Anda di halaman 1dari 6

JurnalKesmas

Volume 1, No 1, Januari-Juni 2018


e-ISSN: 2599-3399

ANALISIS UNSUR MANAJEMEN DALAM PENGOLAHAN REKAM MEDIS DI


RUMAH SAKIT TNI AU-LANUD ROESMIN NURJADIN

Henny Maria Ulfa


Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, STIKes Hang Tuah Pekanbaru
hennyulfa84@gmail.com

Abstrak

Rumah sakit wajib menyelenggarakan kegiatan rekam medis sesuai Permenkes


NO.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Medical Record, untuk mencapai tujuan pengolahan rekam
medis diperlukan 5 unsur manajemen atau sarana manajemen yaitu:man, money, material, machine, dan
methode. Pengolahan rekam medis yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit TNI AU-LANUD Roesmin
Nurjadin yaitu coding, pengkodingan hanya dilakukan untuk pasien BPJS yang dilaksanakan oleh petugas
berlatar belakang penddikan D3 keperawatan sedangkan bagian penyimpanan terjadi salah simpan, tidak
ditemukan berkas rekam medis pasien karena berkas rekam medis yang di pinjam tidak di kembalikan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui unsur manajemen dalam pengolahan rekam medis di Rumah
Sakit TNI AU-LANUD Roesmin Nurjadin. Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif Kualitatif,
instrument pengumpulan data pedoman wawancara, pedoman observasi, check list, dan alat tulis, jumlah
informan 6 orang dengan analisa data cara induktif. Hasil penelitian unsur Man hanya berjumlah 2 orang
sehingga petugas bekerja secara merangkap dan belum pernah mengikuti pelatihan, unsur material dan
machines pengolahan rekam medis belum ada menggunakan SIMRS dan tracer sedangkan unsur methods
pengolahan mengikuti kebiasaan yang sudah ada dan mengikuti kebijakan dari rumah sakit yaitu POP
organisasi.

Kata Kunci : Unsur Manajemen, pengolahan rekam medis

Abstract

Hospitals must conduct a medical record activities according to Permenkes NO.269 / MENKES / PER / III
/ 2008 about Medical Record, to achieve the purpose of medical record processing required 5
management elements are: man, money, material, machine, and method. The medical record processing
that has been implemented at the Hospital TNI AU-LANUD Roesmin Nurjadin that is coding, coding only
done for BPJS patients whose conducted by the officer with education background of D3 nursing, it be
impacted to the storage part is wrong save and cannot found patient medical record file because are not
returned. The purpose of this research is to know the element of management in the processing of medical
records at the Hospital TNI AU-LANUD Roesmin Nurjadin. This research is done by Qualitative
descriptive method, Qualitative approach, instrument of data collection of interview guidance,
observation guidance, check list register, and stationery, number of informant 6 people with inductive way
data analysis. The result of this research found that ‘Man's’ elements only amounts to 2 people so that
officers work concurrently and have never attended training, ‘material’ element and ‘machines’elements
of medical record processing not yet use SIMRS and tracer, while processing ‘method’ elements follow
existing habits and follow the policy of hospital that is POP organization.

Keywords: Management elements, medical record processing


2018, Jurnal KesMARS 1 (1) : 20-25

PENDAHULUAN pemberian coding, tabulasi, statistis dan


Menurut UU No. 44 tahun 2009, Institusi pelaporan rumah sakit korespondensi rekam
yang berperan dalam penyelenggaran medis, analisa rekam medis sistem
pelayanan kesehatan adalah rumah sakit. penyimpanan rekam medis, sistem
Rumah sakit adalah instusi pelayanan pengambilan rekam medis dan retensi dan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan pemusnahan rekam medis.
kesehatan perorangan secara paripurna yang Agar semua kegiatan pengolahan rekam
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat medis terlaksana perlu manajemen yang baik
jalan, dan gawat darurat. karena manajemen merupakan suatu proses
Rumah sakit wajib menyelengarakan yang tediri dari kegiatan pengaturan,
kegiatan rekam medis sesuai permenkes perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
NO.269/MENKES/PER/III/2008 tentang dan pengendalian yang dilakukan untuk
Medical Record yang merupakan landasan menentukan serta mencapai sasaran melalui
hukum untuk semua tenaga medis dan para pemanfaatan sumber daya manusia dan
medis di Rumah Sakit terlibat didalam proses sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
penyelengaraan Rekam Medis (DepKes RI, organisasi secara efektif dan efisien. Untuk
2006). mencapai tujuan tersebut diperlukan 5 unsur
Rekam medis merupakan salah satu manajemen atau sarana manajemen yaitu :
bagian penting dalam membantu pelaksanaan man, money, material, machine, dan methode.
pemberian pelayanan kepada pasien di rumah Rumah sakit TNI AU-LANUD Roesmin
sakit. Hal ini berkaitan dengan isi rekam Nurjadin adalah rumah sakit pemerintah kelas
medis yang mencerminkan segala informasi c yang mempunyai bermacam-macam
menyangkut pasien sebagai dasar dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya Berdasarkan survey awal di rumah sakit TNI
pelayanan maupun tindakan medis lain. AU-LANUD Roesmin Nurjadin, pengolahan
Menurut Permenkes NO.269/ rekam medis belum optimal dilaksanakan.
MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah pengolahan rekam medis yang telah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen dilaksanakan yaitu coding, pengkodingan
tentang identitas pasien, pemeriksaan, hanya dilakukan untuk pasien BPJS saja dan
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang dilaksanakan oleh petugas yang bukan latar
telah diberikan. Tujuan dibuatnya rekam belakang pendidikan D3 rekam medis tetapi
medis adalah untuk menunjang tercapainya dilaksanakan oleh petugas yang berlatar
tertib administrasi dalam rangka upaya belakang penddikan D3 keperawatan. Adapun
peningkatan pelayanan kesehatan di rumah permasalahan yang terjadi di bagian
sakit. Tanpa dukungan suatu sistem penyimpanan yaitu salah simpan berkas rekam
pengolahan rekam medis yang baik dan benar medis dan tidak di temukan berkas rekam
tertib administrasi di rumah sakit tidak akan medis pasien karena berkas rekam medis yang
berhasil sebagaimana yang diharapkan. di pinjam tidak di kembalikan hal ini di
Sedangkan tertib administrasi merupakan sebabkan tidak ada ketentuan khusus dalam
salah satu faktor yang menentukan didalam penyimpanan/peminjaman berkas rekam
upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit medis.
(DepKes RI, 2006).
Tertib administrasi di rekam medis harus METODE
melaksanakan prosedur penyelenggaraan Penelitian ini dilakukan dengan
rekam medis seperti proses pengolahan rekam menggunakan desain Deskriptif Kualitatif
medis yang terdiri dari penataan rekam medis, dengan pendekatan Kualitatif. Instrument
2018, Jurnal KesMARS 1 (1) : 20-25

pengumpulan data dalam penelitian orang, analisa data menggunakan cara


menggunakan pedoman wawancara, pedoman induktif.
observasi, daftar check list, dan alat tulis.
Jumlah Informan pada penelitian sebanyak 6 HASIL
Tabel 1
Hasil Observasi Pengolahan Rekam Medis di Rumah Sakit TNI AU-LANUD Roesmin Nurjadin

Data Yang Di Obervasi Ada Tidak Ada


Man (SDM) 1 SDM di Unit RekamMedis  
2 Latarbelakangpendidikan:
a. D3 RekamMedis  
b. D3 Keperawatan  
c. D3 kebidanan  
d. SPK  
e. SMA  
3 KegiatanPengelolaan di Unit RekamMedis:
a. Pengambilandanpenyimpananberkasrekammedis  
b. Assembling  
c. Analisaberkasrekammedis  
d. Coding  
e. Pelaporan  
f. RetensidanPemusnahan  
Materials dan 1 Formulirrekammedis  
Machines (Bahan 2 Buku Register  
dan Mesin) 3 Map RekamMedis  
4 RakPenyimpananRekamMedis  
5 Komputer  
6 Aplikasi SIMRS  
7 Tracer  
8 Aplikasi INA-CBGS  
Methods (Metode) 1 SPO penyimpanan  
2 SPO Coding  
3 Kebijakan  
4 Suratkeputusan
5 Undang-undang  

Berdasarkan hasil observasi diketahui formulir rekam medis, map rekam medis, rak
bahwa unsur man, SDM di unit rekam medis penyimpanan rekam medis, komputer dan
berjumlah 5 orang dengan latar pendidikan D3 aplikasi INA-CBGs, sedangkan SIMRS dan
Rekam Medis, D3 keperawatan, D3 kebidanan tracer masih belum digunakan. Unsur methods
dan SPK. Pengolahan yang sudah terlaksana pengolahan unit rekam medis hanya
yaitu, pengambilan dan penyimpanan berkas berdasarkan kebijakan dan belum ada SPO,
rekam medis, coding, dan pelaporan. surat keputusan dan undang-undang dalam
Sedangkan yang belum terlaksana yaitu pengelolaan unit rekam medis.
assembling, analisa berkas rekam medis, Unsur Man (SDM) pengolahan Rekam
retensi dan pemusnahan. Unsur Materials dan Medis
Machines, bahan dan mesin yang digunakan Dari hasil wawancara yang dilakukan
dalam pengolahan yaitu buku registrasi, penulis bahwa Sumber Daya Manusia dalam
2018, Jurnal KesMARS 1 (1) : 20-25

pengolahan Rekam Medis berjumlah 5 orang pelatihan itu ada memberi surat ke rumah sakit
yaitu 2 orang berlatar belakang pendidikan D3 kami akan tindak lanjuti maksudnya kita ikutkan
Rekam medis, 2 perawat dan 1 orang berlatar pelatihan itu dari tenaga PHL itu tapi
belakang pendidikan D3 kebidanan. seandainya tidak ada informasi dan kebetulan
Ketersediaan sumber daya manusia di unit dari orang rekam medisnya ini berminat, ya dia
sendiri biasanya. Sama sekali belum pernah ada
rekam medis sebenarnya belum mencukupi
pelatihan dari rumah sakit, kalau rekam medis
sehingga petugas di unit rekam medis bekerja jumlahnya sedikit kalau mau pelaltihan
secara merangkap, tetapi dengan pertimbangan mendatangkannya rugi, rugi secara waktu dan
jumlah pasien yang berobat yang tidak terlalu biaya” (informan I,2,3,4,5,6)
banyak jadi petugas yang ada masih bisa
melayani pelayanan dengan baik. sesuai Unsur Material dan machines Pengolahan
dengan ungkapan informan penelitian sebagai Rekam Medis
berikut: Berdasarkan wawancara dengan informan
“Sumber daya manusia di unit rekam medis penelitian, ketersediaan material dan machines
sebenarnya belum mencukupi sehingga petugas di unit rekam medis masih belum memadai,
di unit rekam medis bekerja secara merangkap, seperti belum ada SIMRS di rekam medis
tetapi dengan pertimbangan jumlah pasien yang
dalam penggunaan tracer dibagian
berobat yang tidak terlalu banyak jadi petugas
yang ada masih bisa melayani pelayanan dengan penyimpanan, tetapi di pengcodingan sudah
baik.” (informan I, 2, 3) menggunakan aplikasi INA-CBGs. sesuai
“Berjumlah 5 orang yaitu 2 orang berlatar dengan pernyataan informan sebagai berikut:
belakang pendidikan D3 Rekam medis, 2 “Sarana prasarana kurang banget, yang jelas
perawat dan 1 orang berlatar belakang seumpamanya kita sudah online pasti lancar dan
pendidikan D3 kebidanan (informan 4,5,6) pengelolaannya bagus. Sebenarnya dari dulu
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan sudah diajukan SIMRS, tapi udah berapa kali
informan, untuk penempatan sumber daya karumkit diganti gak ada perubahannya kayak
manusia di unit rekam medis sudah sesuai gini-gini aja. Ini aja orang bikin INA-CBGSnya
pakai laptop sendiri bukan dari rumah sakit. Gak
dengan latar belakang pendidikan hanya saja ada tracer, kalau untuk status keluar ya kita
karena jumlah sumber daya manusianya ngambil aja. Seharusnya memang harus ada
kurang jadi dibantu oleh petugas yang bukan tracer tapi kita butuh dana juga” (Informan
berlatarbelakang pendidikan D3 rekam medis, 3,4,5).
hal ini sesuai dengan pernyataan informan “Belum, karena masalahnya biaya dana belum
berikut ini: didukung rumah sakit. ini tinggal mengambilnya
“Berdasarkan latar belakang pendidikannya, D3 aja misalnya pasien datang berobat, kartu
rekam medis ditempatkan di rekam medis. berobat nya ditinggalkan terus tinggal diambil
Karena yang mengetahui rekam medis harus aja, kalau statusnya tidak ditemukan diganti
benar-benar alumni rekam medis, tapi itu karena baru aja yaitu status sementara, tetapi yang
rekam medis disini kurang jadi dibantu orang lama itu harus tetap dicari apapun ceritanya
keperawatan dan bidan” (Informan I,2,3,4,5,6). harus dicari sampai ketemu. Selama ini pernah
Berdasarkan hasil wawancara, petugas di tak ketemu, sering, tetapi tidak pernah
unit rekam medis ada yang pernah mengikuti hilang”(Informan 1,2,6).
pelatihan dan ada juga yang belum pernah Berdasarkan hasil wawancara dengan
mengikuti pelatihan, sesuai dengan pernyataan informan, penyedian material dalam
informan berikut ini: pengelolaan unit rekam medis disediakan
“Belum pernah diadakan dari rumah sakit, jadi terlebih dahulu atau ada stoknya dan dipesan
sampai sejauh ini kami mengambil yang dari dari luar, sesuai dengan pernyataan informan
alumnus dari jurusan rekam medis, sementara sebagai berikut:
itu kalaupun ada pelatihan dari luar apabila
2018, Jurnal KesMARS 1 (1) : 20-25

“Ya, kita pesan diluar tiap perbulan” (Informan PEMBAHASAN


I,3,4). Unsur Man (SDM) pengolahan Rekam
“Sudah, kalau penyediannya dari rumah sakit. Medis
Kalau itu kan kita sendiri yang tau kurang Dari hasil penelitian yang dilakukan
apa,jadi nanti kita pengajuan apa yang penulis bahwa Sumber Daya Manusia dalam
diperlukan” (Informan 2,5,6).
pengolahan Rekam Medis berjumlah 5 orang
yaitu 2 orang berlatar belakang pendidikan D3
Unsur Methods (Metode) Pengolahan
Rekam medis, 2 perawat dan 1 orang berlatar
Rekam Medis
belakang pendidikan D3 kebidanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketersediaan sumber daya manusia belum
informan, pengelolaan unit rekam medis
mencukupi sehingga petugas di unit rekam
berdasarkan unsur methods (metode)
medis bekerja secara merangkap, tetapi jumlah
pengelolaan belum ada SPO rekam medis
pasien yang berobat tidak banyak.
tetapi berjalan seperti penyimpanan,
Menurut Notoadmojo (2010), Ada dua
pengcodingan dan pelaporan hanya mengikuti
aspek yang dilihat dalam sumber daya
kebiasaan yang sudah ada sesuai dengan
manusia, yakni Kuantitas, kualitas. Menurut
pernyataan informan berikut ini:
DepKes RI (1997), dalam rangka melakukan
“SPO gak ada sich, selama ini kalau aku mah
ngikuti aja yang telah ada. Jadi kita sich gak ada pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan
patokan, apa yang tugas kita ya itu yang kita dan keterampilan, direktur rumah sakit
kerjain gitu dan tidak ada kendala selama ini berkewajiban meningkatkan pendidikan
kalau tidak ada SPO.kalau kendala gak ada SPO petugas-petugas rekam medis dengan
sich gak ada, selama ini lancar-lancar aja ketentuan yaituUntuk RSU kelas C & RS
pelayanannya. Perencanaan ada tapi setelah setara:2 orang DIII RM dan Semua staf rekam
akreditas” (Informan 1,2,3,4). medis mempunyai STLP rekam medis
“belum, gk tau kenapa. Standar pengolahan minimal 20 jam.
rekam medis dari kebijakan rumah sakit sendiri” Berdasarkan teori dan hasil penelitian
(Informan 5,6).
peneliti berasumsi Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil wawancara dengan dalam pengolahan Rekam Medis sudah ada
Informan, dalam pengolahan rekam medis dan sudah sesuai dengan latar belakang D3
sudah ada kebijakan yaitu dimasukkan ke rekam medis
dalam POP organisasi (Pokok-pokok
Organisasi dan Prosedur) yaitu berupa tugas Unsur Material dan machines Pengolahan
dan tanggung jawab, sesuai dengan pernyataan Rekam Medis
informan sebagai berikut: Berdasarkan penelitian dengan informan
“Iya, kalau kebijakan itu kita masuk ke dalam
penelitian, ketersediaan material dan machines
POP organisasi yaitu peraturan pokok misalnya
sebagai tugas perawat kebidanan tugasnya apa, di unit rekam medis masih belum memadai,
rekam medis tugasnya apa. Tapi bukan SOP, belum menggunakan SIMRS di rekam medis
kami POP itu. Iya kalau dibilang rumah sakit dalam penggunaan tracer dibagian
militer dengan rumah sakit diluar itu memang penyimpanan, tetapi di pengcodingan sudah
beda. Kalau untuk POP kita secara kesuluruhan menggunakan aplikasi INA-CBGs.
tugas dan tanggung jawab di unit rekam medis Proses pelaksanaan kegiatan, manusia
dan tidak dibuat perinciannya karena itu seperti menggunakan bahan-bahan (materials) karena
satker layanan diTNI misalnya dinas operasi dianggap pula sebgai alat atau sarana
dalam satu shift, jadi POPnya memang begitu.” manjemen untuk mencapai tujuan (Manulang,
(Informan 1,3,4).
2012).
“Kebijakan sudah ada, dan pasti ngikuti karena
sesuai dengan perintah” (Informan 2,5,6).
2018, Jurnal KesMARS 1 (1) : 20-25

Menurut PerMenKes RI Nomor 82 tahun SIMPULAN


2013 pasal 3, setiap rumah sakit wajib Berdasarkan unsur Man (SDM) dalam
menyelenggarakanSIMRS. Penyelenggaran pengolahan rekam medis secara kuantitas dan
SIMRS dapat menggunakan aplikasi dengan kualitas belum sesuai tetapi penempatan SDM
kode sumber terbuka (open source) yang rekam medis tamatan DIII rekam medis jika
disediakan oleh kementrian kesehatan atau kekurangan SDM maka dibantu dengan
menggunakan aplikasi yang dibuat rumah profesi lain. Unsur Material dan Machines
sakit. pengolahan rekam medis belum SIMRS.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian Unsur methods pengolahan rekam medis
peneliti berasumsi ketersediaan material dan masih belum ada SPO hanya mengikuti
machines di unit rekam medis masih kebijakan dari rumah sakit yaitu POP (Pokok-
menggunakan manual karena belum pokok Organisasi dan Prosedur).
menggunakan SIMRS, Menurut PerMenKes
RI Nomor 82 tahun 2013 pasal 3, setiap rumah DAFTAR PUSTAKA
sakit wajib menyelenggarakan SIMRS.
Depkes RI. (1997). Pedoman Pengelolaan
Unsur Methods (Metode) Pengolahan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia
Rekam Medis Revisi II. Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dengan
informan, pengelolaan unit rekam medis Depkes RI. (2006). Pedoman
berdasarkan unsur methods (metode) Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam
pengelolaan belum ada SPO rekam medis Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi II.
tetapi berjalan seperti penyimpanan, Jakarta.
pengcodingan dan pelaporan hanya mengikuti
kebiasaan yang sudah ada. Ekotama, S. (2015). Pedoman Mudah
SOP (Standar Operarating Prosedur) Menyusun SOP. Yogyakarta: Media
adalah sistem yang disusun untuk Pressindo.
memudahkan, merapikan, dan menertibkan
pekerjaan kita. Sistem ini berisi urutan proses Manulang. (2012). Dasar-dasar Manajemen.
melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir Yogyakarta: Gadjah Mada University
(Ekotama, S, 2015). Press.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian
peneliti berasumsi unsur methods (metode) Notoatmodjo, S. (2010). Pengembangan
dlam pengolahan rekam medis harus ada Sumber Daya Manusi. Jakarta: Rineka
karena sistem yang disusun untuk cipta.
memudahkan, merapikan, dan menertibkan
pekerjaan. PerMenKes RI Nomor 82 Tahun 2013. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit.

Undang-undang. (2009). Undang-undang


Kesehatan RI No 44. Jakarta: Sinar Grafika.

Anda mungkin juga menyukai