Anda di halaman 1dari 11

1.

Visi , Misi dan nilai BKKBN

VISI
Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang
dan keluarga berkualitas

MISI
 Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan.
 Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
 Memfasilitasi Pembangunan Keluarga.
 Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga.
 Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.

Tiga Nilai Revolusi Mental


 Integritas (jujur, dipercaya, disiplin, bertanggung jawab, dan tidak munafik)
Integritas berasal dari bahasa Perancis intégrité atau Latin integritas, yang memiliki akar
kata integer, yang berarti utuh, menyatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Pada intinya,
integritas berarti kata menjadi satu dengan perbuatan. Hal ini harus dimaknai sebagai apa
yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita ucapkan.
 Etos kerja (kerja keras, kerja cerdas, berdaya saing, optimis, inovatif, dan produktif)
Etos berasal dari bahasa Latin modern, Yunani ethos, yang berarti karakter asli, karakter
bawaan, yang membedakan seseorang atau kelompok dari yang lain. Menurut KBBI, etos
adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan social, sementara etos kerja berarti
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
 Gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunal, dan berorientasi pada kemaslahatan
umum)
Menurut KBBI, gotong royong, berarti bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-
membantu). Makna nilai gotong royong mirip dengan nilai kerja sama, yang merupakan
salah satu nilai yang dianut BKKBN. Dengan menerapkan gotong royong, berarti kita dapat
meninggalkan mentalitas silo, kondidi di mana salah satu atau banyak bagian organisasi
bekerja secara terpisah dari yang lain. Dengan bergotong royong, kita akan dapat
bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Tujuan dan target program KB Nasional
a. tujuan utama program KB Nasional adalah untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi.
b. sasaran gerakan KB adalah (1) Pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan suami istri
yang hidup bersama dimana istrinya berusia 15-45 tahun yang harus dimotivasi terus-
menerus, (2) Non PUS yaitu anak sekolah, orang yang belum menikah, pasangan di atas
45 tahun, tokoh masyarakat, (3) Institusional yaitu berbagai organisasi, lembaga
masyarakat, pemerintah dan swasta.

3. Pengertian Piramida Penduduk


Piramida Penduduk adalah grafik yang menyajikan data penduduk berdasarkan umur, jenis
kelamin dan daerah suatu penduduk.
Piramida penduduk disajikan dalam dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukan
jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukan jumlah oenduduk perempuan
dalam kelompok interval usia peduduk lima tahunan. Yang laki-laki digambarkan di sebelah
kiri dan kanan untuk wanita.
Macam Bentuk Piramida Penduduk
Perlu diketahui bahwa piramida penduduk bisa berbeda di tiap wilayah atau negara, namun
tetap patokan dasarna ada 3 bentuk, yaitu :
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Gambar Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Digambarkan seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang
berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia,
Filipina, India.
Ciri-ciri Piramida Expansive :
 Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
 Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
 Tingkat kelahiran bayi tinggi
 Pertumbuhan penduduk tinggi

2. Piramida Penduduk Stasioner (Granat)


Gambar Piramida Penduduk
Stasioner (Granat)
Piramida Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada
piramida ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner). Biasanya terdapat
di negara maju seperti : Singapura, Jepang.
Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :
 Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
 Tingkat kelahiran rendah
 Tingkat kematian rendah
 Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.

3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)

Gambar Piramida Penduduk Tua (Constructive)


Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua.Nah kalau yang ini
kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti Batu Nisan. Piramida ini
menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian sangat tinggi, jadinya
pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia

Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua :


 Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit.
 Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian.
 Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
Dengan ketiga bentuk piramida tersebut, seseorang bisa mengetahui kondisi dari negara
tersebut walau dalam bentuk grafik seperti ini. Disimpulkan juga bahwa negara maju lebih
banyak memiliki grafik Piramida Penduduk Stasioner.

4. Posyandu
Definisi Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006).
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
Tujuan Posyandu
Tujuan posyandu antara lain:
a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan
dan nifas.
b. Membudayakan NKBS
c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB
serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

Kegiatan Pokok Posyandu


a. KIA
b. KB
c. Imunisasi
d. Gizi
e. Penanggulangan diare
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

Pelaksanaan Layanan Posyandu


Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:

Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
a. Imunisasi
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi.
c. Pembagian pil KB atau kondom.
d. Pengobatan ringan.Konsultasi KB.
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan
meja pelayanan medis.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik
Keberhasilan Posyandu berdasarkan:
D Æ Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.
N Æ Berhasil tidaknya program posyandu.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)
Kegiatan Posyandu

1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak


Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan khusus
terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya tidak
cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah
KMS.
a. Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.
b. Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/
bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
c. Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.
d. Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.

Pelayanan Tambahan yang Diberikan

a. Pelayanan bumil dan menyusui.


b. Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegenerasikan dengan
program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.
c. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan sebagainya
d. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
e. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
f. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
g. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.
h. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan
lingkungan pemukiman.
i. pemanfaatan pekarangan.
j. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.
k. Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.
(Bagian Kependudukan dan Biostatik FKM USU. 2007)
Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi,
penanggulangan diare.

1. Kesehatan ibu dan anak

Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilandan nifas, Pelayanan


peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah, Imunisasi TT untuk
ibu hamil.
Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari kurangnya vitamin
A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas Kesehatan RI.
2006: 95)

Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu (Dinas


Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan
pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari
penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status
pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu baik
maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.

KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan melihat garis
pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui status
pertumbuhan anaknya.

Kriteria Berat Badan balita di KMS:

Berat badan naik :


Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertamabah ke pita
warna diatasnya.
Berat badan tidak naik :
Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau naik tapi
pindah ke pita warna di bawahnya.

Berat badan dibawah garis merah


Merupakan awal tanda balita gizi buruk Pemberian makanan tambahan atau PMT, PMT
diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu. (Departemen Kesehatan RI.
2006: 104)

2 Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB, dan suntik
KB.

3 Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi.

Macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah


BCG untuk mencegah penyakit TBC.
DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

4 Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat untuk
meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan gizi balita di
posyandu yang dilakukan oleh kader berupa memberikan penyuluhan tentang ASI, status
gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada
balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).

5 Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127). Melakukan rujukan pada
penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI.
2006: 129). Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu.
(Departemen Kesehatan RI. 2006: 132)
5. Jumlah penduduk
Berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
2013 jumlah penduduk Indonesia pada 2018 mencapai 265 juta jiwa. Jumlah
tersebut terdiri dari 133,17 juta jiwa laki-laki dan 131,88 juta jiwa perempuan.

6. UU PErkawinan

Berdasarkan Pasal 6 UU No. 1/1974 tentang perkawinan, syarat melangsungkan


perkawinan adalah hal-hal yang harus dipenuhi jika akan melangsungkan sebuah
perkawinan. Syarat-syarat tersebut yaitu:

Ada persetujuan dari kedua belah pihak.

Untuk yang belum berumur 21 tahun, harus mendapat izin dari kedua orang tua. Atau jika
salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal atau tidak mampu menyatakan kehendaknya,
maka izin dapat diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau orang tua yang mampu
menyatakan kehendaknya.

Bila orang tua telah meninggal dunia atau tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka
izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah
dalam garis keturunan lurus ke atas.

Bagi yang beragama Islam, dalam perkawinan harus ada (Pasal 14 Kompilasi Hukum
Islam (KHI):

Calon istri, Calon suami, Wali nikah, Dua orang saksi, Ijab dan Kabul, Menggugat UU
Perkawinan ke Mahkamah Konstitusi

Pada pertengahan tahun 2014, seorang mahasiswa dan 4 alumni Fakultas Hukum
Universitas Indonesia menggugat Undang-undang Perkawinan ke Mahkamah Konstitusi
khususnya Pasal 2 ayat 1 UU No. 1/1974 yang berbunyi: "Perkawinan adalah sah, apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaan itu" yang
menghalangi/mempersulit terjadinya pernikahan beda agama.[3] Pada tanggal 18 Juni 2015,
Mahkamah Konstitusi menolak seluruh gugatan tersebut dengan pertimbangan negara berperan
memberikan pedoman untuk menjamin kepastian hukum kehidupan bersama dalam tali ikatan
perkawinan, agama menetapkan tentang keabsahan perkawinan, sedangkan UU menetapkan
keabsahan administratif yang dilakukan oleh negara.[4]

Anda mungkin juga menyukai