1. Difteri
hilang nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul
berakibat kematian.
2. Pertusis
Pertusis disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah
tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala penyakit
adalah pilek, mata merah, bersin, demam dan batuk ringan yang
3. Tetanus
1
dalam. Gejala awal penyakit adalah kaku otot panda rahang,
4. Tuberculosis
nyeri dada dan (mungkin) batuk darah. Gejala lain tergantung pada
dan kematian.
5. Campak
2
dan tangan serta kaki. Komplikasi campak adalah diare hebat,
6. Poliomyelitis
oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1,
segera ditangani.
7. Hepatitis B
klinis akut yang ada adalah merasa lemah, gangguan perut dan
gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat.
Warna kuning bisa terlihat pula pada mata ataupun kulit. Penyakit
3
ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan Cirrhosis hepatic, kanker
seseorang.
1. Penggolongan Vaksin
golongan yaitu :
di Indonesia adalah :
1) Indikasi
4
Sebelum disuntikkan vaksin harus dilarutkan terlebih
5ml).
ADS 0,05 ml
lewat 3 jam.
3) Kontra indikasi
4) Efek samping
5
Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan
b. Vaksin DPT
1) Indikasi
minggu (1 bulan).
3) Kontra indikasi
4) Efek samping
6
Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti : lemas,
c. Vaksin TT
1) Indikasi
3) Kontra indikasi
7
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.
4) Efek samping
d. Vaksin DT
1) Indikasi
tetanus.
Td.
3) Kontra indikasi
4) Efek samping
e. Vaksin Polio
8
1) Indikasi
3) Kontra indikasi
4) Efek samping
f. Vaksin Campak
1) Indikasi
9
(booster) pada usia 6 - 7 tahun (kelas 1 SD) setelah
kelas 1-6.
3) Kontra indikasi
4) Efek samping
setelah vaksinasi.
g. Vaksin Hepatitis B
1) Indikasi
10
Pemberian sebanyak 3 dosis, dosis pertama diberikan
3) Kontra indikasi
4) Efek samping
h. Vaksin DPT/HB
1) Indikasi
3 dosis.
3) Efek samping
11
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan
1. Lemari Es
tersebut adalah :
12
+20 C atau diatas +80 C.
Perubhaan thermostat tidak dapat merubah suhu lemari
es dalam sesaat.
Perubahan suhu dapat diketahui setelah 24 jam
13
A. Pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
oleh vaksin.
b. Kesalahan program
14
Dosis antigen (terlalu banyak)
Penyimpanan vaksin
c. Kebetulan (Coincidental)
15
e. Penyebab tidak diketahui, Penyebab kejadian tidak dapat
ditetapkan.
Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan
pusat, serta reaksi lainnya. Pada umumnya makin cepat KIPI terjadi
3. Surveilans KIPI
imunisasi.
16
Memperkirakan Angka kejadian KIPI (rasio KIPI) pada suatu
populasi.
Pelaporan KIPI
Gejala klinis yang timbul dan atau diagnosis (bila ada) bila tidak
KIPI.
17
Adakah tuntutan dari keluarga.
- Anafilaksis
inconsolable screaming).
- Sepsis
lebih).
- Ensalopati
- Kejang
- Meningitis aseptic
- Trombositopenia
- Meninggal, dirawat di RS
18
- Abses didaerah suntikan
- Neuritis Brakhial
hari.
- Limfadenitis
- Dissemnated BCG-itis
- Osteitis/Osteomielitis.
- Semua kematian
19
terjadi) dan manifestasi ½-1 tablet
sistemik
Reaksi Nyeri, bengkak, Kompres
Arthus indurasi dan Parasetamol
edema ½-1 tablet
Terjadi akibat Dirujuk dan
reimunisasi pada dirawat di RS
pasien dengan
kadar antibody
yang masih tinggi
Timbul beberapa
jam dengan
puncaknya 12-36
jam setelah
imunisasi
Reaksi Demam, lesu, Berikan minum
umum nyeri otot, nyeri hangat dan
(sistemik) kepala dan selimut
menggigil Parasetamol -1
tablet
Kolaps/kea Episode hipotonik Rangsang
daan hiporesponsif dengan
seperti Anak tetap sadar wangian atau
syok tetapi tidak bahan yang
bereaksi terhadap merangsang
rangsangan Bila belum
Pada dapat diatasi
pemeriksaan dalam waktu
frekuensi, 30 menit
amplitude nadi segera rujuk ke
serta tekanan Puskesmas
darah tetap dalam terdekat
batas normal.
Sindrom Lumpuh layu, Rujuk segera Perlu untuk
Gullain- simetris, ke RS untuk survey AFP
Barre asendens perawatan dan
(jarang (menjalar keatas) pemeriksaan
terjadi) biasanya tungkai labih lanjut
bawah.
Ataksia
Penurunan
refleksi tendon
Gangguan
menelan
Gengguan
20
pernafasan
Parestesi
Meningimus
Tidak demam
Peningkatan
protein dalam
cairan
serebrospinal
tanpa pleositosis
Terjadi antara 5
hari-6 minggu
setelah imunisasi
Perjalanan
penyakit dari 1
s/dan 3-4 hari
Prognosis
umumnya baik
Neuritis Nyeri di dalam Parasetamol
brakial terus menerus ½-1 tablet
(Neuropati pada daerah bahu Bila gejala
pleksus dan lengan atas menetap rujuk
brakilalis) Terjadi 7 jams/dan ke RS untuk
3 minggu setelah fisioterapi
imunisasi
Syok Terjadi mendadak Suntikan
anafilaksis Gejala klasik, adrenalin
kemerahan 1:1000, dosis
merata, edem. 1-0,3 ml
Urtikaria, sembab Jika pasien
pad kelopak mata, membaik dan
sesak, nafas stabil
berbunyi dilanjutkan
Jantung berdebar dengan
kencang suntikan
Anak deksametason
pingsan/tidak (1amp)
sadar secaraintraven
Dapat pula terjadi a/intramuscular
langsung berupa Segera pasang
tekanan darah infuse NaCL
menurun dan 0,9% 12
pingsan tanpa tetes/menit
diketahui gejala Rujuk ke RS
lain. terdekat
2 Tatalaksa
21
na
Program
Abses Bengkak dan Kompres Jika tidak
dingin keras, nyeri hangat ada
daerah bekas Parasetamol perubahan
suntikan. Terjadi ½-1 tablet hubungi
karena vaksin puskesmas
disuntikan masih terdekat
dingin
Pembeng Bengkak disekitar Kompres Jika tidak
Kakan bekas suntikan hangat ada
Terjadi karena perubahan
penyuntikan hubungi
kurang dalam puskesmas
terdekat
Sepsis Bengkak disekitar Kompres
suntikan hangat
Demam Parasetamol
Terjadi karena ½-1 tablet
jarum suntik tidak Rujuk ke RS
steril terdekat
Gejala timbul 1
minggu atau lebih
setelah
peyuntikan
Tetanus Kejang, dapat Rujuk ke RS
disertai dengan terdekat
demam, anak
tetap sadar
Kelumpuha Lengan sebelah Rujuk ke RS
n/kelemah (daerah yang terdekat untuk
an otot disuntik), tidk bias fisioterapi.
digerakan
Terjadi karena
daerah
penyuntikan salah
(bukan
pertengahan
muskulus deltoid)
3 Faktor
penemu/pe
jamu
Alergi Pembengkakan Suntikan Tanyakan
bibir dan dexametason 1 pada orang
tenggorokan, amp im/iv. Jika tua adakah
22
sesak nafas berlanjut penyakit
eritema, papula pasang infuse alergi
terasa gatal NaCL 0,9% 12
Tekanan darah tetes/menit
menurun
Faktor Ketakutan Tenangkan Sebelum
psikologis Berteriak penderita. Beri penyuntikan
Pingsan minum air guru sekolah
hangat dapat
Beri memberikan
wewangian/alc pengertian
ohol dan
menenangka
n murid.
Bila berlanjut
hubungi
puskesmas
Koinsidens Gejala penyakit Tangani
(faktor terjadi secara penderita
kebetulan) kebetulan sesuai gejala
bersamaan Cari informasi
dengan waktu apakah ada
imunisasi kasus lain di
Gejala dapat sekitarnya
berupa salah satu pada anak
gejala KIPI yang tidak di
tersebut diatas imunisasi
atau bentuk lain Kirim ke RS
untuk
pemeriksaan
lebih lanjut
23