Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

Sistem Penanggulangan Bencana dan Sistem Pelayanan Kesehatan


Dosen : Ns. Arif Tirtana, M. Sc

Disusun Oleh :

Novriani Datumula
M16010022

Semester 7
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta
2019
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan potensi bahaya (hazard potency)
yang sangat tinggi, beberapa potensi tersebut antara lain adalah gempa bumi,
tsunami, banjir, letusan gunung berapi, tanah longsor, angin ribut, kebakaran
hutan dan lahan. Terdapat 2 (dua) kelompok utama potensi bencana di
wilayah Indonesia yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi
bahaya ikutan (collateral hazard). Potensi bahaya utama (main hazard) dapat
dilihat antara lain pada peta potensi bencana gempa di Indonesia yang
menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah dengan zonagempa yang
rawan, peta potensi bencana tanah longsor, peta potensi bencana letusan
gunung api, peta potensi bencana banjir.
Di rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya seringkali ditemukan
pelayanan kesehatan yang tidak maksimal. Misalnya seperti ketidakadilan
tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan, sikap yang kurang
menyenangkan, pemberian asuhan keperawatan yang tidak sesuai prosedur dan
tidak profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan. Adanya keadaan
seperti itu membuat klien merasa tidak puas, sehingga muncul komplain dan
ketidakpercayaan klien terhadap tenaga kerja dan instansi kesehatan yang ada.
Kondisi seperti itu akan terjadi jika rumah sakit, instansi dan tenaga
kerjanya kurang memahami dan tidak menjalankan sistem pelayanan kesehatan
dengan baik serta tidak maksimal dalam memanfaatkan fasilitas yang ada
dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu disusunlah makalah ini
dengan harapan mampu memperbaiki dan meningkatkan kinerja sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
B. Tujuan Penulisan
1. Apa yang dimaksud dengan sistem penanggulangan bencana ?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Penanggulangan Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian pcristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oieh faktor alam dan/atau faktor nonalam ulah tangan manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda serta dampak psikologis.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi. dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
Potensi bencana.
1. Bencana banjir. Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang
bersipat merusak, aliran arus air yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan
bergolak (turbulent) dapat menghanyutkan manusia, hewan dan
tumbuhan.

2. Bencana tanah longsor. Gerakan tanah atau tanah longsor yang mampu
merusak lingkungannya baik akibat gerakan tanah dibawahnya atau
karena penimbunan akibat longsor tersebut.
3. Bencana letusan gunung api.
4. Bencana Gempa Bumi. Adalah getaran partikel batuan atau goncangan
pada kulit bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba
akibat aktivitas tektonik (gempa bumi tektonik) dan rekahan akibat
naiknya fluida (magma, gas uap dll) dari dalam bumi menuju
kepermukaan, disekitar gunung api, getaran tersebut menyebabkan
kerusakan dan runtuhnya struktur bangunan yang menimbulkan
keruntuhan, disamping itu pula dampak lain yang ditimbulkan adalah
kebakaran, kecelakaan industri dan transfortasi, banjir akibat runtuhnya
bendungan dan tanggul.
5. Bencana Tsunami. Gelombang air laut yang membawa material baik
berupa sisa-sisa bangunan, tumbuhan dan material lainnya menghempas
segala sesuatu yang berdiri didatran pantai dengan kekuatan dahsyat.
Bangunan-bangunan yang mempunyai dimensi lebar dinding sejajar
dengan garis pantai atau tegak lurus dengan arah datangnya
gelombang akan mendapat tekanan yang paling kuat sehingga akan
mengalami kerusakan yang paling parah.
6. Bencana Kebakaran. Kebakaran yang terjadi dipengaruhi oleh faktor
alam berupa cuaca yang kering serta faktor manusia baik yang disengaja
maupun tidak, sedangkan kerusakan yang ditimbulkan

berupa kerusakan lingkungan, korban jiwa dan harta benda dampak


samping yang diakibatkan kebakaran adalah asap yang dapat
mempengaruhi kesehatan serta gangguan aktifitas penerbangan.
7. Bencana Kekeringan. Kekeringan akan berdampak bagi kesehatan
manusia, tanaman serta hewan baik secara langsung maupun tidak
langsung dampak dari bencana kekeringan ini seringkali secara
gradual/lambat, sehingga apabila tidak dipantau secara terus menerus
akan mengakibatkan bencana berupa hilangnya bahan pangan akibat
tanaman pangan ternak mati, petani kehilangan mata pencaharian,
sehingga berdampak urbanisasi.
8. Bencana Angin Siklon Tropis. Tekanan dan hisapan serta tenaga angin
meniup selama beberapa jam dapat mengakibatkan kerusakan pada
bangunan dan sarana umum kebanyakan angin topan disertai hujan deras
yang dapat menimbulkan bencana lain seperti tanah longsor dan banjir.
9. Bencana Wabah Penyakit. Wabah penyakit menular berdampak kepada
masyarakat yang sangat luas
10. Bencana Kegagalan Teknologi. Pada skala besar dapat mengancam
kestabilan ekologi secara global, ledakan instalasi dapat menyebabkan
korban jiwa, luka-luka dan kerusakan infrastruktur, kebakaran,
pencemaran udara, sumber air minum, tanaman, pertanian serta
terganggunya kestabilan ekologi secara global.

Kriteria Bencana.
1. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Nasional.
a. Bencana yang terjadi menyebabkan mekanisme sistem pemerintahan
di daerah tersebut, baik dalam kawasan satu provinsi atau lebih tidak
berfungsi.
b. Infrastruktur di kawasan daerah yang terkena bencana mengalami
rusak berat dan tidak berfungsi.
c. Korban manusia baik yang meninggal maupun luka, serta kerusakan
bangunan dan rumah tempat tinggal sangat banyak sehingga
menyebabkan unsur-unsur BPBD Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota
tidak mampu mengatasi akibat bencana tersebut.
d. Hasil data korban dan kerusakan daerah yang sangat banyak,
selanjutnya Presiden menetapkan Bencana Nasional.
2. Kriteria Bencana alam pada Skala Tingkat Provinsi.
a. Bencana alam yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya
mekanisme sistem pemerintahan di kawasan daerah yang terkena
bencana.
b. Infrastruktur hanya sebagian kecil yang tidak berfungsi.
c. Korban manusia dan kerusakan daerah yang timbul, unsur-unsur
BPBD Provinsi masih mampu mengatasi.
d. Unsur-unsur BPBD Provinsi masih mampu mengatasi terhadap
korban manusia dan kerusakan daerah yang timbul.

3. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Kabupaten/Kota.


a. Bencana yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya mekanisme
sistem pemerintahan di kawasan daerah yang terkena bencana.
b. Infrastruktur yang ada di kawasan tersebut semua berfungsi.
c. Unsur-unsur BPBD Kabupaten/Kota mampu mengatasi terhadap
timbulnya korban manusia maupun kerusakan daerah.
Korban Bencana.
a. Manusia. Korban manusia akibat suatu bencana baik yang
mengalami luka ringan, luka berat dan meninggal dunia.
b. Harta Benda. Korban harta benda akibat bencana dapat berupa
hilangnya atau rusaknya harta benda, tempat tinggal, hewan serta
sarana dan prasarana umum lainnya.
c. Lingkungan hidup. Kerusakan ataupun hilangnya sarana
prasarana lingkungan yang menyangkut kepentingan hidup
masyarakat secara umum.
Hakekat Penanggulangan Bencana.
a. Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari
upaya untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
b. Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara
Pemerintah dan masyarakat yang didasarkan pada partisipasi,
dukungan dan prakarsa masyarakat serta Pemerintah Daerah.

c. Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum


terjadinya bencana yang meliputi kegiatan pencegahan,
penjinakan dan kesiapsiagaan untuk memperkecil, mengurangi
dan memperlunak dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
d. Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan
pembangunan yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan
masyarakat dan meningkatkan kehidupan dan penghidupan
masyarakat secara lahir batin.
Asas Penanggulangan Bencana.
a. Kemanusiaan. Memberikan perlindungan dan penghormatan
hak-hak azasi manusia, harkat dan martabat setiap warga negara
dan penduduk Indonesia secara proporsional.
b. Keadilan. Setiap materi muatan ketentuan dalam
penanggulangan bencana harus mecerminkan keadilan secara
proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.
c. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.
Penanggulangan bencana tidak boleh berisi hal-hal yang
membedakan latar belakang antara lain, agama, suku, golongan,
gender atau status sosial.
d. Keseimbangan, Keselarasan dan Keserasian. Dalam
penanggulangan bencana harus mencerminkan keseimbangan
kehidupan sosial dan lingkungan, keselarasan tata kehidupan dan
lingkungan serta mencerminkan keserasian lingkungan dan
kehidupan sosial masyarakat.

e. Ketertiban dan kepastian hukum. Penanggulangan bencana harus


dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui
jaminan adanya kepastian hukum.
f. Kebersamaan. Penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi
tugas dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat yang dilakukan secara gotong royong.
g. Kelestarian lingkungan hidup. Materi muatan ketentuan
dalam penanggulangan bencana mencerminkan kelestarian
lingkungan untuk generasi sekarang dan untuk generasi yang
akan datang demi untuk kepentingan bangsa dan negara.
h. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penanggulangan bencana
harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
optimal sehingga mempermudah dan mempercepat proses
penanggulangan bencana baik pada tahap pencegahan, pada saat
terjadi bencana maupun pada tahap pasca bencana.
Tujuan Penanggulangan Bencana.
a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana.
b. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.
c. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.
d. Menghargai budaya lokal.
e. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta.

f. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan


kedemawanan.
g. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana.
a. Cepat dan tepat. Dalam penanggulangan harus dilaksanakan secara cepat
dan tepat sesuai dengan tuntunan keadaan.
b. Prioritas. Apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus
mendapat prioritas dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan manusia.
c. Koordinasikan dan keterpaduan. Penanggulangan bencana didasarkan
pada koordinasi yang baik dan saling mendukung. Sedangkan
keterpaduan adalah penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai
sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerja sama yang baik dan
saling mendukung.
d. Berdaya guna dan berhasil guna. Yang dimaksud dengan berdaya guna
adalah dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan. Sedangkan berhasil
guna adalah kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna dalam
mengatasi kesulitan masyarakat.
e. Transparansi dan akuntabilitas. Yang dimaksud dengan transparansi pada
penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat

i. dipertanggung jawabkan, sedangkan akuntabilitas berarti dapat


dipertanggung jawabkan secara etik dan hukum.
f. Kemandiriaan. Bahwa penanggulangan bencana utamanya harus
dilakukan oleh masyarakat didaerah rawan bencana secara swadaya.
g. Nondiskriminasi. Bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak
memberikan perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku,
agama, ras dan aliran politik apapun.
h. Nonproletisi. Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan
agama atau kenyakinan terutama pada saat pemberian bantuan dan
pelayanan darurat bencana.
Pentahapan Penanggulangan Bencana.
1. Pra Bencana.
Dalam situasi tidak terjadi bencana.
Perencanaan penanggulangan bencana meliputi :
1. Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana.
2. Pemahaman kerentanan masyarakat.
3. Analisa kemungkinan dampak bencana.
4. Pilihan tindakan pengurangan resiko bencana.
5. Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak
bencana.
6. Alokasi tugas, kewewenangan dan sumber daya yang tersedia.
7. Penyusunan rencana penanggulangan bencana dikoordinasikan
dengan : BNPB untuk tingkat nasional, BPBD untuk tingkat
Provinsi, BPBD untuk tingkat Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh
pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya untuk
jangka waktu 5 tahun.
8. Rencana penanggulangan bencana ditinjau secara berkala setiap 2
tahun sekali atau sewaktu waktu bila terjadi bencana.
9. Penyusunan rencana penanggulangan bencana dilakukan
berdasarkan pedoman yang ditetapakan oleh kepala BNPB.
Pengurangan resiko bencana dilakukan untuk mengurangi ancaman
dan kerentanan serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
menghadapai bencana melalui kegiatan :
1) Pengenalan dan pemantauan resiko bencana.
2) Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana.
3) Pengembangan budaya sadar bencana.
4) Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan
bencana.
5) Penerapan upaya fisik dan non fisik dan pengaturan
penanggulangan bencana.
6) Untuk melakukan upaya pengurangan resiko bencana dilakukan
penyusunan rencana aksi pengurangan resiko baik secara
nasional maupun daerah.
Pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi ancaman dan
kerentanan pihak yang terancam bencana dengan melakukan
kegiatan meliputi :

1) Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber


bahaya/ancaman bencana.
2) Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam
yang secara tiba-tiba berpotensi menjadi sumber bencana.
3) Pemantauan penggunaan tehnologi.
4) Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.
5) Penguatan ketahanan sosial masyarakat.
Pemaduan dalam Perencanaan Pembangunan. Dilakukan
oleh pemerintah atau pemerintah daerah melalui
koordinasi,integrasi dan sinkronisasi dengan cara mencantumkan
unsur-unsur rencana penanggulangan bencana kedalam rencana
pembangunan pusat dan daerah.
Persyaratan Analisis Resiko Bencana. Setiap kegiatan
pembangunan yang mempunyai resiko tinggi yang dapat
menimbulkan bencana dilengkapi analisis resiko bencana sebagai
bagian dari usaha penanggulangan bencana sesuai
kewenangannya, dan ditetapkan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ditunjukkan dalam
dokumen yang disyahkan oleh pejabat pemerintah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, selanjutnya BNPB melakukan
pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaannya.
Kesiapsiagaan dalam situasi terdapat potensi
terjadinya bencana dilakukan melalui :
a. Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan darurat
bencana.
b. Pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistim
peringatan dini.
c. Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan
kebutuhan dasar.
d. Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan dan geladi tentang
mekanisme tanggap darurat.
e. Penyiapan lokasi evakuasi.
f. Penyusunan data akurat, informasi dan pemutahiran
prosedur tetap tanggap darurat bencana.
g. Penyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatan
untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.
h. Peringatan Dini. Dilakukan untuk pengambilan tindakan
cepat dan tepat dalam rangka mengurangi resiko terkena
bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat dan
dilakukan melalui :
Pengamatan gejala bencana.
1) Analisis hasil pengamatan gejala bencana.
2) Pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang.
3) Penyebar luasan informasi tentang peringatan bencana
4) Pengambilan tindakan oleh masyarakat.
Dilakukan untuk mengurangi resiko bencana bagi masyarakat
yang berada pada kawasan rawan bencana, yang dilakukan
melalui :
1) Pelaksanaan tata ruang yang
berdasarkan analisis resiko bencana.
2) Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur dan
tata bangunan.
3) Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan baik
secara konvensional maupun modern.
Tanggap Darurat.
Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi
kerusakan dan sumber daya dilakukan untuk mengidentifikasi :
1) Cakupan lokasi bencana.
2) Jumlah korban.

3) kerusakan prasarana dan sarana.


4) Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta
pemerintahan.
Pada saat status keadaan darurat bencana ditetapkan BNPB dan
BPBD memiliki kemudahan akses dibidang :
1) Pengerahan sumber daya manusia.
2) Pengerahan peralatan
3) Pengerahan logistik.
4) Imigrasi, cukai dan karantina.
5) Perijinan.
6) Pengadaan barang dan jasa.
7) Pengelolaan dan pertanggung jawaban uang / barang.
8) Penyelamatan.
9) Komando untuk memerintahkan instansi/lembaga.
Penyelamatan dan Evakuasi Korban. Pada tahap ini
dilakukan dengan memberikan pelayanan kemanusiaan yang
timbul akibat bencana yang terjadi pada suatu daerah melalui
upaya :
1) Pencarian dan penyelamatan korban
2) pertolongan darurat.

3) Evakuasi korban dan pemakaman korban yang meninggal

dunia.
4) Pemenuhan Kebutuhan Dasar.
B. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Berikut adalah pengertian pelayanan kesehatan menurut para ahli:
1. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo
Pelayanan kesehatan adalah subsistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
2. Menurut Azwar (1996)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan perseorangan, keluarga kelompok ataupun
masyarakat.
3. Menurut Depkes RI (2009)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat.
4. Menurut Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Dari pengertian-pengertian diatas, disimpulkan bahwa pelayanan
kesehatan adalah semua jenis pelayanan di bidang kesehatan dalam bentuk
peningkatan taraf kesehatan, perencanaan dan rehabilitasi yang diberikan
seseorang atau kelompok kepada orang lain
dalam suatu lingkungan tertentu.
Pengertian Sistem Pelayanan Kesehatan
Berikut ini adalah pengertian Sistem Pelayanan Kesehatan menurut
para ahli:
Menurut Dubois & Miley (2005 : 317) :
• Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan pelayanan
interdisipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas
diagnosis, treatmen, rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan untuk masyarakat pada seluruh kelompok umur dan dalam
berbagai keadaan.
• Berbagai sistem pelayanan kesehatan meliputi: pelayanan kesehatan
masyarakat, rumah sakit-rumah sakit, klinik-klinik medikal, organisasi-
organisasi pemeliharaan kesehatan, lembaga kesehatan rumah,
perawatan dalam rumah, klinik-klinik kesehatan mental, dan
pelayanan-pelayanan rehabilitasi.
• Pekerja sosial bekerja dalam berbagai sistem pelayanan kesehatan.
Menurut Zastrow (1982 : 319 – 322) , sistem pelayanan kesehatan
diorganisasi dalam komponen :
1) Praktek dokter sendiri, kurang disupervisi, hanya bertanggungjawab
kepada pasien, relatif terisolasi.
2) Setting pelayanan rawat jalan berkelompok, seperti balai-balai
pengobatan atau klinik-klinik khusus (seperti klinik ginjal, balai
pengobatan gigi) atau yang diselenggarakan di perguruan tinggi atau
sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik, di perusahaan-perusahaan atau
tempat-tempat kerja lain.
3) Setting Rumah sakit
4) Perawatan dalam rumah
5) Pelayanan kesehatan masyarakat yang diorganisir dalam berbagai
tingkatan: lokal, regional, oleh pemerintah pusat atau nasional, dan
internasional.
Menurut Johntson, M. (1988: 7 - 18) ,
Sistem Pelayanan kesehatan terbagi ke dalam subsistem:
1) Yang menitik beratkan pada pelayanan kuratif
2) Yang menitik beratkan pada pelayanan promotif dan preventif
Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
1 .Primary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama )
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada
masyarakat yang memiliki masalah ringan atau masyarakat sehat
ini mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera
sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah layanan
kesehatan dasar.Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh
puskesmas atau balai kesehatan masyarakat, dll.
2. Secondary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua )
Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat yang
membutuhkan perawatan dirumah sakit dan tersedia tenagas
pesialis atau sejenisya.
3 Tertiary Health Service ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Tingkat pelayanan kesehatan ini digunakan apabila tingkat
pertama dan kedua tidak lagi digunakan. Pelayanan ini
membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis dan sebagai
rujukan utama seperti rumah sakit A atau B.
Lembaga Pelayanan Kesehatan
1. Rawat Jalan
Lembaga pelayana kesehatan ini bertujuan memberikan pelayanan
kesehatan pada tingkat pelaksanaan diagnosis dan pengobatan pada
penyakit yang akut atau mendadak dan kronis yang dimungkinkan tidak
terjadi rawat inap. Lembaga ini dapat dilaksanakan pada klinik-
klinik kesehatan, seperti klinik dokter spesialis,
klinik perawatan spesialis dan lain-lain.
2. Institusi
Institusi merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya
cukup dalam memberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan, pusat
rehabilitasi, dan lain-lain.
3. Hospice
Lembaga ini bertujuan memberikan pelayan kesehatan yang
difokuskan kepada klien yang sakit terminal agar lebih tenang dan dapat
melewati masa-masa terminalnya dengan tenang. Lembaga ini biasanya
digunakan dalam home care.
4.Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang
dilakukan pada klien dan keluarganya sebagaimana pelaksanaan
perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-lain.
Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan
1. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Baru
Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga
sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti
perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit
penyembuhannya, maka digunakanlah alat seperti laser, terapi
perubahan gen, dll. Maka pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya
yang cukup besar dan butuh tenaga yang profesional di bidang tertentu.
2. Pergeseran Nilai Masyarakat
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan
memiliki kesadaran yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan
pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang
memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran yang rendah
terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan.
3. Aspek Legal Dan Etik
Dengan tingginya kesadarn masyarakat terhadap penggunaan atau
pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula
tuntunan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku
memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan secra profesional dengan memperhatikan norma
dan etik yang ada dalam masyarakat.
Strategi Pelayanan Kesehatan
A. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
B. Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga,
masyarakat dan lingkungan
C. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
D. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat
Tujuan Pelayanan Kesehatan
1. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan)
2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit)
3. Kuratif (penyembuhan penyakit)
4. Rehabilitasi (pemulihan)
Tingkat Pelayanan Kesehatan
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui
peningkatan kesehatan. Contohnya seperti kebersihan perorangan,
perbaikan sanitasi lingkungan, dll.
2. Specific Protection (Perlindungan Khusus)
Melindungi masyarakat dari bahaya atau penyakit-
penyakit tertentu. Contohnya seperti imunisasi, perlindungan keselamatan
kerja.
3. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis
Dini Dan Pengobatan Segera)
Tingkat dimana sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Tingkat ini
dilaksanakan dalam mencegah meluasnya penyakit. Contohnya
seperti survei pencarian kasus baik secara individu maupun masyarakat,
pencegahan terhadap meluasnya kasus, dll.
4. Disability Limitation (Pembatasan Cacat)
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak
mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang
ditimbulkan. Contohnya seperti perawatan untuk menghentikan penyakit,
pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan, dll.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Dilaksanakan setelah pasien didiagnosa sembuh. Sering pada tahap
ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan. Sebagaimana
program latihan-latihan yang diberikan pada pasien, memberikan fasilitas
agar pasien memiliki gairah hidup kembali ke masyarakat, dll.
Syarat Pelayanan Kesehatan
1. Tersedia dan Berkesinambungan
Pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia dimasyarakat serta
Bersifat berkesinambungan, artinya semua pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan.
2. Dapat Diterima dan Wajar
Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat.
3. Mudah Dicapai
Dipandang sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan
kesehatan yang baik pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat
penting
4. Mudah Dijangkau
Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat
diupayakan biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat.
5. Bermutu
Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa
pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode
etik serta standar yang telah ditetapkan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian pcristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oieh
faktor alam dan/atau faktor nonalam ulah tangan manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta
dampak psikologis.
Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu wadah atau usaha untuk
meningkatkan taraf kesehatan yang ditujukan langsung kepada individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat, dengan pelayanan integrasi maupun
pelayanan menyeluruh yang meliputi usaha promotif, preventif , kuratif dan
rehabilitatif.
B. Saran
Meskipun makalah ini masih belum sempurna, maka disarankan kepada pembaca
kiranya dapat mempelajari dan mengetahui prinsip dasar penanggulangan bencana. Dengan
demikian dapat turut serta dalam pengendalian dini bencana yang akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
PUSAT TERITORIAL ANGKATAN DARAT
PUSAT PENDIDIKAN TERITORIAL
Alimul Hidayat A. Aziz. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit
Salemba Medika. Jakarta.
http://www.nursingppni.blogspot.com/p/sistem-pelayanan.html diakses pada 3
November 2013 pukul 20.37
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/sistem-
pelayanan-kesehatan/diakses pada 3 November 2013 pukul 20.58
http://www.aamaulana96.blogspot.com/ diakses pada 4 November 10.34
http://www.baguselek.blogspot.com/ diakses pada 4 November pukul 11.08

Anda mungkin juga menyukai