Anda di halaman 1dari 24

BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan hari rabu, tanggal 4-5 april 2012

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. N

Umur : 64 tahun

Pendidikan : Tamat SD/sederajad

Pekerjaan : buruh

Status : Kawin

Alamat : keringan Rt 3/1, magelang

No Register : 12 03 27 99

Diagnosa Medis : AMI / STEMI

Penanggung jawab :

Nama : Tn P

Umur :-

Pendidikan : Tamat SLTP / sederajad

Pekerjaan : Buruh

hubungan dengan klien : suami klien

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama

Nyeri dada kiri

2. Riwayat Penyakit Sekarang

± 3 jam sebelum masuk RS, klien tiba – tiba merasakan nyeri dada kiri dan nyeri ulu hati, lalu oleh
keluarganya klien dibawa ke UGD RSUD TIDAR.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan pernah di okname di Sumah Sakit dank klien tidak mempenyai riwayat penyakit
menular seperti DM, Hepatitis,Asma dan lain-lain .

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit DM, TBC, jantung

C. PENGKAJIAN PRIMER

1. Airway

Jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada sekret

2. Breathing

RR 24 x/menit, irama teratur, dalam, suara nafas vesikuler, tidak ada tarikan otot intercosta, tidak
ada nafas cuping hidung, tidak ada wheezing maupun ronkhi, reflek batuk ada, terpasang O2 3 Liter /
menit dengan nasal kanul

3. Sirkulasi

Tekanan darah 166/95 mmHg, nadi 97 x/menit, teratur, kuat, suhu 36,4 0 C, akral hangat, tidak
gelisah, tidak ada sianosis, kulit tidak pucat, capillary refill < 3 detik, terdapat nyeri dada kiri dan nyeri
ulu hati, nyeri menetap, seperti ditusuk-tusuk.

D. PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Keadaan umum

Klien tampak lemah

2. Kesadaran

Kompos mentis, GCS 15 ( E4M6V5 )

3. Tanda-tanda vital

TD : 156 / 90 mmHg

HR : 96 x / menit

RR : 24 x / menit

Suhu : 36,2 oC

SaO2 : 100%

4. BB : 50 kg TB : 155 cm

5. Kepala

Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban, lurus, tidak mudah dicabut, kulit kepala
bersih, tidak ada ketombe
6. Mata

Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kurang lebih 3mm,
reflek cahaya mata kanan dan kiri positif, penglihatan baik

7. Telinga

Simetris antara telinga kanan dan telinga kiri, tidak ada discharge, tidak ada serumen, pendengaran
baik

8. Hidung

Tidak terdapat secret, bersih, tidak hiperemis, tidak ada septum deviasi, terpasang O2 3 Liter / menit
dengan nasal kanul.

9. Leher

Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid, tidak ada peningkatan JVP,
JVP = R – 2 cmH2O

10. Dada

Paru - paru

I : Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada tarikan otot intercosta

Pa : Stem fremitus kanan = kiri

Pe : Sonor seluruh lapang paru

Au : Suara dasar vesikuler, tidak ada wheezing maupun ronkhi

Jantung

I : Ictus cordis tidak tampak

Pa : terdapat pembesaran jantung (Cardiomegali)

Pe : Pekak, konfigurasi jantung dalam batas normal

Au : Bj S1-S2 murni, tidak ada gallop, bising maupun murmur

Abdomen

I : Datar

Au : Bising usus (+), 20 x/menit

Pa : tidak ada pembesaran hepar dan lien

Pe : Timpani
11. Ekstremitas

Ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral hangat, tonus otot baik, nilai
kekuatan otot 5, pergerakan terbatas, terpasang infus RL 20 tetes / menit dan dopamine ( 0.75 ml /
jam ) di tangan kiri.

12. Genitalia

Bersih, tidak ada hemoroid.

E. KEBUTUHAN SEHARI – HARI

1. Makanan dan cairan

Klien selama dirawat di ICU makan dengan diit cair 1700 kkal, selalu menghabikan 1 porsi makanan
yang dihidangkan sesuai diitnya. Saat ini klien sudah tidak mual, tidak muntah, tidak ada anoreksia.
Minum 3 –4 gelas / hari, terpasang infus RL 20 tetes / menit dan dopamine ( 0.75 ml / jam ).

2. Eliminasi

Pola BAB di rumah maupun di ICU tidak ada perubahan, BAB setiap hari, konsistensi lembek. Pola
BAK di rumah maupun di ICU tidak ada perubahan, ± 4 – 5 kali / hari.

3. Kenyamanan

Terdapat nyeri dada sebelah kiri dan nyeri ulu hati. Nyeri bertambah berat bila melakukan aktifitas,
skala nyeri 6.

4. Oksigenasi

Tidak ada dispnea, wheezing maupun ronkhi, terpasang O2 3 L / m dengan nasal kanul.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. EKG tanggal 28 april 2012

Hasil : ST elevasi dan Q patologis

2. Laboratorium darah

a. Tanggal 28 april 2012

Pemeriksaan
Hasil

Satuan

Harga Normal

WBC

14.53

uL

4.8-10.8

RBC

36,7

uL

M: 4.7-6.1, F: 4.2-5.4

HGB

4,17

g/dL

M: 14-18, F:12-16

HCT

29,6

M: 42-52, F: 37-47

MCV

88,9

fL

79.0-99.0

MCH

33,1

Pg

27.0-31.0
MCHC

14,1

g/dL

150-450

PLT

276

uL

11.5-14.5

RDW-DV

107

fL

35-47

PDW

29

fL

9.0-13.0

MPV

1,13

Fl

7.2-11.1

P-LCR

138

15.0-25.0

b. Tanggal 28 maret 2012

Kimia Klinik Profile Lemak


CK-MB : 97* Kolestrol total : 154

Gula Darah Trigeserida : 92

GDS : 76 Fungsi Liver

Fungsi Ginjal AST (SGOT) :446*

Ureum : 24 ALT (SGPT) 188*:

Kratinin : 1.35

Elektrolit

Natrium (Na) : 134*

Kalium (K) : 4.5

Klorida (Cl) : 97

c. Pemeriksaan tanggal 4 april 2012

Elektrolit

Natrium (Na) : 132*

kalium (K) : 3.2*

Klorida (Cl) : 93*

d. Pemeriksaan Radiologi 28 april 2012

Kesan : Cardiomegali dengan tanda –tanda oedema pulmonal.

e. Terapi

Terapi obat tanggal 4 april 2012

Aspelet : 1x1 Methioson : 3x1

KSR : 4x1 Laxadin : 3x1c

Vaclon :1x1 Clopomin : drip 0.9 6mcg.

Diqosin : 1x1 Azp : 3x5mg

terapi obat tanggal 5 april 2012

Aspilet : 1x1 Diazepam : 2x1

KSR : 4x1 Diqoxin : 1x1

Vaclon : 1x1 Methioson : 3x1


Laxadin : 3x1 Cairan Infus RL 20 x/menit

ANALISA DATA

No

Data Fokus

Etiologi

Problem

1.

Ds:

Klien mengeluh nyeri dada kiri seperti ditekan dan nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6 (rentang 0–10 )

Do:

- Ekspresi wajah tegang

- Klien tampak meringis kesakitan menahan sakit

- TD : 146 / 95 mmHg

- Nadi : 97 x/menit

Iskemia otot jantung

Nyeri

2.

Ds :

Klien mengatakan badannya terasa lemes dan mudah capek

Do:

- EKG : ST elevasi dan Q patologis

- Klien tampak lemah

- TD : 146 / 95 mmHg

- Nadi : 97 x/menit
- Cardiomegali

Penurunan kontraktilitas miokard

Penurunan curah jantung

3.

Ds:

Klien mengatakan dada kiri terasa sakit dan badannya terasa lemah

Do:

- Klien tampak lemah

- TD : 146 / 95 mmHg

- Nadi : 97 x/menit

- ADL dibantu keluarga dan perawat

Ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan tubuh

Intoleransi aktifitas

2. Diagnosa

Ø Definisi diagnosa keperawatan

The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa
keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas
terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan. Diagnosa
keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Nyeri berhubungan dengan iskemia otot jantung

2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen miokard
dan kebutuhan tubuh

3. Resiko tinggi Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas dan
pembesaran jantung atau penurunan COP
PERENCANAAN

NO DP

TUJUAN –KRITERIA HASIL

INTERVENSI

1.

Nyeri hilang / berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam dengan kriteria
hasil :

- Pasien mengatakan nyeri hilang / berkurang

- Ekspresi wajah rilex

- Skala nyeri 0-3

- TTV dalam batas normal :

Ø TD : 120/ 80 mmHg

Ø Nadi : 60 – 100 x/menit

Ø RR : 16 – 24 x/menit

Ø Suhu : 36-37 oC

- Pertahankan tirah baring dan posisi yang nyaman

- Kaji tingkat nyeri klien ( kwalitas, durasi, skala )

- Ajarkan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang dan mengeluarkannya pelan-pelan melalui
mulut

- Monitor TTV tiap jam

- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman dengan membatasi pengunjung

- Kolaborasi medis untuk pemberian analgetik

- Kolaborasi pemberian )ksigen

2.

Klien mampu mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 2 x 24 jam dengan kriteria hasil :

-TTV dalam batas normal

Ø TD : 120/ 80 mmHg
Ø Nadi : 60 – 100 x/menit

Ø RR : 16 – 24 x/menit

Ø Suhu : 36-37 oC

- akral hangat

- melaporkan tidak adanya nyeri dada / nyeri dada terkontrol

- catat frekuensi, irama jantung, perubahan tekanan darah, sebelum, selama dan sesudah
aktifitas

- batasi aktifitas saat nyeri

- berikan aktifitas senggang yang tidak berat

- anjurkan klien menghindari tekanan abdomen ( mengejan ) saat defekasi

- kaji ulang tanda/ gejala yang menunjukkan tidak toleransi terhadap aktifitas

- evaluasi EKG setiap hari

- kolaborasi : rujuk ke program rehabilitasi jantung

3.

Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
dengan kriteria hasil :

- EKG : NSR

- TD : 120/ 80 mmHg

- Nadi : 60 – 100 x/menit

- RR : 16 – 24 x/menit

- Urin : 0,5 – 1 cc/ jam

- Tidak ada sianosis

- Akral hangat

- Kaji ulang TTV tiap jam

- Kaji ulang adanya sianosis, akral dingin

- Anjurkan klien untuk istirahat

- Batasi aktifitas klien

- Berikan makanan sesuai diitnya


- Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

- Kolaborasi pemberian oksigen

CATATAN KEPERAWATAN

NO DX

TGL /JAM

IMPLEMENTASI-RESPON

EVALUASI

TTD

4/4/2012

8.00

8.05

8.10

8.15
8.20

8.30

10.00

- Memonitor TTV

Respon :

TD : 146/95 mmHg

HR : 97 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,4 oC

- Mempertahankan tirah baring

Respon :

- Mengajarkan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang dan mengeluarkannya pelan-pelan
melalui mulut

Respon : klien mampu melakukan tehnik relaksasai dengan benar

- Mempertahankan O2 nasal kanul 3 Liter/menit

Respon : Aliran oksigen lancar

- Mengkaji adanya nyeri

Respon : Nyeri dada kiri dengan skala nyeri 5

- Memberikan obat diazepam 5 mg

Respon : obat diminum klien setelah makan

- Menciptakan suasana tenang

Respon : pengunjung bergantian dan tidak berkunjung saat klien istirahat / tidur
Jam 13.30

S : Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 4

O:

- Ekspresi wajah rileks

- Klien tidak merintih kesakitan

- TD : 148/90 mmHg

- N : 88 x/menit

A: masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- Observasi TTV tiap jam

- Ajarkan tehnik relaksasi

- Berikan obat sesuai indikasi

4/4/2012

8.50

8.55

9.00
9.05

9.10

12.00

- Menganjurkan klien unutk membatasi aktifitas dan melakukan aktifitas sesuai kemampuan

Respon : klien kooperatif dan bersedia memenuhi anjuran perawat

- Menciptakan suasana yang tenag dengan membatasi pengunjung

Respon : keluarga dapat memenuhi anjuran dari perawat

- Menganjurkan klien untuk menghindari mengejan saat BAB

Respon : klien dapat memahami saran dari perawat

- Memberikan laxadin 1 sendok teh

Respon : obat telah diminum klien

- Membantu klien BAK dengan urinal diatas tempat tidur

Respon : klien BAK dengan urinal diatas tempat tidur, urin 100 cc, warna kuning transparan

- Membantu klien makan di atas tempat tidur ( menyuapi )

Respon : klien menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan sesuai diitnya

- memberikan obat aspilet, vacloh, digoxin, dopamine masuk melalui IV perbolus 0.96 mcg/dl 50cc

jam 13.30 :

S : klien mengatakan lemes badannya berkurang

O:

- Klien tampak lebih segar


- Klien bedrest

- Terpasang O2 3 L/m

- Terpasang infus RL di tangan kiri

- TD 148/90 mmHg

- Nadi 88 x / menit

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

- Bantu klien dalam AKS

- Monitor TTV tiap jam

4/4/2012

8.30

9.00

9.15

12.00
12.05

- Mengkaji adanya sianosis, akral dingin

Respon : tidak ada sianosis, akral hangat

- Memonitor TTV

Respon :

TD : 150/124 mmHg

HR : 92 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 36,3 oC

- Menganjurkan klien untuk banyak istirahat

Respon : klien dapat memahami saran dari perawat

- Memberikan klien makanan sesuai diitnya

Respon : klien makan 1 porsi makanan yang dihidangkan sesuai diitnya

- Memberikan obat, Diazepam 5 mg,

Jam 13.30

S:

klien mengatakan lemes badannya berkurang

O:

- Klien tampak lebih segar

- Klien bedrest

- EKG : ST elevasi, Q patologis

- TD : 148/90 mmHg

- N : 88 x/menit

- Sesak nafas berkurang


- RR 24x/mnt

- Nafas cepat dan dangkal, irama teratur

- TD 140 / 90 mmHg

- Nadi 120x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi : observasi TTV tiap jam

5/4/2012

07.00

07.05

07.10

07.15

08.00
08.15

10.00

- Mengkaji adanya nyeri

Respon : Nyeri dada kiri dengan skala nyeri 5

- Mengajarkan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang dan mengeluarkannya pelan-pelan
melalui mulut

Respon : klien mampu melakukan tehnik relaksasai dengan benar

- Mempertahankan O2 nasal kanul 3 Liter/menit

Respon : Aliran oksigen lancar

- Mempertahankan tirah baring

Respon : klien bedrest

- Memonitor TTV

Respon :

TD : 130/90 mmHg

HR : 84 x /menit

RR : 18 x /menit

Suhu : 36,1 oC

- Memberikan Diazepam 1 c

Respon : obat diminum klien setelah makan

- Menciptakan suasana tenang

Respon : pengunjung bergantian dan tidak berkunjung saat klien istirahat / tidur

Jam 13.30
S: Klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi

O:

- Ekspresi wajah rileks

- Klien tidak merintih kesakitan

- TD: 120/80 mmHg

- N : 80 x /menit

A: masalah teratasi

P: Pertahankan intervensi

- Observasi TTV tiap jam

- Ajarkan tehnik relaksasi

- Berikan obat sesuai indikasi

5/4/2012

8.00

8.15

8.30

12.00
- Memonitor TTV

Respon :

TD : 130/90 mmHg

HR : 84 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 36,3 oC

- Mengkaji adanya sianosis, akral dingin

Respon : tidak ada sianosis, akral hangat

- Memberikan klien makanan sesuai diitnya

- Respon : klien makan 1 porsi makanan yang dihidangkan sesuai diitnya

- Memberikan obat Aspilet, Diazepam 5 mg, KSR, Vacloh, Digoxin, methioson,

Respon : obat telah diminum klien

- Menganjurkan klien untuk banyak istirahat

Respon : klien dapat memahami saran dari perawat

Jam 13.30

S: klien mengatakan badannya sudah tidak lemes lagi

O:

- Klien tampak segar

- Klien bedrest

- EKG : ST elevasi, Q patologis

- TD : 120/80 mmHg

- N : 80 x/menit

A : masalah teratasi

Tidak terjadi penurunan curah jantung

P: pertahankan intervensi :

- observasi TTV tiap jam


3

5/4/2012

07.00

8.00

9.00

9.15

10.00

- Menganjurkan klien untuk menghindari mengejan saat BAB

Respon : klien dapat memahami saran dari perawat

- Membantu klien BAK dengan urinal diatas tempat tidur

Respon : klien BAK dengan urinal diatas tempat tidur, urin 100 cc, warna kuning transparan

- Membantu klien makan di atas tempat tidur (menyuapi)

Respon : klien menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan sesuai diitnya

- Pemberian obat laxadin 1c

Respon : obat masuk per oral

- Menciptakan suasana yang tenang dengan membatasi pengunjung


Respon : keluarga dapat memenuhi anjuran dari perawat

jam 13.30 :

S: klien mengatakan badannya tidak lemas lagi

O:

- Klien tampak segar

- Klien bedrest

- Terpasang O2 3 L/m

- Terpasang infus RL di tangan kiri

- TD 120/80 mmHg

- Nadi 80 x / menit

A: Masalah teratasi

P: Pertahankan intervensi

- Bantu klien dalam AKS

- Monitor TTV tiap jam

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Miokard infrak merupakan kematian jaringan miokard yang diakibatkan penurunan secara tiba-tiba
aliran darah arteri koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-
tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup.

Gejala yang sering muncul pada penderita infark miokardium biasanya Nyeri dada yang tiba – tiba
dan berlangsung terus menerus, nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan, rasa
nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar kebahu dan lengan dan biasanya lengan kiri. Dan
menetap selama berjam - jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat maupun
nitrogliserin, nyeri biasanya sering diserai napas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing
kepala,mual dan muntah – muntah, dan kebanyakan dari penderita AMI/STEMI akan mengalami
kematian.
B. Saran

Semoga apa yang kelompok sajikan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai
masukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik bagi pasien. Kelompok sadar
bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga kelompok berharap agar
makalah ini menjadi motivasi bagi teman-teman untuk membuat makalah yang lebih baik sehingga
menambah wawasan bagi semua. Kelompok juga berharap agar aplikasi perawatan pasien dengan
Akut Limb Iskemi dapat di laksanakan sesuai dengan tata laksana dalam perawatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis. Edisi 9

. Jakarta: EGC

Elliott M. Antman,Eugene Braunwald. (2005). Acute MyocardialInfarction;Harrison’s Principles

of Medicine 15th edition, page 1-17

Lily Ismudiati Rilantono, dkk. (2004). Buku Ajar Kardiologi;Fakultas Kedokteran. Hal 173-181

. Jakarta: Universitas Indonesia

Lumanau J. (2004). Hiperhomosisteinemia. Meditek . Jakarta: FK

UkridaSudiarto’s handout. 2011. Acut Coronary Syndrome


http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000195.htmhttp://www.escardio.org/guidelines-
surveys/escguidelines/GuidelinesDocuments/guidelines-AMI-FT.pdf

Anda mungkin juga menyukai