Oleh :
Ida Ayu Diah Wedawati
1871121074
Pembimbing :
Pembimbing: Dr. dr. A.A. Oka Lely, Sp.A
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang termasuk kelompok ASI non-eksklusif, berkisar pada rentang 82-137, dengan nilai
rata-rata IQ 114,4.19
ASI diproduksi dikelenjar payudara dan dipicu oleh hormon prolaktin dan
oksitosin yang diproduksi di otak yang disebut kelenjar hipofisis. Hisapan bayi akan
merangsang puting susu dan aerola payudara, karena terdapat ujung-ujung saraf sensoris
yang berfungsi sebagai reseptor mekanik sehingga menimbulkan impuls yang dikirim ke
nervus vagus dan dilanjutkan ke hipotalamus. Hipotalamus merangsang hipofisis anterior
untuk mengeluarkan prolaktin yang menyebabkan produksi ASI oleh alveoli
mammae.Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis
anterior tetapi juga ke kelenjar hipofisis posterior, yang akan mengeluarkan hormon
oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dindng
alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar.11,12
Nutrisi utama pada anak umur 0-6 bulan adalah ASI. ASI mengandung
komponen makro dan mikro nutrien, yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat,
protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral selain itu juga ASI
hampir 90% terdiri dari air. Pertumbuhan otak bayi terbesar terjadi selama kehamilan
dan berlanjut sampai dua tahun pertama dalam kehidupannya didunia. Selama masa ini,
bayi memiliki kebutuhan paling besar nutrisi penting seperti asam docosahexaenoic
(DHA) dan asam arakidonat (AA) yang bermanfaat untuk pembentukan otak, jaringan
saraf, jaringan pengelihatan dan pembentukan sistem imun sedangakan asam lemak
omega-3, dan asam lemak omega-6 memiliki peran dalam mencegah kerusakan sel.
Semua nutrisi tersebut secara alami ditemukan pada ASI.Dalam proses menyusui
terdapat hal penting yang mendukung perkembangan anak yaitu proses stimulasi.
Stimulasi atau rangsangan terhadap 5 panca indera bayi sejak kelahiran akan
mengoptimalkan perkembangan. Otak bayi yang bulan-bulan pertama kelahiran paling
sensitif terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indera. Proses menyusu yang
melibatkan 5 indera bayi yang terdiri dari indera penciuman, pendengaran, kulit,
pengecapan, dan bahkan indera penglihatan.8,17
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulakan bahwa peran ASI sangat
penting dalam tumbuh kembang anak, namunsampai saat ini pemberian ASI eksklusif
belum maksimal, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan
pentingnya pemberian ASI eksklusif, kurangnya pelayanan konseling laktasi, dukungan
dari petugas kesehatan, kondisi yang kurang memedai bagi para ibu yang bekerja (cuti
melahirkan yang terlalu singkat, dan tidak adanya ruang ditempat kerja untuk mengyusui
2
atau memompa ASI) sehingga penting bagi orang tua untuk mengetahui manfaat
pemberian ASI Eksklusfi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.14
3
Eksklusif dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga masyarakat
khususnya orang tua dalam memahami pentingnya pemberian ASI.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
selama proses menyusui. Kulit bayi yang memiliki banyak reseptor saraf akamn
menerima begitu banyak rangsangan saat bayi didekap selama proses menyusui.17
Di awal kehidupan saat proses kelahiran, apabila dilakukan skin to skin contact
dengan meletakkan bayi di dada ibu cukup lama (terutama bila bayi dilahirkan normal)
mata bayi begitu alert seolah melihat. Proses skin to skin contact turut berperan dalam
mempercepat keluarnya kolostrum. ASI menyempurnakan fungsi penglihatan bayi
karena kandungan DHA/AA yang terdapat di dalam ASI yang sangat penting disamping
dalam proses pembentukan saraf otak, juga berfungsi mengoptimalkan fungsi
penglihatan terutama retina mata.17
Pemberian ASI Eksklusif diketahui berpengaruh terhadap perkembangan
intelektual anak, karena menyusui memberikan pelekatan erat dan rasa nyaman yang
berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak. Anak yang disusui mempunyai
intelegensia dan emosi yang lebih matang yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
sosialnya di masa yang akan datang. Selain itu pemberian ASI Eksklusif secara langsung
akan memberikan efek pada anak berupa rasa aman, kehangatan dan merasakan
keberadaan ibunya, khususnya saat terjadi skin to skin contact. Perasaan tersebut
mungkin kurang diperoleh anak apabila diberikan susu botol. Oleh karena itu skin to skin
contact menjadi bagian yang ptning dalam proses pemberian ASI pada anak. Ibu harus
sesering mungkin memberikan sentuhan kasih sayang kepada bayinya, karena hal
tersebut merupakan sumber kehangatan dan kenyamanan.14,17
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dengan mendekap bayi pada saat
menyusui, mengajaknya berbicara dengan penuh kasih sayang, seronga ibu sudah
memenuhi kebutuhan bayi akan stimulasi (asah), dans ecara tidak langsung juga
berdampak pada pemenuhan kebutuhan psikologis ibu. Stimulasi merupakan hal yang
sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi
terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat
stimulasi.17
Selain itu juga perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan emosi (asih) dapat
dilakukan dengan melakukan kontak sedini mungkin, yaitu dengan mendekapkan bayi
pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir (inisiasi dini). Keadaan ini akan
menimbulkan kontak fisik (kontak kulit, psikis (kontak mata), suara dan penciuman
sedini mungkin yang turut memegang peran penting terhadap keberhasilan menyusui.
Interaksi yang timbul pada saat ibu menyusui bayi akan meningkatkan hubungan batin
10
ibu dan anak, menimbulkan rasa aman pada bayi yang kelak akan meningkatkan rasa
kepercayaan diri seorang anak.17
Beberapa bukti menyatakan bahwa terdapat hubungan natra pemberian ASI
dengan perkembangan kognitif. Dalam hal kecerdasan, bayi yang mendapatkan ASI
Eksklusif mempunyai kelebihan dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI.
Efek pemberian ASI untuk perkembangan kognitif dapat dijelaskan melalui dua faktor.
Salah satunya yaitu adanya asam lemak jenuh rantai ganda panjang dan Asam
Deosahaenoic (DHA) yang penting untuk perkembangan otak. Adanya kandungan asam
arakidonat pada ASI juga memberikan efek yang baik bagi perkembangan kognitif pada
anak. Terdapat pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa DHA penting dalam
perkembangan otak, saraf, dan visual pada bayi rematur, dan tentunya pada bayi cukup
bulan.18
ASI juga mengandung faktor pertumbuhan dan hormon yang mempengaruhi
biokimia otak dan perkembangan fungsional, yang mana hal tersebut tidak ditemukan
dalam susu formula. Interaksi fisik dan sosial yang terkait dengan proses menyusui dapat
merangsang perkembangan kognitif.18
Memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan juga berpengaruh
terhadap perkembangan anak yang akan menjamin tercapainya pengembangan potensi
kecerdasan anak secara optimal.8 ASI selain sebagai nutrien yang ideal, dengan
komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung
nutrien khusus seperti taurin, laktosa, AA, DHA, omega 3, omega 6, kolin, dan triptofan
yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal untuk membantu proses sinaptogenesis
dan proses mielinisasi.8 Semakin banyak sinaps antara sel-sel saraf semakin kompleks
pula kemampuan menerima, mengolah, menyimpan, dan menjawab rangsang yang
diterima oleh sel saraf. Secara umum jumlah sinaps meningkat pesat antara usia 3-4
bulan, kemudian terjadi hubungan dengan pusat pengolahan informasi penglihatan
sampai usia 6 bulan.8
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan terlihat anak yang mendapat
ASI jauh lebih matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresifitas yang lebih baik
pada skala perkembangan dibanding mereka yang tidak mendapat ASI eksklusif selama
6 bulan dapat merangkak dan duduk lebih dauhulu dibanding mereka yang sudah
mendapat makanan pendamping ASI pada usia 4 bulan.14
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil
asam animo (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang
11
lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino taurin,
asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlahs edikit di dalam susu sapi. Taurin
diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini
ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang.
Taurin ini snagat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur
untuk membentuk protein ini sangat rendah.8
2.6 Faktor-Faktor Yang Mendukung dan Menghambat Pemberian ASI Eksklusif
2.6.1 Faktor yang Mendukung Pemberian ASI Eksklusif
Memberikan ASI Eksklusif membutuhkan stamina yang baik, oleh karenanya perlu
dukungan keluarga dan lingkungan terdapat hubungan antara dukungan menyusui dari
keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif. Berbagai macam upaya dukungan dalam
peningkatan pemberian ASI, berawal dari dukungan suami dan
keluarga. Jika ibu merasa didukung, dicintai, dan perhatikan maka akan muncul emosi
positif yang akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga produksi ASI pun
lancar.13,14
Pemahaman dan motivasi adalah kunci utama keberhasilan menyusui.
Memahami bahwa menyusui adalah kewajiban bagi seorang ibu, ASI merupakan
makanan yang berbaik bagi anak hingga usia 6 bulan. ASI tidak hanya berisi nutrisi tetapi
juga mengandung materi pengatur pematangan saluran cerana bayi, materi berisi sistem
kekebalan tubuh dalam menghadapi paparan zat kimia, mikroba dan racun yang ada pada
makanan dan minuman.13
Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus
mempunyai ketrampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi
secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan
perlekatan bayi pada payudara yang tepat.15
Posisi menyusu harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau
duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi
dasar menyusu terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi
dan payudara ibu (perlekatan/attachment). Posisi badan ibu saat menyusu dapat posisi
duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring.10,15
Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap
payudara dengan hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan
ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan keher). Sentuh bibir bawah bayi dengan
puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke
12
payudara dengan cara menekan punggung dan bahu payi (bukan kepala bayi). Arahkan
puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara menyusui langit-langitnya.
Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian
areola bawah yang terlihat dibanding areola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar,
dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi. 12
posisi tubuh yang baik pada saat menyusui dapat dilihat sebagai berikut : (1) posisi muka
bayi menghadap ke payudara (chin to breast), (2) perut/dada bayi menempel pada
perut/dada ibu (chest to chest), (3) seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga
telinga bayi membentuk garis lurus dengan lengan bayi dan leher bayi, (4) seluruh
punggung bayi tersanggah dengan baik, 95) ada kontak mata antara ibu dengan bayi, (6)
pegang belakang bahu jangan kepada bayi, 97) kepala terletak dilengan bukan didaerah
siku.10,15 Usaha awal yang juga penting untuk dapat mengoptimalkan pemberian ASI
Eksklusif pada anak yaitu dengan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), yaitu proses
membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran. Bayi memiliki kemampuan
alami untuk menyusu sendiri selama diberikan kesempatan kontak kulit dengan ibunya
(skin to skin contact) setidaknya selama satu jam segera setelah lahir.12 Bayi yang
mengalami skin to skin contact beberapa menit setelah kelahiran akan mencari puting
susu dengan kecepatan berbeda-beda. Waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh bayi sekitar
55 menit dan pada banyak kasus dapat mencapai 2 jam.13 Inisiasi menyusu dini
merupakan salah satu dari 10 Langkah Keberhasilan Menyusui yang dianjurkan WHO
(1998). Terdapat lima tahapan dalam inisiasi menyusu dini. Setelah diletakkan diantara
payudara ibunya dalam 30 menit pertama, bayi menyesuaikan dengan lingkungan dan
sesekali melihat pada ibunya. Tahap kedua, selama sekitar 10 menit kemudian bayi
mengeluarkan suara dan melakukan gerakan menghisap dengan memasukkan tangan ke
dalam mulut. Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Tahap keempat, bayi menekan-
nekan perut ibu untuk bergerak ke arah payudara (breast crawl). Terakhir, bayi menjilat
kulit ibu, memegang puting susu dengan tangan, menemukan puting dan
menghisapnya.10,15 Secara keseluruhan, inisiasi menyusu dini berkaitan dengan
peningkatan keberhasilan ASI Eksklusif.
Kegiatan menyusui membutuhkan energi yang cukup besar. Selain untuk
kebutuhan ibu, energi yang cukup juga dibutuhkan untuk memproduksi ASI. Dalam 100
ml ASI terkandung 67-75 kilo kalori, sehingga ibu-ibu dengan bayi kembar yang
memproduksi ASI hampir 2 liter per hari membutuhkan tambahan energi sebesar 1500
kilo kalori per hari. Kondisi malnutrisi dan dehidrasi pada ibu akan mengakibatkan
13
jumlah ASI yang diproduksi berkurang secara bermakna. Penting bagi ibu menyusui
untuk makan dan minum dalam jumlah yang cukup.14
Hal yang juga penting diketahui adalah mengenai frekuensi pemberian ASI.
Pengosongan perut bayi yang telah mengonsumsi ASI berlangsung sekitar 1,5 jam.
Frekuensi normal pemberian ASI pada bayi yang baru lahir adalah 10-20 kali setiap hari.
Seiring dengan pertambahan umur bayi, frekuensi pemberian ASI bergantung pada
perseduaan ASI. Bayi berusia 4 hari membutuhkan ASI setiap 2 jam selama 15-20 menit
untuk satu payudara. Ketika bayi berusia 3-6 bulan frekuensi pemberian ASI berkurang
hingga mencapai 7-8 kali sehari. Bayi yang diberi ASI lebih sering meminta makan
dibandingan dengan bayi yang mendapatkan susu formula karena protein dan lemak pada
ASI lebih mudah diserap oleh sisitem pencernaan bayi. Jumlah total produksi ASI dan
asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui dengan jumlah berkisar antara
450-1200 ml dengan rata-rata antara 750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal
dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah haya 100-200
ml per hari.15
2.6.2 Faktor yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif
Faktor psikis ibu memiliki hubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Beberapa
peneltian di Amerika dan Australia sepakat bahwa faktor psikis ibu berpengaruh pada
pemberian ASI Eksklusif. Persepsi ibu terhadap ketidakcukupan ASI, produksi ASInya
kurang, cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah dalam menyusui.14
Kondisi ibu yang sedang sakit atau menderita suatu infeksi tentunya menjadi
salah satu penghambat dalam pemberian ASI, misalnya pada ibu dengan infeksi
HIV/AIDS. Ibu dengan HIV positif sebaiknya tidak menyusui karena bisa meningkatkan
risiko penularan pada anak.15
Ibu yang pernah mendapat promosi susu formula secara lasung baik di rumah,
swalayan, dan tepat umum lainnya menunjukkan ketertarikan ibu dalam memberikan
susu formula pada anak terutama saat bulan-bulan pertama menyusui di saat masalah
menyusui muncul seperti produksi ASI belum banyak, putting lecet, dan payudara
bengkak. Pern pemerintah dalam memperketat regulasi pemasaran susu formula bayi
sangat diperlukan.14
Kondisi ibu yang sakit, lelah, atau kurang percaya diri dapat menganggu
pemberian ASI Eksklusif. Pastikan ibu dalam keadaan sehat dan berikan dukungan
keluarga sepenuhnya pada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Payudara yang sehat
dan terasa nyaman biasanya akan meningkatkan kepercayaan diri ibu sehingga produksi
14
ASI lebih lancar. Rasa ragu dapat timbul bila ibu merasa payudaranya bermasalah,
misalnya puting yang tidak menonjol atau payudara terlalu kecil. Untuk menyingkirkan
keraguan, sebaiknya ibu dan keluarga mengetahui proses produksi dan pengeluaran ASI
yang hal ini dapat diketahui melalui membaca bukut, mencari informasi melalui internet,
ataupun bertanya pada petugas kesehatan. Keadaan anak dalam hal ini kesehatannya juga
menentukan kelancaran proses menyusui. Bayi yang sakit, mengantuk, atau tidak
nyaman biasanya tidak dapat menyusu dengan baik sehingga mungkin menghambat
produksi atau pengeluaran ASI dari payduara.14
2.7 Teknik Pemberian ASI
Teknik dalam pemberian ASI merupakan salah satu hal mendasar yang juga berpengaruh
dalam optimalnya pemberian ASI Eksklusif. Ibu dapat memberikan ASI secara langsung
padaanak, yang dimaksud secara langsung dalam hal ini yaitu anak menyusui langsung
pada payudara ibu. Namun dalam prakteknya berbagai hal dapat menyebabkan ibu tidak
selalu bisa untuk memberikan ASI secara langsung pada anaknya, misalnya saat ibu
bekerja. Salah satu cara yang bisa dilakukan agar anak tetap mendapatkan ASI yaitu
dengan menggunakan pompa. ,12
Cara memerah ASI dengan tangan adalah sebagai berikut : (1) cuci tangan sebelum
memerah ASI, (2) sediakan mangkung bersih bermulut lebar dan letakkan mangkok di
dekat payudara, (3) letakkan ibu jari di atas areola sedangkan jari lain di bawah areola,
(4) tekan ke arah dada, (5) tekan dengan sedikt mengurut ke arah puting sampai ASI
memancar keluar dan tertampung dalam mangkung, (6) ubah posisi jari ke jam 3 an jam
9, dan mulai lagi memerah, (7) jangan sampai terasa sakit, (8) perah satu payudara selama
3-5 menit, kemudian beralih ke payudara lainnya, (9) demikian seterusnya bergantian
sampai payudara terasa kosong (20-30 menit). Selain itu ASI dapat diperah dengan
pompa/pemeras manual atau elektrik.. Perlu diingat bila dibandingkan dengan harga susu
formula dan biaya pengobatan anak sakit, maka pompa/pemeras akan menjadi pilihan
utama para ibu bekerja.10,12
Tiga posisi menyusui yang biasa dipraktekkan saat bayi menyusu secara
simultan yaitu : (a) Double Football : Bayi dipegang seperti cara memegang bola disisi
kanan dan kiri tubuh ibu. Tangan ibu menopang kepala bayi dengan badan bayi berbaring
di bawah tangan ibu. Banyak ibu menggunakan cara ini sampai mereka benar-benar
berpengalaman, (b) Double Cradle : Bayi dipegang seperti menyusui bayi tunggal,
dimana ke-2 badan bayi menyilang di atas perut ibu. Posisi ini digunakan pada ibu yang
sudah berpengalaman dan bayi dapat mengontrol kepalanya dengan baik, (c) Kombinasi
15
footbaal dan cradle (posisi sejajar). Bayi pertama dipegang dengan cara
football,sedangkan bayi yang lain dipegang dengan posisi cradle. Posisi ini biasa
digunakan oleh ibu dengan bayi triplet atau lebih, sehingga bayi terbiasa dan mendapat
asupan ASI yang cukup.12,17
American Academy of Pediatrics mengeluarkan rekomendasi pemberian ASI
eksklusif untuk bayi, baik pada kelahiran tunggal maupun pada kasus kelahiran kembar.
Menyusui bayi kembar pada dasarnya sama seperti bayi tunggal walaupun lebih
berpotensi bermasalah dan banyak membutuhkan dukungan. Kehamilan kembar sering
diakitkan dengan kelahiran dengan cara operasi Caesar, kejadian bayi prematur, dan berat
badan lahir rendah atau berat badan lahir sangat rendah. Prematuritas sendiri sangat
rentan terhadap terjadinya komplikasi pasca bersalin,s eeprti episode sepsis (16-30%
pada bayi prematur dengan berat lahir kurang dari 1500g) dan necrotizing enterocolitis
(1-12% pada bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah). Pemberian ASI dapat
mencegah terjadinya berbagai komplikasi ini, sehingga dibutuhkan permulaan menyusui
yang baik bagi setiap ibu dengan bayi kembar. 12,18
Bayi kembar dapat disusui dengan salah satu dari ketiga model berikut yaitu
secara simultan, atau terpisah sesuai kebutuhan masing-masing bayi atau bergatian.
Menyusui secara simultan lebih mengehmat waktu dan memiliki keuntungn lain yaitu
bayi yang lebih kuat hisapannya akan merangsang refleks aliran untuk kembarannya
yang daya hisapnya lebih lemah. Masing-masing bayi tidak boleh memiliki payudara
favorit, dalam artian harus saling bertukar payudara saat menyusu. Jadi bayi A saat
menyusu sekarang dari payudara kiri, berikut dari payudara kanan dan sebaliknya. Hal
ini untuk menjaga agar ke 2 payudara ibu mendapat stimulasi hisapan yang seimbang,
sehingga asupan bayi dapat terpenuhi dan terhindar dari besar payudara yang asimetris.
Dan juga akan mencegah mata bayi menjadi juling karena sering melihat ke satu sisi
saja.12,18,20
2.8 Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Menyukseskan Program ASI Eksklusif
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk dapat menyukseskan program pemberian ASI
Ekslusif yaitu dengan cara :
1. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif.
2. Melakukan pelatihan kosneling menyusui dan konseling Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI). Sampai tahun 2012 telah dilakukan pelatihan konseling menyusui kepada
3.929 orang dan MP-ASI sebanyak 416 orang.
16
3. Melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), yaitu :
a. Membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan kepada
semua staf pelayanan kesehatan.
b. Melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan
menyusui tersebut.
c. Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen
menyusui.
d. Membantu ibu menyusui dini dalam 30 menit pertama persalinan
e. Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu
dipisah dari bayinya.
f. Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis.
g. Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu 24 jam.
h. Menganjurkan menyusui sesuai permintaa bayi
i. Tidak memberikan dot kepada bayi
j. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu
kepada kelompok tersebut setelah keluar dari sarana pelayanan.
4. Sosialisasi dan kampanye ASI Eksklusif
5. KIE melalui media cetak dan elektronik
6. Mengembangkan strategi peningkatan pemberian ASI Eksklusif
7. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap perilaku menyusui melalui
peraturan perundang-undangan dan kebijakan atau PP.
8. Penguatan sarana pelayanan kesehatan (RS/RSIA, Puskesmas perawatan, Klinik
bersalin) dalam menerapkan 10LMKM.
9. Peningkatan komitmen dan kapasitas strakeholder dalam meningkatkan,
melindungi, dan mendukung pemberian ASI.
10. Pemberdayaan ibu, keluarga, dan masyarakat dalam praktek pemberian ASI.
11. Menjamin terlaksananya strategi pemberian ASI
12. Pengembangan peraturan perudnang-undangan dan kebijakan atau PP
13. Pelaksanaan revitalisasi RS dan sarana pelayanan kesehatan sayang bayi
14. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
15. Pemberdayaan ibu, bapak, dan keluarga serta masyarakat
16. Perlindungan pekerja perempuan
17. Bekerjasama dengan lintas sektor terkait dalam pengawasan pemasaran susu formula
dan produk makanan bayi.
17
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
18
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa ASI
sebagai makanan utama dan alamiah bagi anak usia 0-6 bulan sangat penting peranannya
dalam tumbuh kembang anak. Namun persentase cakupan pemberian ASI ataupun ASI
Eksklusif di Indpnesia masih dibawah target, sehingga dibutuhkan berbagai upaya yang
dapat mengoptimalkan pemberian ASI di masyarakat.
3.2 Saran
Dalam kesempatan yang baik ini, penulis mengajukan beberapa saran sebagai
berikut :
(1) Kepada pemerintah daerah disarankan untuk dapat lebih memperhatikan dan
memfasilitasi kegiatan-kegiatan dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat mengenai manfaat pemberian ASI khususnya bagi anak usia 0-6 bulan.
(2) Kepada masyarakat disarankan agar bisa semakin memahami manfaat dan peranan
pemberian ASI bagi tumbuh kembang anak dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
19
1. Saputra, adrian Reza. Peran Pemberian ASI Ekslusif terhadap Satus Gizi dan Tumbuh
Kembang pada Anak Usia Dini. J. Agromed Unila. Volume 3, Nomor 1, februari 2016.
2. Anatouliou, Fani. Human Milk Benefits And Breastfeeding. Journal of Pediatic and
Neonatal Individualized Medicine. Vol. 1 No. 1. 2012.
3. Profil kesehatan RI Tahun 2015. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Sekartini, Rini dan Jeanne-Roos Tikoalu. Buku Bedah ASI. IDAI.
5. Profil kesehatan RI Tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
6. Profil kesehatan RI Tahun 2016. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
7. Sugiarti E, Zulaekah S, Puspowati DS. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Karang Malang Kabupaten Sragen, Jurnal
Kesehatan. 2011; 4(2):195-206.
8. Hegar, Badriul. Artikel IDAI. Mengapa ASI Eksklusif Sangat Dianjurkan Pada Usia di
Bawah 6 Bulan. Juni 2013. Availabel at http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mengapa-
asi-eksklusif-sangat-dianjurkan-pada-usia-di-bawah-6-bulan.
9. Depkes RI., 2014. Situasi dan Anbalisis ASI Eksklusif
10. Soebadi, Amanda. Artikel IDAI. 1-2-3 Menuju ASI Eksklusif. Agustus 2013. Available at
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/1-2-3-menuju-asi-eksklusif.
11. Shelvin D. 2017. Aksis Hipotalamus Hipofisis. Banten : Universitas Yarsi Fakultas
Kedokteran
12. Roesli, Utami dan Elizabeth Yohmi. Manajemen Laktasi. Artikel Bedah ASI. 2013.
Available at http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/manajemen-laktasi.
13. Kuchhenbecker, et al. Exclusive Breastfeeding And Its Effct On Growth Of Malawian
Infants : Results From A Cross-Sectional Study. Paediatrics and International Child
Health. I2014 Vol. 1 No. 01.
14. Sekartini, Rini. Artikel IDAI. Air Susu Ibu dan Tumbuh Kembang Anak. Agustus 2013.
Available at http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-tumbuh-kembang-
anak.
15. Dian, I. Hubungan pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur 6 Bulan di
Puskesmas Nanggalo . Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2).
16. Spyrides, Maria helena Constantino. Effest Of Predomoinant Breastfeeding Duration On
Infant Growth : A Prospective Study Using Nonlinear Mixed Effect Models. Journal de
Pediatria. Vol. 84, No. 3, 2008.
17. Ayu Pratiwi, I Gusti Ayu. Cairan Hidup ASI, Bagaimana mengoptimalkan Peduksinya?
Satgas IDAI.
20
18. Tasnim, saria. Effect Of Breast Feeding On Child Development : At Birth And Beyond.
South East Asia Journal of Public Health 2014;4(1):4-8.
19. Lony, N. Perbandingan Fungsi Kognitif Bayi Usia 6 bulan yang mendapat dan yang tidak
mendapat ASI Eksklusif. Sari Pediari, Vol. 9, No. 6, April 2008.
21