Teori Pertanggungjawaban pengganti, pertanggungjawaban seseorang atas tindakan atau perbuatan orang lain Berasal dari konsep hukum perdata tentang perbuatan melawan hukum (the law of tort ) yang didasarkan pada doktrin the respondeat superior . Teori ini berlaku terhadap mereka yang mempunyai hubungan antara pelaku riil dengan orang yang harus bertanggungjawab ( buruh dan majikan)
Apakah dapat diterapkan dalam hukum pidana
Vicarious Liabilty Theory Critina de Magli Di negara Anglo Saxon telah diterapkan terhadap perbuatan bawahan yang telah menimbulkan gangguan publik (public nuisance) atau membuat pernyataan yang mencemarkan nama baik orang lain (criminal libels) Sistem hukum Amerika perbuatan atau tindak pidana dan kesalahan seseorang individual yang bertindak atas nama korporasi secara otomatis menjadi perbuatan atau kesalahan korporasi (teori organ) Syarat untuk penerapan vicarious a. Agen korporasi melakukan kejahatan b. Ketika bertindak dalam ruang lingkup pekerjaan c. Dengan tujuan menguntungkan korporasi Vicarious Liabilty Theory Gregory L.Diskant Ada pembatasan terhadap penerapan reepondeat superior Pembatasan-pembatasan tersebut antara lain 1. Telah ditentukan secara tegas dalam PerUU an kejahatan apa saja yang dilakukan oleh majaer dapat dikatakan mewakili kebijakan korporasi, dan 2. Telah dilakukan pencegahan secara sungguh-sungah terhadap perbuatan melanggar hukum tersebut Vicarious Liabilty Theory Muladi Doktrin ini bersumber “ The Law of Tort “ mengatur tentang kompensasi terhadap pihak ketiga yang dirugikan oleh seorang bawahan yang melakukan pekerjaan yang ditugaskan oleh atasan Dasar logika dari doktrin ini Apabila seorang atasan memperoleh keuntungan (benefit) dari pekerjaan bawahan maka ia harus menaggung beban (burdens) Doktrin ini pada mulanya hanya digunakan secara terbatas pada sejumlah kecil tindak pidana yang tidak mensyaratkan :mens rea or personal fault atau berlaku bagi tindak pidana yang masuk kategori absolut liability offence atau sering dikenal dengan Strict Liability Vicarious Liabilty Theory Employment principle , majikan (employer) adalah penanggung jawab utama dari perbuatan para buruh / karyawan yang melakukan perbuatan itu dalam lingkup pekerjaannya Di Australia Perbuatan jahat dan kesalahan buruh dalam delik vicarious dapat dihubungkan dengan majikan Di Inggris Kesalahan Karyawan dapat menjadi kesalahan majikan apabila ada delegasi kewenangan dan kewajiban yang relevan ( prinsip pendelegasian) Vicarious Liability dan Strict Liability Vicarious Liability selalu berhubungan dengan Strict Liability namun berbeda secara historis Strict Liability lebih bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat Persamaan VL dan SL tidak mensyaratkan adanya mensrea Perbedaan SL pertanggungjawaban langsung dikenakan kepada pelaku, VL bersifat tidak langsung Identification Theory Perbuatan dan sikap korporasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara pidana adalah perbuatan dan sikap batin dari orang-orang yang diidentifikasikan dengan korporasi atau yang disebut directing mind korporasi. Directing mind korporasi adalah orang-orang yang mempunyai kewenangan atau otoritas dan kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan korporasi Directing mind tidak terbatas pada orang – orang yang ditentukan pada AD/ART melainkan terhadap siapa pun yang secara factual mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan korporasi Penentuan directing mind harus dilakukan dengan analisis kontekstual atau analisi kasus perkasus Kelemahan teori identifikasi korporasi bertanggungjawab apabila orang yang diidentifikasikan dengan korporasi yaitu dirinya sendiri, yang secara individual bertanggung jawab karena ia memiliki mens rea untuk melakukan tindak pidana Apabila terdapat beberapa Superior Officer yang terlibat, akan tetapi masing- masing tidak memiliki pengetahuan sebagai yang disyaratkan sebagai mens rea apakah korporasi masih tetap bertanggungjawab Delegation Theory Teori delegasi, berkembang di Canada Toeri ini merupakan modifikasi antara penganut teori VL untuk semua tindak pidana dan Teor iIdentifikasi ( jalan tengah ) Korporasi dapat dipertanggungjawabkan Secara Pidana atas tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang adalah adanya pendelegasian wewenang yang diberikan kepada orang yang bersangkutan Dalam teori delegasi ada perluasan lingkaran individu yang melakukan perbuatan yang dapat dipertanggungjawabkan secara pidana board of directors (komisaris), managing director (direksi), the supperintendent, manager dan setiap orang yang memperoleh delegasi dari board director Dalam teori delegasi ini kemungkinan ada lebih dari satu directing mind ( ada pendelegasian ) Menentukan The notion directing mind Kewenangan pengambilan keputusan dalam aktivitas korporasi yang relevan termasuk merencanakan dan mengawasi implementasi kebijakan Kapasitas pengambilan keputusan baik di pusat atau dicabang Penentuannya harus kasus per kasus Korporasi tidak dapat dipertanggungjawabakan selama orang yang melakukan tindak pidana tidak memiliki kewenangan untuk mengembangkan kebijakab korporasi yang harus dilaksanakan Korporasi tidak dapat dipertanggungjawabakan bilamana yang memiliki directing mind terlibat kecurangan dalam korporasi, sedangkan korporasi tidak mengalami keuntungan Agregation Theory Teori ini lahir sebagai akibat dari keterbatasan teori identifikasi ( terbatas pada orang-orang tertentu saja sebagai directing mind) Menurut C.M.V/Clarkson disebut dengan Collective Knowledge Doctrin. Teori agregasi atau kombinasi perbuatan dan sikap batin atau mens rea dari sejumlah orang-orang yang relevan dalam lingkup perusahaan The Corporate Culture Theory Teori iniberusaha untuk mengeksploitasi perbedaan manusia dan kesatuan kelompok ( group entities) Teori ini menempatkan perilaku, kebijakan, prosedur, sistem operasi atau kultur korporasi yang berhubungan dengan perbuatan atau praktek dalam korporasi secara umum atau dalam bagian korporasi yang berhubungan dengan tempat aktifitas korporasi yg bersangkutan. Teori ini menggunakan pendekatan kebijakan korporasi ( baik secara tertulis maupun tidak ) Budaya korporasi menunjuk pada mata rantai komando, struktur pengambilan keputusan dan iklim umum dalam kaitannya dengan standart dan prosedur hukum Australian Criminal Act Membuktikan korporasi dapat dipertanggunbgjawabkan secara pidana 1. Membuktikan dewan direksi dengan sengaja atau mengetahui atau dengan teledor melakukan tindak pidana atau secara tegas atau tersirat telah memberi wewenang atau mengijinkan dilakukan tindak pidana tersebut 2. Membuktikan bahwa manajerial atau pejabat tingkat tinggi dari korporasi dengan sengaja atau mengetahui atau dengan teledor melakukan tindak pidana atau secara tegas atau tersirat telah memberi wewenang atau mengijinkan dilakukan tindak pidana tersebut (tidak mengisyaratkan jabatan formal namun perbuatan representasi dari korporasi) 3. Membuktikan bahwa korporasi mempunyai budaya yang mengarahkan, mendorong, mentolerir atau mengakibatkan tidak dipenuhinya ketentuan peraturan perundang- undangan yang terkait (budaya korporasi berarti perilaku, kebijakan, aturan yang berhubungan dengan perbuatan korporasi secara umum atau bagian yang berhubungan dengan korporasi 4. Membuktikan bahwa korporasi tidak membuat atau memiliki dan memeliharta suatu budaya yang mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan undang-undang. Pertanggungjawaban Korporasi di Indonesia 1. Pengurus Korporasi sebagai Pelaku dan Pengurus yang Bertanggungjawab 2. Korporasi sebagai Pelaku, Pengurus yang bertanggungjawab 3. Korporasi sebagai Pelaku,Korporasi yang bertanggungjawab
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti