Anda di halaman 1dari 11

TATA TERTIB

MUSYAWARAH BESAR ORGANISASI MAHASISWA


UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2019

BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT

Pasal 1
Kegiatan ini bernama Musyawarah Besar Organisasi Mahasiswa Universitas Hang Tuah
Surabaya yang disingkat MUBES ORMAWA UHT.
Pasal 2
MUBES ORMAWA diselenggarakan pada tanggal 08-10 Maret 2019, bertempat di
Lentera, Camp, Desa Penanggungan, Trawas, Mojokerto.

BAB II
KEDUDUKAN

Pasal 3
Musyawarah Besar Organisasi Mahasiswa Universitas Hang Tuah Surabaya adalah
pengambilan keputusan tertinggi di Universitas Hang Tuah Surabaya.

BAB III
PENANGGUNG JAWAB

Pasal 4
Penanggungjawab Musyawarah Besar Organisasi Mahasiswa (MUBES ORMAWA)
adalah Rektor Universitas Hang Tuah Surabaya, dan Panitia Musyawarah Besar
Organisasi Mahasiswa sebagai pelaksana.

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 5
Musyawarah Besar Organisasi Mahasiswa Universitas Hang Tuah Surabaya mempunyai
tugas dan wewenang, terdiri dari :
a. Membentuk Anggaran Dasar (AD) Organisasi Mahasiswa Universitas Hang Tuah
Surabaya;
b. Menentukan Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Universitas Hang Tuah
Surabaya;
c. Menentukan Rancangan Pembangunan Jangka Pendek dan Rancangan
Pembangunan Jangka Panjang Universitas Hang Tuah Surabaya.

BAB V
PESERTA

Pasal 6

Peserta MUBES ORMAWA UHT terdiri dari:


1. Peserta penuh dan
2. Peserta peninjau.

Pasal 7
Peserta penuh terdiri dari :
1. Ketua MPM Universitas Hang Tuah Surabaya dan/atau yang mewakili;
2. Presiden BEM Universitas Hang Tuah Surabaya dan/atau yang mewakili;
3. Ketua UKM Universitas Hang Tuah Surabaya dan/atau yang mewakili;
4. Ketua DPM dari tiap-tiap Fakultas Universitas Hang Tuah Surabaya dan/atau yang
mewakili;
5. Presiden BEM dari tiap-tiap Fakultas Universitas Hang Tuah Surabaya dan/atau
yang mewakili;
6. Komandan Batalyon dari Fakultas Program Diploma Pelayaran Universitas Hang
Tuah Surabaya dan/atau yang mewakili.

Pasal 8
Peserta penuh memiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
1. Mengikuti sidang-sidang MUBES ORMAWA UHT;
2. Memakai tanda pengenal sebagai peserta penuh dalam sidang MUBES ORMAWA
UHT;
3. Meminta izin kepada pimpinan sidang saat ingin berbicara;

4. Meminta izin kepada salah satu presidium sidang MUBES ORMAWA UHT jika
akan meninggalkan ruangan;
5. Mengikuti sidang-sidang komisi berdasarkan pembagian pada sidang pleno;
6. Menjaga ketertiban, kesopanan, dan kelancaran sidang;
7. Memberikan keterangan yang dapat diterima kepada panitia yang berwenang
apabila tidak mengikuti sidang MUBES ORMAWA UHT dan mendapat
persetujuan berdasarkan keputusan sidang;
8. Kedudukan sebagai peserta penuh tidak dapat diwakilkan/digantikan oleh peserta
lainnya selama MUBES ORMAWA UHT berlangsung.

Pasal 9
Peserta penuh memiliki hak-hak sebagai berikut:
1. Hak suara;
2. Hak mengeluarkan pendapat;
3. Hak interupsi;
4. Hak dipilih dan memilih;

Pasal 10
Peserta peninjau adalah Pembina Ormawa UHT, demisioner Ketua MPM, demisoner
Presiden BEM UHT, demisioner Ketua DPM tiap-tiap Fakultas UHT, demisoner Presiden
BEM tiap-tiap Fakultas UHT, demisioner Komandan Batalyon PDP UHT, mahasiswa UHT
aktif non-ormawa angkatan 2014 dan mahasiswa UHT aktif non-ormawa angkatan 2018.

Pasal 11
Peserta peninjau memiliki hak-hak sebagai berikut:
1. Hak mengeluarkan pendapat jika diminta;
2. Hak interupsi jika diminta;
3. Mengikuti sidang pleno dan/atau sidang komisi.
Pasal 12
Peserta peninjau memiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
1. Peserta peninjau wajib meminta izin kepada pimpinan sidang saat ingin berbicara;
2. Peserta peninjau dan peserta undangan wajib meminta izin kepada salah satu panitia
MUBES ORMAWA UHT jika akan meninggalkan ruangan;
3. Peserta peninjau dan peserta undangan wajib menjaga ketertiban, kesopanan, dan
kelancaran sidang;
4. Memakai tanda pengenal sebagai peserta peninjau atau peserta undangan dalam
sidang MUBES ORMAWA UHT.

BAB VI
PERSIDANGAN

Pasal 13
Sidang MUBES ORMAWA terdiri dari Sidang Pleno, sidang komisi dan sidang paripurna.

Pasal 14
Tugas dan wewenang sidang pleno adalah:
1. Memilih dan memutuskan pimpinan tetap sidang pleno;
2. Memutuskan agenda sidang pleno;
3. Memutuskan dan menetapkan hasil-hasil sidang MUBES ORMAWA UHT.

BAB VII
PIMPINAN SIDANG

Pasal 15
1. Pimpinan Sidang Pleno MUBES ORMAWA UHT adalah Presidium Sidang Pleno
dan Presidium Sidang Sementara;
2. Presidum Sidang Pleno terdiri dari tiga orang yang dipilih oleh peserta penuh ;
3. Presidium Sidang Sementara dalam Sidang Pleno MUBES ORMAWA UHT
adalah Steering Committee, Ketua Pelaksana MUBES ORMAWA UHT dan
bertugas hingga ditetapkannya Presidium Sidang Pleno MUBES ORMAWA
UHT.
Pasal 16
Mekanisme pemilihan Presidum Tetap Sidang Pleno adalah:
1. Pemilihan Presidium Tetap Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
Sementara;
2. Calon Presidium Tetap Sidang Pleno adalah anggota peserta penuh yang bersedia
dicalonkan oleh peserta penuh yang hadir pada saat pencalonan;
3. Pemilihan Presidum Tetap Sidang Pleno dapat dilakukan jika terdapat minimal 3
calon Presidium Sidang Pleno;
4. Jika sampai batas waktu yang ditentukan oleh presidium sidang sementara, jumlah
calon Presidum Sidang Pleno tidak mencapai batas minimal, maka setiap peserta
penuh wajib mengajukan calon Presidum Sidang Pleno;
5. Presidium Tetap Sidang Pleno ditetapkan dengan musyarawah mufakat yang
dipimpin oleh Presidum Sidang Sementara;
6. Jika mekanisme musyawarah mufakat tidak berhasil, maka dilakukan pemungutan
suara;
7. Jika calon Presidium Tetap Sidang Pleno lebih dari 6 orang & mekanisme
musyawarah mufakat tidak berhasil, maka pemungutan suara dilakukan sebanyak
2 kali, yaitu :
a. Pemilihan tahap 1, untuk mendapatkan 6 calon Presdium Sidang Pleno
dengan suara terbanyak;
b. Pemilihan tahap 2, untuk mendapatkan 3 calon Presidium Sidang Pleno
dengan suara terbanyak yang selanjutnya ditetapkan sebagai Presidum
Sidang Pleno;

Pasal 17
Tugas dan wewenang Presidium Tetap Sidang Pleno adalah sebagai berikut:
1. Memimpin dan mengarahkan Sidang Pleno;
2. Menjaga ketertiban, kesopanan, dan kelancaran Sidang Pleno;
3. Presidium Sidang Pleno wajib mengenakan jaket almamater dalam sidang
MUBES ORMAWA UHT;
4. Memperingatkan Peserta Penuh, dan Peninjau yang mengganggu jalannya Sidang
Pleno;
5. Mengeluarkan Peserta Penuh, dan Peninjau pada peringatan ketiga;
6. Memanggil kembali Peserta Penuh, dan Peninjau yang dikeluarkan dari Sidang
Pleno;
7. Menunda Sidang Pleno atas persetujuan sidang;
8. Memberikan kesempatan kepada Peninjau untuk memberikan keterangan jika
dianggap perlu;
9. Mengawasi jalannya Sidang Pleno;
10. Memastikan notulensi Sidang Pleno;
11. Mengesahkan hasil putusan MUBES ORMAWA UHT.

BAB VIII
MEKANISME SIDANG

Pasal 18
Syarat untuk memulai Sidang Pleno adalah:
1. Dihadiri oleh dua orang Presidium Sidang Pleno, kecuali Sidang Pleno untuk memilih
Presidium Sidang Pleno harus dihadiri oleh seluruh Presidium Sidang Sementara;
2. Jika jumlah Presidium Sidang Pleno yang hadir kurang dari batas minimal, maka
mekanisme dimulainya sidang diserahkan kepada Presidium Sidang Pleno dan peserta
penuh yang hadir;
3. Telah mencapai kuorum Sidang Pleno, yaitu setengah jumlah peserta penuh ditambah
satu orang;
4. Jika tidak mencapai kuorum 50%+1, maka sidang pleno diskorsing dalam waktu 2 x
10 menit;
5. Jika sidang pleno belum mencapai kuorum 50%+1 setelah skorsing sesuai poin 4
diatas , maka sidang dapat dimulai dengan kesepakatan peserta penuh yang hadir.

Pasal 19
Penundaan sidang terjadi untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Skorsing, dengan ketentuan:

a. Peserta tetap berada di dalam ruang sidang


b. Selama-lamanya 30 menit
2. Break, dengan ketentuan:
a. Peserta diperbolehkan meninggalkan ruang sidang
b. Selama-lamanya 60 menit
3. Pending, dengan ketentuan yang disepakati oleh peserta dan pimpinan sidang

BAB IX
MEKANISME PENGAMBILAN PUTUSAN

Pasal 20
Putusan hasil sidang MUBES ORMAWA UHT terdiri dari:
1. Ketetapan MUBES ORMAWA UHT, mengikat seluruh peserta MUBES
ORMAWA UHT;
2. Keputusan MUBES ORMAWA UHT, mengikat peserta MUBES ORMAWA UHT.

Pasal 21
Mekanisme pengambilan Putusan MUBES ORMAWA UHT terdiri dari :
1. Musyawarah mufakat;
2. Pemungutan suara;
3. Peninjauan Kembali.

Pasal 22
Mekanisme pengambilan putusan dilakukan dengan:
1. Musyawarah mufakat;
2. Jika musyawarah mufakat tidak berhasil, maka sidang di-skorsing maksimal dua
kali untuk melakukan lobbi;
3. Apabila tidak tercapai kesepakatan setelah dilakukan lobbi, maka putusan diambil
dengan pemungutan suara;
4. Putusan diambil setelah disetujui minimal 50%+1 dari peserta penuh yang hadir
dalam pemungutan suara;
5. Apabila tidak tercapai 50%+1 suara, maka pemungutan suara diulang maksimal
dua kali;

6. Apabila dalam tiga kali pemungutan suara tidak tercapai 50%+1 suara, maka
putusan yang diambil adalah putusan yang didukung dengan suara terbanyak
pada pemungutan suara yang ketiga.
Pasal 23
Proses Peninjauan Kembali adalah:
1. Hanya dapat dilakukan setelah penyampaian pembahasan seluruh putusan
sebelum penyampaian konsideran;
2. Peninjauan Kembali dapat dilakukan:
a. Hanya sekali terhadap salah satu pasal
b. Hanya sekali terhadap sejumlah pasal yang berkaitan
3. Hanya dapat dilakukan atas persetujuan Presidium Sidang Pleno dengan
mempertimbangkan kesepakatan peserta penuh yang hadir.

Pasal 24
Proses pengambilan putusan dalam proses Peninjauan Kembali adalah :
1. Musyawarah mufakat;
2. Jika musyawarah mufakat tidak berhasil, maka sidang di-skorsing maksimal sekali
untuk melakukan lobbi;
3. Apabila tidak tercapai kesepakatan setelah dilakukan lobbi, maka putusan diambil
dengan pemungutan suara;
4. Putusan diambil setelah disetujui minimal dua pertiga dari Peserta yang hadir
dalam pemungutan suara;
5. Apabila tidak tercapai dua pertiga suara, maka pemungutan suara diulang
maksimal sekali;

6. Apabila dalam dua kali pemungutan suara tidak tercapai dua pertiga suara, maka
putusan yang diambil adalah putusan yang didukung dengan suara terbanyak pada
pemungutan suara yang kedua.

Pasal 25
Batas waktu maksimal pengajuan Peninjauan Kembali:
1. Untuk tata tertib adalah pada hari yang sama setelah seluruh tata tertib
diputuskan;
2. Untuk putusan selain tata tertib adalah satu hari setelah diputuskan;
3. Pada saat Sidang MUBES ORMAWA UHT telah ditutup, maka tidak boleh
dilakukan Peninjauan Kembali.
BAB X
PENGESAHAN PUTUSAN

Pasal 26
1. Pengesahan Putusan MUBES ORMAWA UHT hanya dapat dilakukan melalui sidang
pleno MUBES ORMAWA UHT yang dihadiri sekurang-kurangnya 50%+1 dari
peserta penuh yang masih memiliki hak suara;
2. Jika jumlah peserta penuh yang masih memiliki hak suara kurang dari 50%+1, maka
sidang pleno di-skorsing maksimal 2 kali dan jika jumlah peserta penuh yang masih
memiliki hak suara masih kurang dari 50%+1, maka akan dipending maksimal satu
jam;
3. Jika jumlah peserta penuh yang masih memiliki hak suara masih kurang dari 50%+1,
maka putusan dapat disahkan dengan persetujuan minimal tiga perempat dari jumlah
peserta yang hadir dan memiliki hak suara.

Pasal 27
Semua putusan MUBES ORMAWA UHT dianggap sah bila ditandatangani oleh Presidium
Sidang Pleno MUBES ORMAWA UHT.

BAB XI
PELANGGARAN DAN SANKSI

Pasal 28
Pelanggaran dalam MUBES ORMAWA UHT adalah:
1. Pelanggaran berlaku untuk Peserta MUBES ORMAWA UHT
2. Pelanggaran terdiri dari pelanggaran berat dan ringan.

Pasal 29
Pelanggaran ringan adalah pelanggaran terhadap kewajiban:
1. Menggunakan tanda pengenal dalam sidang MUBES ORMAWA UHT;
2. Meminta izin kepada pimpinan sidang MUBES ORMAWA UHT untuk berbicara;

3. Meminta izin kepada Panitia MUBES ORMAWA UHT jika akan meninggalkan
ruangan;
4. Menjaga ketertiban, kesopanan dan kelancaran sidang MUBES ORMAWA UHT,
dengan batasan:
a. Memakai jaket almamater
b. Berpakaian dan berperilaku sopan
c. Tidak berisik atau berbuat gaduh
d. Tidak merokok

Pasal 30
Pelanggaran berat adalah pelanggaran terhadap kewajiban:
1. Menjaga ketertiban, kesopanan dan kelancaran sidang MUBES ORMAWA UHT,
dengan batasan:
a. Tidak melakukan kekerasan fisik terhadap peserta lainnya
b. Tidak merusak properti
c. Tidak menghina, mancaci-maki, dan merendahkan peserta lainnya
2. Khusus untuk peserta penuh, memberikan keterangan yang dapat diterima kepada
peserta sidang, jika tidak mengikuti sidang MUBES ORMAWA UHT;
3. Khusus untuk peserta penuh, apabila terlambat lebih dari 30 menit tanpa
keterangan kepada panitia MUBES ORMAWA UHT.

Pasal 31
Sanksi terhadap pelanggaran ringan adalah :
1. Peringatan dari pimpinan sidang
2. Jika sudah mendapat 3 kali peringatan, maka peserta penuh MUBES ORMAWA
UHT yang bersangkutan hak peserta penuhnya dalam hak suara, hak dipilih dan
hak memilih akan dicabut.

Pasal 32
Sanksi terhadap pelanggaran berat adalah:
1. Peserta penuh yang tidak hadir dalam persidangan selama 2 sesi tanpa
memberikan keterangan yang dapat diterima, maka peserta tersebut dikeluarkan
dari sidang MUBES ORMAWA UHT;
2. Peserta penuh yang hadir terlambat lebih dari 30 menit tanpa keterangan kepada
panitia MUBES ORMAWA UHT, dianggap tidak hadir;
3. Selain sanksi untuk jenis pelanggaran berat diatas, maka sanksi untuk
pelanggaran berat lain adalah :

a. Dikeluarkan dari ruangan sidang MUBES ORMAWA UHT selama 1 sesi


selanjutnya
b. Jika setelah masuk kembali, Peserta MUBES ORMAWA UHT tersebut
masih melakukan pelanggaran berat, maka selanjutnya tidak diperbolehkan
mengikuti sidang MUBES ORMAWA UHT

Pasal 33
Mekanisme untuk peserta yang tidak hadir dalam persidangan adalah :
1. Memberikan keterangan kepada panitia MUBES ORMAWA UHT paling lambat
sebelum sidang atau sesi dimulai;
2. Mekanisme pemberian keterangan dapat dilakukan melalui surat, telepon, short
message service (SMS) ataupun lisan jika bertemu langsung dengan salah satu
panitia MUBES ORMAWA UHT;
3. Keterangan yang dapat diterima adalah keterangan karena sakit, urusan akademis
atau keterangan lain yang dapat diterima berdasarkan pertimbangan panitia.

BAB XII
PENUTUP

Pasal 34
1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib sidang ini, akan diatur kemudian oleh
Pimpinan sidang melalui persetujuan peserta sidang;
2. Tata tertib ini berlaku sejak ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai