Anda di halaman 1dari 9

PERANAN PENILIK SEKOLAH DAN PENGAWAS

DALAM ORGANISASI BIMBINGAN

Mata Kuliah : Manajemen BK di Sekolah


(Dosen Pengampu: Armita Sari M.P.d)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

 Indana Zuliati Z (1183351001)


 Dwi Kartika Vania (1183351003)
 Indira Bekty J Napitupulu (1183351012)
 Yoel Putra Valda Gultom (1183151026)

KELAS : BK Reguler C 2018

PROGRAM STUDI S1 PRODI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Tujuan dan Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengawas Konselor
2.2 Persyaratan Pengawas Konselor
2.3 Fungsi Pengawas Konselor

BAB III KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.3 Daftar Referensi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bimbingan atau Guidance dewasa ini telah menjadi salah satu pelayanan pendidikan yang
sangat dirasakan keperluan dan urgensinya di sekolah-sekolah, bukan saja di luar negeri
tetapi juga di Indonesia. Sekolah-sekolah di Indonesia mulai tahun 1962-1963 telah
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memasukkan program Bimbingan
sebagai salah satu bidang penting dalam program Sekolah. Pekerjaan pelopor dalam bidang
ini dimulai di negara Amerika Serikat kira-kira 60 tahun yang lalu.
Telah kita ketahui bahwa sekolah-sekolah didirikan untuk mengemban tugas
mewujudkan aspirasi-aspirasi nasional, cita-cita bangsa serta tujuan-tujuan pendidikan yang
telah dipikirkan dan dirumuskan dengan seksama. Di Indonesia sekolah harus dengan segala
kesugguhan melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan, yakni:
“membingbing anak didik menjadi warganegara Pancasila yang berpribadi, berdasarkan
akan ke-Tuhanan Yang Maha Esa, berkesadaran bermasyarakat dan mampu membudayakan
alam sekitarnya, serta dapat menjadi manusia yang dapat memperkembangkan diri sendiri
secara optimal, sesuai dengan kecerdasan, bakat dan minat masing-masing, sehingga
memiliki kpribadian yang seimbang dan berjiwa makarya serta bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
Tujuan-tujuan yang sangat fundamental tersebut, untuk diwujudkan secara berhasil,
menuntut dari guru-guru dan petugas-petugas pendidikan lainnya pengetahuan yang
seksama mengenai: pertumbuhan dan perkembangan anak; studi, seleksi dan perkembangan
bahan-bahan pengajaran dan kegiatan-kegiatan sekolah; pilihan yang tepat mengenai
metode-metode dan teknik-teknik yang efektif; dan penggunaan cara-cara penilaian yang
baik terhadap hasil belajar tiap-tiap murid. Oleh karena itulah keperluan akan adanya
Progran Bimbingan di sekolah merupakan suatu keharusan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk memahami dan mengetahui siapa pengawas dalam organisasi bimbingan
2. Untuk mengetahui kualifikasi dan persyaratan bagi seorang pengawas Counselor
3. Untuk mengetahui fungsi dari Pengawas Counselor.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengawas Counselor
Ada sejumlah pengertian pokok yang amat perlu mendapat perhatian dari pengawas
sekolah, yaitu tentang pengawas sekolah itu sendiri dan tugas pokok kepengawasan dalam
melaksanakan penilaian dan pembinaan terhadap guru pembimbing melalui pemberian
arahan, bimbingan , contoh, dan saran.
Pengawas sekolah adalah Pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana
teknis untuk melakukan pemgawasanpendidikan terhadap sejumlah sekolah tertententu yang
ditunjuk atau ditetapkan. Tugas pokok pengawas sekolahadalah menyelenggarakan
kepengawasan pendidikan pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta yang menjadi
tanggung jawabnya.
Kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan guru dan tenaga lain dari segi teknis pelaksanaan dan administrasi kegiatan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.
Pengawas Counselor merupakan salah seorang anggota staf bimbingan, yang bertindak
selaku pengawas Counselor ialah Penilik Sekolah dan Pengawas. Selaku petugas pendidikan
maka ia perlu menaruh minat pada program Bimbingan dan harus memiliki beberapa
kualifikasi tertentu yang penting artinya dalam meningkatkan relasinya dengan anak didik
serta dalam usahanya untuk turut membantu anak memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.

2.2 Beberapa Kualifikasi dan Persyaratan Bagi Seorang Pengawas Counselor


1. Salah satu kwalitas penting yang harus dimilikiseorang pengawas Counselor ialah
kemampuan yang mendalam untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat seseorang. Ia
harus mampu menemukan daya dan kekuatan pada diri seseorang. Ia harus dapat
merasakan kekuatan jiwa apakah yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Ia harus
meneliti sebaab-sebabnya. Setelah menemukan sebab itu, ia harus dapat mengembangkan
dalam individu suatu desakan sosial yang positif.
2. Seorang pengawas Counselor perlu pula memiliki kwalitas lainnya, yakni; ia telah
menghayati dalam hidupnya berbagai corak ragam pengalaman. Ia dapat menunjukkan
jalan dan lebih mampu menafsirkan rahasia hidup, apabila ia terlebih dahulu telah
menempuh jalan hidup yang berliku-liku, penuh dengan berbagai kesukaan dan
rintangan-rintangan. Ia belum siap untuk membimbing manusia yang menghadapi
berbagai masalah dan karenanya belum mampu memberikan pelayanan Bimbingan yang
tepat dan efektif, apabila ia dalam hidupnya terdahulu belum dapat merasakan kepahitan
seseorang yang menderita kekalahan dalam perjuangan hidupnya dan belum dapat
merasakan pula kekosongan jiwa seseorang yang berjuang sendirian dalam hidupnya
tanpa ada orang lain yang mau memandang dan menghargainya. Ia harus terlebih dahulu
mengalami dan menghayati bagaimana pahitnya perasaan seseorang yang mendapatkan
kemenangan dalam perjuangan hidupnya, sakitnya seseorang yang mengalami frustasi
dan kegembiraan yang dialaminya setelah impiannya menjadi kenyataan. Seseorang yang
telah mengetahui, mengalami dan menghayati semua itu, seseorang yang telah banyak
makan garam dalam hidupnya, dialah yang memenuhi salah satu kwalifikasi untuk
menjadi Pengawas Counselor
3. Salah satu persyaratan lainnya ialah bahwa seorang Pengawas Counselor itu harus
memiliki kepribadian yang seimbang dan kuat. Murid atau counselee harus melihat di
dalam diri Counselor itu sesuatu dari pada dirinya, apabila Counselor itu bermaksud
untuk menanamkan rasa bersatu ke dalam diri muridnya itu. Dengan kata lain,
persesuaian paham dan perasaan antara mereka harus diciptakan; bila tidak demikian,
makaBimbingan dan Penyuluhan tidak akan efektif.
4. Persyaratan lainnya ialah bahwa ia harus simpatik, tetapi tidak sentimentil. Counselor
yang simpatik akan tetap objektif, dan ia memiliki mata yang tidak buta karena
perasaannnya yang sentimentil, tetapi jernih dan memancarkan cahaya yang dapat
menembus jiwa seseorang.
5. Masih satu persyaratan lainnya ialah bahwa ia harus objektif pula dalam memberikan
pertimbangan dan penilaian. Tidak ada suatu ruangan bagaimanapun kecilnya dalam hati
sanubarinya yang mengandung prasangka dan pandangan buruk terhadap seseorang. Ia
selalu bertindak dengan bijaksana. Ttujuan hidupnya ialah untuk melayani dan bukan
untuk dilayani, untuk memahami dan bukan menjadi keharusan secara pribadi harus
dipahami.

2.3 Fungsi Counselor

Diantara fungsi-fungsi Pengawas Counselor, yang berikut ini merupakan fungsi-fungsinya


yang terpenting:

1. Ia harus berperilaku sebagai seorang konsultan atau penasihat bagi Kepala Sekllah dan
guru-guru serta petugas Bimbingan lainnya dalam administrasi progam Bimbingan
Pengetahuan dan perkenalannya dengan prosedur kerja serta teknik-teknik yang efektif
akan sangat bergumna bagi petugas-petugas Bimbingan tersebut., i. Ia harus juga
membantu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru-guru dalam
mengadakan wawancara, dalam mencatat dan mengolah data, dan dalam mengadakan
pertemuan antara murid dengan guru. Ia pun harus membantu menjelaskan adanya
program Bimbingan di sekolah pada masyarakat sekitar.
2. Ia harus membantu memilih tangan-tangan kanan guru-guru penyuluh di tiap sekolah
dan membantu penyelenggaraan penataran mengenai administrasi dan pengolahan test-
test kecerdasan dan hasil belajar murid,. Pada pembantu-pembantu para penyuluh harus
dijelaskan bagaimana teknik-teknik dalam memberikan test dan men-score hasilnya
serta pengolahannya. Pengawas Counselor harus mengawasi bagaimana para guru
melaksanankan administrasinya. Testing adalah sangat penting dalam program
Bimbingan dan fungsinya sangat menentukan
3. Ia harus membantu Kepala Sekolah dan guru-guru dalam memelihara catatan-catatan
yang dipergunakan mengenai perkembangan anak dalam segi kesehatan, kepribadian
dan kecerdasannya. Untuk itu perlu ada suatu catatan kumulatif bagi tiap-tiap murid
yang dipelihara sejak anak masuk sekolah sampai ia mendapatkan pekerjaan atau
meneruskan pelajarannya ke sekolah yang lebih tinggi catatan itu merupakan suatu
investarisasi dari pada fakta dan data mengenai anak, yang memungkinkan ia dapat
dibedakan dari teman-temannya, dan yang mencakup faktor-faktor seperti
perkembangan fisik, kesehatan, siafat-sifat pribadi, perkembangan perasaan, hasil
belajar, latar belakang sosial, minat dan bakat-bakatnya yang khusus mendapat
perhatian untuk dikembangkan
4. Ia harus membantu Kepala Sekolah dan guru-guru penyuluh dalam mengelompokkan
murid-murid untuk tujuan-tujuan Bimbingan dan instruksion[l. Guru-guru perlu
mendapat latihan bagaimana seharusnya mengamati tingkah laku murid untuk
menemukan sebab-sebab kesulitan anak, seperti kesehatan yang kurang baik, gugup dan
letih, gangguan-gangguan mental dan fisik, atau keadaan rumah yang kurang
menguntungkan. Pengetahuan mengenai kekurangan-kekurangan atau gangguan-
gangguan yang dialami oleh anak itu akan sangat membantu para guru dalam
mengelompokkan murid-murid bagi keperluan intruksionil dan penyuluhan.
5. Ia harus membantu Kepala Sekolah dan guru-guru dalam menemukan dan menyalurkan
perbedaan-perbedaan imdividuil. Ini dapat dilakukan dengan memberikan guru-guru
informasi yang mendetail mengenai tingkah laku murid, dan masalah-masalah belajar
yang memungkinnkan para guru bekerja lebih efektif dalam menghadapi kasus-kasus
masalah individuil.
6. Program kegiatan integratif, seperti pelaksanaan pengajaran proyek atau unit teaching
akan memberikan lebih banyak kemungkinan dari pada bentuk-bentuk pengajaran
lainnya untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan individu di kelas atau kelompoknya
program kegiatan tersebut memungkinkan bagi anak untuk mencapai hasil individuil
yang memuaskan, di samping ia turut aktif membantu penyelesaian proyek
kelompoknya.
7. Ia harus membantu dalam penyelenggaraan program penataran yang akan menjelaskan
kepada guru-guru bagaimana seharusnya melaksanakan teknik-teknik Bimbingan dan
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memulai program Bimbingan.
8. Ia harus memberi pengarahan bagaimana seharusnya: mengumpulkan dan mengolah
berbagai data mengenai murid, mengamati dan mencatat tingkah laku serta sikap murid
tertentu, mengadakan studi lanjutan dan survey mengenai mata pencaharian penduduk
dan melaksanakan proyek-proyek studi yamh bertujuan khusus untuk keperluan
evaluasi program Bimbingan. Tidak merupakan hal yang amat penting bahwa pengawas
Counselor itu harus telah mendapat pendidikan khusus dan pengalaman-pengalaman
yang diperlukan untuk melaksanankan fungsi-fungsi tersebut pada waktu ia diangkat
sebagai Pengawas. Tetapi yang sangat penting ialah bahwa ia telah menyadari akan
penting dan berat tanggung jawabnya dan bahwa ia beritikad untuk tiada hentinya
meningkatkan mutu pribadinya demi tugasnya melalui usaha-usaha penataran diri, studi
lanjutan dan lebih memperkaya pengalaman-pengalamannya.
9. Ia harus bertindak sebagai pengantara antara sekolah dengan orang tua. Kadang-kadang
timbul suatu suasana yang tidak diinginkan di sekolah, karena adanya salah pengertian.
Mungkin hal itu ditimbulkan oleh kesalahan dari pihak guru tertentu, mungkin pula dari
pihak murid sendiri. Bila sekolah dan rumah telah sama-sama mengetahui kondisi-
kondisi masing-masing yang dapat mempengaruhi anak, maka sangat ideal bila mereka
dapat bahu membahu menciptakan suatu suasana atau lingkungan yang diperlukan
murid. Karenanya sekolah dan rumah harus mengadakan kerja sama untuk kepentingan
anak, bukan masing-masing menempuh jalan sendiri-sendiri. Janganlah ada suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan kritik yang negatif. Yang harus diciptakan ialah
suatu suasana di mana sekolah dan rumah saling bantu membantu untuk keperluan
kemajuan dan perkembangan anak, untuk memberikan apa yang cakap dapat
menciptakan relasi yang sehat antara sekolah dan masyarakat, dan karenanya dapat
mencegah kemungkinan timbulnya perselisihan atau pertentangan antara kedua
lingkungan pendidikan tersebut.
10. Ia harus membantu dalam memperluas pengetahuan guru mengenai perkembangan
kebutuhan fisik dan kebutuhan mental semua anak. Untuk itu ia harus berusaha
memasukkan ke dalam program penataran berbagai fase perkembangan anak untuk
dibahas dan dipelajari secara mendalam.
11. Ia harus memperkenalkan keopada Kepala Sekolah dan guru-guru bacaan yang cukup
mengenai Bimbingan dan Penyuluhan. Ia harus membantu mengadakan perpustakaan
sekolah yang memadai untuk membuat Bimbingan dan kurikukulum menjadi vital
dalam hidup anak.
12. Terakhir, ia harus menyadari bahwas sebagai Pengawas Counselor tanggung jawabnya
yang pokok adalah penyuluhan (Counseling). Meskipun waktunya sangat terbatas
karena tugas-tugas lainnya baik sebagai Penilik Sekolah, maupun sebagai Pengawas, ia
perlu menyisikan waktunya di tiap sekolah yang dikunjunginya sekurang-kurangnya 30
menit untuk mengadakan wawancara dengan murid (Counselee) yang diajukan oleh
guru atau Counselor. Dengan jalan demikian ia dapatmembantu secara langsung untuk
meningkatkan nilai pelayanan Counseling di sekolah. Ia akan dapat suatu kesempatan
untuk mengamati bagaimana murid-murid menarik manfaat dari counseling sebagai
suatu gambaran pelayanan baru dalam program sekolah. Dengan demikian ia tidak akan
terlepas dari prhatiaanya terhadap kebutuhan dan masalah-masalah murid
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu tenaga kependidikan yang dinilai strategik dan penting untuk meningkatkan
kinerja sekolah atau madrasah adalah tenaga pengawas sekolah atau madrasah.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu tenaga pengawas sekolah atau
madrasah antara lain adalah penyempurnaan sejumlah unsur mulai dari rumusan konsep
dasar pengawasan, peranan, dan fungsi pengawas, kompetensi kualifikasi dan sertifikasi,
rekrutmen dan seleksi, penilaian kinerja, pengembangan karir, pendidikan dan pelatihan,
penghargaan dan perlindungan sampai pada pemberhentian dan pensiun. Mengingat
banyaknya unsur-unsur yang harus ditingkatkan pembinaannya dan dibahas, maka pada
kesempatan ini pembahasan dibatasi pada peranan dan fungsi pengawas sekolah atau
madrasah saja

3.2 Saran
Adapun sarannnnnnnnnnnn

3.3 Daftar Referensi


Diktat Manajemen BK disekolah, tahun 2017
Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah (Prayitno)
http://nengberbagi.blogspot.com/2014/02//pengawas-dalam-bimbingan-dan-konseling.html

Anda mungkin juga menyukai