Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat karunia
serta taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Laporan Hasil Praktikum
Perkecambahan Gelap dan Terang ini dengan baik meski masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami juga berterima kasih kepada ibu pembimbing kami yang telah memberikan tugas ini serta
mengarahkannya.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai manfaat mempelajari Laporan Hasil Praktikum Perkecambahan Gelap dan Terang.
Kami juga sepenuhnya menyadari bahwasannya makalah kami ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu kami mengharapkan adanya kritik, saran, dan juga
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami susun ini dimasa yang akan datang mengingat
tidak ada seusatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang mempelajarinya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Daftar Isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN PERCOBAAN
3. WAKTU DAN TEMPAT PERCOBAAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB III

METODE PERCOBAAN

1. ALAT
2. BAHAN
3. CARA KERJA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL
A. TABEL PENGAMATAN TERANG
B. TABEL PENGAMATAN GELAP
2. PEMBAHASAN

BAB V

PENUTUP

1. SARAN
2. KESIMPULAN

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Salah satu ciri mahluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini
tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya
tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan.Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan
perkecambahan.

Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio yang merupakan
calon individu baru terdapat di dalam biji. Jika suatu biji tanaman ditempatkan pada lingkungan
yang menunjang dan memadai, biji tersebut akan berkecambah.

Benih sering disama artikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar antara
kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif,
sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang
merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri atau sifat seperti induknya.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman yang
selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak
dan atau mengembangbiakkan tanaman. (Sutopo,2004).

Untuk dapat memanfaatkan benih dengan baik kita perlu memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang benih itu sendiri. Bagaimana struktur dan komponen komponen yang
terkandung di dalam benih.

Selain itu juga perlu diketahui bagaimana proses perkecambahannya sehingga dalam
pengaplikasian pemanfaatan kita bisa melakukan proses dengan benar dan tentunya memenuhi
harapan untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu baik.

2. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk

1. Membedakan dua macam perkecambahan.


2. Mengetahui perbedaan perkecambahan pada biji kacang hijau dan jagung yang
ditempatkan di sinar matahari dengan yang tidak ditempatkan di sinar matahari.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi biji kacang hijau dan biji jagung untuk
berkecambah.

3. Waktu dan Tempat Percobaan

Praktikum percobaan perkecambahan gelap dan terang dilaksanakan pada:


HARI : SENIN S/D SENIN
TANGGAL : 22-JULI-2019 S/D 29-JULI-2019
PUKUL : 12.40 WIB
TEMPAT : SMA N 7 B.ACEH

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Perkecambahan Benih

Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan

embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor

pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkecambahan merupakan proses

metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah ( Plumula

dan Radikula ). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut

perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka

waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA ( Taiz and Zeiger 2002).

Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase pertumbuhan

kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi bebagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi

perkecambahan. Perkecambahan secara umum ditandai dengan munculnya radikula dari

permukaan kulit biji, sedangkan proses perkecambahan sudah dimulai sejak benih melakukan

imbibisi air melalui kulit sampai terjadi pembentukan dan perkembangan sel – sel dari embrio.

Kecepatan dan karakteristik perkecambahan setiap benih biasanya berkaitan dengan adanya

factor dormansi, factor lingkungan dan factor genetis ( Taiz and Zeiger 2002).

Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang

menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Menurut Kamil., (1982) perkecambahan

merupakan pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti

untuk kemudian membentuk bibit.

1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih

Menurut Sutopo, L. (2010), perkecambahan benih sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

baik internal maupun eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi benih yang

dikecambahkan, sedangkan faktor eksternal lebih berkaitan dengan lingkungan.


Faktor dalam terdiri dari, faktor genetik.Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang

terdapat di dalam makhluk hidup. Gen berpengaruhi setiap struktur makhluk hidup dan juga

perkembangannya, Walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya. Setiap

jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu.

Hormon tumbuhan, Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada

suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang konsentrasinya rendah dan

menyebabkan suatu dampak fisiologis. Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu

fithormon). Saat ini dikenal hormon tumbuh, antara lain yaitu Auksin, Merupakan zat tumbuh

yang pertama ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran sel.

Giberelin, berfungsi untuk menggiatkan pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas,

mempengaruhi pertumbuhan Akar. Sitokinin, Zat ini mempercepat pembelahan sel, membantu

pertumbuhan akar (Hanun, 2008).

Tingkat kemasakan benih, Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya

tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang

cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2010).

Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih

tersebut juga telah mencapai masak fisiologis atau masak fungsional dan pada saat itu benih

mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah

maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kuswanto, 2007).

Ukuran benih, benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan

yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan

yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada

saat perkecambahan.Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi

karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman

pada saat dipanen (Sutopo, 2010).

Dormansi, benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak

berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi

persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan
suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada

dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup,

suhu dan cahaya yang sesuai (Sudjadi, 2005).

Faktor Luar atau eksternal antara lain, Air, Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat

benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di

sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya,

dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu. Perkembangan benih tidak akan dimulai

bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen dan umumnya

dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kuswanto, 2007).

Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media

yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta

busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, L., 2004).

Suhu, Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan

benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara

26.5 sd 35°C (Sutopo, J., 2004).

Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan

oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.

Oksigen, saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai

dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas.

Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih.

Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu. (Kuswanto,

2007).

Menurut Kamil (1982) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung

29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya

akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena

biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.


Keadaan tanah atau media tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting

dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang menentukan

penampilan tanaman. Kondisi kesuburan madia yang relative rendah akan mengakibatkan

terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi hasil.

Sinar Matahari, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya sinar matahari

mendorong perkecambahan pada beberapa jenis biji tertentu, namun sebaliknya untuk beberapa

jenis biji malahan menghambat. Misalnya, perkecambahan biji selada, seledri dan primrose

menjadi baik bila mendapat sinar matahari.

1.3 Tipe Perkecambahan

Berdasarkan tipe perkecambahan biji, perkecambahan dibagi menjadi dua yaitu epigeal dan

hipogeal. Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah

daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun

lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus

radiatus).

Organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah pada tipe epigeal adalah radikula,

berikutnya ujung radikula harus menembus permukaan tanah. Tumbuhan dikotil dengan

rangsangan oleh cahaya, ruas batang dibawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus

mengangkat kotiledon dan epikotil. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya mengembang

dan menjadi hijau, serta mulai membuat makanan melalui fotosintesis, kotiledon akan layu dan

rontok dari bibit karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah

(Pratiwi. 2006).
Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil)

sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah.

Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum) (Pratiwi. 2006).

BAB III

METODE PERCOBAAN

1. ALAT
- Penggaris untuk mengukur ketinggian kecambah

2. BAHAN
- Benih Jagung ( Zea mays L.Saccharata )
- Kacang Hijau ( Vigna radiate L )
- Kapas
- 12 buah Wadah Aqua Gelas
- Air
- Kardus

3. CARA KERJA
1) Lubangin bagian bawah Wadah Aqua gelas.
2) Letakkan kapas didalam Wadah Aqua gelas.
3) Siram menggunakan air sampai kapas menjadi basah.
4) Siapkan biji kacang hijau dan benih jagung, lalu rendam didalam air untuk melihat
benih yang bisa digunakan untuk diaplikasikan.
5) Pilih benih yang tidak mengapung diatas air. Letakkan 5 biji kacang hijau kedalam 6
buah wadah aqua gelas, lalu lakukan hal yang sama pada benih jagung.
6) Siapkan kardus, letakkan 3 buah wadah aqua gelas yang sudah berisi kacang hijau
dan 3 buah wadah aqua gelas yang sudah berisi benih jagung kedalam kardus lalu
tutup kardus tersebut. Letakkan sisa 3 wadah yang berisi kacang hiaju dan 3 wadah
yang berisi benih jagung diruang terbuka yang terkena sinar matahari.

Bahan Hari / Tanggal 1 2 3


Senin / 22-07-2019 0 0 0
Selasa / 23-07-2019 0 0 0
Jagung Rabu / 24-07-2019 0.2cm 0.1cm 0.1cm
(Zea mays
Kamis / 25-07-2019 0.2cm 0.1cm 1cm
L.Saccharata)
Jumat / 26-07-2019 1.3cm 1cm 2cm

7) Lakukan setiap hari pengukuran ketinggian kecambah selama 7 hari. Amati perbedaan
antar kecambah yang diletakkan diruangan gelap ( didalam kardus ) dan ditempat
terang ( diluar ruangan ).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL
A. TABEL HASIL PENGAMATAN TEMPAT TERANG
Sabtu / 27-07-2019 3cm 2cm 3.5cm
Minggu / 28-07-2019 9cm 2.5cm 4cm

Senin / 29-07-2019 13 8 8

GRAFIK STATISTIK PEKEMBANGAN KECAMBAH DITEMPAT TERANG

Bahan Hari / Tanggal 1(cm) 2(cm) 3(cm)


Senin / 22-07-2019 0 0 0
Selasa / 23-07-2019 1 1 1
Rabu / 24-07-2019 2.5 1.5 1.7
Kacang Hijau
Kamis / 25-07-2019 2.5 2 2
(Vigna radiate
L) Jumat / 26-07-2019 4 3 2.7
Sabtu / 27-07-2019 9 8.5 8
Minggu / 28-07-2019 15 14 14
Senin / 29-07-2019 20 19 19.5
JAGUNG ( ZEA MAYS ) TERANG
14

12

10

8
Botol 1
Botol 2
6
Botol 3

0
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8

KACANG HIJAU ( VIGNA RADIATE ) TERANG


25

20

15
Botol 1
Botol 2
10 Botol 3

0
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8
B. TABEL HASIL PENGAMATAN TEMPAT GELAP

Bahan Hari / Tanggal 1(cm) 2(cm) 3(cm)


Senin / 22-07-2019 0 0 0
Selasa / 23-07-2019 0 0 0
Rabu / 24-07-2019 0 0.1 0
Jagung
Kamis / 25-07-2019 0.1 0.1 1
(Zea mays
L.Saccharata) Jumat / 26-07-2019 1 0.3 1
Sabtu / 27-07-2019 3 2 2
Minggu / 28-07-2019 10 11 9.5
Senin / 29-07-2019 17 15 12.5

Bahan Hari / Tanggal 1(cm) 2(cm) 3(cm)


Senin / 22-07-2019 0 0 0
Selasa / 23-07-2019 1.2 1 1.3
Rabu / 24-07-2019 3 2.5 2.5
Kacang Hijau
Kamis / 25-07-2019 6 8 6
(Vigna radiate
L) Jumat / 26-07-2019 10 13 9
Sabtu / 27-07-2019 16 16 14
Minggu / 28-07-2019 30 30 30
Senin / 29-07-2019 33 34 33
GRAFIK STATISTIK PEKEMBANGAN KECAMBAH DITEMPAT GELAP

JAGUNG ( ZEA MAYS ) GELAP


18

16

14

12

10 Botol 1

8 Botol 2
Botol 3
6

0
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8

KACANG HIJAU ( VIGNA RADIATE ) GELAP


40

35

30

25
Botol 1
20
Botol 2

15 Botol 3

10

0
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8
2. PEMBAHASAN

Biji kecambah pada kacang hijau mulai pecah pada hari ke-2, sedangkan kecambah jagung
mulai tumbuh akar pada hari ke-3. Sesuai dengan penelitian yang teah dilakukan, kecambah
kacang hijau merupakan tipe perkecambahan epokotil, sedangkan kecambah jagung merupakan
tipe perkecambahan hipokotil.

Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat
karena adanya hormon auksin dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari
oleh cahaya matahari pertumbuhannya menjadi sangat cepat karena kerja auksin yang tidak
dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah
sinar matahari atau yang disebut fototropisme. Untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang
gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan
warnanya cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak
dihambat oleh matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang tingkat
pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat
gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini karena
kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.

Perbandingan laju perkecambahan pada tabel 1 dan 2 menyatakan proses pertumbuhan yang
dialami oleh kecambah yang diletakkan di tempat terang berlangsung lambat. Hal ini dipengaruhi
beberapa factor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Perkecambahan banyak dipengaruhi
oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Kecambah yang tumbuh di tempat gelap mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya,
auksin merangsang perpanjangan sel-sel sehingga kecambah di tempat gelap tumbuh lebih
panjang namun dengan kondisi pucat kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya
tidak berkembang, sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang mengalami hal
sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan
kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan segera
berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang
sempurna, dan berwarna hijau.
BAB V

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perkecambahan
banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut
mempengaruhi.
Ditinjau dari faktor cahaya, dibuktikan bahwa kacang hijau yang ditempatkan di daerah
berintensitas cahaya kurang atau gelap akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat
dibandingkan dengan kacang kedelai yang diletakkan di tempat berintensitas cahaya banyak
atau terang. Dengan itu, hormon auksin yang dipengaruhi sedikit atau tanpa cahaya matahari
akan merangsang perpanjangan sel-sel pada titik tumbuh primer. Namun, kondisi tumbuhan
yang baik akan dialami oleh kacang kedelai dengan pengaruh cahaya lebih banyak yaitu
tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih
pendek.

2. SARAN

1. Sebelum penanaman , terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji
itu sendiri. Jadi, sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar berhasil memecahkan
dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat
diminimalisir.

2. Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan penelitian.

3. Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di tempat terang maupun


gelap.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/

http://gitasetiaji.blogspot.com/2013/02/laporan-perkecambahan-kacang-hijau-dan.html
GAMBAR PERTUMBUHAN KECAMBAH

H-1

H-2

H-3
H-4

H-8

Anda mungkin juga menyukai