkan bahwa,
pertumbuhan 1,62 kali lebih besar dari yang mendapatkan ASI non-eksklusif. Dikutip
dari Dian I (2014), penelitian retrospektif yang dilakukan di Baltimore-Washington DC
tahun 2013 menunjukkan terjadi pertumbuhan yang pesat pada umur 2-3 bulan pada anak
yang diberikan ASI eksklusif.15 Dalam hubungannnya dengan perkembangan,
didapatkan bahwa anak-anak yang mendapat ASI eksklusif pada saat usia bayi, ketika
berusia 7-8 tahun kemampuan bahasa dan tes penampilannya memiliki nilai yang lebih
tinggi, masing masing 10,2 point dan 6,2 point (Horwood LJ, 2001). Peneliti lain Lony
N (2008) melaporkan bahwa kelompok anak yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki
nilai IQ berkisar pada rentang 112-142, dengan rata-rata IQ 128,3. Sedangkan untuk anak

1
yang termasuk kelompok ASI non-eksklusif, berkisar pada rentang 82-137, dengan nilai
rata-rata IQ 114,4.19
ASI diproduksi dikelenjar payudara dan dipicu oleh hormon prolaktin dan
oksitosin yang diproduksi di otak yang disebut kelenjar hipofisis. Hisapan bayi akan
merangsang puting susu dan aerola payudara, karena terdapat ujung-ujung saraf sensoris
yang berfungsi sebagai reseptor mekanik sehingga menimbulkan impuls yang dikirim ke
nervus vagus dan dilanjutkan ke hipotalamus. Hipotalamus merangsang hipofisis anterior
untuk mengeluarkan prolaktin yang menyebabkan produksi ASI oleh alveoli
mammae.Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis
anterior tetapi juga ke kelenjar hipofisis posterior, yang akan mengeluarkan hormon
oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dindng
alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar.11,12
Nutrisi utama pada anak umur 0-6 bulan adalah ASI. ASI mengandung
komponen makro dan mikro nutrien, yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat,
protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral selain itu juga ASI
hampir 90% terdiri dari air. Pertumbuhan otak bayi terbesar terjadi selama kehamilan
dan berlanjut sampai dua tahun pertama dalam kehidupannya didunia. Selama masa ini,
bayi memiliki kebutuhan paling besar nutrisi penting seperti asam docosahexaenoic
(DHA) dan asam arakidonat (AA) yang bermanfaat untuk pembentukan otak, jaringan
saraf, jaringan pengelihatan dan pembentukan sistem imun sedangakan asam lemak
omega-3, dan asam lemak omega-6 memiliki peran dalam mencegah kerusakan sel.
Semua nutrisi tersebut secara alami ditemukan pada ASI.Dalam proses menyusui
terdapat hal penting yang mendukung perkembangan anak yaitu proses stimulasi.
Stimulasi atau rangsangan terhadap 5 panca indera bayi sejak kelahiran akan
mengoptimalkan perkembangan. Otak bayi yang bulan-bulan pertama kelahiran paling
sensitif terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indera. Proses menyusu yang
melibatkan 5 indera bayi yang terdiri dari indera penciuman, pendengaran, kulit,
pengecapan, dan bahkan indera penglihatan.8,17
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulakan bahwa peran ASI sangat
penting dalam tumbuh kembang anak, namunsampai saat ini pemberian ASI eksklusif
belum maksimal, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan
pentingnya pemberian ASI eksklusif, kurangnya pelayanan konseling laktasi, dukungan
dari petugas kesehatan, kondisi yang kurang memedai bagi para ibu yang bekerja (cuti
melahirkan yang terlalu singkat, dan tidak adanya ruang ditempat kerja untuk mengyusui
2
atau memompa ASI) sehingga penting bagi orang tua untuk mengetahui manfaat
pemberian ASI Eksklusfi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.14

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif di masyarakat dengan
tujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif di
masyarakat dengan tujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan anak
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian ASI dan ASI Eksklusif.
2. Mengetahui cakupan pemberian ASI dan ASI Eksklusif di Indonesia.
3. Mengetahui patofisiologi ASI dan kandungan yang terdapat dalam ASI
4. Mengetahui peranan ASI dalam Petumbuhan Anak
5. Mengetahui peranan ASI dalam Perkembangan Anak.
6. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pemberian ASI
Eksklusif.
7. Mengetahui teknik pemberian ASI.
8. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk menyukseskan program ASI
Eksklusif.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
Karya tulis ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang pemberian
ASI Eksklusif peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah kepustakaan bagi institusi dalam bidang nutrisi dan
pertumbuhan serta perkembangan anak kaitannya dengan pemberian ASI
Eksklusif.
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
Diharapkan tulisan ini bila dipublikasikan melalui media massa mampu
menambah pengetahuan masyarakat mengenai pengaruh pemberian ASI

3
Eksklusif dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga masyarakat
khususnya orang tua dalam memahami pentingnya pemberian ASI.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ASI dan ASI Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alamiah utama yang mengandung nutrisi, seperti
protein, lipid, karbohidrat, mineral dan vitamin yang penting untuk memenuhi gizi dan
berfungsi dalam pertumbuhan serta perkembangan anak saat usia 0-6 bulan.1 Menurut
WHO, ASI adalah makan terbaik bayi sampai usia 6 bulan dan yang dimaksud dengan
pemberian ASI tanpa cairan atau makanan lain, kecuali suplemen vitamin, mineral,
dan/atau obat-obatan untuk keperluan medis sampai bayi berusia 6 bulan, dan dilanjutkan
pemberian ASI sampai dua tahun pertama kehidupannya.7 ASI eksklusif berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).3
Berdasarkan data Riskesdas, pola menyusui dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu menyusui eksklusif, menyusui predominan, dan menyusui parsial sesuai
dengan definisi WHO.9
a. Menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain
termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral
tetes, ASI perah juga diperbolehkan.9
b. Menyusui predominan adalh menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air
atau minuman berbasis air misalnya teh, sebagai makanan/minuman prelakteal
sebelum ASI keluar.9
c. Menyusui parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI,
baik susu formal, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam bulan
baik diberikan secara kontinyu atau sebagai makanan prelakteal.9
2.2 Epidemiologi ASI Eksklusif
2.3 Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2013, persentase pemberian ASI eksklusif pada
bayi 0-6 bulan di Indonesia sebesar 54,3% sedikit meningkat bila dibandingkan dengan
tahun 2012 yaitu sebesar 48,6%.5 Namun pada tahun 2016 persentase bayi yang telah
mendapatkan ASI eksklusif sampai 6 bulan menurun menjadi sebesar 29,5%.6 Dalam
kaitannya ASI terhadap pertumbuhan didapatkan data bahwa pertambahan berat
badanyang mendapat ASI eksklusif lebih tinggi dibandingkan yang mendapatkan ASI
non-eksklusif yaitu sebesar 55,56% (Budiwan C, 2012). Sedangkan Dian I (2014) yang
5
mengkaitkan pertumbuhan dengan pemberian ASI eksklusif mendapatkan bahwa,
pertumbuhan 1,62 kali lebih besar dari yang mendapatkan ASI non-eksklusif. Dikutip
dari Dian I (2014), penelitian retrospektif yang dilakukan di Baltimore-Washington DC
tahun 2013 menunjukkan terjadi pertumbuhan yang pesat pada umur 2-3 bulan pada
anak yang diberikan ASI eksklusif.15 Dalam hubungannnya dengan perkembangan,
didapatkan bahwa anak-anak yang mendapat ASI eksklusif pada saat usia bayi, ketika
berusia 7-8 tahun diteliti kemampuan bahasa dan tes penampilannya memiliki nilai
yang lebih tinggi, masing masing 10,2 point dan 6,2 point (Horwood LJ, 2001). Peneliti
lain Lony N (2008) melaporkan bahwa kelompok anak yang mendapatkan ASI
eksklusif memiliki nilai IQ berkisar pada rentang 112-142, dengan rata-rata IQ 128,3.
Sedangkan untuk anak yang termasuk kelompok ASI non-eksklusif, berkisar pada
rentang 82-137, dengan nilai rata-rata IQ 114,4.19
ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan
daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan berkembang
secara optimal dan tidak mudah sakit. Hal tersebut sesuai dengan beberapa kajian dan
faktoa global. Kajian global ”The Lancet Breastfeeding Series, 2016 telah membuktikan
1) Menyusui Eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada
bayi berusia kurang dari 3 bukan, 2) Sebanyak 31,36% (82%) dan 37,94% anak sakit,
karena tidak menerima ASI Eksklusif. Investasi dalam pencegahan BBLR, stunting dan
meningkatkan IMD serta ASI Eksklusif berkontribusi dalam menurunkan risiko obesitas
dan penyakit kronis.9
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, UNICEH dan
WHO merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberikan ASI selama paling sedikit
enam bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan dan
pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. Pada tahun 2003, Pemerintah
Indonesia mengubah rekomendasi lamanya pemberian ASI Eksklusif dari 4 bulan
menjadi 6 bulan.12
2.4 Patofisiologi dan Kandungan yang Terdapat Dalam ASI
Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks
aliran (let down reflex) yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan
bayi. Pada refleks prolaktin, hisapan bayi akan merangsang puting susu dan aerola
payudara, karena terdapat ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor
mekanik sehingga menimbulkan impuls yang dikirim ke nervus vagus dan dilanjutkan
ke hipotalamus. Hipotalamus merangsang hipofisis anterior untuk mengeluarkan
6
prolaktin yang menyebabkan produksi ASI oleh alveoli mammae. Hormon ini
merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada
ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak
dan pada saat 30 tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi,
namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Dalam refleks aliran (let down reflex), rangsangan puting susu tidak hanya
diteruskan sampai ke kelenjar hifofisis anterior tetapi juga ke kelenjar hipofisis posterior,
yang mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot
polos yang ada di dindng alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar.
makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga
kemungkinan terjadinya bendungan ASI makin kecil, dan menyusui makin lancar.
Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu proses menyusui
tetapi juga mudah terkena infeksi. Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah:
melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui
bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan
bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.10,12
ASI dan menyusui adalah dua hal penting yang merupakan kelanjutan fungsi
plasenta untuk memenuhi kebutuhan bayi untuk mendapat nutrisi atau makanan terbaik
dan perlindungan berupa zat-zat kekebalan di dalam ASI yang menghindarkan bayi dari
berbagai macam penyakit.Penting untuk diketahui mengenai bagaimana payudara
menghasilkan ASI sehingga dapat membantu ibu mengerti proses kerja menyusui yang
pada akhirnya dapat menyusui secara eksklusif.10
2.4 Peranan ASI dalam Pertumbuhan Anak
Pola pertumbuhan anak sangat bervariasi yang dikarenakan beberapa faktor penentu
seperti nutrisi, budaya, lingkungan, kondisi sosial, faktor biologis, dan faktor genetik.
Dalam 6 bulan pertama kehidupan nutrisi yang terpenting diberikan adalah ASI.
Sehingga penting untuk mengetahui peningkatan berat badan dan panjang badan bayi
kaitannya dengan pemberian ASI Eksklusif.16
Anak yang mendapat ASI eksklusif akan mengalami peningkatan berat badan
rata-rata sebesar : 700-1000 gram/bulan pada triwulan I dan dan 500-600 gram/bulan
pada triwulan II. Sedangkan untuk panjang badan bayi yang baru lahir rata-rata adlah 50
cm, dan umumnya pertambahan panjang badan anak mencapai 1,5 kali panjang badan
lahir saat umur 1 tahun. Pertumbuhan bayi akan mendapatkan ASI sebagian besar adalah
normal terutama bayi yang mendapat ASI eksklusif.8 Hal ini disebabkan karena
7
kandungan nutrisi yang terdapat pada ASI sudah memenuhi kebutuhan dari bayi hingga
umur 6 bulan.4
Penelitian retrospektif yang dilakukan di Baltimore-Washington DC terhadap
pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan atau lebih. Kurva berat
badan terhadap umur dan panjang badan terhadap umum dari bayi yang mendapat ASI
eksklusif selama 6 bulan tetap berada di atas P50 kurva NCHS. Bayi yang mendapat ASI
eksklusif lebih dari 6 bulan, kurva berat badan terhadap umur dan kurva panjang badan
terhadap umur berada di atas P25 kurva NCHS sampai bayi berumur 9-10 bulan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kondisi yang optimal, ASI eksklusif
mendukung pertumbuhan bayi selama 6 bulan pertama atau lebih.4Suatu penelitian
kohort Boyd-Orr yang pertama kali mempelajari dampak jangka panjang dari pemberian
ASI pada masa bayi terhadap panjang badan pada masa kanak-kanak dan dewasa,
memperlihatkan anak yang mendapat ASI pada masanya bayinya secara bermakna lebih
tinggi dibanding mereka yang mendapat susu formula.8
Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro dan
mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak
sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu hampir 90%nya terdiri
dari air. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari
kebutuhan bayi.ASI mengandung air sebanyak 87,5% oleh karena itu bayi yang
mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat
yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi,
sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat
menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.1,8
Di dalam ASI juga terdapat karnitin yang mempunyai peran membantu proses
pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI
mengandung kadar karnitin yang tinggi terutana pada 3 minggu pertama menyusui,
bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi
akan mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.ASI
juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari
3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat, dibanding dengan susu sapi yang
mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga
lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan
pertumbuhan dan kematangan usu, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus
dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.8,14
8
Salah satu yang terkandung dalam ASI yaitu vitamin A. Selain bersungsi untuk
kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan
tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan
tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan
mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembdang dan daya tahan tubuh
yang baik. (Hedgar, 2013). Terdapat pula vitamin E yang berfungsi adalah untuk
ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
terjadinya kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan
vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.1,8,14
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai
fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan
pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat
penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar foskor
magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak di atas yang
menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan
kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan
bayi yang mendapat ASI.1,8,14
Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak
membantu berbagai pross metabolisme di dalam tubuh. Kangdungan mineral zink ASI
lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih baik. Penyerapan zinc
terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-
32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah
selenium, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.1,8,14
2.5 Peranan ASI dalam Perkembangan Anak
Dalam proses menyusui terdapat hal penting yang mendukung perkembangan anak yaitu
proses stimulasi. Stimulasi atau rangsangan terhadap 5 panca indera bayi sejak kelahiran
akan mengoptimalkan perkembangan. Otak bayi yang bulan-nulan pertama kelahiran
paling sensitif terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indera. Proses menyusu
yang melibatkan 5 indera bayi yang terdiri dari indera penciuman, pendengaran, kulit,
pengecapan, dan bahkan indera penglihatan. Bayi baru lahir mempunyai penciuman yang
sangat baik,s ehingga dimanfaatkan untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
Indera pendengaran yang sudah sempurna jauh sebelum kelahiran terjadi (usia 20 minggu
kehamilan) memberi kesempatan bayi untuk mendengar nafas, suara degup jantung ibu

9
selama proses menyusui. Kulit bayi yang memiliki banyak reseptor saraf akamn
menerima begitu banyak rangsangan saat bayi didekap selama proses menyusui.17
Di awal kehidupan saat proses kelahiran, apabila dilakukan skin to skin contact
dengan meletakkan bayi di dada ibu cukup lama (terutama bila bayi dilahirkan normal)
mata bayi begitu alert seolah melihat. Proses skin to skin contact turut berperan dalam
mempercepat keluarnya kolostrum. ASI menyempurnakan fungsi penglihatan bayi
karena kandungan DHA/AA yang terdapat di dalam ASI yang sangat penting disamping
dalam proses pembentukan saraf otak, juga berfungsi mengoptimalkan fungsi
penglihatan terutama retina mata.17
Pemberian ASI Eksklusif diketahui berpengaruh terhadap perkembangan
intelektual anak, karena menyusui memberikan pelekatan erat dan rasa nyaman yang
berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak. Anak yang disusui mempunyai
intelegensia dan emosi yang lebih matang yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
sosialnya di masa yang akan datang. Selain itu pemberian ASI Eksklusif secara langsung
akan memberikan efek pada anak berupa rasa aman, kehangatan dan merasakan
keberadaan ibunya, khususnya saat terjadi skin to skin contact. Perasaan tersebut
mungkin kurang diperoleh anak apabila diberikan susu botol. Oleh karena itu skin to skin
contact menjadi bagian yang ptning dalam proses pemberian ASI pada anak. Ibu harus
sesering mungkin memberikan sentuhan kasih sayang kepada bayinya, karena hal
tersebut merupakan sumber kehangatan dan kenyamanan.14,17
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dengan mendekap bayi pada saat
menyusui, mengajaknya berbicara dengan penuh kasih sayang, seronga ibu sudah
memenuhi kebutuhan bayi akan stimulasi (asah), dans ecara tidak langsung juga
berdampak pada pemenuhan kebutuhan psikologis ibu. Stimulasi merupakan hal yang
sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi
terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat
stimulasi.17
Selain itu juga perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan emosi (asih) dapat
dilakukan dengan melakukan kontak sedini mungkin, yaitu dengan mendekapkan bayi
pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir (inisiasi dini). Keadaan ini akan
menimbulkan kontak fisik (kontak kulit, psikis (kontak mata), suara dan penciuman
sedini mungkin yang turut memegang peran penting terhadap keberhasilan menyusui.
Interaksi yang timbul pada saat ibu menyusui bayi akan meningkatkan hubungan batin

10
ibu dan anak, menimbulkan rasa aman pada bayi yang kelak akan meningkatkan rasa
kepercayaan diri seorang anak.17
Beberapa bukti menyatakan bahwa terdapat hubungan natra pemberian ASI
dengan perkembangan kognitif. Dalam hal kecerdasan, bayi yang mendapatkan ASI
Eksklusif mempunyai kelebihan dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI.
Efek pemberian ASI untuk perkembangan kognitif dapat dijelaskan melalui dua faktor.
Salah satunya yaitu adanya asam lemak jenuh rantai ganda panjang dan Asam
Deosahaenoic (DHA) yang penting untuk perkembangan otak. Adanya kandungan asam
arakidonat pada ASI juga memberikan efek yang baik bagi perkembangan kognitif pada
anak. Terdapat pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa DHA penting dalam
perkembangan otak, saraf, dan visual pada bayi rematur, dan tentunya pada bayi cukup
bulan.18
ASI juga mengandung faktor pertumbuhan dan hormon yang mempengaruhi
biokimia otak dan perkembangan fungsional, yang mana hal tersebut tidak ditemukan
dalam susu formula. Interaksi fisik dan sosial yang terkait dengan proses menyusui dapat
merangsang perkembangan kognitif.18
Memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan juga berpengaruh
terhadap perkembangan anak yang akan menjamin tercapainya pengembangan potensi
kecerdasan anak secara optimal.8 ASI selain sebagai nutrien yang ideal, dengan
komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung
nutrien khusus seperti taurin, laktosa, AA, DHA, omega 3, omega 6, kolin, dan triptofan
yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal untuk membantu proses sinaptogenesis
dan proses mielinisasi.8 Semakin banyak sinaps antara sel-sel saraf semakin kompleks
pula kemampuan menerima, mengolah, menyimpan, dan menjawab rangsang yang
diterima oleh sel saraf. Secara umum jumlah sinaps meningkat pesat antara usia 3-4
bulan, kemudian terjadi hubungan dengan pusat pengolahan informasi penglihatan
sampai usia 6 bulan.8
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terlihat anak yang mendapat
ASI jauh lebih matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresifitas yang lebih baik
pada skala perkembangan dibanding mereka yang tidak mendapat ASI eksklusif selama
6 bulan dapat merangkak dan duduk lebih dauhulu dibanding mereka yang sudah
mendapat makanan pendamping ASI pada usia 4 bulan.14
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil
asam animo (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang
11
lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin,
asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlahs edikit di dalam susu sapi. Taurin
diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini
ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang.
Taurin ini snagat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur
untuk membentuk protein ini sangat rendah.8
2.6 Faktor-Faktor Yang Mendukung dan Menghambat Pemberian ASI Eksklusif
2.6.1 Faktor yang Mendukung Pemberian ASI Eksklusif
Memberikan ASI Eksklusif membutuhkan stamina yang baik, oleh karenanya perlu
dukungan keluarga dan lingkungan terdapat hubungan antara dukungan menyusui dari
keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif. Berbagai macam upaya dukungan dalam
peningkatan pemberian ASI, berawal dari dukungan suami dan
keluarga. Jika ibu merasa didukung, dicintai, dan perhatikan maka akan muncul emosi
positif yang akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga produksi ASI pun
lancar.13,14
Pemahaman dan motivasi adalah kunci utama keberhasilan menyusui.
Memahami bahwa menyusui adalah kewajiban bagi seorang ibu, ASI merupakan
makanan yang berbaik bagi anak hingga usia 6 bulan. ASI tidak hanya berisi nutrisi tetapi
juga mengandung materi pengatur pematangan saluran cerana bayi, materi berisi sistem
kekebalan tubuh dalam menghadapi paparan zat kimia, mikroba dan racun yang ada pada
makanan dan minuman.13
Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus
mempunyai ketrampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi
secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan
perlekatan bayi pada payudara yang tepat.15
Posisi menyusu harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau
duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi
dasar menyusu terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi
dan payudara ibu (perlekatan/attachment). Posisi badan ibu saat menyusu dapat posisi
duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring.10,15
Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap
payudara dengan hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan
ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan keher). Sentuh bibir bawah bayi dengan
puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke
12
payudara dengan cara menekan punggung dan bahu payi (bukan kepala bayi). Arahkan
puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara menyusui langit-langitnya.
Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian
areola bawah yang terlihat dibanding areola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar,
dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi. 12
posisi tubuh yang baik pada saat menyusui dapat dilihat sebagai berikut : (1) posisi muka
bayi menghadap ke payudara (chin to breast), (2) perut/dada bayi menempel pada
perut/dada ibu (chest to chest), (3) seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga
telinga bayi membentuk garis lurus dengan lengan bayi dan leher bayi, (4) seluruh
punggung bayi tersanggah dengan baik, 95) ada kontak mata antara ibu dengan bayi, (6)
pegang belakang bahu jangan kepada bayi, 97) kepala terletak dilengan bukan didaerah
siku.10,15 Usaha awal yang juga penting untuk dapat mengoptimalkan pemberian ASI
Eksklusif pada anak yaitu dengan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), yaitu proses
membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran. Bayi memiliki kemampuan
alami untuk menyusu sendiri selama diberikan kesempatan kontak kulit dengan ibunya
(skin to skin contact) setidaknya selama satu jam segera setelah lahir.12 Bayi yang
mengalami skin to skin contact beberapa menit setelah kelahiran akan mencari puting
susu dengan kecepatan berbeda-beda. Waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh bayi sekitar
55 menit dan pada banyak kasus dapat mencapai 2 jam.13 Inisiasi menyusu dini
merupakan salah satu dari 10 Langkah Keberhasilan Menyusui yang dianjurkan WHO
(1998). Terdapat lima tahapan dalam inisiasi menyusu dini. Setelah diletakkan diantara
payudara ibunya dalam 30 menit pertama, bayi menyesuaikan dengan lingkungan dan
sesekali melihat pada ibunya. Tahap kedua, selama sekitar 10 menit kemudian bayi
mengeluarkan suara dan melakukan gerakan menghisap dengan memasukkan tangan ke
dalam mulut. Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Tahap keempat, bayi menekan-
nekan perut ibu untuk bergerak ke arah payudara (breast crawl). Terakhir, bayi menjilat
kulit ibu, memegang puting susu dengan tangan, menemukan puting dan
menghisapnya.10,15 Secara keseluruhan, inisiasi menyusu dini berkaitan dengan
peningkatan keberhasilan ASI Eksklusif.
Kegiatan menyusui membutuhkan energi yang cukup besar. Selain untuk
kebutuhan ibu, energi yang cukup juga dibutuhkan untuk memproduksi ASI. Dalam 100
ml ASI terkandung 67-75 kilo kalori, sehingga ibu-ibu dengan bayi kembar yang
memproduksi ASI hampir 2 liter per hari membutuhkan tambahan energi sebesar 1500
kilo kalori per hari. Kondisi malnutrisi dan dehidrasi pada ibu akan mengakibatkan
13
jumlah ASI yang diproduksi berkurang secara bermakna. Penting bagi ibu menyusui
untuk makan dan minum dalam jumlah yang cukup.14
Hal yang juga penting diketahui adalah mengenai frekuensi pemberian ASI.
Pengosongan perut bayi yang telah mengonsumsi ASI berlangsung sekitar 1,5 jam.
Frekuensi normal pemberian ASI pada bayi yang baru lahir adalah 10-20 kali setiap hari.
Seiring dengan pertambahan umur bayi, frekuensi pemberian ASI bergantung pada
perseduaan ASI. Bayi berusia 4 hari membutuhkan ASI setiap 2 jam selama 15-20 menit
untuk satu payudara. Ketika bayi berusia 3-6 bulan frekuensi pemberian ASI berkurang
hingga mencapai 7-8 kali sehari. Bayi yang diberi ASI lebih sering meminta makan
dibandingan dengan bayi yang mendapatkan susu formula karena protein dan lemak pada
ASI lebih mudah diserap oleh sisitem pencernaan bayi. Jumlah total produksi ASI dan
asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui dengan jumlah berkisar antara
450-1200 ml dengan rata-rata antara 750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal
dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah haya 100-200
ml per hari.15
2.6.2 Faktor yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif
Faktor psikis ibu memiliki hubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Beberapa
peneltian di Amerika dan Australia sepakat bahwa faktor psikis ibu berpengaruh pada
pemberian ASI Eksklusif. Persepsi ibu terhadap ketidakcukupan ASI, produksi ASInya
kurang, cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah dalam menyusui.14
Kondisi ibu yang sedang sakit atau menderita suatu infeksi tentunya menjadi
salah satu penghambat dalam pemberian ASI, misalnya pada ibu dengan infeksi
HIV/AIDS. Ibu dengan HIV positif sebaiknya tidak menyusui karena bisa meningkatkan
risiko penularan pada anak.15
Ibu yang pernah mendapat promosi susu formula secara lasung baik di rumah,
swalayan, dan tepat umum lainnya menunjukkan ketertarikan ibu dalam memberikan
susu formula pada anak terutama saat bulan-bulan pertama menyusui di saat masalah
menyusui muncul seperti produksi ASI belum banyak, putting lecet, dan payudara
bengkak. Pern pemerintah dalam memperketat regulasi pemasaran susu formula bayi
sangat diperlukan.14
Kondisi ibu yang sakit, lelah, atau kurang percaya diri dapat menganggu
pemberian ASI Eksklusif. Pastikan ibu dalam keadaan sehat dan berikan dukungan
keluarga sepenuhnya pada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Payudara yang sehat
dan terasa nyaman biasanya akan meningkatkan kepercayaan diri ibu sehingga produksi
14
ASI lebih lancar. Rasa ragu dapat timbul bila ibu merasa payudaranya bermasalah,
misalnya puting yang tidak menonjol atau payudara terlalu kecil. Untuk menyingkirkan
keraguan, sebaiknya ibu dan keluarga mengetahui proses produksi dan pengeluaran ASI
yang hal ini dapat diketahui melalui membaca bukut, mencari informasi melalui internet,
ataupun bertanya pada petugas kesehatan. Keadaan anak dalam hal ini kesehatannya juga
menentukan kelancaran proses menyusui. Bayi yang sakit, mengantuk, atau tidak
nyaman biasanya tidak dapat menyusu dengan baik sehingga mungkin menghambat
produksi atau pengeluaran ASI dari payduara.14
2.7 Teknik Pemberian ASI
Teknik dalam pemberian ASI merupakan salah satu hal mendasar yang juga berpengaruh
dalam optimalnya pemberian ASI Eksklusif. Ibu dapat memberikan ASI secara langsung
padaanak, yang dimaksud secara langsung dalam hal ini yaitu anak menyusui langsung
pada payudara ibu. Namun dalam prakteknya berbagai hal dapat menyebabkan ibu tidak
selalu bisa untuk memberikan ASI secara langsung pada anaknya, misalnya saat ibu
bekerja. Salah satu cara yang bisa dilakukan agar anak tetap mendapatkan ASI yaitu
dengan menggunakan pompa. ,12
Cara memerah ASI dengan tangan adalah sebagai berikut : (1) cuci tangan sebelum
memerah ASI, (2) sediakan mangkung bersih bermulut lebar dan letakkan mangkok di
dekat payudara, (3) letakkan ibu jari di atas areola sedangkan jari lain di bawah areola,
(4) tekan ke arah dada, (5) tekan dengan sedikt mengurut ke arah puting sampai ASI
memancar keluar dan tertampung dalam mangkung, (6) ubah posisi jari ke jam 3 an jam
9, dan mulai lagi memerah, (7) jangan sampai terasa sakit, (8) perah satu payudara selama
3-5 menit, kemudian beralih ke payudara lainnya, (9) demikian seterusnya bergantian
sampai payudara terasa kosong (20-30 menit). Selain itu ASI dapat diperah dengan
pompa/pemeras manual atau elektrik.. Perlu diingat bila dibandingkan dengan harga susu
formula dan biaya pengobatan anak sakit, maka pompa/pemeras akan menjadi pilihan
utama para ibu bekerja.10,12
Tiga posisi menyusui yang biasa dipraktekkan saat bayi menyusu secara
simultan yaitu : (a) Double Football : Bayi dipegang seperti cara memegang bola disisi
kanan dan kiri tubuh ibu. Tangan ibu menopang kepala bayi dengan badan bayi berbaring
di bawah tangan ibu. Banyak ibu menggunakan cara ini sampai mereka benar-benar
berpengalaman, (b) Double Cradle : Bayi dipegang seperti menyusui bayi tunggal,
dimana ke-2 badan bayi menyilang di atas perut ibu. Posisi ini digunakan pada ibu yang
sudah berpengalaman dan bayi dapat mengontrol kepalanya dengan baik, (c) Kombinasi
15
footbaal dan cradle (posisi sejajar). Bayi pertama dipegang dengan cara
football,sedangkan bayi yang lain dipegang dengan posisi cradle. Posisi ini biasa
digunakan oleh ibu dengan bayi triplet atau lebih, sehingga bayi terbiasa dan mendapat
asupan ASI yang cukup.12,17
American Academy of Pediatrics mengeluarkan rekomendasi pemberian ASI
eksklusif untuk bayi, baik pada kelahiran tunggal maupun pada kasus kelahiran kembar.
Menyusui bayi kembar pada dasarnya sama seperti bayi tunggal walaupun lebih
berpotensi bermasalah dan banyak membutuhkan dukungan. Kehamilan kembar sering
diakitkan dengan kelahiran dengan cara operasi Caesar, kejadian bayi prematur, dan berat
badan lahir rendah atau berat badan lahir sangat rendah. Prematuritas sendiri sangat
rentan terhadap terjadinya komplikasi pasca bersalin,s eeprti episode sepsis (16-30%
pada bayi prematur dengan berat lahir kurang dari 1500g) dan necrotizing enterocolitis
(1-12% pada bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah). Pemberian ASI dapat
mencegah terjadinya berbagai komplikasi ini, sehingga dibutuhkan permulaan menyusui
yang baik bagi setiap ibu dengan bayi kembar. 12,18
Bayi kembar dapat disusui dengan salah satu dari ketiga model berikut yaitu
secara simultan, atau terpisah sesuai kebutuhan masing-masing bayi atau bergatian.
Menyusui secara simultan lebih mengehmat waktu dan memiliki keuntungn lain yaitu
bayi yang lebih kuat hisapannya akan merangsang refleks aliran untuk kembarannya
yang daya hisapnya lebih lemah. Masing-masing bayi tidak boleh memiliki payudara
favorit, dalam artian harus saling bertukar payudara saat menyusu. Jadi bayi A saat
menyusu sekarang dari payudara kiri, berikut dari payudara kanan dan sebaliknya. Hal
ini untuk menjaga agar ke 2 payudara ibu mendapat stimulasi hisapan yang seimbang,
sehingga asupan bayi dapat terpenuhi dan terhindar dari besar payudara yang asimetris.
Dan juga akan mencegah mata bayi menjadi juling karena sering melihat ke satu sisi
saja.12,18,20
2.8 Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Menyukseskan Program ASI Eksklusif
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk dapat menyukseskan program pemberian ASI
Ekslusif yaitu dengan cara :
1. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif.
2. Melakukan pelatihan kosneling menyusui dan konseling Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI). Sampai tahun 2012 telah dilakukan pelatihan konseling menyusui kepada
3.929 orang dan MP-ASI sebanyak 416 orang.
16
3. Melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), yaitu :
a. Membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan kepada
semua staf pelayanan kesehatan.
b. Melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan
menyusui tersebut.
c. Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen
menyusui.
d. Membantu ibu menyusui dini dalam 30 menit pertama persalinan
e. Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu
dipisah dari bayinya.
f. Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis.
g. Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu 24 jam.
h. Menganjurkan menyusui sesuai permintaa bayi
i. Tidak memberikan dot kepada bayi
j. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu
kepada kelompok tersebut setelah keluar dari sarana pelayanan.
4. Sosialisasi dan kampanye ASI Eksklusif
5. KIE melalui media cetak dan elektronik
6. Mengembangkan strategi peningkatan pemberian ASI Eksklusif
7. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap perilaku menyusui melalui
peraturan perundang-undangan dan kebijakan atau PP.
8. Penguatan sarana pelayanan kesehatan (RS/RSIA, Puskesmas perawatan, Klinik
bersalin) dalam menerapkan 10LMKM.
9. Peningkatan komitmen dan kapasitas strakeholder dalam meningkatkan,
melindungi, dan mendukung pemberian ASI.
10. Pemberdayaan ibu, keluarga, dan masyarakat dalam praktek pemberian ASI.
11. Menjamin terlaksananya strategi pemberian ASI
12. Pengembangan peraturan perudnang-undangan dan kebijakan atau PP
13. Pelaksanaan revitalisasi RS dan sarana pelayanan kesehatan sayang bayi
14. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
15. Pemberdayaan ibu, bapak, dan keluarga serta masyarakat
16. Perlindungan pekerja perempuan
17. Bekerjasama dengan lintas sektor terkait dalam pengawasan pemasaran susu formula
dan produk makanan bayi.
17
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

18
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa ASI
sebagai makanan utama dan alamiah bagi anak usia 0-6 bulan sangat penting peranannya
dalam tumbuh kembang anak. Namun persentase cakupan pemberian ASI ataupun ASI
Eksklusif di Indpnesia masih dibawah target, sehingga dibutuhkan berbagai upaya yang
dapat mengoptimalkan pemberian ASI di masyarakat.
3.2 Saran
Dalam kesempatan yang baik ini, penulis mengajukan beberapa saran sebagai
berikut :
(1) Kepada pemerintah daerah disarankan untuk dapat lebih memperhatikan dan
memfasilitasi kegiatan-kegiatan dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat mengenai manfaat pemberian ASI khususnya bagi anak usia 0-6 bulan.
(2) Kepada masyarakat disarankan agar bisa semakin memahami manfaat dan peranan
pemberian ASI bagi tumbuh kembang anak dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

19
1. Saputra, adrian Reza. Peran Pemberian ASI Ekslusif terhadap Satus Gizi dan Tumbuh
Kembang pada Anak Usia Dini. J. Agromed Unila. Volume 3, Nomor 1, februari 2016.
2. Anatouliou, Fani. Human Milk Benefits And Breastfeeding. Journal of Pediatic and
Neonatal Individualized Medicine. Vol. 1 No. 1. 2012.
3. Profil kesehatan RI Tahun 2015. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Sekartini, Rini dan Jeanne-Roos Tikoalu. Buku Bedah ASI. IDAI.
5. Profil kesehatan RI Tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
6. Profil kesehatan RI Tahun 2016. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
7. Sugiarti E, Zulaekah S, Puspowati DS. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Karang Malang Kabupaten Sragen, Jurnal
Kesehatan. 2011; 4(2):195-206.
8. Hegar, Badriul. Artikel IDAI. Mengapa ASI Eksklusif Sangat Dianjurkan Pada Usia di
Bawah 6 Bulan. Juni 2013. Availabel at http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mengapa-
asi-eksklusif-sangat-dianjurkan-pada-usia-di-bawah-6-bulan.
9. Depkes RI., 2014. Situasi dan Anbalisis ASI Eksklusif
10. Soebadi, Amanda. Artikel IDAI. 1-2-3 Menuju ASI Eksklusif. Agustus 2013. Available at
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/1-2-3-menuju-asi-eksklusif.
11. Shelvin D. 2017. Aksis Hipotalamus Hipofisis. Banten : Universitas Yarsi Fakultas
Kedokteran
12. Roesli, Utami dan Elizabeth Yohmi. Manajemen Laktasi. Artikel Bedah ASI. 2013.
Available at http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/manajemen-laktasi.
13. Kuchhenbecker, et al. Exclusive Breastfeeding And Its Effct On Growth Of Malawian
Infants : Results From A Cross-Sectional Study. Paediatrics and International Child
Health. I2014 Vol. 1 No. 01.
14. Sekartini, Rini. Artikel IDAI. Air Susu Ibu dan Tumbuh Kembang Anak. Agustus 2013.
Available at http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-tumbuh-kembang-
anak.
15. Dian, I. Hubungan pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur 6 Bulan di
Puskesmas Nanggalo . Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2).
16. Spyrides, Maria helena Constantino. Effest Of Predomoinant Breastfeeding Duration On
Infant Growth : A Prospective Study Using Nonlinear Mixed Effect Models. Journal de
Pediatria. Vol. 84, No. 3, 2008.
17. Ayu Pratiwi, I Gusti Ayu. Cairan Hidup ASI, Bagaimana mengoptimalkan Peduksinya?
Satgas IDAI.
20
18. Tasnim, saria. Effect Of Breast Feeding On Child Development : At Birth And Beyond.
South East Asia Journal of Public Health 2014;4(1):4-8.
19. Lony, N. Perbandingan Fungsi Kognitif Bayi Usia 6 bulan yang mendapat dan yang tidak
mendapat ASI Eksklusif. Sari Pediari, Vol. 9, No. 6, April 2008.

21

Anda mungkin juga menyukai