PERAWAT ANESTESI DLM
PELAYANAN ANESTESIOLOGI
PELAYANAN ANESTESIOLOGI
DI RUMAH SAKIT
(Tinjauan Aspek
A k Legal Medik)
l dk
Anny Isfandyarie Sarwono, Sp.An, SH
Pelatihan Perawat Terampil Anestesi
2014
Pokok Bahasan
• Pengertian & Peran
& Peran Perawat
• Pertanggungjawaban perawat
• Pengertian
P i Perawat
P A
Anestesi
i
• Dasar Hukum Pekerjaan Perawat Anestesi
• Malpraktik & Risiko Medis dlm pelayanan
anestesi
• Dasar Hukum Pekerjaan Perawat
Terampil Anestesi
PENGERTIAN KEPERAWATAN
PENGERTIAN KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu proses
p p
menempatkan pasien dalam kondisi paling
baik utk beraktivitas (Florence Nightangle,
1895).
1895)
Keperawatan adalah upaya membantu
yg p
individu baik yg sakit maupun sehat, utk
menggunakan kekuatan, keinginan, dan
pengetahuan yg dimilikinya shg individu tsb
mampu melaksanakan aktivitas se‐hari2,
mampu melaksanakan aktivitas se hari2,
sembuh dr penyakit, atau meninggal dunia
dg tenang.(V. Henderson, 1978).
Tanggung Jawab Perawat
4 (Empat) Aspek
E A k
Borrowed Servant
(RS)
Perawat sbg asisten
Dokter dlm tind
Dr. luar RS/
dibawa Dokter
ASPEK MEDIS KEPERAWATAN
ASPEK MEDIS KEPERAWATAN
Pelayanan keperawatan, ditujukan untuk memberikan
bantuan kepada individu yang tidak dapat
bantuan kepada individu yang tidak dapat
melaksanakan kegiatan hidup se‐hari2 akibat adanya:
Kelemahan fisik dan mental Æ misalnya: pasien sakit berat,
tid k d
tidak dapat mandi sendiri.
t di di i
Keterbatasan pengetahuan Æ tidak “tahu” cara menjaga luka
post op spy tidak infeksi;
Kurangnya kemauan untuk melaksanakan aktivitas se‐hari2,
misalnya: pada “manula” yg “mogok” makan.
Pasien puasa peri operatif
p p p
Pelayanan keperawatan dilakukan sehingga individu tsb
dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari hari
secara mandiri
secara mandiri.
ASPEK MEDIS KEPERAWATAN
(2)
Pelaksanaan asuhan keperawatan berdasarkan
kaidah‐kaidah
ai a ai a keperawatan
epe a a a sbgg pprofesi
ofe i yg
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat
humanistik, dan berdasarkan kebutuhan objektif
klien utk mengatasi masalah yg dihadapi klien.
Penyimpangan thd pelaksanaan asuhan
k
keperawatan atau pelaksanaan
l k tindakan
d k
keperawatan yang melanggar etika, atau tidak
sesuai dg standar
dg standar asuhan/praktik keperawatan
dapat berakibat terjadinya tuntutan thd perawat.
FUNGSI DAN KOMPETENSI
PERAWAT (L k k 1983)
PERAWAT ( Lokakarya, 1983)
Salah satu dr fungsi yg berhubungan dg
Salah satu dr fungsi yg berhubungan dg
pelayanan langsung kpd pasien adalah
“menerapkan
menerapkan keterampilan keperawatan utk
keterampilan keperawatan utk
memenuhi kebutuhan manusiawi pasien” al:
K b t h
Kebutuhan nutrisi;
ti i
Kebutuhan eliminasi;
Kebutuhan aktivitas dan istirahat;
Kebutuhan keselamatan & keamanan, dsb.
Kebutuhan keselamatan & keamanan, dsb.
Dasar Hukum dalam pelayanan
k h
kesehatan
• Ada 3 UU yg saat ini berlaku dlm pengaturan pelayanan
k h t
kesehatan, yaitu
it :
1. UU No.29 tahun 2004 ttg Praktik Kedokteran;
2. UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehatan;
3 UU No.44 tahun
3. UU N 44 h 2009 ttg
2009 R
Rumah h Sakit.
S ki
• Perlu diwaspadai oleh tenaga kesehatan :
• Ketiga UU tsb memberikan peluang kpd pasien/orang yg
di
dirugikan
ik dlmdl menerima
i pelayanan
l k h t utk
kesehatan tk
menggugat/menuntut tenaga kesehatan, berdasarkan :
1. Pasal 66 UU Praktik Kedokteran;
2 Pasal 58 UU No.36 tahun
2. 58 UU No 36 tahun 2009 tentang
2009 tentang Kesehatan &
3. Pasal 46 UU No.46 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Kewajiban perawat dlm UU
No.36/2009 ttg
/ Kesehatan
h
• Selama memberikan pelayanan kesehatan
dilarang mengutamakan kepentingan yg
bernilai materi (pasal 23 ayat
23 ayat 4).
4)
• Tenaga kesehatan dlm menyelenggarakan
yankes hrs memenuhi
hrs memenuhi ketentuan kode
etik, std.profesi, hak pengguna yankes,
std pelayanan dan std.prosedur
std.pelayanan, dan std prosedur
operasional (pasal 24 ayat 1).
Pasal‐pasal yg berpotensi dikenakan
pada perawat terampil anestesi
Sengaja:
Penganiayaan
g y (351
( KUHP))
Membocorkah rhs (322 KUHP)
KUHP Membantu PMH (55&56 KUHP)
Tdk Menolong (306 KUHP)
Lalai:
Ps 359,360 jo 361 KUHP
Pidana thd
Perawat UU Konsumen: Ps. 62 tidak sesuai standar
UU Praktik Kedokteran Ps 78
• Permasalahan :
¾ Apakah perawat terampil anestesi dapat disamakan
dg perawat anestesi?
dg perawat
¾ Dlm Permenkes No.519/2011 tsa.perawat juga boleh
melaksanakan pekerjaan sebagaimana tercantum
dalam pelayanan anestesiologi dan terapi intensif.
intensif
Pelaksanaan Pelayanan Anestesi
dl Permenkes
dlm P k No.31/2013
N 31/2013
• Perawat anestesi dlm melaksanakan p pelayanan
y anestesi
berada dibawah supervisi DSAn yg mempunyai
keahlian dan kewenangan utk itu (pasal 14).
• Perawat
P t anestesi
t i dlm
dl menjalankan
j l k pelayanan
l anestesi
t i
berwenang utk melakukan tindakan asuhan
keperawatan
p anestesi p
pada (pasal
p 15) :
a. Pra anestesi;
b. Intra anestesi; dan
c. Pasca anestesi.
• Boleh melakukan pelayanan sendiri bila tidak ada
Dokter atau utk penyelamatan nyawa (pasal 17 & 18)
17 & 18)
Æ syarat memiliki : STRPA & SIKPA
Tindakan asuhan keperawatan pra
anestesii (pasal
( l 16 ayat
16 1)
a. Pengkajian
g j keperawatan
p pra anestesi Æ?
p
b. Pemeriksaan dan penilaian status fisik klien (PS ASA
1 – 5 atau 1 D – 5 D)
c. Pemeriksaan tanda
tanda‐tanda
tanda vital : pasien
vital : pasien dehydrasi ?
d. Persiapan administrasi pasien;
e. Analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah
pasien;
f. Evaluasi tindakan keperawatan pra anestesi, meng‐
evaluasi secara mandiri maupun kolaboratif;
g. Mendokumentasikan
M d k t ik hasil
h il anamnesis/pengkajian;
i / k ji
Lanjutan Tindakan Askep pra
anestesi (pasal 16 ayat
16 ayat 1)
h. Persiapan mesin anestesi secara menyeluruh setiap kali
akan digunakan
g dan memastikan bhw mesin dan
monitor dlm keadaan baik dan siap pakai;
i. Pengontrolan persediaan obat‐obatan dan cairan setiap
hari utk memastikan bhw semua obat‐obatan baik obat
anestesi maupun obat emergensi tersedia sesuai
standar RS;
jj. Memastikan tersedianyay sarana p
prasarana anestesia
b d
berdasarkan
k jadwal, waktu
j d l k dan
d jenis
j i operasii tsb.
b
• Contoh kasus dr.Ayu :
pada otopsi
p p ada emboli udara 30 cc Æ p penyebab
y ?
Mungkinkah emboli berasal dari udara dlm selang
infus ? Panjang selang infus 130 cm‐150 cm. Diameter
selang : 3 – 4 mm.
` Bila emboli diduga dr selang infus, askep pra anestesi ?
Tindakan Asuhan Keperawatan
intra anestesi (pasal 16 ayat
intra anestesi 16 ayat 2)
a. Menyiapkan peralatan dan obat‐obatan sesuai dg
perencanaan
pe e a aa teknik
e i aanestesi;
e e i;
b. Membantu pelaksanaan anest sesuai dg instruksi
DSAn;
c Membantu pemasangan alat monitoring non invasif;
c. monitoring non invasif;
d. Membantu dokter melakukan pemasangan alat
monitoring invasif;
e. Pemberian
P b i obat b t anestesi;
t i
f. Mengatasi penyulit yg timbul;
g. Pemeliharaan jjalan nafas;
g
h. Pemasangan alat ventilasi mekanik;
i. Pemasangan alat nebulisasi;
j.j Pengakhiran tindakan anestesi Æ ekstubasi ? Penyulit
? Penyulit
ekstubasi? Penanganan thd penyulit ?
Lanjutan Tindakan Askep intra
anestesi (pasal 16 ayat
16 ayat 2)
k. Pendokumentasian semua tindakan yg dilakukan agar
seluruh tindakan tercatat dengan baik dan benar Æ kartu
anestesi merupakan salah satu alat bukti di pengadilan.
• Kasus : dr. Ayu melakukan incisie, darah kehitaman Æ apa
yang harus dilakukan perawat anestesi ?
Apa saja yang perlu diobservasi perawat anestesi selama
intra anestesi dan operasi berlangsung ?
intra anestesi
Penyulit selama anestesi :
1. Penyulit
y anestesi : aspirasi, kinking, hypotensi,
p g yp
hypercarbia, hypoksia
2. Penyulit pada pembedahan : perdarahan, perlekatan,
ureter terpotong.
terpotong
Tindakan Asuhan Keperawatan
pasca anestesi (pasal 16 ayat
16 ayat 3)
a. Merencanakan tindakan keperawatan pasca tindakan
anestesi Æ sesuai dg perkiraan
dg perkiraan penyulit pasca anestesi :
:
muntah, obstruksi jalan nafas/larynx spasme, hypoventilasi
krn pengaruh obat anest, hypotensi, perdarahan, menggigil,
dsb.
b Pelaksanaan
b. P l k ti d k dalam
tindakan d l manajemen
j nyeri;
i
c. Pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter
epidural dan pemberian obat anestesi regional;
d. Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan
d epidural dan pengobatan
anestesia regional (kapan efek SAB hilang?)
e. Pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi gawat;
f
f. Pendokumentasian pemakaian obat‐obatan
obat obatan dan alat
kesehatan yg dipakai, dan
g. Pemeliharaan peralatan agar siap utk dipakai pada tindakan
anestesi selanjutnya
j y
Kasus penyulit anestesi
• Pasien post TAH
post TAH + BSO, dg GA, sudah
BSO, dg GA, sudah
sadar, tensi turun terus Æ kemungkinan ?
p yg diobservasi ?
Apa
• Pasien 40 tahun, post op herniotomy dg
SAB. Perawat anestesi meminta perawat
p
ruangan utk dibawa keruangan Æ kejang,
meninggal.
• Pasien post op.TUR‐Prostat, tidak sadar.
• Pasien post op laparatomi, NGT banyak,
p p p y
tensi turun, urine tidak keluar.
Pendelegasian Kewenangan (pasal 17)
(1) Dlm hal dilakukan tindakan anestesi namun DSAn
berhalangan, tidak berada ditempat atau tidak ada, mk
tindakan anest tsb menjadi tanggung jawab dokter lain
sesuaii ketentuan
k t t peraturan
t perundang‐undangan
d d Æ
Permasalahan : mampukan dokter lain tsb mengatasi
penyulit anest yg mungkin timbul? (dr.Ayu!)
(2) Dlm hal dokter sbgm dimaksud pada ayat (1) berhalangan,
(1) berhalangan
tidak berada ditempat atau tidak ada, maka kpd perawat
anestesi diberikan kewenangan melakukan tindakan
anestesi sesuai dg keahlian yg dimiliki Æ pend.DSAn :
D kt + min.4 tahun
Dokter + i 4 t h (lama pend. perawat
(l d t anestesi
t i ?)
(3) Tindakan anestesi dilakukan terlebih dahulu menghubungi
DSAn dan/atau berkolaborasi dg dokter yg melakukan
tindakan operasi Æ darah hitam, tindakan
hitam tindakan dr.Ayu
dr Ayu thd
pasien ?
(4) Dalam hal ada DSAn, maka tugas Perawat Anestesi
membantu DSAn.
Dalam keadaan darurat
(pasal 18)
• Dalam keadaan darurat utk penyelamatan
nyawa seorang pasien dimana tidak ada
dokter spesialis anestesiologi di tempat
kejadian, Perawat Anestesi dapat
melakukan pelayanan anestesi diluar
kewenangan.
• Perlu memiliki Kompetensi utk dapat
melakukan diluar kewenangan.
Kewenangan Perawat Anestesi di
i
instansi
i pemerintah
i h (pasal
( l 19)
((1)) Bagi
agi pe
perawat
awat AAnestesi
estesi yg beke
bekerja
ja pada
daerah yang tidak ada DSAn, dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintah, dapat
memberikan
b ik pelayanan
l anestesii dalam
d l
batas tertentu.
(2) Dlm
Dl rangka
a ka melaksanakan
elak a aka pelayanan
elaya a
anestesi sebagaimana dimaksud ayat (1)
harus mempertimbangkan kompetensi,
kompetensi,
tingkat kedaruratan, dan kemungkinan utk
dirujuk.
Hak Perawat Anest dlm
melaksanakan pelayanan anestesi
(pasal 22)
a. Memperolehl h perlindungan
l d h k
hukum dl melaks
dlm l k pelayanan
l
anest sesuai dg standar profesi perawat anestesi;
b. Memperoleh informasi yg lengkap dan jujur dr pasien
dan/atau keluarga;
c. Melaksanakan pelayanan sesuai dg kompetensi;
d. Menerima imbalan jasa profesi; dan
e Memperoleh jaminan perlindungan thd risiko kerja yg
e.
berkaitan dg tugasnya sesuai dg ketentuan peraturan
perundang‐undangan.
• Siapa yg berhak menentukan std.profesi perawat anestesi?
anestesi?
IPAI atau Perdatin?
• Dlm Standar Umum Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi
di Rumah Sakit th.1999 Æ ada pembatasan bagi perawat
anestesi
t i
Kewajiban Perawat anestesi dlm
melaks pelayanan anestesi (pasal 23)
a. Menghormati hak pasien;
b. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan
perundang‐undangan;
c. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan dan
pelayanan yang dibutuhkan;
yang dibutuhkan;
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilaksanakan
kepada pasien; (setelah pasien mendapatkan informasi Æ
juga informasi ttg petugas yg melakukan operasi & anestesi
& anestesi
agar tidak terjadi tuntutan keluarga pasien).
e. Melakukan rujukan untuk kasus di luar kompetensi dan
kewenangannya sesuai ketentuan peraturan perundang‐
undangan; dan
d d
f. Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar
operasional prosedur. (Standar pelayanan & SPO dibuat
sesuai fasilitas yg ada di RS)
Standar Umum ttg Pelayanan
A
Anestesiologi
i l i & Reanimasi
&R i i 1999
• Pd 5 April 1999, Dirjen Yanmed tlh menetapkan Standar
U
Umum P l
Pelayanan A t i l i & Reanimasi
Anestesiologi &R i i berdasarkan
b d k
usulan IPAI bersama IDSAI dg Keputusan Dirjen Yanmed
Depkes RI No.HK 00.06.3.3.320
4. Warna kulit :
a. Merah jambu ………………………………….2
b. Pucat ……………………………………………..1
c. Cyanosis …………………………………………0
y
5. Kesadaran :
a. Sadar penuh …………………………………….. 2
b. Bereaksi………………………………………………1
c. Tidak bereaksi …………………………………….0
• Catatan :
• Nilai 9 atau
9 atau lebih, boleh
lebih boleh pindah/pulang kerumah utk
pasien rawat jalan (lapor Dokter dulu!)
• Nilai 7 boleh pindah keruang perawatan bila nilai
pernafasan 2.2
• Nilai 5 ke ICU.
Data pemeriksaan Lab minimal
Data pemeriksaan Lab minimal
Op.
p Lama Perdarahan Lokasi Umur Tes
Kecil < 1 jam Minimal Bukan di < 40 th Hb, Leuco
jalan
napas
Sedang/ > 1 jam s/d 20% EBV Di jalan Hb, Leuco,
besar napas GOT/ GPT,
Creatinin
Khusus/ > 1 jam > 30% EBV Di > 40 th Hb, Leuco,
besar manapun GOT/ GPT,
Creatinin,
Creatinin
Albumin,
Gula darah,
EKG,
EKG,
EBV = 70 ml/
EBV 70 ml/
hemostatis,
kgBB trombosit
Puasa utk mengurangi risiko
muntah, regurgitasi
h i i & aspirasi
& i i paru
•““……janganlah
ja a lah kamu
ka u mengkhianati
e khia ati amanah
a a ah yg
y
dipercayakan kpdmu…..” (arti QS Al‐Anfal 27).
• “….ygyg memelihara amanah dan menepati
janji,….mereka itu yg memperoleh surga Firdaus,
dimana mereka akan kekal selama
selama‐lamanya.”
lamanya. (arti
(arti QS
QS
Al‐Mu’minun 8 & 11).
• Dari ‘Atha, Rasulullah
, saw bersabda :”Bila
seseorang mengerjakan suatu pekerjaan, hendaklah dia
mengerjakannya dg teliti, karena yg demikian itu
menyenangkan hati si penderita.” (HR Ibnu Sa’ad).
Cinta Dunia
• “Barangsiapa yg menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka didunia dengan sempurna dan mereka didunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang‐2 yg tidak memperoleh di
akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yg telah
mereka usahakan didunia dan sia‐sialah
sia sialah apa yang telah
yang telah mereka
kerjakan.” (arti QS Hud 15‐16)
• “Dan carilah ppada apa
p yyang telah
g dianugerahkan
g Allah kepadamu
p
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
dunia.” (arti QS 28 : 77)
• Pasien
P i adalahd l h sarana utktk mendapatkan
d tk pahala
h l akhirat,
khi t
disamping sarana kenikmatan duniawi.
• Perawat anestesi berhak mendapat p imbalan jjasa dari p pasien
(Permenkes), UU Kesehatan dilarang mengutamakan
kepentingan yg berupa materi.