Anda di halaman 1dari 9

(Vol.

V, Maret 2015)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI


KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN ANTENATAL CARE (ANC)
DI RB SOEGIARTI SURABAYA

Nyna Puspitaningrum
Tenaga Pengajar Prodi DIII Kebidanan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

ABSTRAK
Kehamilan merupakan proses yang alamiah, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Kehamilan resiko tinggi merupakan suatu kehamilan dimana jiwa
dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. Antenatal Care (ANC) adalah
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dan ibunya. Tujuan umum dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang resiko tinggi kehamilan
dengan keteraturan Antenatal Care (ANC). Desain penelitian bersifat analitik dengan
pendekatan cross sectional dan dihitung menggunakan metode Chi Square. Sampel
penelitian merupakan 30 ibu hamil trimester III yang melakukan Antenatal Care
trimester III di RB Soegiarti Surabaya pada bulan Juni 2014. Setelah dilakukan uji
analisa data dengan menggunakan metode Chi Square test, dengan berdasarkan x²
tabel : 3,841 dan besaran x² hitung : 2,16; diperoleh hasil x² hitung < x² tabel.
Berdasarkan penelitian ini jumlah responden yang teratur melakukan Antenatal Care
(ANC) yakni 14 responden (46.67%) dengan tingkat pengetahuan baik, 1 responden
(3.33%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Sedangkan resonden yang tidak
teratur melakukan Antenatal Care (ANC) sebanyak 11 responden (36.67%) dengan
tingkat pengetahuan baik dan 4 responden (13.33%) dengan tingkat pengetahuan
kurang. Maka dapat disimpulkan bahwa “tidak ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu hamil resiko tinggi kehamilan dengan keteraturan Antenatal Care
(ANC) di RB Soegiarti Surabaya”. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada petugas
kesehatan agar terus berupaya melaksanakan penyuluhan tentang resiko tinggi
kehamilan dan akibat ketidakteraturan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) terutama
pada ibu hamil yang beresiko tinggi dengan menggunakan media yang mudah
dimengerti oleh ibu hamil. Sedangkan bagi ibu hamil dianjurkan untuk meningkatkan
pengetahuan, memperluas informasi tentang kesehatan ibu hamil dan kebutuhan gizi
ibu hamil. Tetap melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin meskipun dalam
kondisi normal serta menyertakan suami atau keluarga ibu hamil dalam kegiatan
penyuluhan, sehingga tujuan kesehatan dapat tercapai.

Kata Kunci : Pengetahuan tentang resiko tinggi kehamilan, Keteraturan pemeriksaan


Antenatal Care (ANC)

1. PENDAHULUAN Program Kesehatan Ibu dan


Tingginya angka kematian ibu Anak merupakan salah satu prioritas
(AKI) dapat menunjukkan masih Kementerian Kesehatan dan
rendahnya kualitas pelayanan keberhasilan program KIA menjadi
kesehatan. Penurunan AKI juga salah satu indikator utama dalam
merupakan indikator keberhasilan Rencana Pembangunan Jangka
derajat kesehatan suatu wilayah. Panjang Nasional (RPJPN) 2005 –
Pemerintah berupaya bahu – 2025. Tingginya Angka Kematian Ibu
membahu membuat berbagai strategi (AKI) di Indonesia membuat
untuk akselerasi menurunkan AKI. pemerintah menempatkan upaya
penurunan AKI sebagai program

Embrio, Jurnal Kebidanan 54


(Vol.V, Maret 2015)

prioritas dalam pembangunan nifas, (2) kurang meratanya pelayanan


kesehatan. kebidanan yang baik bagi semua yang
Masalah kematian dan kesakitan hamil (Wiknjosastro, 2005).
ibu di Indonesia masih merupakan Faktor lain penyebab tingginya
masalah besar. Angka Kematian Ibu angka kematian ibu yang juga cukup
(AKI) menurut SDKI (Survey penting seperti, latar belakang
Demografi Kesehatan Indonesia) pendidikan, sosial ekonomi keluarga,
tahun 2007, di Indonesia mencapai lingkungan masyarakat, dan
angka 248 per 100.000 kelahiran hidup pandangan yang menganggap
dan Angka Kematian Bayi (AKB) kehamilan adalah peristiwa alamiah
sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. sehingga ibu hamil dianggap tidak
AKI Di Propinsi Jawa Timur, pada perlu untuk memeriksakan diri.
tahun 2011 adalah 104.3 per 100.000 Pandangan ini perlu diubah secara
kelahiran hidup. Angka tersebut sudah sosiokultural agar perempuan
melampaui dari target MDGs sebesar mendapat perhatian dari masyarakat.
102 per 100.000 kelahiran hidup, Sangat diperlukan upaya peningkatan
sedangkan AKB pada tahun 2011 pelayanan perawatan ibu baik oleh
adalah 29.24 per 1.000 kelahiran pemerintah, swasta, maupun
hidup, namun hal tersebut masih jauh masyarakat (Depkes, 2007). Berbagai
dari target MDGs tahun 2015 yaitu upaya sangat diperlukan untuk
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup menurunkan angka kematian ibu dan
(http://dinkes.jatimprov.go.id). meningkatkan dukungan terhadap
WHO memperkirakan bahwa pelayanan dan kesehatan
sekitar 15% dari seluruh wanita yang ibu/maternal, baik dalam antenatal
hamil akan mengalami komplikasi yang care (ANC) dan meningkatkan
berkaitan dengan kehamilannya serta cakupan persalinan oleh tenaga
dapat mengancam jiwanya. Sebanyak kesehatan.
5.600.000 wanita hamil di Indonesia, Asuhan Antenatal menurut MNH
sebagian besar akan mengalami suatu (Maternal Neonatal Health) merupakan
komplikasi atau masalah yang bisa prosedur rutin yang dilakukan oleh
menjadi fakta. Agar lebih efektif dalam petugas (dokter, bidan, perawat) dalam
meningkatkan keselamatan ibu dan membina suatu hubungan dalam
bayi baru lahir, asuhan antenatal harus proses pelayanan ibu hamil untuk
lebih difokuskan pada berbagai persiapan persalinannya yang harus
intervensi seperti pemberian edukasi dilakukan ibu hamil secara teratur.
dan peningkatan mutu pelayanan Sementara keteraturan ANC
antenatal yang telah terbukti (Antenatal Care) sendiri adalah
bermanfaat menurunkan angka Kedisiplinan/kepatuhan ibu hamil untuk
kesakitan dan kematian ibu dan bayi melakukan pengawasan sebelum anak
baru lahir (Pusdiknakes-WHO- lahir terutama ditujukan pada anak.
JHPIEGO,2003). Kunjungan antenatal care menurut
Penyebab langsung kematian ibu WHO minimal empat kali dilakukan
terkait kehamilan dan persalinan selama kehamilan yaitu Trimester I:1x,
terutama adalah perdarahan sebanyak Trimester II:1x, dan Trimester III:2x.
28%. Penyebab lainnya seperti Hal itu ditujukan untuk mendeteksi dini
eklampsi (24%), infeksi (11%), partus jika terdapat resiko-resiko kehamilan
lama (5%), dan abortus (5%). Angka supaya dapat teratasi segera. Program
kematian yang tinggi disebabkan 2 kunjungan antenatal dengan
sebab pokok yaitu (1) masih pelayanan / asuhan standar “14 T”
kurangnya pengetahuan dan yaitu: 1)Tanyakan dan menyapa ibu
penanggulangan komplikasi penting dengan ramah; 2)Tinggi badan dan
dalam kehamilan, persalinan, serta berat badan di timbang; 3)Temukan

Embrio, Jurnal Kebidanan 55


(Vol.V, Maret 2015)

kelainan/periksa daerah muka dan kehamilan. Cakupan K4 adalah


leher (gondok, vena jugularis externa), gambaran besaran ibu hamil yang
jari dan tungkai (edema), lingkaran mendapatkan pelayanan ibu hamil
lengan atas, panggul (perkusi ginjal) sesuai standar serta paling sedikit
dan reflek lutut; 4)Tekanan darah empat kali kunjungan, dengan
diukur; 5)Tekan/palpasi payudara distribusi sekali pada trimestwer
(benjolan), perawatan payudara, pertama, sekali pada trimester kedua,
senam payudara, tekan titik (accu dan dua kali pada trimester ketiga.
pressure) peningkatan ASI; 6)Tinggi (Pedoman PWS KIA,2008).
fundus uteri diukur; 7)Tentukan posisi Berdasarkan Survey Demografi
janin (Leopold I-IV) dan detak jantung dan Kesehatan di Indonesia
janin; 8)Tentukan keadaan (palpasi) pencapaian cakupan pemeriksaan
liver dan limpa; 9)Temukan kadar Hb kehamilan atau antenatal care (ANC)
dan periksa lab (protein dan glucosa untuk pencapaian K1 tenaga
urin), sediaan vagina dan VDRL (PMS) kesehatan selama kehamilan yaitu
sesuai indikasi; 10)Terapi dan sebesar 92,7 %, untuk pencapaian K1
pencegahan anemia (tablet Fe) dan tenaga kesehatan tribulan pertama
penyakit lainnya sesuai indikasi sebesar 72,3%. Dalam pendekatan
(gondok, malaria, dll); 11)Tetanus registrasi kohort adalah yang
toxoid imunisasi; 12)Tingkatkan dibenarkan mempunyai perbedaan
kesegaran jasmani (accu pressure) 20,4% dengan K1 akses. Ini artinya
dan senam hamil; 13)Tingkatkan bahwa 20,4% ibu-ibu hamil yang
pengetahuan ibu hamil (penyuluhan): seharusnya tidak dicatat sebagai K1
makanan bergizi ibu hamil, tanda yang diperiksa oleh tenaga kesehatan
bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak tribulan pertama telah dijadikan
terjadi bahaya pada waktu kehamilan sebagai hasil cakupan. Untuk
dan persalinan; 14) Temu wicara pencapaian K4 oleh tenaga kesehatan
konseling. capaiannya adalah 61,4% (Ali, 2011).
Pemeriksaan ini bertujuan untuk Sedangkan di provinsi jawa timur
memantau dan mengenali secara dini gambaran presentasi cakupan
adanya ketidaknormalan atau pelayanan K4 Provinsi Jawa Timur
komplikasi yang mungkin terjadi tahun 2006 menurut table SPM 1,
selama hamil. Setiap kehamilan dapat sebesar 564,616 (81,79%) dari seluruh
berkembang menjadi masalah atau ibu hamil sebanyak 690.282 orang
komplikasi setiap saat, sehingga (Dinkes Jatim, 2009). Gambaran
sangat diperlukan pemantauan selama presentasi cakupan pelayanan K4
kehamilan. Indikator yang digunakan Kota Surabaya sebanyak 88,31%
untuk menggambarkan keberhasilan sedangkan target 91%
program pelayanan kesehatan ibu (http://www.dinkes.go.id).
adalah cakupan pemeriksaan ibu hamil Berdasarkan data Kohort bulan
terhadap pelayanan kesehatan yang januari 2013 di RB Soegiarti Surabaya,
diukur dengan K1 dan K4. (Depkes dari 33 K1 murni hanya 17 ibu hamil
RI,2004). K1 adalah kunjungan ibu yang mencapai K4 (52%). Ini
hamil yang pertama kali pada masa menunjukkan bahwa kesadaran ibu
kehamilan, K1 dibagi menjadi dua yaitu hamil dalam memeriksakan kehamilan
K1 murni dan K1 akses. K1 murni masih relatif rendah. Seharusnya K4
adalah jumlah kontak pertama ibu terpenuhi 100% namun hanya 52%.
hamil dengan tenaga kesehatan pada Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
umur kehamilan kurang dari 12 melakukan penelitian tentang
minggu, sedangkan K1 akses adalah Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
jumlah kontak pertama hamil dengan Hamil Tentang Resiko Tinggi
tenaga kesehatan melihat umur Kehamilan dengan Keteraruran

Embrio, Jurnal Kebidanan 56


(Vol.V, Maret 2015)

Antenatal Care (ANC) di RB Soegiarti Setiap ibu hamil tentu


Surabaya. menginginkan bisa menjalani
kehamilannya dengan lancar. Selain
2. KAJIAN LITERATUR DAN perlu mengetahui hal-hal yang
PENGEMBANGAN HIPOTESIS biasanya menyertai jalannya proses
Menurut Anwariansyah (2009) kehamilan, ibu hamil juga perlu
Pengetahuan didefinisikan bermacam- mengenali beberapa tanda bahaya
macam, antara lain: 1) Keahlian dan pada kehamilan supaya bisa segera
keterampilan-keterampilan yang mencari pertolongan medis. 9 tanda
diperoleh oleh seseorang melalui bahaya pada kehamilan yang perlu
pengalaman atau pendidikan, diketahui, adalah : 1) Mual dan muntah
pemahaman praktis atau teoritis berlebihan (Hiperemesis gravidarum);
tentang suatu hal; 2) Apa yang dikenal 2) Kurang darah (anemia); 3) Berat
di dalam bidang tertentu atau secara badan ibu hamil tidak naik; 4) Nyeri
keseluruhan, baik fakta-fakta dan/atau kepala, gangguan penglihatan, kejang
informasinya; 3) Kesadaran atau dan atau koma, tekanan darah tinggi;
keakraban yang diperoleh dari 5) Gerakan janin berkurang atau tidak
pengalaman melalui suatu fakta atau ada; 6) Penyakit ibu yang berpengaruh
situasi. terhadap kehamilan; 7) Ketuban Pecah
Pengetahuan merupakan hasil Dini (KPD); 8) Perdarahan; 9) Demam
“Tahu” dan ini terjadi setelah orang tinggi. (Majalah Kesehatan Muslimah
melakukan penginderaan terhadap oleh dr. Avie Andriyani, 2011).
suatu objek tertentu. Penginderaan Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
terjadi melalui panca indera manusia, merupakan suatu kehamilan dimana
yakni: indera penglihatan, jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi
pendengaran, penciuman, rasa dan dapat terancam. Untuk menentukan
raba. Sebagian besar pengetahuan suatu kehamilan resiko tinggi,
manusia diperoleh melalui mata dan dilakukan penilaian terhadap wanita
telinga (Wajan dan Dewi, 2010). Dalam hamil untuk menentukan apakah dia
proses seseorang mengetahui akan memiliki keadaan atau ciri-ciri yang
dipengaruhi oleh beberapa hal atau menyebabkan dia atau janinnya lebih
faktor antara lain : 1) Usia; 2) rentan terhadap penyakit atau
Pendidikan; 3) Pengalaman. kematian (keadaan atau ciri tersebut
Menurut Federasi Obstetri disebut faktor risiko) (Mochtar:201).
Ginekologi Internasional, kehamilan Jenis-Jenis Kehamilan Resiko
didefinisikan sebagai fertilisasi atau Tinggi, yaitu : 1) Hb kurang dari 8 gr%
penyatuan dari spermatozoa dan ovum (anemia); 2) Tekanan darah tinggi; 3)
dan dilanjutkan dengan nidasi atau Eklamsia; 4) Perdarahan; 5) Ketuban
implantasi. Bila dihitung dari saat Pecah Dini (KPD); 6) Letak lintang
fertilisasi hingga lahirnya bayi, pada umur kehamilan lebih dari 32
kehamilan normal akan berlangsung minggu; 7) Letak Sungsang pada
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan primigravida; 8) Infeksi berat atau
dan juga 9 bulan menurut kalender sepsis; 9) Kehamilan ganda, janin
internasional. Kehamilan terbagi dalam yang besar; 10) Penyakit kronis pada
3 trimester. Dimana trimester kesatu ibu misalnya jantung, paru-paru, ginjal,
berlangsung dalam 12 minggu, dll; 11) Riwayat Obstetri buruk.
trimester kedua 15 minggu ( minggu Asuhan Antenatal adalah Upaya
ke-13 hingga ke-27) dan trimester preventif program pelayanan
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 kesehatan obstetrik untuk optimalisasi
hingga ke-40) (Sarwono Prawirohardjo, luaran maternal dan neonatal melalui
2009). serangkaian kegiatan pemantauan
rutin selama kehamilan (Sarwono

Embrio, Jurnal Kebidanan 57


(Vol.V, Maret 2015)

Prawirohardjo, 2009). Antenatal Care tinggi kehamilan dengan keteraturan


(ANC) adalah pengawasan sebelum antenatal care (ANC) dengan
persalinan terutama ditujukan pada pendekatan cross sectional
pertumbuhan dan perkembangan janin (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam
dalam rahim dan ibunya (Manuaba, penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
2010). yang melakukan pemeriksaan
Keteraturan pelaksanaan kehamilan dan usia kehamilan masuk
antenatal care (ANC) ibu hamil dengan trimester III di RB Soegiarti Surabaya
tenaga kesehatan adalah kunjungan pada bulan Juni 2014.
yang dilakukan untuk memeriksakan Instrument yang digunakan pada
kehamilannya (Depkes RI, 2010) penelitian ini adalah kuisioner dan
sebagai berikut: 1) Trimester 1 buku KIA atau Register Kohort.
kunjungan 1 kali; 2) Trimester II Setelah data terkumpul maka akan
kunjungan 1 kali; 3) Trimester III dilakukan analisa data dan diuji
kunjungan 2 kali. dengan menggunakan Uji Chi Square.
Jika pasien melakukan kunjungan Antenatal
Care (ANC) pada : ∑
TM I TM II TM III Keterangan Dimana,
x² = chi kuadrat
X X XX Kunjungan ANC
fo = frekuensi yang diperoleh
Bukan berdasarkan data
X X X
Kunjungan ANC fh = frekuensi yang diharapkan
Bukan
X - XX
Kunjungan ANC
X XX XX Kunjungan ANC 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bukan Data umum dalam penelitian ini
- XX XX
Kunjungan ANC berupa karakteristik ibu bersalin yang
Bukan meliputi umur ibu, usia kehamilan,
XX - XX
Kunjungan ANC kehamilan yang keberapa, pendidikan
Tabel 2.1 - Keteraturan Pelaksanaan terakhir, pekerjaan, pendapatan
Antenatal Care (ANC) keluarga ibu hamil, dan sumber
informasi. Dapat dilihat pada tabel
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebagai berikut :
keteraturan pelaksanaan ANC, yaitu : Tabel 4.1 Distribusi Responden
1) Pengetahuan; 2) Sosial budaya; 3) Berdasarkan Umur Ibu hamil trimester
Ekonomi; 4) Lingkungan; 5) Geografis.
No Umur n %
Sedangkan Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku, khususnya 1 < 20 tahun 0 0.00
perilaku yang berhubungan dengan 2 20 - 30 tahun 14 46.67
kesehatan, antara lain : (Notoatmodjo, 3 > 30 tahun 16 53.33
2003) Teori Lawrence Green (1980). Jumlah 30 100.00
Menurut Green, perilaku dipengaruhi III di RB. Ny.Soegiarti Surabaya
oleh 3 faktor utama, yakni : 1) Faktor
predisposisi (predisposing factor); 2) Pada penyajian tabel diatas
Faktor pemungkin (enabling factor); 3) menunjukkan bahwa berdasarkan
Faktor penguat (reinforcing factor). umur responden, umur <20 tahun
tidak ada (0%). Responden berumur
3. METODE PENELITIAN 20-30 tahun sebanyak 14 responden
Desain penelitian bersifat analitik (46.67%), dan responden umur >30
karena metode penelitian yang tahun sebanyak 16 responden
dilakukan dengan tujuan utama (53.33%).
menganalisa hubungan tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang resiko Usia
No n %
Kehamilan

Embrio, Jurnal Kebidanan 58


(Vol.V, Maret 2015)

1 1 - 3 bulan 0 0.00 SMA 16 responden (53.33%), Akademi


2 4 - 6 bulan 0 0.00 atau PT 2 responden (6.67%).
3 7 - 9 bulan 30 100.00
Jumlah 30 100.00 No Pekerjaan N %

1 Tidak Bekerja 13 43.33


Tabel 4.2 Distribusi Responden
Berdasarkan Usia Kehamilan di RB. Swasta /
2 17 56.67
Wiraswasta
Ny.Soegiarti Surabaya
3 PNS / TNI 0 0.00
Pada penyajian tabel diatas Jumlah 30 100.00
menunjukkan bahwa berdasarkan usia
kehamilan, responden, seluruh Tabel 4.5 Distribusi Responden
sampel (30 responden, 100%) usia Berdasarkan Pekerjaan ibu hamil di
kehamilannya 7-9 bulan. RB.Ny.Soegiarti Surabaya

Kehamilan Berdasarkan tabel diatas karakteristik


No N % responden berdasarkan pekerjaan,
Anak Ke
1 Pertama 4 13.33 responden yang tidak bekerja 13
2 Kedua 11 36.67 responden (13%), Pegawai swasta/
Ketiga atau Wiraswasta 17 responden (56.67%),
3 15 50.00
lebih
Jumlah 30 100.00
PNS atau TNI tidak ada (0%).
Tabel 4.3 Distribusi Responden
Pendapatan
Berdasarkan Gravida di RB. No
Keluarga / Bulan
N %
Ny.Soegiarti Surabaya
1 < Rp. 500.000,- 0 0.00
Berdasarkan tabel diatas responden Rp. 500.000,-
2 14 46.67
Rp. 1.000.000,-
yang hamil anak pertama sebanyak 4
responden (13.33%), responden hamil 3 > Rp. 1.000.000,- 16 53.33
anak kedua sebanyak 11 responden Jumlah 30 100.00
(36.6%), sedangkan respon yang hamil Tabel 4.6 Distribusi Responden
anak ketiga atau lebih sebanyak 15 Berdasarkan pendapatan keluarga ibu
responden (50.0%). hamil di RB.Ny.Soegiarti Surabaya

Berdasarkan tabel diatas karakteristik


responden berdasarkan jumlah
No Pendidikan N % pendapatan, responden dengan
pendapatan kurang dari Rp.500.000,-
1 SD / SMP 12 40.00 tidak ada, dengan pendapatan Rp.
2 SMA 16 53.33 500.000,- - Rp. 1.000.000,- 14
responden (46.67%), Lebih dari
3 Akademi / PT 2 6.67 Rp.1000.000,- 16 responden (53.33%).
Jumlah 30 100.00
No Sumber Informasi n %
Tabel 4.4 Distribusi Responden 1 Petugas Kesehatan 28 93.33
Berdasarkan Pendidikan Terakhir ibu Media Massa dan
hamil trimester III di RB. Ny.soegiarti 2 0 0.00
Elektronik
Surabaya 3 Keluarga / Tetangga 2 6.67
Jumlah 30 100.00
Tabel diatas menunjukkan responden Tabel 4.7 Distribusi Responden
dengan pendidikan SD/SMP sebanyak Berdasarkan sumber informasi yang
12 responden (40.0%), pendidikan diperoleh ibu hamil di RB.Ny.Soegiarti
Surabaya

Embrio, Jurnal Kebidanan 59


(Vol.V, Maret 2015)

Tabel 4.8 Distribusi Responden


Tabel diatas menunjukkan
berdasarkan sumber informasi yang Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
diperoleh responden, 28 responden Tentang Resiko Tinggi Kehamilan di
(93.33%) dari petugas kesehatan, dari RB.Ny.Soegiarti Surabaya
media massa dan elektronik tidak ada Responden dengan tingkat
(0%), dari keluarga/ tetangga 2 pengetahuan tentang resiko tinggi
responden (6.67%). kehamilan kurang sebanyak 5
responden (16.67%), dengan
Berdasarkan tingkat pengetahuan pengetahuan baik 25 responden
tentang resiko tinggi kehamilan, (83.33%).
responden diklasifikasikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut : Berdasarkan keteraturan antenatal
care (ANC) pada responden
diklasifikasikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :

Keteraturan
No Kunjungan n %
ANC
1 Tidak Sesuai 15 50.00
2 Sesuai 15 50.00
Jumlah 30 100
Tabel 4.9 Distribusi Responden
Berdasarkan Keteraturan Antenatal
Care (ANC) di RB. Ny.Soegiarti
Tingkat Surabaya berdasarkan ketentuan
Pengetahuan
No Tentang Resiko n %
WHO
Tinggi
Kehamilan Berdasarkan keteraturan kunjungan
1
Kurang ( < 10
5 16.67 Antenatal Care (ANC), responden tidak
poin ) melakukan sesuai ketentuan WHO
2 Baik ( > 10 poin ) 25 83.33 terdapat 11 responden (36.67%),
sesuai ketentuan WHO 19 responden
Jumlah 30 100
(63.33%).

Pemeriksaan
ANC
No Teratur % Tidak Teratur % Jumlah (%)
Tingkat
Pengetahuan
1 Baik 14 46.67 11 36,67 25 83,34

2 Kurang 1 3,33 4 13,33 5 16,66

Total 15 50,00 15 50,00 30 100


Tabel 4.10 Tabulasi Silang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Resiko Tinggi Kehamilan dengan Keteraturan Antenatal Care(ANC)”

Berdasarkan tabel diatas, yang responden dalam penelitian ini


menunjukkan bahwa dari 30 responden yang teratur melakukan

Embrio, Jurnal Kebidanan 60


(Vol.V, Maret 2015)

Antenatal Care (ANC) yakni 14 dianjurkan untuk meningkatkan


responden (46.67%) dengan tingkat pengetahuan, memperluas informasi
pengetahuan baik, 1 responden tentang kesehatan ibu hamil dan
(3.33%) dengan tingkat pengetahuan kebutuhan gizi ibu hamil. Tetap
kurang. Sedangkan resonden yang melakukan pemeriksaan kehamilan
tidak teratur melakukan Antenatal Care secara rutin meskipun dalam kondisi
(ANC) sebanyak 11 responden normal serta menyertakan suami atau
(36.67%) dengan tingkat pengetahuan keluarga ibu hamil dalam kegiatan
baik dan 4 responden (13.33%) penyuluhan, sehingga tujuan
dengan tingkat pengetahuan kurang. kesehatan dapat tercapai.
Setelah dilakukan uji statistik Sesuai hasil penelitian dan
pada tabulasi silang diatas dengan pembahasan dapat disimpulkan : 1)
menggunakan metode Chi-square test, Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
dengan berdasarkan x² tabel : 3,841 resiko tinggi kehamilan di RB Soegiarti
dan besaran x² hitung : 2,16; maka x² surabaya sebagian besar adalah baik.
hitung 2,16 < x² tabel 3.841. dengan 25 responden (83.33%); 2)
demikian H0 diterima dan H1 ditolak Keteraturan Antenatalcare (ANC) di
yakni “tidak ada hubungan antara RB Soegiarti Surabaya sesuai dengan
tingkat pengetahuan ibu hamil resiko ketentuan WHO cukup yakni 15
tinggi kehamilan dengan keteraturan responden (50.00%); 3) Tidak ada
Antenatal Care (ANC) di RB Soegiarti hubungan pengetahuan ibu hamil
Surabaya”. tentang resiko tinggi kehamilan
dengan keteraturan Antenatalcare
5. KESIMPULAN (ANC) di RB Soegiarti Surabaya.
Berdasarkan penelitian ini jumlah
responden yang teratur melakukan 6. REFERENSI
Antenatal Care (ANC) yakni 14 Andriani, Avie. 2011. Majalah
responden (46.67%) dengan tingkat Kesehatan Muslimah.
pengetahuan baik, 1 responden (http//Majalahkesehatanmuslimah
(3.33%) dengan tingkat pengetahuan .com).
kurang. Sedangkan resonden yang
tidak teratur melakukan Antenatal Care Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
(ANC) sebanyak 11 responden Suatu Pendekatan Praktek.
(36.67%) dengan tingkat pengetahuan Jakarta: Rineka Cipta.
baik dan 4 responden (13.33%)
dengan tingkat pengetahuan kurang. Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian
Maka dapat disimpulkan bahwa “tidak Suatu Pendekatan Praktek.
ada hubungan antara tingkat Jakarta: Rineka Cipta.
pengetahuan ibu hamil resiko tinggi
kehamilan dengan keteraturan Cuwin/Hurlock. Pelayanan Kesehatan
Antenatal Care (ANC) di RB Soegiarti Maternal. Jakarta: Rineka Cipta.
Surabaya”.
Dari hasil penelitian ini Depkes RI, 2004. Pedoman Pelayanan
diharapkan kepada petugas kesehatan Antenatal Tingkat Pelayanan
agar terus berupaya melaksanakan Dasar Puskesmas. Jakarta:
penyuluhan tentang resiko tinggi Pusdiknakes.
kehamilan dan akibat ketidakteraturan
pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Depkes RI2010.Profilkesehatan
terutama pada ibu hamil yang beresiko Indonesia 2010.
tinggi dengan menggunakan media http://www.depkes.go.id. Diakses
yang mudah dimengerti oleh ibu tanggal 20 Maret 2014 Pukul
hamil. Sedangkan bagi ibu hamil 23.30WIB

Embrio, Jurnal Kebidanan 61


(Vol.V, Maret 2015)

Saifuddin, Azwar. 2010. Buku


Erfandi, 2009. Asuhan Kebidanan Panduan Praktik Pelayanan
Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Kesehatan Maternal dan
Salemba Neonatal.Jakarta :PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Green,Lawrence., Kkreuter, Marshal,
Deeds, sigrid.2000. Perencanaan Santoso, Gempur. 2005. Metodelogi
Pendidikan Kesehatan Sebuah Penelitian Kuantitatif dan
Pendekatan Diagnostik.Jakarta Kualitatif. Jakarta : Presentasi
Pustaka
Praktik Pelayanan Kesehatan
Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan.
Kebidanan, Penyakit Kandungan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Sugiyono, 2013. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Mochtar Rustam, 2005. Sinopsis
Obstetri III. Jakarta: EGC. Wayan dan Dewi, 2012. Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan
Notoatmodjo Soekidjo, 2012. Fisiologis. Jakarta : Salemba
Pendidikan dan Perilaku Medika
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Vivian Nanny dan Tri Sunarsih, 2011.
Asuhan Kebidanan Pada
Nursalam, 2003. Konsep dan Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Penerapan Metodologi Penelitian Salemba Medika
Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Kapita Selekta
Penelitian Keperawatan. Jakarta: Kedokteran, 2010. Ilmu
Salemba. Kebidanan dan Kandungan.
Jakarta : EGC

Embrio, Jurnal Kebidanan 62

Anda mungkin juga menyukai